Anda di halaman 1dari 4

https://kulinaku.

com/2017/12/25/ciri-khas-dan-karakteristik-masakan-jepang/

Ciri Khas dan Karakteristik


Masakan Jepang

Ciri Khas dan Karakteristik Masakan Jepang


 Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus berupa “makanan yang sudah dimakan
orang Jepang secara turun temurun.” Makanan orang Jepang berbeda-beda menurut
zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak masakan Jepang banyak
meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timurdan negara-negara Barat. Di
zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang dimakan orang
Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain.
 Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai berbagai jenis makanan yang
khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang
Jepang, tetapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang. Makanan
seperti gyudon atau nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan
bumbu khas Jepang seperti shōyu, dashi dan mirin. Makanan yang dijual rumah makan
Jepang seperti penjual soba dan warung makan kappōjuga disebut makanan Jepang.
Makanan yang mengandung daging sapi sering dianggap bukan masakan Jepang karena
kebiasaan makan daging baru dimulai sejak Restorasi Meijisekitar 130 tahun lalu.
Menurut orang di luar Jepang, berbagai masakan dari daging sapi
seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk makanan Jepang. Dalam arti luas, bila
masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut
digolongkan sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah makanan
yang dimasak dengan bumbu khas Jepang.
 Masakan Jepang sering merupakan perpaduan dari berbagai bahan makanan dan masakan
dari berbagai negara. Parutan lobak yang dicampur saus sewaktu
memakan bistik atau hamburg steak, dan salad dengan dressing parutan lobak merupakan
contoh perpaduan makanan Barat dengan penyedap khas Jepang. Saus spaghetti yang
dicampur mentaiko, tarako, natto, daun shiso atau umeboshi merupakan contoh makanan
Barat yang dinikmati bersama bahan makanan yang memiliki rasa yang sudah akrab
dengan lidah orang Jepang. Bistik dengan parutan lobak sebenarnya tidak dapat disebut
sebagai makanan Jepang melainkan bistik ala Jepang (wafū steak). Berdasarkan aturan
ini, istilah wafū (和風 ala Jepang?) digunakan untuk menyebut makanan yang lazim
ditemukan dan dimakan di Jepang, tetapi dimasak dengan cara memasak dari luar Jepang.

Berdasarkan aturan wafū, beberapa jenis makanan sulit digolongkan sebagai makanan Jepang
karena merupakan campuran antara makanan Jepang dan makanan asing:

 Makanan Barat yang dicampur bahan makanan yang unik Jepang, seperti sarada
udon(salad adalah makanan Barat tetapi dicampur udon yang khas Jepang), kari,
dan anpan(roti berasal dari Barat berisi ogura yang khas Jepang).Makanan khas Jepang
yang berasal dari luar negeri tetapi dibuat dengan resep yang sudah diubah sesuai selera
lokal, seperti ramen dan gyōza.Makanan yang berdasarkan bahan dan cara memasak sulit
diputuskan harus dimasukkan ke dalam kategori makanan Barat atau makanan Jepang,
misalnya pork ginger dan butashōgayaki keduanya menunjuk pada makanan yang sama.
 Sebagian besar ahli kuliner berpendapat masakan Jepang mudah sekali dibedakan dari
masakan negara tetangga seperti masakan Korea dan masakan Cina. Walaupun demikian,
sejumlah makanan Korea juga mendapat pengaruh dari masakan Jepang. Di Korea juga
dikenal kimbab (futomakizushi), sup miso, dan takuan (asinan lobak) yang merupakan
makanan khas Jepang.

Ciri khas dan Karakteristik Masakan jepang


Bahan makanan

 Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian


(sayuran dan kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat
dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shōyu. Berbeda dengan masakan
negara-negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa
rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji
(seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak
menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih.
Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya berupa
sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan
Jepang umumnya rendah lemak, tetapi mengandung kadar garam yang tinggi.

Bumbu

 Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan
sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari: gula
pasir (satō)garam (shio)cuka (su)shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu
untuk shōyu)miso (miso).
 Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan
pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin, dan miso.

Penyajian makanan

 Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang


dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan Eropa,
masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam penyajian. Dalam budaya makan
Eropa atau Cina, makanan disajikan secara bertahap, mulai dari hidangan
pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan hidangan penutup. Masakan Jepang
dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan
Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di rumah dengan tata cara
penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan pengecualian karena
makanan disajikan secara bertahap.
 Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari
masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di
dalam mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu
saja, namun asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan
Jepang, bahan makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa
asli bahan makanan tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan
menampilkan rasa asli dari bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak
dengan bumbu yang berbau tajam. Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak
yang bisa merusak penampilan bahan dan kesegaran bahan makanan.
 Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang. Mereka dituntut
memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan, pengetahuan tentang alat-alat
makan, serta pemilihan suasana yang tepat untuk menikmati makanan. Masakan Jepang
sangat berbeda dari masakan Perancis yang sangat maju dalam pembagian keahlian di
dapur dan pelayanan terhadap tamu di ruang makan.
 Peralatan makan untuk masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau
kayu yang dipernis dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga
memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling dipertukarkan dengan milik
anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai bisa berupa sumpit kayu, sumpit
bambu, atau sumpit sekali pakai. Sebelum teknik pembuatan keramik dikenal di Jepang,
sebagian besar alat makan dibuat dari kayu yang dipernis. Alat makan dari porselen
umumnya diberi hiasan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias hidangan.
 Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan
dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga
sangat mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk
makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau
Korea. Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan
sederhana, sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat
makan dari logam.

Anda mungkin juga menyukai