Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM DIGITAL

ENCODER DAN DECODER

Disusun oleh :

Nadya F Wahyuni 0651 16 124


Mega Rahayu 0651 16 127
Muhamad Hafidz Refiana 0651 16 131
Siti Rahmah 0651 16 145
Siti Fatimah 0651 16 149

JURUSAN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kitasemua, sehingga berkat Karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Sistem Digital Encoder dan Decoder.”
Ini sebagai salah satu syarat daritugas yang diberikan untuk menyelesaikan matakuliah
Sistem Digital.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja
maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan sert
apengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan
tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat
kontruktif bagi diri penulis.

Bogor , 8 Mei 2018


Hormat kami

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman teknologi yang ada telah mencapai kemajuan
yang sangat pesat. Di segala bidang terjadi peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Tidak terkecuali di bidang elektronika, berbagai hal telah ditemukan dalam
bidang ini, mulai dari penemuan elektron yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronis
hingga ke rangkaian rumit seperti TV, radio, komputer, dan lain sebagainya. Namun dalam
ragkaian yang dikategorikan sebagai rangkaian arus kuat tersebut, terdapat rangkaian
sederhana sebagai penyusunnya. Untuk memahami jenis-jenis rangkaian tersebut maka
perlulah mata kuliah elektronika, dimana kali ini kami akan memberikan penjelasan
mengenai rangkaian encoder dan decoder.
Encoder dan decoder sangat erat hubungannya dengan rangkaian digital, karena
rangkaian ini bekerja dengan kondisi 0 atau 1, dimana encoder berfungsi merubah kode
suatu bilangan digital menjadi bilangan digital lain sedangkan decoder mempunyai fungsi
kebalikan dari encoder yaitu untuk mengembalikan kode yang telah diubah menjadi kode
asalnya.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan ditulisnya makalah ini mengenai multiplekser dan demultiplekser


adalah:

a. Mengerti fungsi dari encoder dan decoder


b. Memahami proses kerja encoder dan decoder
c. Mengetahui jenis-jenis encoder dan decoder

1.3. RumusanMasalah

Berikut rumusan yang dibawa dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan encoder dan decoder


b. Bagaimana proses kerja encoder dan decoder
c. Apa sajakah jenis-jenis encoder dan decoder
BAB II

DASAR TEORI

1.1 Encoder
Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data
bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian
kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan
memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap
jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan
istilah Encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang
berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi
kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line Encoder”
yang berarti rangkaian Encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).

Gambar 1. Digital Encoder


Encoder dalam contoh ini adalah encoder decimal ke BCD (Binary Coded Decimal)
yaitu rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam mendesain
suatu encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder yang diinginkan yaitu
dengan :
a. Membuat table kenenaran dari encoder yang ingin dibuat.
b. Membuat persamaan logika encoder yang diinginkan pada table kebenaran
menggunakan K-Map.
c. Mengimplemenstasikan persamaan logika encoder dalam bentuk rangkaian
gerbang logika digital.
Dalam mendesain rangkaian encoder decimal ke BCD langkah pertama adalah
menentukan table kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian
mengimplementasikan dalam gerbang logika digital seperti berikut.
Tabel 1.Tabelkebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD

Berdasarkan table kebenaran di atas, maka didapat persamaan logika output encoder
Desimal (10 Line) ke BCD sebagaimana berikut.
 Y3 = X8 + X9
 Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
 Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
 Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Maka, dari persamaan tersebut akan dapat disusun rangkaian seperti gambar di bawah
ini.

Gambar 2.Rangkaian Implementasi Encoder Desimal (10 line) ke BCD Sesuai Tabel
Kebenaran
Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari table kebenaran diatas dan
persamaan logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung kerangkaian
karena alasan efisiensi komponen, hal ini Karena apabila input X0 ditekan maka tidak
akan mengubah nilai output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder
diatas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat
input, hal ini karenarangkaian encoder diatasbukandidesainsebagai priority encoder.
Sebuah priority encoder adalah rangkaian encoder yang mempunyai fungsi
prioritas. Operasi dari rangkaian priority encoder yaitu jika ada dua lebih input bernilai “I”
pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi yang akan diambil.

2.2 Decoder
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang
kurang dikenal manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia.

Contoh :

2.2.1 Binary Decoding

Binary decoding berfungsi untuk mengkonversi sebuah n-bit code kedalam sebuah output
yang aktif (High/Low). Rangkaiannya dapat dibentuk menggunakan AND atau OR gate.
Jumlah masukan (input) lebih kecil dari jumlah keluaran (output). Jika inputnya berjumlah
n maka outputannya berjumlah 2n. Hanya satu output yang aktif (high/low) dari banyak
input yang diberikan.
a. 1 to 2 Binary Decoder

b. 2 to 4 Binary Decoder

Dari table kebenaran 2 to 4 diperoleh persamaan : 2-variable minterm (X'Y', X'Y, XY',
XY)
c. 3 to 8 binary decoder

Rangkaian penghasil output ‘3’ (active HIGH) untuk input 0 1 1


2.2.2 Decoder Biner ke Octal
Pada decoder dari biner ke octal ini terdapat tiga input yaitu A, B danC yang mewakili
suatu bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yaitu D0 sampai dengan D7 yang mewakili
angka octal dari 0 sampai dengan

Dalam hal ini unsur informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi
diskrit ini terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja dekorder ini dapat lebih jelas
tampak dari hubungan input dan output yang ditunjukan pada table kebenaran dibawah ini.
Tampak bahwa variable outputnya itu hanya dapat mempunyai sebuah logika 1 untuk setiap
kombinasi inputnya. Saluran output yang nilainya samadengan 1 mewakili angka oktal yang setara
dengan bilangan biner pada saluran inputnya

.
BAB III

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

3.1 Contoh Soal Encoder

Buat rangkaian 8-to-3 binary encoder

Penyelesaian :

Diagram Blok

Rangkaian 8-to-3 encoder


3.2 Contoh Soal Decoder

Rancang rangkaian untuk mengubah kode biner 2 bit menjadi desimal, jika diinginkan
output active low !

Penyelesaian :
Input Output
B A Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 1 1 1 0
0 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1

Decoder binary to decimal

Persamaan output decoder :

Y0 = B’A + BA’ + BA = B + A

Y1 = B’A’ + BA’ + BA = A’ + B

Y2 = B’A’ + B’A + BA = B’ + A

Y3 = B’A’ + B’A + BA’ = B’ + A’


Rancangan decoder :

3.3. Simulasi

Simulasi Encoder

Berikut ini merupakan simulasi dari encoder Desimal (10 Line) ke BCD sebagai mana table
kebenaran dan gerbang logika telah dipaparkan di halaman sebelumnya.
Dan seterusnya hingga angka 9

Simulasi Dekorder

Berikut ini merupakan simulasi dari Dekorder dari biner (2 bit) ke Decimal table kebenaran dan
gerbang logika telah dipaparkan pada halaman pembahasan

Input Output
B A Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 1 1 1 0
0 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1
Simulasi
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah tentang multiplekser dan


demultiplekser ini adalah :

a. Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data
bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian
kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan
memiliki output sedikit dalam format bilangan biner
b. Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode
yang kurang dikenalmanusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia.

4.2 Saran

Adapun saran yang diperlukan dalam pengembangan makalah ini adalah agar
mahasiswa lebih mengenal lebih dalam fungsi serta kegunaan dari encoder dan decoder
dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengaplikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Tocchi, Ronald. 2007. “Digital Systems Principles and Applications”. New York : Pearson
Prentice Hall

Anonim. 2012. “Digital Encoder”. http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/digital-


encoder/ (diakses tanggal 16 Mei 2014)

Komarudin, Muhammad. 2013. http://mkomarudin29.files.wordpress.com/2013/03/bab-vi-


decoder-encoder.doc. (diakses tanggal 16 Mei 2014)

EEPIS-ITS. 2012. http://lecturer.eepis-


its.edu/~prima/elektronika%20digital/elektronika_digital1/bahan_ajar/Bab8a_Decod
%20Encod.pdf. (diakses tanggal 16 Mei 2014)

Anda mungkin juga menyukai