Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan setelah pangan dan pakaian. Fungsi utama rumah adalah sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sebagai tempat untuk pembinaan keluarga. Rumah juga berfungsi sebagai
tempat berlindung dari iklim dan tampat menjaga kesehatan keluarga.
Selain perencanaan rumah yang memenuhi standar teknis, hal lain yang penting
dalam pembangunan rumah tinggal yaitu Perencanaan Anggaran Biaya (RAB). Dengan
adanya perencanaan anggaran biaya, dapat mengatur biaya yang keluar sehingga dapat
menghemat biaya, dengan tidak membeli bahan dan material secara berlebihan.
Pada tugas desain ini penulis ingin menghitung Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
rumah tempat tinggal lantai satu.
Banyaknya pembangunan rumah pada saat ini hendaknya ada ketelitian dalam
perencanaan dan pembangunannya sehingga dapat lebih menghemat biaya yang
dibutuhkan. Karena itu, maka perlu untuk merencanakan rumah tinggal yang sesuai dengan
persyaratan teknis serta menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk
pembangunannya.
1. Merencanakan rumah tempat tinggal luas bangunan 144,5 m², luas lahan 187,5 m2
yang merupakan bangunan berlantai dua.
2. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah tinggal luas bangunan 144,5 m2, luas
lahan 187,5 m2.
Bab I Pendahuluan
Bab V Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian dan
pembahasan.
LAMPIRAN
LANDASAN TEORI
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga, tempat berlindung dari iklim dan tempat menjaga kesehatan
keluarga.
Menurut (Surowiyono Tutu TW, 2002) fungsi rumah tinggal adalah sebagai tempat
berlindung dari kepanasan dan tempat berlindung dari binatang buas. Selain untuk hal
tersebut, juga sebagai tempat beristirahat, membina individu atau keluarga, tempat bekerja,
dan lambang sosial.
Pada dasarnya suatu rumah tinggal merupakan kesatuan yang terpadu berbagai
ruang dengan fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Dalam penyusunan rangkaian ruangan
yang memiliki fungsi dan sifat yang berbeda-beda, sehingga menjadi suatu kesatuan yang
terpadu, diperlukan organisasi ruang yang baik.
Menyusun struktur organisasi ruang yang baik dan benar tidak terlepas dari faktor-
faktor berikut :
2.1.3.1 Fungsi dan Sifat Dasar Setiap Ruangan
Dari segi fungsi, sebuah rumah tinggal mempunyai tiga fungsi umum, yang
selanjutnya dibagi atas beberapa bagian:
Anggaran biaya teliti ialah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung
dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran
biaya. Pada anggaran biaya, harga satuan di hitung berdasarkan harga taksiran setiap lantai
(m²). Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan atau
didukung oleh:
1) Bestek
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
2) Gambar bestek
Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing volume
pekerjaan.
Cara penggunaannya adalah angka analisa/ koefisien dikalikan dengan harga bahan
atau harga upah setempat, maka didapatlah harga satuan pekerjaan.
b. Pekerjaan tanah
1. Galian tanah untuk pondasi dihitung dalam satuan m³.
Cara menghitung yaitu penampang galian x jumlah panjang pondasi (as ke as).
2. Pekerjaan timbunan, satuan m³.
Cara menghitung : 2/3 galian tanah.
d. Pekerjaan kayu
1. Kozen pintu dan jendela, dihitung dalam satuan m³.
Cara menghitung : luas penampang kayu x jumlah panjang
f. Pekerjaan lantai
1. Urugan pasir bawah pondasi setebal yang telah ditentukan dalam gambar bestek
dihitung dalam satuan m³.
Cara menghitung : panjang x lebar x tebal pasir.
2. Lantai keramik dihitung dalam satuan m².
Cara menghitung : panjang x lebar.
g. Pekerjaan pengecetan
Pekerjaan pengecetan adalah mengecet segala kayu yang terlihat/terketam dihitung
berdasarkan satuan luas. Untuk kozen = ketiga sisi/empat sisi penampang dikali
panjang kozen. Untuk dinding dihitung berdasarkan satuan luas, panjang x tinggi
dinding.
j. Pekerjaan lain-lain
1. Besi angker, baut mur dihitung dan ditaksir dalam satuan kilogram atau buah.
2. Pembersihan lokasi ditaksir.
Bahan
Analisa Bahan
Upah
Analisa Upah
Dalam Estimasi Real Of Cost atau anggaran sesumgguhnya biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sengaja tidak dimasukkan. Biaya-biaya
tersebut akan dibahas dalam buku dokumen pelelangan.
Biaya-biaya lain tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Keuntungan
Biaya Perencanaan (Design Cost)
Biaya Pengawasan (Direksi Furing)
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Dll
𝑉 𝑥 𝐻. 𝑆. 𝑃 Ket : V : Volume
𝑥100% = 𝑃. 𝐵. 𝑃
𝐻. 𝐵 H.S.P : Harga Satuan Pekerjaan
H.B : Harga Bamgunan
P.B.P : Persentase Bobot Bangunan
2.3.6 Tenaga Kerja
Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelasikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Sebagai
contoh: besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menggali 1 m³ tanah.
Analisis 1 diperlukan tenaga:
0,75 pekerja
0,025 Mandor
Indeks (indek) di atas mempunyai pengertian bahwa, 0,75 P bekerja besama-sama
dengan 0,025 M akan menghasilkan 1 m³ galian tanah dalam satu hari.
Gambar bestek dan bestek merupakan kunci pokok atau tolak ukur baik dalam
menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun rencana anggaran
biaya. Gambar bestek terdiri dari:
1) Gambar situasi, PU 1 : 200 atau 1 : 500, terdiri dari:
a. Rencana letak bangunan
b. Rencana halaman
c. Rencana jalan dan pagar
d. Rencana saluran pembungan air hujan
e. Rencana garis batas tanah
2) Gambar denah, PU 1 : 100
Gambar denah melukiskan gambar tapak setinggi ± 1,00 m dari lantai, hingga gambar
pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar penerangan atas (bovenlich)
digambar dengan garis putus-putus. Pada denah juga digambar garis atap dengan garis
putus-putus lebih awal dan jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai gedung induk
dengan duga (peil) ditandai dengan ± 0.00. Gambar kolom (tiang) dan beton dibedakan
dari pasangan tembok.
3) Gambar potongan, PU 1 : 100
Gambar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut
keperluannya. Untuk menjelaskan letak atau kedudukan suatu konstruksi, pada gambar
DATA PERENCANAAN
Rumah tinggal yang terdiri dari 2 lantai dengan luas lantai 127.75 m2. Untuk data
lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.
Proyek : Estimasi biaya perencanaan rumah tinggal luas lantai 225 m2.
Lokasi : Jalan Srikandi Pekanbaru
Perencanaan rumah tempat tinggal pada tugas akhir ini merupakan bangunan
berlantai dua, yang memiliki beberapa ruangan diantaranya: teras, ruang tamu, ruang
keluarga, ruang/ruang baca, ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang tidur tamu, ruang
tidur pembantu, dapur, ruang makan KM/CW, tempat cuci.
Keistimewaan dari bangunan ini adalah dapur dan ruang makan yang sengaja
didesain sedikit penyekat antara kedua ruangan tersebut, untuk memberi kemudahan dalam
berlalu lintas, keistimewaan berikutnya adalah ruang tidur utama didesain luas dan
memiliki KM/WC di dalamnya, tujuannya untuk memberi kenyaman bagi penghuninya
jika beraktifitas di dalamnya, dengan demikian ruang tidur bisa menjadi tempat beraktifitas
yang menyenangkan dan bisa dimamfaatkan sebagai ruang kerja.
Pada bagian depan lantai I rumah terdapat teras yang berfungsi sebagai tempat
santai keluarga, pada lantai II terdapat balkon yang juga berfungsi sebagai tempat santai
keluarga. Bentuk atap bangunan rumah ini berbentuk trapesium yang menggunakan bahan
atap genteng metal super steel berkualis baik. Rumah ini dilengkapi dengan sanitair yang
cukup baik, semua kamar mandi terdapat closed duduk. Sumber air bersih pada rumah ini
berasal dari sumur bor, yang direncanakan dengan jarak 10 m dari septicktank. Rumah ini
juga dilengkapi dengan saluran keliling sebagai tempat pembuangan air kotor dan air
hujan.
Gambar rencana teras, ruang tamu, ruang keluarga, ruang/ruang baca, ruang tidur
utama, ruang tidur anak, ruang tidur tamu, ruang tidur pembantu, dapur, ruang makan
KM/CW, tempat cuci dapat dilihat pada lampiran.
Perhitungan luas lantai berdasarkan gambar rencana terlihat pada tabel 4.1 di
bawah ini.
1. Pekerjaan Persiapan
b. Sebelum dimulainya pekerjaan fisik, terlebih dahulu lokasi harus dibersihkan dari
semak-semak dan pohon-pohon yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan.
f. Gudang dan los kerja dapat di bongkar setelah pekerjaan selesai 100% dan
pembongkaran mendapat izin dari pemilik bangunan tersebut.
- Pematokan harus dilaksanakan dengan memakai alat ukur yang sesuai dengan
kebutuhan, peil lantai + 0.00 adalah 30 cm dari muka halaman yang tertinggi
dari bangunan.
- Peil + 0.00 dibuat dari patok kayu 5/7 yang ditanam dalam tanah, telah
ditentukan pada waktu pematokan .
2. Pekerjaan Pondasi
- Pondasi telapak beton bertulang, bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar
rencana.
- Balok sloof beton bertulang yang menghubungkan antara dua pondasi telapak,
bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar rencana.
a. Rangka bangunan dipakai kolom induk dan kolom praktis dimensi sesui gambar,
untuk ukuran dan bentuk pembesian sesuai gambar dan terpasang baik pada waktu
pengecoran.
b. Balok lantai terdiri dari balok induk, yaitu balok yang membentang diantara dua
kolom, bentuk serta ukuran maupum pembesianya sesuai gambar.
c. Plat lantai II merupakan plat lantai beton bertulang, bentuk serta ukuran sesuai
dengan gambar .
- Tinggi dan lebar ring balok sesui dengan ukuran pada gambar rencana.
a. Batu bata yang digunakan batu bata dari daerah Kulim dengan kualitas baik.
b. Pasangan batu bata seluruh dinding di atas sloff setinggi 30 cm dipasang dengan
adukan spesi 1 pc : 2 ps (trasram). Untuk kamar mandi, tinggi trasram 1.5 m.
c. Pasangan batu bata diatas ketingian 30 cm sampai ring balok menggunakan adukan
spesi 1 pc : 4 ps
d. Pasangan batu bata pada dinding harus dipasang dengan sebaik-baiknya, pasangan
harus rapi, pasangan dinding batu bata yang tidak rata harus dibongkar
a. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu kemper/sejenisnya dengan ukuran yang
disesuaikan dengan gambar rencana.
c. Pemasangan yang tidak waterpass, tidak tegak lurus harus dibongkar dan
diperbaiki.
6. Pekerjaan Plesteran
a. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, semua pipa untuk instalasi listrik atau
instalasi air, yang akan terpasang/tertanam dalam dinding harus sudah tertanam
dengan baik.
b. Permukaan dinding batu bata yang akan diplaster disiram dengan air sampai jenuh.
e. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian di atas 30 cm di plaster dengan adukan
1 pc : 4 ps.
f Dinding kamar KM/WC setinggi 150 cm dari lantai dipasang keramik ukuran 20 x
20 dengan merek masterina/sejenisnya.
7. Pekerjaan Tangga
a. Tangga penghubung antara lantai I dan lantai II digunakan tangga beton bertulang,
bentuk serta ukuran sesuai sengan gambar rencana.
c. Bagian samping tangga diberi pengaman atau railing tangga yang terbuat dari besi
bulat diameter 2” yang telah dilapisi stenless, bentuk dan ukuran sesuai gambar
rencana.
a. Rangka atap berupa kuda-kuda, balok gording, kasau, reng dan lain-lain, dibuat
dari kayu meranti/kayu kelas II berkulitas baik, tua dan kering.
d. Perletakan gording harus diperkuat dengan menggunakan klos dan jarak antara
gording disesuaikan dengan gambar detail.
e. Diatas gording dipasang kasau kayu, diatas kasau dipasang kayu reng sebagai
tempat perletakan atap. Ukuran dan jarak kayu disesuaikan dengan gambar rencana.
h. Pekerjaan lisplank
j. Seluruh permukaan kayu kuda-kuda, gording dan skor angin, balok bubungan, kayu
kasau, kayu reng diberi residu dengan baik dan rata terlebih dahulu sebelum ditutup
dengan atap.
a. Atap yang digunakan adalah atap genteng metal super steel setara multi roof tebal
0.2 mm
b. Pemasangan atap genteng metal, harus dilaksanakan dengan baik dan rapi, dipasang
dengan menggunakan paku atap berkualitas baik.
d. Atap, rabung dan nok pinggir merupakan genteng metal setera multi roof dengan
ketebalan 0,2 mm.
a. Untuk rangka dipakai kayu sejenis meranti, balok induk ukuran 5x10 cm dipasang
menurut lebar ruangan dan keliling ruangan untuk balok pembagi menggunakan
balok ukuran 5x7 cm, pertemuan balok pembagi harus diperkuat dengan
menggunakan klos ukuran 3x4 cm.
b. Pemasangan rangka plafond sesuai dengan pembagi plafond dan bagian bawah
rangka harus diketam rata.
d. Penutup plafond dalam ruangan dan selasar dipakai plafond gypsum tebal 5 mm
dan pertemuan plafond dengan dinding dipasang list plafond gypsum sesuai
dengan gambar rencana.
e. Pentup plafond pada talang lisplank menggunakan piri-piri, dipakai kayu 2/10 cm
sejenis meranti.
b. Diatas tanah timbun yang telah dipadatkan diberi laipisan pasir setembel 5 cm,
pemadatan pasir disiram dengan air.
- Untuk seluruh lantai ruangan lantai dasar dan lantai II dipakai keramik 30 x 30
cm setara masterina.
a. Pemasangan pipa air bersih, instalasi air kotor harus disesuaikan dengan gambar
rencana
- Saluran air bersih untuk di luar bangunan dipakai pipa PVC Ø 3/4” pemasangan
tertanam didalam tanah.
- Saluran air bersih untuk didalam ruangan dipakai pipa PVC Ø 3/4”,
pemasangan tertanam pada dinding.
- Titik instalasi air bersih dianggap selesai setelah diadakan pengujian seluruh
instalasi.
- Air kotor dari klosed dialirikan ke bak kontrol dengan menggunakan pipa PVC
Ø 4”, tebal 3 mm, dan dari bak kontrol ke septic tank dengan menggunakan
pipa yang sama.
- Baik pipa air kotor maupun air bersih yang lewat dari lantai II kelantai dasar
ditempatkan pada jalur pipa berupa saf dari pasangan bata dan bagian luarnya
diplaster seperti pasangan dinding.
- Air hujan dari atap dialirkan menggunakan pipa PVC Ø 2.5”, yang ditanamkan
didalam kolom .
- Air baungan dari kamar mandi dialirkan menggunakan pipa PVC Ø 2.5”, yang
dipasang sesuai dengan gambar rencana.
e. Septic tank :
- Adukan untuk batu bata, raben dan plasteran dinding menggunakan adukan 1 :
2 (kedap air)
f. Peresapan :
- Air kotor dari septic tank dialirkan ke peresapan, dengan menggunakan pipa
PVC Ø 4” tebal 3 mm
a. Instalasi listrik dipersiapkan dengan tegangan 220 volt, pemasangan harus memakai
Biro Instalator yang sudah diakui/mendapat izin dari Perusahaan Listrik Negara
setempat
b. Jumlah titik lampu dan stop kontak maupun perletakannya sesuai dengan gambar
rencana.
e. Pipa intalasi dan kabel listrik dipakai harus memenuhi standar PLN
f. Pada lantai dasar diberi panel box yang berfungsi sebagai panel penghubung dan
pembagi atau pendistribusian arus
g. Pada lantai II diberi panel box yang befungsi sebagai panel pembagi atau
pendistribusian arus.
a. Pengecatan tembok
- Sebelum pengecatan dimulai tembok yang akan dicat harus benar-benar kering.
- Tembok yang akan dicat terlebih dahulu diberi lapisan pelamir hingga merata
dan kering kemudian dihaluskan dengan amplas.
- Setelah lapisan plamir dihaluskan, permukaan tembok diberi lapisan cat dasar.
- Semua bata dan pertisi gypsum dicat dengan cat air berkualitas baik.
b. Pengecatan kayu
- Semua kayu kuda-kuda, rangka atap, rangka plafond diawetkan dengan residu
minimum dengan tiga kali sapuan merata pada seluruh permukaan kayu.
- Diberi cat finishing minimal tiga kali sapuan hingga merata dengan platone, dan
warna disesuai dengan keinginan pemilik/gambar rencanas
b. Lantai, cat-cat, pekerjaan atap, parit, perataan tanah/halaman dan seluruh kotoran
telah dibersihkan.
d. Pekerjaan cat sudah selesai secara garis besar, yang tinggal hanya untuk
penyempurnaannya saja.
a. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan dengan kata-kata yang harus disediakan oleh pemilik tetapi disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan
dimuat dalam bestek
b. Pekerjaan yang akan nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini
tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini tetapi diselenggarakan dan
dilaksanakan, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat
dalam bestek.
Dari bestek dapat diketahui mangenai peraturan-peraturan yang mengikat pada poryek
tersebut. Sedangkan gambar bestek dibutuhkan untuk dapat menghitung
volume/kubikasi pekerjaan.
Dari perhitungan volume dapat diketahui berapa banyak kebutuhan bahan untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Daftar harga bahan dan upah yang diperoleh dari menanyakan langsung/survey pasar
pada toko-toko yang menjualnya.
4. Analisa harga satuan pekerjaan diperoleh dengan cara mengalikan daftar analisa
pekerjaan dengan harga bahan dan upah.
6. Rekapitulasi pekerjaan
VxHSPx100%
PBP
HB
Keterangan V = Volume
HB = Harga bangunan
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan perencanaan yang didapat pada BAB IV, penulis dapat
mengemukakan beberapa kesimpulan pada tugas desain ini, sebagai berikut:
1. Perencanaan rumah tinggal luas lantai 225 m2 di jalan Srikandi, Pekanbaru ini,
sudah cukup efisien, dengan perencanaan ruangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan anggota keluarga, seperti memiliki ruangan yang dipakai bersama, ruang
pribadi dan ruang servis dan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dan mengikuti syarat rumah sehat.
2. Hasil perhitungan anggaran biaya adalah sebesar Rp. 4.073.700.00 (empat ratus
tujuh juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah)
3. Dari hasil perhitugan secara teliti didapat anggaran biaya untuk 1 m2 adalah Rp.
3.233.095 : luas bangunan (144,5 m2) = Rp. 22.374.00 (dua puluh dua ribu tiga
ratus tujuh puluh empat rupiah)
5.2. Saran
Untuk mengakhiri tulisan pada tugas desain ini, penulis kemukakan beberapa saran
yang berguna nantinya, yaitu sebagai berikut:
1. Bestek (RKS) dan gambar bestek hendaknya dibuat dengan teliti dan sedetail mungkin,
sehingga nantinya tidak ada pekerjaan yang ditaksir harga satuannya. Pekerjaan yang
tidak mempunyai gambar bestek dan bestek yang tidak jelas dapat menimbulkan
keraguan dalam perhitungan anggaran biaya.
2. Perencanaan suatu bangunan hendaknya melibatkan penggunanya, sehingga tidak ada
pekerjaan yang harus ditinjau ulang.