Anda di halaman 1dari 6

ONLINE NASIONAL ESSAY COMPETITION 2018

KOMUNITAS SAINS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JUDUL ESSAY

GREEN BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN


ALAM DAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Diusulkan oleh :

ALIFI MUHAMMAD ARIEF

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2018
GREEN BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN
ALAM DAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Oleh: Alifi Muhammad Arief

Salah satu isu global yang saat ini sedang menjadi banyak perbincangan
adalah global warming dan kerusakan lingkungan. Hal yang menarik, salah satu
penyumbang terbesar pemanasan global adalah bangunan yang dibuat oleh manusia
sendiri. Saat in masih banyak orang yang tidak peduli dengan lingkungan demi
terciptanya sebuah bangunan. Reklamasi Jakarta dan hotel ibis di Palembang
merupakan sebagian kecil pembangunan yang kurang bertanggung jawab atas
lingkungannya.

Berdasarkan data World Green Building Council, di seluruh dunia, bangunan


menyumbangkan 33% emisi CO2(karbondiosida), mengonsumsi 17% air bersih,
25% produk kayu, 30-40% penggunaan energi dan 40-50% penggunaan bahan
mentah untuk pembangunan dan pengoperasiannya. Bayangkan berapa luas lahan
hutan yang digeruk dan dieksploitasi sumber dayanya untuk dapat memuat sebuah
gedung.

Dikutip dari ilmupengetahuanumum.com, menurut data yang dirilis oleh


World Resource Institute(WRI), Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia
sebagai penghasil gas emisi CO2. Yang dalam jumlah besar dapat merusak
kelestarian alam. Untuk itu, dalam menjaga dan meneruskan kelestarian alam,
langkah-langkah seperti menerapkan konstruksi yang ramah lingkungan menjadi
bagian yang terpenting di dunia konstruksi dan arsitektur. Kita berharap bahwa ke
depannya dapat dilakukan rencana untuk mencari solusi agar konstruksi yang akan
dibangun memiliki tingkat ramah lingkungan yang memadai (green building).

Green building atau bangunan yang ramah lingkungan akhir – akhir ini
menjadi topik yang sering diangkat di kalangan para pakar. Hal ini tidak terlepas
dari adanya pemanasan global yang terus meningkat, cair nya es di kutub,
perubahan iklim yang tidak menentu, dan jika tidak dilakukan pencegahan maka
dikhawatirkan akan menimbulkan dampak terganggunya ekosistem. Untuk itu
memang sudah sepantasnya dimulai dari sekarang para pakar konstruksi bangunan

1
memikirkan langkah terapan yang tepat untuk membuat bangunan ramah
lingkungan.

Bangunan hijau atau green building adalah bangunan yang memperhatikan


aspek lingkungan atau bangunan yang bernuansa alam. Sehingga bangunan tersebut
tidak mengeluarkan emisi efek rumah kaca yang terlalu tinggi. Desain rencana
bangunan hijau contohnya adalah meliputi sirkulasi udara, mengelola sumber
energi, tata kelola lahan hijau, bahan yang digunakan dan lain sebagainya. Sehingga
bangunan yang direncanakan berdasarkan konsep ramah lingkungan tersebut tidak
memberikan efek negatif terhadap lingkungan. Jika konsep ini terus dikembangkan
maka tidak menutup kemungkinan akan muncul ide-ide baru yang timbul akibat
dari penerapan yang ada dan kemudian berdampak pada terjaganya kelestarian
alam.

Dengan adanya fakta bahwa pemanasan global terus meningkat maka


timbulah berbagai inovasi bahan bangunan. contohnya adalah penggunaan baja
ringan pengganti kayu alam. Dimana seperti yang kita ketahui bahwa luas hutan
sebagai paru-paru bumi telah banyak dieksploitasi. Tak hanya itu, sekarang
bermunculan inovasi dari para arsitek dunia, dimana mereka merancang bangunan
bernuansa alam pada gedung pencakar langit.

Di Indonesia sebenarnya sudah lama ada penerapan dari green building.


Salah seorang penggalaknya yaitu Ridwan Kamil yang merupakan seorang arsitek
dan politikus Indonesia sudah banyak merealisasikan konstruksi ramah lingkungan.
Contohnya masjid Al-Irsyad di Parahyangan Jawa Barat. Penataan batu bata pada
keseluruhan dinding masjid disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata
solid. Jika dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca
sebagai dua kalimat tauhid, Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah, yang artinya
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Celah-celah pada
empat sisi dinding dimanfaatkan sebagai sirkulasi udara, sehingga tidak terasa
gerah atau panas meski tak dipasangi AC(air conditioner) atau kipas angin. Dengan
begitu, penggunaan CFC(kloroflorokarbon) yang merupakan senyawa penyebab
pemanasasn global pada AC dapat diminimalisir.

2
Manusia dan lingkungan merupakan dua faktor yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi. Perilaku manusia bisa merubah lingkungan, sebaliknya lingkungan
juga dapat mempegaruhi tingkah laku manusia. Ravita Wijayanti, seorang magister
program studi arsitektur ITB dalam kajiannya “Green building dan Pengaruhnya
terhadap Pola Perilaku Pengguna Bangunan” menemukan bahwa terdapat dua
faktor yang mempengaruhi pola perilaku manusia yaitu faktor internal (karateristik
demografis) dan faktor eksternal (green building). Green building terbukti
mempengaruhi pola perilaku manusia secara signifikan terkait minat. Selain itu,
kemampuan teknis bangunan dianggap dapat mencapai efisiensi tanpa kontribusi
aktif dari penggunanya.

Di zaman yang modern ini kebutuhan akan sumber daya alam semakin
meningkat. Kita harus berpikir jauh dan bijak dalam mengalokasikan SDA. Bila
dieksploitasi terus-menerus tanpa pembahuran dan inovasi yang seimbang, bukan
tidak mungkin generasi selanjutnya tak bisa merasakan indahnya alam Indonesia.
Untuk itu, pelaksanaan green building di Indonesia diharapkan mampu mecegah
kerusakan alam dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Lingkungan yang baik menghasilkan insan yang cendekia yang kelak dapat
memperbaiki dan memajukan Indonesia.

3
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Ahmad. 2012. “Bangunan Ramah Lingkungan” ( Online )


https://www.researchgate.net/profile/Achmad_Basuki2/publication/3096
09480_BANGUNAN_RAMAH_LINGKUNGAN/links/5819922c08ae5
0812f5dfd4c/BANGUNAN-RAMAH-LINGKUNGAN.pdf. Diunduh
pada 15 Mei 2018.
Karuniastuti, Nurhenu. 2016. “Konsep Bangunan Ramah Lingkungan” ( Online )
http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/T-1-
Konsep_Bangunan_Ramah_Lingkungan.pdf. Diunduh pada 15 Mei
2018
Putra, Anto Guna. 2016. “Menerapkan Kriteria Bangunan yang Ramah
Lingkungan Green Building” ( Online )
https://www.kolomsatu.com/menerapkan-kriteria-bangunan-yang-
ramah-lingkungan-green-building.html. Diakses pada 15 Mei 2018
Dickson. 2012. “10 Negara Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia” ( Online )
https://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-penghasil-emisi-karbon-
terbesar-di-dunia/. Diakses pada 17 Mei 2018.
Para kontributor Wikipedia, Ensiklopedia bebas. 2017. “Masjid Al-Irsyad” (
Online ) https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Irsyad. Diakses pada
19 Mei 2018.
Para kontributor Wikipedia, Ensiklopedia bebas. 2017. “Klorofluorokarbon” (
Online ) https://id.wikipedia.org/wiki/Klorofluorokarbon. Diakses pada
19 Mei 2018.
Wijayanti, Ravita. 2016. “Green Building dan Pengaruhnya terhadap Pola
Perilaku Pengguna Bangunan” ( Online )
http://pmsp.itb.ac.id/tesis/public/uploads/37174_RAVITA%20WIJAYA
NTI_cover.pdf. Diunduh pada 19 Mei 2018.
Faruk, M. 2017. “Proyek Hotel Ibis Dinilai Merusak Lingkungan” ( Online )
http://palembang-pos.com/proyek-hotel-ibis-dinilai-merusak-
lingkungan/. Diakses Pada 20 Mei 2018

4
BIODATA DIRI

Nama Lengkap Alifi Muhammad Arief


Jenis Kelamin Laki-laki
NIM 03061181823004

Tempat dan Tanggal Lahir Pasuruan Kec. Penengahan, 7 Februari 2000

Program Studi
Arsitektur

Fakultas Teknik
Perguruan Tinggi Universitas Sriwijaya
Jl. Lintas Timur KM. 58 Desa Mekar Jaya
Alamat
Kec. Pangkalan Kerinci, Riau
E-mail alifizah@gmail.com
No. HP +6281261756557

Anda mungkin juga menyukai