Anda di halaman 1dari 16

ORDO ODONATA, DICTYOPTERA DAN ORTHOPTERA

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Entomologi
yang dibina oleh Dr. Fatchur Rohman, M.Si dan Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

Oleh:
Kelompok 1/ Offering GHIL

Alifa Aulia Ainayya (160342606292)


Devi Ayu Mandasari (160342606249)
Dina Nur Rahmawati (160342606274)
Nina Bunga Anggraini (160342606206)
Saidatul Ahada (160342606256)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2018
A. Topik

Ordo Odonata, Dictyoptera dan Orthoptera

B. Waktu Penelitian

Jum’at, 21 September 2018s

C. Tujuan

Untuk mengetahui ciri ciri morfologi serangga ordo odonata, dictyoptera


dan orthoptera

D. Dasar Teori
Odonata merupakan serangga purba yang dapat dijadikan
model dalam penelitian filogenetik yang mempelajari garis
kekerabatan antara fosil dengan serangga modern. Fosil serangga
menyerupai Odonata yang sangat terkenal adalah Meganeura yang
hidup pada periode karbon yaitu kira-kira 300 juta tahun yang lalu.
Meganeura monyi merupakan serangga terbesar yang diketahui pernah ada
di bumi yaitu panjang bentangan sayapnya mencapai 75 cm (Rioardi,
2009).Ordo odonata terdiri atas capung (Dragonflies) dan capung
jarum (Damselflies).
Superordo Dictyoptera (Ordo Blattodea) terdiri dari lebih 4500
spesies di seluruh dunia, dengan sekitar 150 spesies di Eropa (Rasplus &
Roques, 2010). Kelompok ini didefinisikan dengan baik oleh kombinasi
karakter: telur biasanya terkandung dalam oothecae (kasus telur), sayap
kasar, alat kelamin jantan asimetris dan cerci dengan satu atau lebih
segmen.Kecoa adalah serangga yang termasuk dalam filum
Arthropoda, ordo Blattodea yang hidup bebas (Ogg, et al. 2006).
Kebiasaan kecoa mencari makanan di daerah kotor seperti tempat
sampah, saluran pembuangan, septic tank dan perilaku memuntahkan
makanan yang sudah masuk ke dalam lambung dapat dengan mudah
menularkan agen penyakit secara mekanis ke manusia dengan
mencemari dan merusak makanan (Sucipto, 2011)
Ordo orthoptera berasal dari kata orthos yang artinya ”lurus” dan
pteronartinya “sayap”. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap
dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang
dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut Tegmina. Sayap
belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada
waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Seringkali ini disebut juga belalang (Valanga nigricornis) (Rioardi,
2009).
Pada ordo ini, alat-alat tambahan lain pada caput antara lain
dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata
sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada
thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran
alat pendengar yang disebut Tympanum. Spiralukum yang merupakan
alat pernafasan luar terdapat pada tiaptiap segmen abdomen maupun
thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen
(segmen terakhir abdomen). beberapa jenis serangga anggota ordo
Orthoptera antara lain yaitu kecoa (Periplaneta sp.). Ada mulutnya
bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum,
sepasangmandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat
palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya
(Hansamunahito, 2006).

E. Alat dan Bahan

Mikroskop stereo Jarum Pentul


Jaring serangga Jarum Kasur
Jarum pentul Capung
Kloroform Jengkring
Kapas Anjing Tanah
Kantong plastik
F. Prosedur Kerja
1. Ordo Odonata
2.
Menagkap beberapa ekor capung, lalu memasukkan ke dalam kantong
plastik selanjutnya memasukkan kapas yang diberi kloroform.

Mengamati secara umum bentuk morfologi tubuh capung.

Mengamati pada tubuh capung:

a. Antena: tipe antena


b. Mata: mata majemuk dan mata tunggal
c. Mulut: tipe mulut
d. Thorax: jumlah segmen
e. Sayap: jenis sayap, posisi pada saat terentang dan pada saat
terlipat, perlekatannya pada torax, stigma, modus, venasi
sayap
f. Abdomen: jumlah segmen, cercus
g. Kaki: bagian-bagiannya, ciri khusus, jumlah tarsus
2. Ordo Dictyoptera dan Orthoptera

Menangkap serangga tersebut, memasukkan dalam kantong plastik,


kemudian memasukkan kapas yang telah diberi kloroform

Mengamati tubuh kecoak:

 Simetri tubuhnya secara umum


 Antena: tipe antena
 Mata
 Mulut: tipe mulut, bagian-bagian mulut
 Sayap depan dan sayap belakang: jumlahnya,
perbandingan panjang, lebar, kekerasan, posisi pada saat
terbang dan pada saat hinggap
 Kaki: perlekatannya pada torax, bagian-bagiannya,
segmen pada tarsus
 Torax: perbandingan antara protorax, mesotorax, dan
metatorax
 Abdomen: apendeges pada abdomen

Mengamati pada belalang sembah, bagian-bagian tubuhnya seperti


mengamati pada kecosk. Mengamati juga persamaan dan perbedaan
dengan kecoak.

Mengamati pada belalang sembah, bagian-bagian tubuhnya seperti


mengamati pada kecosk. Mengamati juga persamaan dan perbedaan
dengan kecoak.

Mengamati tubuh anjing tanah:


 Antena: tipe antena
 Mata
 Mulut: tipe mulut, bagian-bagian mulut
 Sayap depan dan sayap belakang: jumlahnya,
perbandingan panjang, lebar, kekerasan, posisinya pada
saat terbang dan pada saat hinggap
 Kaki: perlekatannya pada torax, bentuk bagian-
bagiannya (terutama tibia), jumlah dactyl, jumlah
segmen tarsus
 Thorax: perbenadingan antara protorax, mesotorax, dan
metatorax
 Abdomen: appendeges pada abdomen
Mengamati pada jengkerik bagian-bagian tubuhnya, seperti mengamati
pada anjing tanah. Mengamtimati persamaan dan perbedaannya pada
anjing tanah.

G. Data / Hasil Pengamatan

NO GAMBAR REFERENSI
1 Capung

Sumber: Daisugi, 2011

Sumber: Dokumentasi pribadi

Keterangan:
a. Kaki depan
b. Mata majemuk
c. Mulut penggigit
d. Venasi sayap
e. Sayap depan
f. Sayap belakang
g. Thorax dengan 3 segmen
2. Jangkrik

Sumber: Cricket Care, 2018

Sumber: Dokumentasi pribadi

Keterangan:
h. Antena tipe moniliform
i. Mata majemuk
j. Caput
k. Mulut tipe penusuk-
penghisap
l. Thorax
m. Abdomen
n. Cercus
o. Femur
p. Tibia
q. Tarsus

Anjing Tanah

3.

Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman


Sumber: Dokumentasi pribadi Padi, tanpa tahun.
Keterangan:
r. Antena tipe monilirom
s. Mata majemuk
t. Thorax
u. Segmen abdomen
v. Tarsus
w. Sayap

4 Kecoa

Sumber: Ayana, 2017.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Keterangan:
x. Antena tipe moniliform
y. Mata majemuk
z. Mulut tipe pengunyah
1.Caput
2.Thorax
3. Abdomen
4. Femur
5. Tibia
6. Ovopositor
7. Tarsus
H. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ciri morfologi dari capung, ordo
Odonata, yang dapat diamati oleh praktikan adalah kaki depan, mata
majemuk, mulut penggigit, venasi sayap, sayap depan, sayap belakang, dan
thorax dengan 3 segmen. Jika dibandingkan dengan gambar literatur,
penampakan yang diamati praktikan tidak utuh seperti gambar literatur
sehingga tidak dapat dilihat secara keseluruhan morfologi capung.
Diketahui ciri morfologi dari jangkrik, ordo Orthoptera, yang dapat
diamati oleh praktikan adalah mata majemuk, caput, mulut tipe penusuk-
penghisap, thorax, abdomen, cercus, femur, tibia, tarsus. Jika dibandingkan
dengan gambar literatur, penampakan yang diamati praktikan tidak dapat
menunjukkan ovopositor.
Diketahui ciri morfologi dari anjing tanah, ordo Orthoptera, yang dapat
diamati oleh praktikan adalah antena tipe monilirom, mata majemuk, thorax,
segmen abdomen, tarsus, sayap. Jika dibandingkan dengan gambar literatur,
penampakan yang diamati praktikan sama dengan literatur, namun posisi foto
hanya diambil dari sudut pandang ventral saja.
Diketahui ciri morfologi dari kecoa, ordo Dictyopthera, yang dapat diamati
oleh praktikan adalah antena tipe moniliform, mata majemuk, mulut tipe
pengunyah, caput, thorax, abdomen, femur, tibia, ovopositor, tarsus. Jika
dibandingkan dengan gambar literatur, penampakan yang diamati praktikan
sayap masih belum menutupi abdomen, mengindikasikan kecoa yang
digunakan saat praktiku masih dalam fase nimfa.
I. Pembahasan
1. Ordo Odonata

Capung merupakan salah satu anggota Ordo Odonata. Odonata artinya


rahang bergigi di bagian ujung labium (bibir bawah) terdapat tonjolan-
tonjolan (spina) tajam menyerupai gigi (Neldawati, 2011). Berdasarkan hasil
pengamatan morfologi capung terdiri dari caput, thorax dan abdomen. Pada
caput capung terdapat antena yang bertipe setaseus, mata majemuk, dan
mulut bertipe pengunyah. Pada bagian thorax terdiri dari tiga segmen yaitu
prothorax, mesothorax dan methathorax. Sayapnya berbentuk lonjong,
panjang dan tembus pandang. Abdomennya terdiri dari 6 segmen. Dan kaki
bertipe raptorial.
Berdasarkan ciri morfologi yang tampak, capung yang diamati termasuk
subordo Anisoptera (capung biasa). subordo Anisoptera (capung biasa)
memiliki tubuh lebih gemuk dan terbang dengan cepat, kepala tidak
memanjang dalam posisi melintang tetapi membulat, memiliki sayap
belakang lebih lebar pada bagian dasar dibandingkan dengan sayap depan dan
sayap tersebut direntangkan horizontal pada waktu istirahat (Neldawati, 2011)
Capung dapat dijadikan sebagai indikator kualitas ekosistem (Hartika,
2017) Hal ini dikarenakan capung memiliki 2 habitat : air dan udara. Odonata
dewasa betina dalam melakukan oviposisi memilih habitat perairan yang
jernih dan bersih, serta nimfa rentan terhadap kualitas air terpolusi (Borror et
al., 1992; Jhon, 2001 dalam Ansori, 2008). Capung dapat berfungsi sebagai
serangga predator, baik dalam bentuk nimfa maupun dewasa, dan memangsa
berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama
tanaman padi, seperti: penggerek batang padi (Chilo sp),wereng coklat
(Nilaparvata lugens), dan walang sangit (Leptocorisa acuta) (Borror, 1992)

Metamorfosis capung termasuk hemimetabola (metamorfosis sederhana).


Melalui telur, larva (nimpfa), dan capung dewasa (Hidayat, 2004). Nimfa
Odonata semuannya adalah akuatik (Corbet, 1995), terutama hidup pada kolam,
danau atau hulu sungai dan makan berbagai macam organisme akuatik yang
kecil. Pada waktu memangsa nimfa hanya menunggu di habitatnya (Ansori,
2008).
2. Ordo Dictyoptera
kecoa termasuk ordo Dictyoptera. Dan tergolong famili Balattidae.
Berdasarkan hasi pengamatan tubuh kecoa terdiri atas caput, thorax dan
abdomen, antena panjang bertipe moniliform, thorax tersusun atas 3 segmen,
bentuk tubuh lonjong dan pipih, kakinya tersusun atas femur, tibia dan tarsus.
Sedangkan menurut Hidayat (2004) tubuh kecoa umumnya lonjong dan pipih,
pronotum besar sehingga menutupi kepala, mempunyai antena yang panjang.
Serangga ini banyak terdapat di rumah, menyenangi tempat yang gelap dan
makan berbagai jenis makanan. Kakinya bertipe ambulatorial.
Sedang perbedaanya dengan walang sembah (Mantis religiosa) yaitu
walang sembah termasuk famili Mantidae. Bentuk tubuhnya memanjang dan
gerakannya sangat lambat. Kepala kecil berbentuk segitiga dan dapat
bergerak dengan bebas, mempunyai mata majemuk yang besar, orotoraks
memanjang, kaki depan banyak mengalami perubahan dan berfungsi untuk
menangkap mangsa yang berupa serangga (Hidayat, 2004).
Adaptasi dari bentuk tubuh kecoa ialah memiliki kaki ambulatorial, yaitu
bentuk kaki yang sederhana, memiliki femur dan tibia yang panjang dan kaki
berfungsi untuk berjalan atau berlari. Sedang walang sembah memiliki kaki
bertipe rapptorial. Yaitu sepasang kaki depannya berfungsi sebagai lengan
untuk memegang dan menangkap mangsanya (hidayat, 2004).
3. Ordo Orthoptera
Jangkrik (Gryllus mitratus) dan anjing tanah (Grylloptaipa africana)
termasuk kelas Orthoptera. jangkrik tergolong dalam famili Gryllidae.
Memiliki antena panjang tipe moniliform (tasbih), mata majemuk, kakinya
terdiri dari tiga ruas, dan memiliki sepasang cercus. Hal ini sesuai pernyataan
Hidayat (2004) yaitu Gryllus mitratus) mempunyai antena yang panjang,
tarsus tidak lebih dari dari 3 ruas, ovipositor bentuknya silindris atau
menyerupai jarum. Mempunyai cercus panjang dan tidak beruas-ruas.
Sedangkan anjing tanah termasuk famili Gryllotalpidae. Berdasarkan
pengamatan anjing tanah memiliki tiga bagian yaitu caput, thorax dan
abdomen. Antenanya bertipe mobiliform, berwarna kecoklat-coklatan, kaki
depan sangat lebar dan bertipe fossarial. Seperti penjelasan Hidayat (2004)
anjing tanah (Grylloptaipa africana) berwarna kecoklat-coklatan, kaki depan
sangat lebar dan kuat agar dapat digunakan untuk menggali. Hal ini
merupakan bentuk adaptasi anjing tanah terhada lingkungannya. Mata
tereduksi, ovipositor hilang, ada yang bersayap, bersaya kerdil dan tidak
bersayap. Serangga ini hidup di dalam lubang pada tanah yang lembab.
Persamaan yang dimiliki oelh jangkrik dan anjing tanah ialah, kakinya
tidak lebih dari tiga ruas. Sedang perbedaan keduanya ialah pada jangkrik
ovipositor berkembang namun pada anjing tanah ovipositor hilang. Pada
anjing tanah matanya tereduksi, hal ini merupakan bentuk adaptasi dengan
habitatnya yaitu di dalam lubang tanah yang lembab. Sehingga mata kurang
diperlukan oleh anjing tanah. Pada anjing tanah ia memiliki kaki fossarial
(Hidayat, 2004), yaitu tibia pada kaki depan lebih besar daripada belakang.
Hal ini berfungsi untuk menggali tanah, sesuai dengan habitanya yang berada
dalam lubang tanah.
J. Kesimpulan
 Ciri morfologi dari capung, ordo Odonata adalah tubuhnya memiliki 3
bagian yaitu caput, thorax dan abdomen, memiliki 3 pasang kaki, mata
majemuk, mulut penggigit, 4 pasang sayap, pada bagian tubuh
ditemukan spirakel, dan thorax dengan 3 segmen
 Ciri morfologi dari jangkrik, ordo Orthoptera adalah tubuh memiliki 3
bagian yaitu caput, thorax dan abdomen mata majemuk, caput, mulut
tipe penusuk-penghisap, thorax, abdomen, bagian kaki cercus, femur,
tibia, tarsus, kaki belakang kuat dan besar digunakan jengkerik saat
melompat, sayapnya belum tumbuh menutupi abdomen menandakan
jengkerik tersebut masih dalam fase nimfa.
 ciri morfologi dari kecoa, ordo Dictyopthera adalah tubuh memiliki 3
bagian yaitu caput, thorax dan abdomen, antena tipe moniliform, mata
majemuk, mulut tipe pengunyah, caput, thorax, abdomen, femur, tibia,
ovopositor, tarsus. kecoa yang digunakan saat praktiku masih dalam
fase nimfa.
DAFTAR RUJUKAN

Ansori, I. 2008. Keanekaragaman Nimfa Odonata (Dragonflies) Di


Beberapapersawahan Sekitar Bandung Jawa Barat. Jurnal Exacta.2(6) : 42-50.
Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi VI. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Corbet, P. S.1995. Biology Of Odonata. New Zealand : Department Of Zoology,
Universitas OfCanterbury, Christtchuch, New Zealand.
Hansamunahito. 2006.Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta :
Bumi Aksara

Hartika.W, Diba,F, Wahdina. 2017. Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata)


Pada Ruang Terbuka Hijau Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. 5 (2) :
156 – 163.
Hidayat, O., Sutarno, N., Suhara, dan Sanjaya, Y. 2004. Dasar-dasar Entomologi.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Neldawati. 2011. Jenis-jenis Capung (Odonata) Dikawasan Resort Gunung Tujuh


Taman Nasional Kerinci Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Skripsi.
FMIPA Universitas Andalas Padang.
Ogg B, Ogg C, Ferraro D. 2006.Cockroach Control Manual. 2nd Edititon.
Lincoln, NE: University of Nebraska; 1-64 p.

Rasplus, J.Y & Roques, A. 2010. Dictyoptera (Blattodea, Isoptera), Orthoptera,


Phasmatodea and DermapteraChapter 13.3. BioRisk 4(2): 807-831.

Rioardi. 2009. Ordo-Ordo Serangga.Jakarta :Penebar Swadaya.

Sucipto, D.C. 2011. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.


Lampiran
Diskusi
Ordo Odonata

1. Dimanakah tempat hidup serangga tersebut?


Jawab : habitatnya di dekat air bersih, sehingga seringkali menjadi
indikator adanya pencemaran lingkugan.
2. Apakah jenis makanannya?
Jawab : predator pada beberapa jenis serangga kecil yang termasuk hama,
seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek
batang padi
3. Bagaimanakah metamorfosisnya?
Jawab : Dimulai dari telur kemudian menjadi larva dan akhirnya menjadi
capung dewasa. Hampir seluruh masa hidup capung sebenarnya
dihabiskan pada saat mereka larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3
tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa
yang bersayap. Capung dewasa ini hanya bertahan hidup beberapa minggu
karena tujuan mereka bermetamorfosis tersebut hanya untuk menemukan
pasangan agar bisa melangsukan perkawinan dan akhirnya bisa
melanjutkan keturunan.
4. Dimanakah tempat hidup serangga ini pada stadium sebelum imago?
Jawab : Di atau dekat air bersih
5. Jika diperhatikan kaki serangga ini, adakah hubungan antara bentuk dan
fungsinya? Jelaskan
Jawab : bentuk kaki serangga dari ordo odonata (capung) kecil seperti
jarum sehingga memudahkannya untuk hinggap di atas air dan tidak terasa
berat saat terbang.

Ordo Dictyoptera dan Orthoptera

1. Berdasarkan hasil pengamatan, berikan contoh adaptasi serangga-serangga


tersebut!
Jawab : Femur kaki belakang besar bertipe mulut menggigit dan
mengunyah. Sayap depan lurus dan kuat biasanya untuk melindungi
pasangan sayap yang lebih besar dan tipis seperti membran.
2. Tulislah persamaan dan perbedaan antara kecoak dan belalang sembah!
Jawab :
Persamaan : sama-sama mengalami metamorfosis tidak sempurna
Perbedaan: Pada belalang sembah, bentuk pradewasa disebut nimfa,
mempunyai kebiasaan serupa dengan yang dewasa, tipe kepala belalang
hipognatus sedangkan tipe kepala kecoa prognatus
3. Tulislah persamaan dan perbedaan antara jengkrik dan anjing tanah!
Jawab :
Persamaan : Sama-sama mengalami metamorphosis tidak sempurna,
memiliki kaki belakang yang lebih besardari kaki depan, tipe kepala
hipognatus.
Perbedaan :tipe antenna jangkrik setaseous sedangkan tipe antenna anjing
tanah clavate, sayap jangkrik panjang menutupi tubuh sedangkan sayap
anjing tanah pendek tidak menutupi tubuh.
OrdoOdonata
Capung (Anisoptera)

Ordo Dictyoptera dan OrthoptheraKecoa (Blattodea)


Anjing Tanah (Gryllotalpidae)

Anjing Tanah (Gryllotalpidae)

Anda mungkin juga menyukai