PENDAHULUAN
Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai perananpenting terutama
dalam mendukung kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial danbudaya serta lingkungan.
Jalan dikembangkan melalui pendekatan pengembanganwilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,membentuk dan memperkukuh
kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanandan keamanan nasional, serta
membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkansasaran pembangunan
nasional.Dalam mewujudkan prasarana transportasi darat yang melalui jalan,
harusterbentuk wujud jalan yang menyebabkan pelaku perjalanan baik orang
maupunbarang, selamat sampai di tujuan, dan dalam mendukung kegiatan ekonomi,
sosial,budaya dan lingkungan, perjalanan harus dapat dilakukan secepat mungkin
denganbiaya perjalanan yang adil sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat.Disamping itu, adalah hal yang ideal untuk pelaku perjalanan, selain dapat
dilakukan dengan selamat, cepat dan murah, juga nyaman, sehingga perjalanan tidak
melelahkan.Agar kita dapat mendesain sebuah jalan raya yang aman, nyaman dan
efisienmaka kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana ketentuan yang harus
dilakukan.Salah satunya dengan mengetahui penampang melintang jalan raya (Cross
Section).Dengan demikian kita dapat mendesain sebuah jalan raya yang baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
A.Jalan Raya Menurut Fungsi Pelayanan
Sesuai dengan “PERATURAN PERENCANAAN JALAN RAYA” No.13/1970 dari
Direktorat Explorasi, survai dan perencanaan, Direktorat Jendral Bina Marga Departemen
P.U., maka jalan dibagi dalam klasifikasi-klsifikasi berdasarkan :
Jalan raya primer disebut juga dengan “Jalan Arteri atau Jalan Raya Utama”
yaitu jalan raya yang berperan sebagai urat nadi perekonomian bangsa, berfungsi untuk
menjamin kelancaran lalu lintas orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya,
serta menjamin kelancaran pengangkutan dan pendistribusian bahan-bahan pokok
keperluan masyarakat sehari-hari.
Oleh sebab itu jalan raya primer umumnya menghubungkan antar kota yang bernilai
strategis dan potensial, seperti menghubungkan wilayah perkebunan dan pertanian dengan
pusat-pusat perdagangan, serta jalan menuju ke wilayah pelabuhan sebagai pintu gerbang
pusat kegiatan ekspor untuk pengiriman barang-barang industry dan produksi luar negeri
atau sebaliknnya.
3
5.Jalan masuk dibatasi secara efisien, sehingga kecepatan rencana dan kapasitas jalan dapat
tercapai.
Ciri-ciri dari Jalan Lokal Primer, yaitu jaringan jalan yang menghubungkan antar kota
Kecamatan, antar Kota Kecamatan dengan kota pada jenjang dibawahnnya sampai persil
dengan syarat antara lain meliputi :
1.Kecepatan rencana kendaraan dibawah 40 km/jam
2.Lebar jalan minimala adalah 6meter
Berhubung pada umumnya lalu-lintas pada jalan raya terdiri dari campuran kendaraan
cepat, kendaraan lambat, kendaraan berat, kendaraan ringan dan kendaraan tak bermotor
(kendaraan fisik), maka dalam hubungannya dengan kapasitas jalan (jumlah kendaraan
maximum yang melewati satu titik / tempat dalam satu satuan waktu) mengakibatkan
adanya pengaruh dari setiap jenis kendaraan tersebut terhadap keseluruhan arus lalu-lintas.
Pengaruh ini diperhitungkan dengan meng-ekivalenkan terhadap kendaraan standard.
4
sekitarnnya. Adapun yang dimaksud dengan jalan bebas hambatan (free way) adalah jalan
raya arteri yang memungkinkan kendaraan bergerak dengan kecepatan lebih dari 100
km/jam. Dengan tanpa mengalami rintagan apapun, baik rintangan yang disebabkan oleh
adannya persimpangan jalan, oleh gerakan kendaraan membelok, maupun oleh para
penyebrang jalan, dan hambatan-hambatan lain. Selain itu jalan free way ini harus di sertai
dengan sistim pengendalian jalan masuk secara penuh. Dengan adanya sistim pengendalian
jalan masuk tersebut, maka dapat dihindari terjadinnya gesekan tepi pada perkerasan jalan,
sehingga kendaraan dapat bergerak sepanjang waktu dengan kecepatan tinggi, konstan
tanpa rintangan. Oleh sebab itu pada jalan bebas hambatan tidak di perkenankan adannya
persimpangan atau perpotongan jalan sebidang. Dibandingkan dengan jenis jalan raya
lainnya jalan raya bebas hambatan merupakan jalan raya yang memiliki fasilitas tingkat
tertinggi, dibangun dengan biaya yang sangat mahal, akan tetapi jalan raya bebas hambatan
ini juga memilki beberapa keuntungan atau kelebihan tertentu, antara lain:
1.Dapat mengurangi waktu tempuh, yang disebabkan oleh waktu hilang oleh di tiadakannya
beberapa rintangan dalam perjalanan, seperti di tiadakannya penyebrangan jalan,
kendaraan dilarang membelok dan di tiadakannya persimpangan jalan sebidang
2.Dapat mengurangi tejadinnya konflik lalu lintas, terutama pada daerah persimpangan
jalan dan kecelakaan lalu lintas
4.Bersifat permanen, dengan pengendalian jalan msuk di sepanjang jalan dapat mencegah
terjadinnya pertumbuhan sector social ekonomi. Jika dibandingkan dengan tanpa
pengendalian jalan masuk, maka pada sepanjang jalan akan terjadi pertumbuhan sector
soial ekonomi yang lebih cepat, seperti pembangunan pemukiman disepanjang jalan dan
pertumbuhan social budaya. Hal ini akan menimbulkan berbagai aktifitas yang dapat
menurunkan kapasitas jalan dan kemungkinan meningkatnnya kecelakaan lalu lintas.
5.Mengurangi biaya oprasi kendaraan, antara lain pengurangan pemakaian bahan bakar
dan bahan pelumas, mengurangi kebisingan dan polusi udara serta meningkatnya daya
tahan mesin dan perangkat kendaraan lainnya. Perhitungan sudut belok patokan dalam
perhitungan sudut belok patokan di gunakan asumsi, bahwa sudut drajat lengkung adalah
sama dan sebanding dengan sudut luar tikungan (∆)
Penampang Melintang Jalan (Crossection)
Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang secara tegak lurus
dengan sumbu jalan. Dari potongan melintang jalan dapat dilihat dan diketahui bagian-
bagian dari jalan, diantaranya :
5
belok) Fisik berupa perkerasan, dibatasi oleh median, bahu, trotoar, pulau jalan atau
separator. Beberapa tipe jalan, diantaranya:
Adapun lebar jalur untuk jalan antara kota, yang ditentukan oleh jumlah dan lebar
lajur sesuai dengan volume arus lalu lintas harian rencana (VLHR), dikemukakan tabel di
bawah ini.
Lebar jalur minimum untuk ruas jalan antar kota adalah 4.5 meter dan untuk ruas jalan
perkotaan adalah 4,0 meter, yang maish memungkinkan 2 kendaraan kecil dapat saling
berpapasan. Namun bila yang saling berpapasan dua kendaraan besar atau salah satunya
kendaraan besar, maka dapat kendaraan-kendaraan tersebut dapat menggunakan bahu
jalan.
Lebar lajur kendaraan ditentukan berdasarkan pertimbangan beberapa hal sebagai
berikut:
1.Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapatdiikuti oleh lintasan kendaraan
lain dengan tepat.
2.Lajur kendaraan tak mungkin tepat samadengan lebar kendaraan maksimum. Untuk
keamanan dan kenyamanan setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antar kendaraan
ratanya permukaan, gaya sentrifugal di tikungan dan gaya angin akibat kendaraan lain
menyiap.
Lajur(Lane)
adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan,
yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda
motor (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 1993). Lebar lajur
tergantung dari kecepatan rencana dan kendaraan rencana, di samping fungsi dan kelas
jalan
Jumlah lajur ditetapkan berdasar tingkat kinerja ruas jalan (v-c ratio, MKJI
1994)Untuk kelancaran sistem drainase permukaan jalan, maka lajur lalu lintas
padaalinyemen lurus harus diberi kemiringan melintang normal sebesar:
a.2 - 3 % untuk jalan dengan perkerasan aspal atau beton.
b.4 - 5 % untuk jalan dengan perkerasan kerikil
Pada jalan lokal yang kecepatan rendah Bina Marga menentukan lebar jalur lalulintas
minimal 4.50 meter (2 x 2.25 meter) cukup memadai untuk jalan 2 lajur 2 arah,dan idealnya
6
adalah 6 meter (2 x 3.00 meter). Untuk jalan arteri yang direncanakanuntuk kecepatan
tinggi dan volume tinggi lebar lajur kendaraan minimal 3.50 meter.
7
2.Kendaraan truk (T), termasuk golongan ini adalah truc tunggal, truk gandengan(berat
kotor > 3,5 ton) dan kendaraan bis.
3.Volume Lalu-lintas Harian Rata-rata (VLHR), adalah prakiraan volume lalu lintasharian
pada akhir tahun rencana lalu-lintas dinyatakan dalam smp/ hari.
4.Satuan Mobil Penumpang (smp)
5.Satuan arus lalu-lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubahmenjadi
kendaran ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp
6.Ekivalensi Mobil Penumpang (emp)
7.Faktor (f). Faktor F adalah variasi tingkat lalu-lintas per 15 menit dalam satu jam.
8.Faktor VLHR (K)Faktor untuk mengubah volume yang dinyatakan dalam VLHR menjadi
lalu-lintas jam sibuk.
9.Volume Jam Rencana (VJR)VJR adalah prakiraan volume lalu-lintas pada jam sibuk tahun
rencana lalu-lintas,dinyatakan dalam smp/ jam.
G)Ruang yang bisa dimanfaatkan untuk penempatan alat-alat dan bahan material
padawaktu pengadaan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan.
8
Untuk kelancaran sistem drainase, maka pada bahu jalan diberi kemiringanmelintang
normal sebesar 3 - 5 %.
Bahu jalan tidak diperlukan bila jalur lalu lintas telah dilengkapi dengan
median, jalur pemisah (separator) atau jalur parkir. Jenis bahu jalan berdasarkan tipekonstru
ksinya, bahu jalan dapat dibedakan menjadi :a)
lilihat dari letak bahu terhadap arah lalu lintas, maka bahu jalan dapat dibedakan atas :
a)Bahu kiri/bahu luar
(left shoulder/outer shoulder),
yaitu bahu jalan yangterletak di tepi sebelah kiri dari jalur lalu lintas
b)Bahu kanan/bahu dalam
(right shoulder/inner shoulder),
yaitu bahu yangterletak di tepi sebelah kanan dari jalur lalu lintas.
Besarnya lebar bahu jalan sangat dipengaruhi oleh :
a)Fungsi JalanJalan Arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dari pada jalan
lokal,dengan demikian jalan arteri membutuhkan kekebasan samping, keamanan
dankenyamanan yang lebih besar, hal ini menuntut lebar bahu yang lebih besar juga.
b)Volume lalu lintasVolume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih
besardibanding dengan volume lalu lintas yang lebih rendah.
c)Kegiatan disekitar jalanJalan yang melintasi daerah perkotaan, pasar, sekolah,
membutuhkan lebar bahuyang lebih besar dari pada jalan yang melintasi daerah rural,
karena bahu jalantersebut akan dipergunakan pula sebagai tempat parkir dan pejalan kaki.
e)Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah dan biayakonstruksi.
9
b)Pada daerah tikungan tajam, kemiringan melintang jalur perkerasan juga ditentukandari
kebutuhan akan keseimbangan gaya akibat gaya sentrifugal yang bekerja. Besardan arah
kemiringan melintang bahu jalan juga disesuaikan demi keamanan pengemudi dan fungsi
drainase itu sendiri.
E.Saluran Samping
Fungsi saluran samping adalah untuk mengalirkan air (hujan-utamanya)
daripermukaan perkerasan jalan ataupun dari bahu jalan, dan juga untuk menjaga
agarkonstruksi (perkerasan) jalan selalu pada keadaan kondisi kering (tidak terendam
airhujan).
Bentuk saluran sampIng umumnya trapesium dan empat persegi panjang.Untuk
daerah perkotaan, dimana daerah pembebasan jalan sangat terbatas, makasaluran samping
dapat dibuat empat persegi panjang dari konstruksi beton danditempatkan di bawah
trotoar. Sedangkan didaerah rural dimana pembebasan lahanbukan menjadi masalah,
saluran samping umumnya berbentuk trapesium. Dindingsaluran dapat berupa pasangan
batu ataupun tanah asli.
Sedangkan dimensi saluran, hendaknya diestimasikan dengan metode saluranekonomis,
yang didesain sesuai dengan debit air yang diperkirakan mengalir.Kelandaian memanjang
saluran biasanya mengikuti/menyesuaikan kelandaian jalan; dan bila terlalu besar (terjal)
bisa didesain dengan metode terasiring - boleh tidakmengikuti kelandaian jalannya.
G.Median
Median adalah jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan dalammasing-masing
arah. Secara garis besar median berfungsi sebagai:
a)Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapatmengontrol
kendaraan pada saat-saat darurat.
b)Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/mengurangi kesilauan lampu besardari
kendaraan yang berlawanan arah pada malam hari.
c)Menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi pengemudi.
d)Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah arus lalu lintas.Untuk
memenuhi keperluan-keperluan tersebut, maka median jalan serta batas-batasnya harus
nyata oleh setiap pengemudi baik disiang hari maupun dimalam hari serta segala cuaca dan
keadaan.
Dengan median jumlah kecelakaan lalu lintas menurun secara signifikan, dandapat
diturunkan lagi dengan langkah sebagai berikut:
10
a)Bila lebar median cukup dapat menanam tanamansemak-semak yang bisa
meredamkecepatan kendaraan yang lepas kendali serta mengurangi silaucahaya
lampupadamalam hari yang datang dari depan.
b)Penambahan kerb pada jalan dalam kota untuk mengendalikan kendaraan yanglepas
kendali.
c)Penghalang silau cahaya lampu pada malam hari.
d)Beton pemisah yang tinggi untuk membatasi kendaraanyang lepas kendali masuk ke jalur
lawan.
H.Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dangan jalur lalu lintas yangkhusus
diperuntukkan untuk dipergunakan oleh para pejalan kaki (pedestrian). Untukkeamanan
pejalan kaki maka trotoar harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas olehstruktur fisik berupa
kereb. Perlu atau tidaknya disediakan trotoar sangat tergantungpada volume pedestrian dan
volume lalu lintas pemakai jalan tersebut.
Lebar trotoar yang dibutuhkan tergantung pada volume pejalan kaki,
tingkatpelayanan pejalan kaki yang diharapkan dan fungsi jalan. Lebar trotoar biasanya
berkisarantara 1.5 - 3 m.
Penempatan trotoar
Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan di:
a)Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi.
b)Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap.
c)Daerah yang memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya jalan-jalan di pasar
dan pusat perkotaaan.
d)Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode yangpendek,
seperti misalnya stasiun-stasiun bis dankereta api, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga.
e)Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu,
misalnyalapangan/gelanggang olahraga, masjid.
I.Kereb
Kereb adalah penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan,terutama
dimaksudkan untuk keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan daritepi
perkerasan dan memberikan ketegasan tepi perkerasan.
Kereb pada umumnya digunakan pada jalan di daerah perkotaan,
sedangkan jalan antar kota kereb hanya digunakan jika jalan tersebut direncanakan untukke
cepatan tinggi atau melintasi perkampungan. Bagian-bagian dari kereb yangmerupakan
parameter penting dan banyak diatur dalam standar ini terdiri atas alas,dinding dalam,
muka, penyambung, dan parit. Perbedaan tipe kereb didasarkan padatinggi dan perbedaan
tinggi dinding dalam, kelandaian muka, tingkat halangan yangmungkin ditimbulkan oleh
komponen vertikal, dan ada tidaknya lubang masuk(inlet)untuk mengalirkan air.
Berdasarkan fungsinya kereb dibedakan menjadi :
a)Kereb peninggi
(Mountable Curb), adalah kereb yang direncanakan agar dapat didakikendaraan, biasanya
terdapat di tempat parkir di pinggir jalan/jalur lalu lintas(Parking on Street).Untuk
11
kemudahan didaki kendaraan maka kereb peninggi harusmempunyai bentuk lengkung
permukaan yang baik. Tingginya berkisar antara 10 - 15cm.
b)Kereb penghalang
(Barrier Curb), adalah kereb yang direncanakan untukmenghalangi atau mencegah
kendaraan meninggalkan jalur lalu lintas, terutamadimedian, trotoar, pada jalan-jalan tanpa
pagar pengaman. Tingginya berkisar antara25 - 30 cm.
c)Kereb berparit
(Gutter Curb), adalah kereb yang direncanakan untuk membentuk system drainase
perkerasan jalan. Kereb ini dianjurkan untuk jalan yang memerlukansystem drainase
perkerasan yang lebih baik. Pada jalan lurus diletakkan di tepi luarperkerasan, sedangkan
pada tikungan diletakkan pada tepi dalam. Tingginya berkisarantara 10 - 20 cm.
J.Pengaman Tepi
Pengaman tepi bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan.Jika terjadi
kecelakaan, dapat mecegah kedaraan keluar dari badan jalan.Umumnya digunakan di
sepanjang jalan yang menyusuri jurang, tanah timbunandengan tikungan tajam, pada tepi-
tepi jalan dengan timbunan lebih besar dari 2,5m, dan pada jalan-jalan dengan kecepatan
tinggi.Jenis -jenis pengaman tepi :
a)Pengaman tepi dari besi yang digalvanisir(guard rail).
b)Pagar pengaman dari besi dipergunakan untuk tujuan melawan tumbukan(impact)
12
dari kendaraan dan mengembalikan kendaraan ke arah dalam sehinggakendaraan tetap
bergerak dengan kecepatan yang makin melambat sepanjangpagar pengaman dan
diharapkan kendaraan tidak dengan tiba-tiba berhentiatau berguling keluar badan jalan.
c)Pengaman tepi dari beton(parapet)
Pengaman tepi dari beton dianjurkan untuk dipergunakan pada jalan dengankecepatan
rencana diatas 80 km/jam.
d)Pengaman tepi dari tanah timbunPengaman tepi dari tanah timbun digunakan untuk
kecepatan rencana < 80 km/jam.
e)Pengaman tepi dari batu kaliTipe ini dikaitkan dengan kemudahan mendapatkan bahan
dan keindahan (nilaiestetika) dan digunakan pada jalan dengan kecepatan rencana < 60
km/jam.
f)Pengaman tepi dari balok kayuTipe ini dipergunakan pada jalan dengan kecepatan rencana
dibawah 40 km/jamdan pada daerah parkir.
13
N.Sistem Drainase
Tipe sistem drainase ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan saluran drainasedalam
fungsinya sebagai sarana dalam penyaluran air hujan yang jatuh di dalam
kawasanpermukiman.Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya
berfungsi sebagaiberikut:
a)Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan danselanjutnya
dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir.
b)Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk kedaerah
perkerasan jalan.
14
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Jalan adalah serangkaian simpul atau ruang kegiatan yang dihubungkan oleh ruang
lalu lintas hingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk
keperluanpenyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.
Ditetapkannya klasifikasi dan spesifikasi jalan raya untuk memberikan
kejelasanmengenai tingkat kepadatan lalu lintas. Klasifikasi dan spesifikasi jalan raya
dapatdibedakan menurut fungsi pelayanannya, menurut kelas jalan, menurut
keadaantopografi, penggolongan layanan administrasi dan menurut jenis-jenis jalan raya.
Klasifikasi dan spesifikasi tersebut sangat berguna dan dapat memberikan
kejelasanmengenai tingkat kepadatan lalu lintas yang perlu dilayani oleh setiap bagian-
bagian jalan.
Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang secara tegak
lurusdengan sumbu jalan. Dari potongan melintang jalan dapat dilihat dan diketahui bagian-
bagian dari jalan, diantaranya :
a.Jalur Lalu Lintas
b.Bahu Jalan
c.Saluran Samping
d.Talud
e.Median
f.Trotoar
g.Pengaman Tepi
h.Daerah Manfaat Jalan
i.Daerah Milik Jalan
j.Daerah Pengawasan Jalan
k.Sistem Drainase
2.Saran
Perencanaa jalan raya hendaknya selalu memenuhi syarat teknis
perencanaan jalan raya. Karena kemanan untuk kendaraan dan kenyamanan penumpang sa
ngatlahpenting. Jalan raya sebagai sarana pembangunan dan pembantu pengembang
wilayahadalah penting sekali maka dari itu lalu lintas diatas jalan raya harus
terselenggarasecara lancar dan aman sehingga pengangkutan berjalan dengan cepat, aman,
tepat,efisien, dan ekonomis. Untuk itu jalan raya harus memenuhi syarat-syarat teknis
danekonomis menurut fungsinya dan volume serta sifat lalu lintas.
15
D AFT AR PUSTAKA
Agus, Supratman. 2002
. Geometrik Jalan Raya.
Teknik Sipil FPTK UPI.Sugondo, Soetrisno. 1976. Bahan Kuliah Perencanaan
Geometri Jalan, PascaSarjana Jalan Raya PUTL-ITB.Hendryanto, Notosoegondo (November,
2007): "Standar Jalan dan Jembatanuntuk Keselamatan Transportasi Darat". Makalah
disajikan pada KonferensiNasional Badan Standarisasi Nasional, BSN, di Jakarta.
Iskandar, Hikmat. Klasifikasi Jalan Sesuai Regulasi.
Pusat Penelitian danPengembangan Jalan Dan Jembatan Badan Penelitian dan
Pengembangan,Departemen Pekerjaan Umum.Dalimin, 1979.
Pelaksanaan Pembangunan Jalan.
LestariSukirman, Silvia. 1990. Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil UKM dan Itenas,Perencanaan
Geometri.
Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 1993 (PP 43/1993), tentang Prasaranadan Lalu-
lintas Jalan.
Peraturan pemerintah nomor 34 tahun 2006 (PP 34/2006), tentang Jalan.
16