Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Urgensi Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional”. Sholawat
beserta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Nabi Besar Muhammad
SAW, keluarganya yang beriman serta pengikutnya hingga akhir zaman, mudah-mudahan
beliau senantiasa dijadikan sebagai uswah dan qudwah sampai hari kiamat.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak selaku pembimbing yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat demi
terwujudnya makalah ini, semoga semua yang telah diberikan menjadi amal saleh dan
diberikan pahala yang setimpal oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap agar makalah ini memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait.

Padang, 01 Mei 2018

Kelompok 10

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................3

1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................3

1.3. TUJUAN......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. SISTEMATIKA FILSAFAT PANCASILA................................................4

2.2. PANCASILA SEBAGAI SUMBER DAN DASAR MORAL....................6

2.3. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA......................................................6

2.4. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PANCASILA..................................7

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN............................................................................................8

3.2. SARAN........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sebagai dasar Negara, pancasila kembali di uji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan juni 1945, 63 tahum yang lalu disembut dengan
lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu
lahirnya pancasila. Sebagai falsafah Negara, tentu pancasila ada yang merumuskannya.
Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan
light-star bagi segenap bangsa Indonesia dimasa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman
didalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
bangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari.

Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak pancasilais. Pancasila lahir 1 juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama dengan Undang-Undang 1945. Bunyi dan ucapan pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 Tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian sistematika filsafat pendidikan pancasila ?


2. Jelaskan pancasila sebagai sumber dan dasar moral ?
3. Jelaskan tujuan pendidikan pancasila ?
4. Apakah sistem pendidikan nasional pancasila itu ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan umum :

Pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal urgensi pendidikan
pancasila dalam sistem pendidikan nasional itu sendiri. Makalah ini merupakan tugas yang
harus dipenuhi pada mata kuliah Filsafat Pendidikan. Dengan harapan semua mahasiswa
dapat belajar secara teoritis khususnya pada mata kuliah yang bersangkutan.
Tujuan khusus :

3
1. Mengerti akan pengertian sistematika filsafat pendidikan pancasila.
2. Mengerti tentang pancasila sebagai sumber dan dasar moral.
3. Memahami tujuan pendidikan pancasila.
4. Paham dengan sistem pendidikan nasional pancasila.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistematika filsafat pendidikan pancasila

Sistematika Filsafat Pancasila memiliki pola dasar sistematika, sistematika filsafat


dikategorikan sebagai filsafat yang meliputi:

1. Bidang ontology
2. Bidang epistemology
3. Bidang axiology atau ajaran filsafat yang mengutamakan:
a. Teori kenegaraan
b. Teori kemasyakatan
c. Teori manusia
d. Hakekat manusia semesta
e. Hakekat kebenaran
f. Hakekat kehidupan
g. Hakekat ilmu pengetahuan
h. Hakekat kebudayaan
i. Hakekat tukar
j. Hakekat moral dan agama
Menurut Runes ontology pancasila adalah bidang filsafat yang menyelidiki jenis dan
hakekat itu sebagai berikut:
1) Ada Khusus
2) Ada individual
3) Ada umum
4) Ada terbatas
5) Ada tak terbatas
6) Ada universal
7) Ada mutlak
8) Kosmologi
9) Metafisika
10) Tuhan
11) Ada sesudah hati
Pokok-pokok Ontologi Pancasila
1. Asas dan sumber ada (eksistensi) kemestaan ialah YME

5
2. Ada alam semesta (makro kosmos) sebagai ada tidak terbatas
3. Adanya subjek pribadi manusia, individual, nasional umat manusia
4. Eksistensi tata budaya sebagai perwujudan nmartabat dan potensial manusia yang
utama
5. Eksistensi subjek manusia mandiri selalu dengan motivasi luhur
6. Eksistensi unik pribadi manusia ialah kemampuannya untuk menyadari eksistensi
diri
7. Wujud pengalaman, penghargaan dan jangkauan potensi manusia antar hubungan
yang fungsional
8. Subjek manusia ialah eksistensi sadar dalam keadaan kebersamaan sejajar dan
horizontal secara interpendensi
9. Kesadaran eksistensi manusia secara sesana manusia disamping dngan adanya
kesadaran social.
Pada dasarnya manusia adalah eksistensi interpenderi kesadaran eksistensi sosial
Runes Epistemologi Pancasila adalah Bidang Filsafat yang menyelidiki:
1. Sumber
2. Syarat
3. Vasiliditas
4. Hahekat ilmu pengetahuan
5. Semantika
6. Matematika
7. Proses
8. Batas Epistimologi Disebut juga (Wissneehaftisiekr)
Prinsip Epistimologi Pancasila:
1) Pribadi manusia adalah subjek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu
atas eksistensinya. Proses terbentuknya manusia adalah hasil kerja sama atau
produk hubungan fungsional.
2) Sumber pengetahuan adalah alam semesta
3) Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan
4) Pengetahuan manusia, baik jenis maupun tingkatannya dapat dibedakan secara
berjenjang seperti:
a. Tingkat pengetahuan inderanya
b. Tingkat pengetahuan ilmiah
c. Tingkat pengetahuan filosofi

6
d. Tingkat pengetahuan religious

2.2 Pancasila sebagai sumber dan dasar moral

Negara Indonesia yang berdiri tanggal 17 agustus 1945 merupakan neraga pancasila
adil dan pedoman dalam ketatanegaraan prediket prinsip yang berdasarkan ketentuan-
ketentuan yuridis konstitusional. Bahwa Negara Indonesia berdasarkan pancasila
sebagaimana yang termasuk didalam pembukaan UUD 1945.

Makna konsekuensi pancasila sebagai sumber dan dasar moral baik formal maupun
fungsional:
1) Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara RI
2) Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi didalam Negara RI
3) Pancasila adalah Idiologi Negara, Idiologi Nasional Indonesia
4) Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa Indonesia atau kepribadian
nasional, yang perwujudannya secara melembaga sebagai system Negara
pancasila.
5) Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan
bangsa) yang menjiwai. System kenegaraan dan kemasyarakatan Indonesia.
Karena itu pancasila adalah system filsafat Indonesia yang potensial dan
fungsional yang normative dan ideal.
6) Pancasila sebagai sumber dan dasar model diangkat dan religus sosio kebudayaan
dan nilai dasar masyarakat Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan
kepribadian bangsa. Nilai pancasila keyakinan atau pandangan hidup bangsa
tangh benar, baik dan unggul. Nilai-nilai Dasar sosio-budaya Indonesia meliputi:
a. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan
potensial
b. Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan
kondrat terbentuknya masyarakat dan berkesenambungannya generasi.

2.3 Tujuan pendidikan pancasila

Merumuskan formal konstitusional baik dalam UU Negara RI maupun dalam GBHN


dan UU kependidikan lainnya.

GBHN 1983 merumuskan tujuan pendidikan nasional kita sebagai berikut:

7
1) “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, Kecerdasan, kecerdasan dan
ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

2) Menjabarkan konsepsional seperti :


3) Lukisan manusia Indonesia seutuhnya (MIS) dan pendidikan seumur hidup
4) Untuk membentuk kepribadian peserta didik umumnya bangsa dan Negara secara
potensional aktifnya kesadaran tahu atas eksistensi diri (subjek)
5) Menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan
kepada nilai-nilai pancasila, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat dan memberikan bakat kemampuan untuk mengikuti pendidikan
dimasa yang akan dating.
6) Mengembangkan dan melestarikan nilia-nilai luhur pancasila dalam kehidupan
sehari-hari serta membina dan menyadari hubungan antar sesame anggota,
sekolah dan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.4 Sistem pendidikan nasional pancasila

Sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada


Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang.

Sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan


pendidikan mutu serta elevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terancana, terarah dan berkesinambungan.
UU No. 20 Tahun1989 tentang system pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan
perlu disempurnakan agar sesui dengan amanat perubahan UUD Negara Republik Indonesia
1945.
Berdasarkan paragraph tiga, maka sistem pendidikan nasional disempurnakan dan
diganti dengan system pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003.5. system

8
pendidikan nasional merupakan usaha dan lembaga yang menjamin pengalaman.
Pengembangan dan pelestarian secara manta.
Keseluruhan sistem (Sumber dan dasar moral filsafat pendidikan, tujuan pendidikan
pancasila, kebudayaan nasional dan kurikulum serta teori pengetahuan) menampilkan diri
dalam perwujudan system pendidikan nasional pancasila yang wajar dibina dengan dijiwai
filsafat pendidikan pancasila. System kependidikan nasional sebagai kelembagaan nasional
pembinaan MIS, dengan kebijaksanaan yang mantap menjamin pewarisan dan pelestarian
system kenegaraan dan budaya berdasarkan pancasila.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sistematika Filsafat Pancasila Filsafat pancasila wajar memiliki pola dasar


sistematika, sistem filsafat dilategorikan sebagai filsafat yang meliputi:
a. Bidang antalogi atau ontology
b. Bidang epistemology
c. Bidang axiology
2. Pancasila sebagai sumber dan dasar moral diangkat dan religus sosio kebudayaan dan
nilai dasar masyarakat Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan kepribadian
bangsa. Nilai pancasila keyakinan atau pandangan hidup bangsa tengah benar, baik
dan unggul. Nilai-nilai Dasar sosio-budaya Indonesia meliputi:
a. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan potensial
b. Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan kondrat
terbentuknya masyarakat dan berkesenambungannya generasi.
3. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa, Kecerdasan, kecerdasan dan ketrampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
4. Sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan mutu serta elevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional
dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terancana,
terarah dan berkesinambungan.

3.2 Saran
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai
fungsi yang diperlukan ,untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. misalnya suatu
lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, maka dari itu
perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian di dalam sistem
pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djumransyah, M. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media


Rama Yulis, dkk. 2002. Filsafat Pendidikan. Padang: Quantum Press
Suhartono, Suparlan. 2007. Filsafat Pendidikan. Jogyakarta: Ar Ruzz Media
Syam, Muhammad Noor. 1986. Filsafat kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional

11

Anda mungkin juga menyukai