PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui komponen-komponen dari komunikasi.
2.4 Manfaat
Bagi penulis
Menambah wawasan tentang Kompone Komunikasi
Bagi Pembaca
Memberikan Wawasan tentang Komponen Komunikasi, serta dapat meningkatkan
wawasan pengetahuan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kata komponen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah unsur yang
berarti bagian yang berperan dalam proses komunikasi.
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti “berpartisipasi”
atau memberitahukan. Komunikasi diartikan sebagai proses pemberitahuan, ada pihak yang
memberitahu dan ada pihak yang diberi tahu. Istilah komunikasi (communication) seringkali
diartikan sebagai berita yang disampaikan atau alat – alat komunikasi yang menghubungkan
tempat yang satu dengan yang lainnya. Contoh : sebagai berita yang disampaikan, seperti
surat, fax, dan teleks. Sebagai alat yang menghubungkan tempat seperti jalan raya, rel kereta
api, dll.
Menurut Wwilbur Schramm, dalam suatu proses komunikasi paling sedikit harus
terdiri dari 3 komponen, yaitu:
Sumber
Pesan
penerima
2
Menurut Laswell, komponen – komponen komunikasi adalah :
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/ suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang
disampaikannya. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan (“protokol”).
Komponen komunikan
Seseorang dapat dan akan menerima pesan apabila dalam kondisi sebagai berikut :
- Pesan komunikasi benar – benar dimengerti oleh penerima pesan
- Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan
- Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk kepentingan pribadinya.
- Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik
Komponen komunikator
Komunikasi dapat berjalan efektif bila adanya kepercayaan dalam diri komunikator
(self credibility) dan kepercayaan kepada komunikator mencerminkan pesan yang
diterima komunikan dianggap benar serta sesuai kenyataan dan daya tarik
komunikator (source attractiviness).
Komponen pesan
Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi, dll. Pesan dapat
disampaikan lisan maupun non verbal.
Umpan balik
Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang diterimanya.
Umpan balik dapat digunakan untuk mengukur besarnya informasi yang diterima
dibandingkan dengan yang diterima.
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak – tidaknya memiliki tiga dimensi, yaitu :
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikologi, meliputi tata hubungan status di antara mereka yang terlibat,
peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan
atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
3
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah
dimana komunikasi berlangsung.
b. Sumber (source)
Adalah seseorang atau organisasi/lembaga yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi atau memutuskn untuk berkomunikasi dengan menyampaikan
informasi, gagasan, sikap, dan perasaannya kepada orang lain.
Contoh :Seorang saksi mata yang melaporkan suatu kejadian kepada polisi.
Lembaga BKKBN yang menyampaikan pesan-pesan dan program-program
pembinaan keluarga berencana yaitu keluarga kecil dan sejahter.
c. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan
(misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan menuangkan
gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita
menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan
enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau
membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara
atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda
melakukan dekoding.Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai
enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti
halnya sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan
yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini
secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan
dari pendengar (dekoding).
d. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk
berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini
mencakup hal – hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam
mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi.
Contoh :Pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada
pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi
pendengar dan lingkungan yang lain.
4
Pengetahuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan
sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian
dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan
berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi artinya, makin tinggi
kompetensi anda, makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan
komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan
kata : Makin banyak kata anda ketahui artinya, makin tinggi kompetensi
perbendaharaan kata anda, makin banyak cara yang anda miliki untuk
mengungkapkan diri.
e. Pesan (message)
Merupakan seperangkat lambang yang disampaikan oleh komunikator. Menurut CS.
Pierce, tanda – tanda dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu : ikon, indeks,
dan simbol atau lambang.
Ikon, adalah tanda yang memiliki kesamaan dengan objek yang digambarkan.
Contoh :Foto seseorang atau foto pemandangan.
Indeks, adalah tanda-tanda yang memiliki hubungan langsung dengan
keberadaan realitas atau objek yang ditunjuknya.
Contoh :Adanya asap menunjukkan akan keberadaan api.
Adanya semut menunjukkan akan adanya sesuatu yang mengandung
rasa manis atau gula.
Simbol merupakan tanda yang hubunganya dengan realitas yang diungkapkan
tidak dekat, melainkan berdasarkan kesepakatan masyarakat dan budaya yang
menggunakannya.
Contoh :Rambu – rambu lalu lintas yang disepakati oleh masyarakat umum
baik nasional maupun internasional.
Kentong titir, merupakan tanda akan adanya keadaan bahaya, seperti
kebakaran, banjir dan lain – lain, yang disepakati oleh masyarakat
desa di Jawa.
Simbol atau lambang-lambang juga dapat dibedakan ke dalam simbol-simbol verbal,
simbol-simbol nonverbal dan simbol-simbol paralinguistik.
Simbol-simbol verbal adalah tanda-tanda yang biasanya berupa kata-kata, baik
yang tertulis maupun yang diucapkan oleh seseorang.
Simbol-simbol non-verbal adalah tanda-tanda yang berupa gambar, warna, isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak-gerik yang mempunyai makna tertentu.
Contoh :
1. Bendera putih untuk menyatakan menyerah dalam suatu pertempuran, atau
adanya orang meninggal bagi masyarakat di kota Yogya dan sekitarnya.
2. Isyarat dalam bentuk sandi morse.
3. Anggukan kepala untuk menyatakan setuju
4. Orang yang mengernyitkan dahi untuk menyatakan bingung atau belum jelas.
5
Simbol informasi paralinguistik adalah tanda-tanda yang terdapat di antar simbol-
simbol verbal dan nonverbal, seperti volume suara, tinggi rendahnya nada
berbicara, kualitas suara, dan lain-lain.
Contoh :Orang yang sedih biasanya berbicara dengan nada yang rendah dan
volume suara yang rendah.
Orang yang marah biasanya berbicara dengan nada yang tinggi, volume
yang tinggi, dan kecepatan berbicara tinggi.
g. Penerima (Komunikan)
Adalah seseoramg atau sejumlah orang yang menerima pesan dan sumber.
Dilihat dari jumlahnya, maka bisa seseorang, sekelompok orang atau sekelompok
besar orang yang tidak terhitung jumlahnya (massa).
Contoh : - Pendengar satu stasiun radio jumlahnya tidak terhitung dan tersebar dalam
suatu radius tertentu.
- Pembaca sebuah buku jumlahnya banyak sekali walaupun tidak secara
bersama dalam membaca buku tersebut
- Penerima telepon biasanya seorang individu atau sekelompok kecil orang
6
Umpan balik ini dapat dibedakan ke dalam
Umpan balik positif dan umpan balik negatif
1. Umpan balik positif adalah umpan balik yang sesuai dengan harapan dari
sumber. Contoh seorang guru yang mengajar murid-muridnya memperoleh
tanggapan yang menyenangkan dari murid-muridnya yang mendengarkan
dan menyimak pesan yang disampaikan dan memahami apa yang
disampaikan gurunya.
2. Umpaan balik negatif adalah umpan balik yang tidak sesuai dengan
harapan dari sumber.contoh : seorang kakak yang memberi nasehat
adiknya, ternyata ditanggapi adiknya dengan negatif, yaitu menganggap
kakaknya menggurui dan sok tau serta mau ikut campur urusan orang lain.
Umpan balik internal
Adalah umpan balik yang berasal dari sumber/komunikator sendiri.
Contoh :seseorang yang sedang berpidato mendengar dan menyadari bahwa
kata-kata yang disampaikannya kurang jelas dan tepat, kemudian mengulangi
dan menggantinya dengan kata lain yang dapat dipahami oleh penerima.
Umpan balik eksternal
Adalah umpan balik yang berasal dari penerima pesan.
Umpan balik langsung
Adalah umpan balik yang disampaikan penerima pada saat yang sama
(seketika) saat komunikasi berlangsung.
Contoh : pada komunikasi tatap muka, dimana sumber dan penerima berada
dalam situasi tatap muka, maka umpan balik bisa diketahui sumber seketika
pada saat komunikasi berlangsung, seperti penerima memperhatikan dan
mengerti pesan yang disampaikan sumber.
Umpan balik tertunda
Adalah umpan balik yang diterima sumber tidak secara langsung, melainkan
setelah komunikasi selesai dilakukan. Umpan balik tertunda ini terjadi dalam
komunikasi yang bermedia.
Contoh : Dalam komunikasi melalui medium surat kabar, umpan balik akan
diketahui/diterima oleh sumber atau komunikator membutuhkan tenggang
waktu tertentu, misalnya umpan balik disampaikan melalui telepon ke redaksi
atau surat dan pembaca.
i. Hambatan Komunikasi (Barier)
Merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam proses komunikasi, sehingga pesan
yang disampaikan tidak cukup jelas dan terjadi destorasi dalam komunikasi. Ada
beberapa hambatan komunikasi, antara lain:
Hambatan mekanis
Yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara fisik, biasanya
terdapat pada media yang dipakai dalam menyampaikan pesan.
Contoh :1. Terhambatnya siaran radio karena berimpitan gelombang dan
dua stasiunpenyiaran atau suara yang terputus-putus pada pesawat
radio.
2. Ketikan/cetakan yang buram atau tidak jelas pada surat kabar
7
Hambatan semantik
Yaitu hambatan yang terhubung dengan bahasa yang digunakan dalam
penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan penafsiran atau salah
pengertian terhadap suatu pesan yang pada akhirnya terjadi salah komunikasi
diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Contoh :1. Salah ucap komunikator yang bermaksud mengatakan “kedelai”
tetapi mengucapkan “keledai”.
2 salah penafsiran karena pengertian konotatif seperti mengatakan
“anjing” untuk menyebut binatang tetapi ditafsirkan “anjing”
dalam pengertian umpatan.
Untuk mengatasi hamabatan semantis ini, seorang komunikator harus dengan
cermat memilih kat-kata yang akan disampaikan sehingga tidak menimbulkan
makna ganda, berhati-hatilah dalam mengucapkan pesan serta menyusunnya
dalam suatu kalimat yang lengkap.
Hambatan psikologis
Merupakan faktor-faktor dalam diri komunikan/penerima (kondisi kejiwaan
seseorang) yang dapat menghambat jalannya komunikasi, seperti perasaan
marah, sedih, kecewa, bingung atau prasangka terhadap orang lain yang
brkomunikasi dengannya
Cotnoh :1. Seseorang yang sebelumnya sudah berprasangka pada orang lain,
jika berkomunikasi dengan orang tersebut tidak akan efektif
karena selalu mempunyai prasangka buruk pada setiap apa yang
dikemukakan orang tersebut.
2 seorang komunikator yang tidak mempelajari terlebih dahulu
kondisi kejiwaan komunikan tidak akan efektif dalam
komunikasinya, misalnya komunikannya sedang marah atau
bingung.
j. Gangguan (noise)
Merupakan sesuatu yang mempengaruhi jalannya suatu pesan, terhalangnya prose
penyampaian pesan atau yang mengganggu kemampuan pengiriman atau penerimaan
pesan, sehingga pesan yang diterima komunika berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh sumber/komunikator.
Gangguan-gangguan dalam komunikasi antara lain :
Gangguan teknis
Yaitu faktor-faktor yang mengganggu komunikasi, sehingga penerima
merasakan perubahan dalam informasi atau stimulus yang sampai kepadanya.
Contoh : 1. Seseorang tidak dapat mendengarkan secara jelas apa yang
dikatakan temannya karena sistem suara yang sangat gaduh.
2 Mahasiswa tidak dapat mendengar secara jelas kuliah dosennya
karena di luar ruang kuliah sangat ramai/gaduh.
8
Gangguan statis
Yaitu gangguan-gangguan yang sifatnya selalu tetap, tidak dapa ditolak dan
dikontrol oleh sumber atau komunikator. Misalnya : cuaca, huja, petir, dan
lain-lain.
Contoh :1. Dua pihak yang berkomunikasi terganggua karena hujan yang deras
sehingga proses penyampaian dan penerimaan pesan tidak dapat
berjalan dengan lancar.
2 Seseorang yang sedang memutar televisi mengalami gangguan
karena adanya petir sehingga tidak dapat mendengar secara jelas
apa yang disampaikan komunikator.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian penjelasan diatas, maka ada beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil yaitu
:
1. Komponen komunikasi adalah bagian-bagian yang harus ada di dalam proses
komunikasi.
2. Komunikasai adalah suatu proses pertukaran informasi dari komunikator kepada
komunikan melalui media atau saluran yang memiliki pengaruh atau feedback, baik
perindividu maupun berskala besar.
3. Komunikasi meiliki beberapa komponen yaitu :
a. Lingkungan (konteks)
b. Sumber
c. Enkoding-dekoding
d. Kompetensi komunikasi
e. Pesan
f. Saluran lomunikasi
g. Penerima
h. Umpan balik
i. Hambatan komunikasi
j. Gangguan, dan
k. pengaruh
3.2 saran
Dengan terselesaikannya makalah tentang komponen-komponen komunikasi ini
maka sebaiknya komunikasi dipergunakan dengan cara yang baik dan benar, agar apa
yang ingin disampaikan komunikator dan komunikan terima sejalan dan bisa tercapai
dengan baik.
10