Anda di halaman 1dari 11

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih

di Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Pedes Kabupaten Karawang


Periode Oktober 2016 sampai September 2017

Vinsensia Dita Irviana


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Barat
Email : vinsensiadita3@gmail.com

Abstrak

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Menurut data UNICEF/ WHO 2014, Secara global
lebih dari tiga perempat dari satu miliar orang, sebagian besar dari mereka miskin, masih tidak
memiliki akses terhadap air yang aman Menurut Menurut Unicef Indonesia 2014, Hampir satu dari
enam anak di Indonesia masih tidak memiliki akses air minum yang aman, merupakan kunci
tingginya faktor yang berkontribusi pada diare dan kematian pada anak. Berdasarkan data profil
kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012, cakupan penemuan kasus diare tahun 2012
sebesar 62,2%. Kondisi Penyakit diare juga merupakan salah satu dari 10 kunjungan
penyakit terbanyak yaitu menempati urutan ke-7 yang datang ke Puskesmas Pedes Evaluasi
program pengawasan sarana air bersih di UPTD Puskesmas DTP Pedes, Kabupaten Karawang periode
Oktober 2016 sampai dengan September 2017 ini dilakukan dengan membandingkan data cakupan
program di UPTD Puskesmas DTP Pedes terhadap tolok ukur yang ditetapkan menggunakan
pendekatan sistem. Dimana dari hasil evaluasi didapatkan 4 masalah dan diambil 2 prioritas masalah
yakni, cakupan jumlah penduduk yang menggunkan sarana air bersih dengan besar masalah 72,53%
dari target 80% dan cakupan sarana air bersih yang di inspeksi dengan besar masalah 70,95% dari
target 80%. Dimana penyebab masalah yang ditemukan adalah ketidaksesuaiaan latar belakang
pendidikan tenaga pada program kesehatan lingkungan, kurangnya jumlah tenaga pelaksana, tidak ada
laporan rincian penggunaan dana yang diterima dan digunakan, tidak lengkapnya sarana, tidak ada
perencanaan tertulis terhadap setiap pengawasan sarana air bersih. Bila hal tersebut dapat diatasi,
diharapkan tingkat pencapauan cakupan pengawasan sarana air berish pada periode berikutnya dapat
meningkat.
Kata kunci : evaluasi program, sarana air bersih, UPTD Puskesmas DTP Pedes.

Latar Belakang air bersih tersebut.1 Air merupakan salah


Air adalah zat atau materi atau unsur yang satu kebutuhan pokok bagi makhluk
penting bagi semua bentuk kehidupan hidup yang ada dibumi untuk
yang diketahui sampai saat ini dibumi, berlangsungnya proses metabolisme
tetapi tidak diplanet lain. Air menutupi tubuh, baik bagi manusia atau bagi
hampir 71% permukaan bumi. Terdapat makhluk hidup lainnya. Secara teoritis
1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) dibumi terbagi tiga jenis sumber air yaitu
tersedia di bumi. Air bersih adalah air air hujan,air permukaan dan air tanah.
sehat yang dipergunakan untuk kegiatan Sumber-sumber tersebut tidak selamanya
manusia dan harus bebas dari kuman- cocok untuk kebutuhan manusia, karena
kuman penyebab penyakit, bebas dari harus memenuhi syarat yang baik secara
bahan-bahan kimia yang dapat mencemari kimia, fisika, bakteriologi, maupun

1
radioaktif.2,3 Kesehatan individu maupun kematian pada anak. Diare yang sering
kelompok dapat dipengaruhi oleh disebabkan oleh air yang tidak bersih
berbagai faktor. Menurut Hendrik L. maupun oleh prakterk-praktek sanitasi dan
Blum, derajat kesehatan seseorang kebersihan yang buruk tetap menjadi
ataupun masyarakat dipengaruhi oleh pembunuh terbesar anak-anak balita di
empat faktor, yaitu perilaku 30%, Indonesia.5
lingkungan 45%, pelayanan kesehatan Menurut Riskesdas 2013, Secara
20% dan keturunan 5%.1 Menurut kualitas fisik, masih terdapat rumah tangga
Peraturan Menteri Kesehata RI dengan kualitas air minum keruh (3,3%),
(Permenkes RI) Nomor : berwarna (1,6%), berasa (2,6%), berbusa
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas (0,5%) dan berbau (1,4%). Berdasarkan
air minum, disebutkan bahwa air minum provinsi, proporsi rumah tangga tertinggi
harus memenuhi persyaraan kesehatan dengan air minum keruh adalah di Papua
secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Air (15,7%). Menurut karakteristik, proporsi
minum yang dikonsumsi dikategorikn rumah tangga dengan kualitas air minum
baik apabila memenuhi persyaratan kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna,
kualitas fisik; yaitu tidak keruh, tidak tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak
berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan berbau) di perkotaan (96,0%) lebih tinggi
tidak berbau.4 dibandingkan dengan di pedesaan
Menurut data UNICEF/ WHO 2014, (92,0%).6
Secara global lebih dari tiga perempat dari Berdasarkan data profil kesehatan
satu miliar orang, sebagian besar dari Provinsi Jawa Barat tahun 2012, cakupan
mereka miskin, masih tidak memiliki penemuan kasus diare tahun 2012 sebesar
akses terhadap air yang aman. Meskipun 62,2%.7 Kondisi Penyakit diare juga
fakta bahwa dunia rata-rata sudah merupakan salah satu dari 10 kunjungan
memenuhi target global untuk air minum penyakit terbanyak yaitu menempati
yang aman ditetapkan dalam Millenium urutan ke-7 yang datang ke Puskesmas
Development Goals (MDGs) empat tahun Pedes.
lalu. Menurut Unicef Indonesia 2014, Berdasarkan data yang diperoleh di
Hampir satu dari enam anak di Indonesia UPTD Puskesmas DTP Pedes, cakupan
masih tidak memiliki akses air minum program pengawasan sarana air bersih
yang aman, merupakan kunci tingginya adalah 9,05%, dengan target 80 %,
faktor yang berkontribusi pada diare dan sehingga terbentuk besar masalah sebesar
70,95% sehingga perlu dilakukan evaluasi

2
program pengawasan sarana air bersih dibandingkan dengan di pedesaan
untuk menilai masalah, penyebab masalah, (92,0%)
penyelesaian masalah dan tingkat e. Berdasarkan data profil kesehatan
keberhasilan di UPTD Puskesmas DTP Provinsi Jawa Barat tahun 2012,
Pedes Periode Oktober 2016 sampai cakupan penemuan kasus diare
September 2017. tahun 2012 sebesar 62,2%.
f. Di Puskesmas Pedes penyakit diare
Rumusan Masalah merupakan salah satu dari 10
a. Menurut data UNICEF/ WHO kunjungan penyakit terbanyak
2014, Secara global lebih dari tiga yaitu menempati urutan ke-7.
perempat dari satu miliar orang, g. Di UPTD Puskesmas DTP Pedes,
sebagian besar dari mereka miskin, cakupan program pengawasan
masih tidak memiliki akses sarana air bersih adalah 9,05%,
terhadap air yang aman dengan target 80 %, sehingga
b. Menurut Unicef Indonesia 2014, terbentuk besar masalah sebesar
Hampir satu dari enam anak di 70,95%
Indonesia masih tidak memiliki
akses air minum yang aman, Tujuan
merupakan kunci tingginya faktor Tujuan Umum
yang berkontribusi pada diare dan Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
kematian pada anak program pengawasan sarana air bersih di
c. Menurut Riskesdas 2013, Secara Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
kualitas fisik, masih terdapat rumah Puskesmas Kecamatan Pedes Kabupaten
tangga dengan kualitas air minum Karawang periode Oktober 2016 sampai
keruh (3,3%), berwarna (1,6%), September 2017 dengan pendekatan
berasa (2,6%), berbusa (0,5%) dan sistem.
berbau (1,4%). Tujuan Khusus
d. Menurut Riskesdas 2013, Menurut a. Diketahuinya jumlah dan jenis
karakteristik, proporsi rumah sarana air bersih pada setiap desa di
tangga dengan kualitas air minum Puskesmas Pedes.
kategori baik (tidak keruh, tidak b. Diketahuinya cakupan penduduk
berwarna, tidak berasa, tidak
berbusa, dan tidak berbau) di
perkotaan (96,0%) lebih tinggi

3
yang menggunakan air dari sarana yang risiko tingkat pencemaran rendah,
air bersih untuk keperluan sehari- pengambilan sampel air dari sarana air
hari di Puskesmas Pedes. bersih yang diinspeks, pemeriksaan
c. Diketahuinya cakupan inspeksi sarana air bersih dengan pemeriksaan
sarana air bersih di wilayah kerja kualitas bakteriologis, serta pencatatan
Puskesmas Pedes. dan pelaporan sarana air bersih.
d. Diketahuinya cakupan sarana air
bersih yang memiliki risiko tingkat Metode

pencemaran rendah di Puskesmas Evaluasi program ini dilaksanakan

Pedes. dengan pengumpulan data, pengolahan


data, analisis data, dan interpretasi data
e. Diketahuinya cakupan pengambilan
dengan menggunakan pendekatan sistem
sampel air dalam pelaksanaan
dengan cara membandingkan cakupan
program pengawasan sarana air
program pengawasan sarana air bersih di
bersih di Puskesma Pedes.
UPTD Puskesmas DTP Pedes, Kabupaten
f. Diketahuinya cakupan sarana air
Karawang periode Oktober 2016 sampai
bersih dengan kualitas bakteriologis
September 2017 terhadap tolok ukur yang
yang memenuhi syarat kesehatan di
ditetapkan sehingga dapat ditemukan
Puskesmas Pedes.
masalah yang ada dari program
pengawasan sarana air bersih di UPTD
Materi
Puskesmas DTP Pedes kemudian dibuat
Materi yang dievaluasi dalam program
usulan dan saran sebagai pemecahan
ini terdiri dari laporan kegiatan bulanan
masalah tersebut berdasarkan penyebab
program pengawasan sarana air bersih di
masalah yang ditemukan dari unsur-unsur
UPTD Puskesmas DTP Pedes, Kabupaten
sistem.
Karawang periode Oktober 2016 sampai
September 2017, yang terdiri dari
Sumber data
pendataan jumlah dan jenis sarana air
Sumber data dalam evaluasi ini diambil
bersih per wilayah desa, pemetaan sarana
dari data sekunder yang berasal dari data
air bersih, penghitungan gap/target,
geografi dari Puskesmas Kecamatan Pedes
pendataan jumlah penduduk yang
Kabupaten Karawang tahun 2016, data
menggunakan sarana air bersih,
demografi dari Puskesmas Kecamatan
pendataan sarana air bersih yang
Pedes Kabupaten Karawang tahun 2016,
diinspeksi, pemeriksaan sarana air bersih
data profil Puskesmas Kecamatan Pedes

4
Kabupaten Karawang tahun 2016, laporan Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang
data dasar penyehatan lingkungan periode Oktober 2016 sampai September
Puskesmas Kecamatan Pedes Kabupaten 2017, laporan tahunan cakupan
Karawang periode Oktober 2016 sampai pengawasan sarana air bersih Puskesmas
dengan September 2017, laporan bulanan Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang
pemeriksaan penyehatan lingkungan tahun2017
mengenai sarana air bersih di Puskesmas

Pembahasan Masalah
Masalah menurut variabel-variabel

No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah

1 Cakupan Jumlah Penduduk 80% 7,47 72,53%


yang Menggunakan Sarana
Air Bersih

1 Cakupan sarana air bersih 80% 9,05% 70,95%


yang diinspeksi

2 Cakupan Sarana Air Bersih 80% 59,34% 20,66%


yang Risiko Tingkat
Pencemaran Rendah

3 Cakupan Pengambilan 80% 0,60% 79,4%


Sampel Air

4 Cakupan Jumlah Sarana Air 100% Belum dapat 100%


Bersih dengan kualitas dinilai
bakteriologis yang memenuhi
syarat kesehatan

5
Perumusan Masalah Kurangnya kerja sama lintas
Masalah menurut keluaran sektor (kerja sama dengan
a. Cakupan jumlah penduduk yang kepala desa atau kepala RT/RW
menggunakan sarana air bersih 7,47% ).
dari target 80% dengan masalah b. Tidak adanya perencanaan
sebesar 72,53% secara tertulis menyebabkan
b. Cakupan sarana air bersih yang di tidak adanya laporan perincian
inspeksi 9,05% dari target 80 % dana BOK yang diterima dan
dengan masalah sebesar 70,95% dana yang dikeluarkan untuk
c. Cakupan sarana air bersih yang risiko pengawasan sarana air bersih.
tingkat pencemaran rendah 59,34% Tidak ada dana untuk transport
dari target 80 % dengan masalah dan dana untuk pelatihan kader.
sebesar 20,66% c. Tidak lengkapnya sarana yang
d. Cakupan pengambilan sampel air 0,60 digunakan untuk membantu
% dari target 80 % dengan masalah program pengawasan sarana air
sebesar 79,40 % bersih, seperti tidak adanya
e. Cakupan Jumlah Sarana Air Bersih sanitarian kit, leaflet, dan lembar
dengan kualitas bakteriologis yang balik. Serta tidak adanya botol/
memenuhi syarat kesehatan dengan thermos steril dan kotak
target 100% belum dapat dinilai penyimpanan.
karena hasil pemeriksaan d. Perencanaan jadwal pengawasan
laboratorium belum ada. tidak disusun secara tertulis serta
Masalah dari unsur lain tidak dibuat secara rinci dan
1. Masukan berkala. Hal ini menyebabkan
a. Terdapat satu tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan
lingkungan yang kesehatan lingkungan berjalan
merangkapsebagai koordinator tidak teratur.
dan pelaksana program 2. Proses
pengawasan sarana air bersih, a. Tidak terdapat perencanaan
petugas berlatarbelakang tertulis terhadap kegiatan
perawat. Kurangnya pengawasan sarana air bersih
pemberdayaan masyarakat meliputi siapa yang melakukan,
(belum adanya pembentukan dimana tempat kegiatan
kader kesehatan lingkungan). dilakukan, kapan kegiatan

2
dilakukan dan bagaimana cara c. Tidak adanya perencanaan
melakukan, yang seharusnya tertulis menyebabkan dalam
perencanaan kegiatan dapat pelaksanaannya tidak berjalan
disusun minimal 1 bulan optimal. Pendataan SAB sudah
sebelumnya. dilakukan dengan baik yakni 1
b. Struktur organisasi sudah jelas, kali setahun dari setiap desa,
namun belum optimal karena namun pengawasan belum
tenaga program kesling berlatar optimal dikarenakan tidak ada
belakang perawat sehingga perincian atau jadwal tertulis
tidak sesuai dengan kompetensi terhadap kegiatan.
seharusnya yang dimiliki dan
belum adanya koordinasi untuk
kerjasama lintas sektoral.

Prioritas Masalah

No Parameter Masalah

A B C D E

1 Besarnya masalah 5 5 4 5 5

2 Berat ringannya masalah 5 4 3 4 4

3 Keuntungan sosial karena 4 4 4 4 4


terselesainya masalah

4 Sumber daya yang tersedia 4 4 2 3 3


untuk menyelesaikan masalah

5 Teknologi yang tersedia 5 5 3 4 3

Jumlah 23 22 17 20 19

3
Penyelesaian Masalah agar dapat mengerti tentang apa yang harus
Masalah 1 : dilakukan dan mengerti akan peran masing-
Cakupan jumlah penduduk yang masing. Melakukan pemberdayaan
menggunakan sarana air bersih 7,47% masyarakat misalnya dengan membentuk
dari target 80% dengan masalah sebesar kelompok kader kesehatan lingkungan di
72,53% setiap desa kemudian setelah terbentuk,
Penyebab masalah: memberikan pelatihan kepada kader.
Terdapat satu tenaga kesehatan
Dilakukan rincian laporan dana yang telah
lingkungan yang merangkap sebagai
diterima dan yang telah dikeluarkan untuk
koordinator dan pelaksana program
pelaksanaan program sarana air bersih, dan
pengawasan sarana air bersih. Kurangnya
melakukan pengalokasian dana untuk
pemberdayaan masyaraka t(belum adanya
transportasi dan kegiatan pembinaan atau
pembentukan kader kesehatan
pelatihan kader kesehatan.
lingkungan).
Dilakukan pendataan terhadap jumlah
Kurangnya kerja sama lintas sektor
rumah yang menggunakan SAB dan yang
(kerja sama dengan kepala desa atau kepala
tidak menggunakan SAB serta dilakukan
RT/RW, tidak adanya perencanaan secara
pemetaan terhadap rumah yang memuliki
tertulis menyebabkan tidak adanya laporan
sarana air bersih baik yang sudah
perincian dana.. Belum adanya
memenuhi syarat dan belum memenuhi
pengalokasian dana untuk transportasi dan
syarat di tiap desa dalam wilayah kerja
kegiatan pelatihan kader, tidak dilakukan
Puskesmas.
pendataan terhadap jumlah rumah yang
Membuat perencanaan tertulis terhadap
menggunakan SAB dan yang tidak
semua kegiatan pengawasan sarana air
menggunakan SAB.
bersih meliputi siapa yang melakukan,
Belum dilakukan pemetaan terhadap
dimana tempat kegiatan dilakukan, kapan
rumah yang memuliki sarana air bersih
kegiatan dilakukan. Serta merencanakan
baik yang sudah memenuhi syarat dan
jadwal pengawasan sarana air bersih secara
belum memenuhi syarat di tiap desa dalam
lebih berkala minimal 1 bulan sebelumnya.
wilayah kerja Puskesmas, tidak adanya
jadwal kegiatan pengawasan dalam bentuk
Masalah 2
tertulis.
Cakupan sarana air bersih yang di
Penyelesaian Masalah:
inspeksi 9,05% dari target 80 % dengan
Memberikan pengarahan (briefing)
masalah sebesar 70,95%
kepada koordinator dan pelaksana program

2
Penyebab Masalah: Tidak adanya perencanaan tertulis
Terdapat satu tenaga kesehatan menyebabkan dalam pelaksanaannya tidak
lingkungan yang merangkap sebagai berjalan optimal. Pada pelaksanannya
koordinator dan pelaksana program pengawasan hanya dilakukan 1 kali
pengawasan sarana air bersih. Kurangnya sebulan.
pemberdayaan masyarakat (belum adanya Penyelesaian Masalah :
pembentukan kader kesehatan lingkungan). Memberikan pengarahan (briefing)
Kurangnya kerja sama lintas sektor (kerja kepada koordinator dan pelaksana program
sama dengan kepala desa atau kepala agar dapat mengerti tentang apa yang harus
RT/RW ). dilakukan dan mengerti akan peran masing-
Tidak adanya perencanaan secara masing. Melakukan pemberdayaan
tertulis menyebabkan tidak adanya laporan masyarakat misalnya dengan membentuk
perincian dana BOK yang diterima dan kelompok kader kesehatan lingkungan di
dana yang dikeluarkan untuk pengawasan setiap desa kemudian setelah terbentuk,
sarana air bersih. memberikan pelatihan kepada kader
Tidak lengkapnya sarana yang tersebut sehingga dapat membantu dalam
digunakan untuk membantu program pengawasan sarana air bersih.
pengawasan sarana air bersih, seperti tidak Dilakukan pelaporan dana yang telah
adanya sanitarian kit, leaflet, dan lembar diterima dan yang telah digunakan unruk
balik. program sarana air bersih, dan dilakukan
Tidak adanya jadwal kegiatan pengaloaskasian dana yang digunakan
pengawasan dalam bentuk tertulis. untuk pelatihan kader Sarana
Sehingga dalam pelaksanaannya sulit untuk Mengalokasikan dana yang ada untuk
dipertanggungjawabkan dan sulit melengkapi sarana yang belum lengkap.
dikerjakan. Membuat perencanaan tertulis terhadap
Telah dibentuk struktur organisasi semua kegiatan pengawasan sarana air
yang jelas dengan kepala puskesmas bersih, meliputi siapa yang melakukan,
sebagai penanggungjawab program dan dimana tempat kegiatan dilakukan, kapan
melimpahkan kekuasaan kepada kegiatan dilakukan. Serta merencanakan
koordinator program yang juga berperan jadwal pengawasan sarana air bersih secara
sebagai pelaksana program, namun belum lebih berkala minimal 1 bulan sebelumnya
adanya koordinasi untuk kerjasama lintas sehingga pelaksana program memiliki
sektoral. rencana yang sistematis dalam memenuhi
target.

3
Meningkatkan koordinasi antara SGL, SPT, dan pompa listrik.
penanggung jawab dengan koordinator b. Cakupan jumlah penduduk yang
program, koordinator dengan pelaksana menggunakan sarana air bersih 7,47%
serta mengoptimalkan koordinasi lintas dari target 80% dengan masalah sebesar
sektoral seperti mengikuti rapat mingguan 72,53%
desa dan kecamatan. c. Cakupan sarana air bersih yang di
Mengikuti perencanaan yang telah inspeksi dengan pencapaian yang masih
dibuat untuk memenuhi target serta rendah, yaitu 9,05 % dengan besar
membuat jadwal pelaksanaan sebelum masalah 70,95%.
dilakukan kegiatan pemeriksaan
Saran
pengawasan sarana air bersih minimal 1
Saran untuk Puskesmas Kecamatan Jatisari:
bulan sebelumnya dan tetapkan target
1. Membuat perencanaan dan jadwal
pemeriksaan dari wilayah yang akan
tertulis meliputi siapa yang
diperiksa
melakukan, dimana tempat kegiatan
dilakukan, kapan kegiatan
Kesimpulan
dilakukan, dan bagaimana cara
Dari hasil evaluasi program upaya
melakukan untuk menjalankan
kesehatan lingkungan mengenai pengawasan
setiap kegiatan pengawasan sarana
sarana air bersih dengan cara pendekatan
air bersih minimal 1 bulan sebelum
sistem, dapat diambil kesimpulan bahwa
kegiatan dilaksanakan
program ini di wilayah kerja UPTD
2. Mengadakan kerja sama lintas
Puskesmas DTP Pedes, Kabupaten Karawang,
sektoral dengan departemen
periode Oktober 2016 sampai September 2017
pekerjaan umum dan lintas program
dikatakan bahwa program belum berjalan
agar tenaga kesehatan bagian lain
dengan baik karena masih ditemukan
3. Memberikan pengarahan (briefing)
beberapa masalah yang mempengaruhi
kepada koordinator dan pelaksana
keberhasilan program ini. Adapun dari
program agar dapat mengerti
evaluasi yang didapatkan :
tentang apa yang harus dilakukan
a. Jumlah sarana air bersih di wilayah kerja
dan mengerti akan peran masing-
UPTD Puskesmas DTP Pedes,
masing.
Kabupaten Karawang, periode Januari
4. Membuat rincian dana operasional
sampai dengan September 2017 sebanyak
dalam bentuk laporan tertulis yang
14.836 buah yang terdiri dari PDAM,

4
berhubungan dengan kegaiatan https://www.unicef.org/indonesia/id/
pengawasan sarana air bersih media_22273.html. 10 Oktober 2017
5. Mengoptimalkan klinik sanitasi 6. Trihono, Laporan Hasil Riset
yang berperan dalam pelayanan Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
informasi tentang upaya pencegahan Nasional 2010. Badan Penelitian dan
dan penanggulangan penyakit Pengembangan Kesehatan. Diunduh
berbasis lingkungan. tanggal 11 Juli 2017.dari:
Besar harapan saya, semoga melalui saran http://www.kesehatan.kebumenkab.
diatas dapat membantu pelaksanaan go.id/data/lapriskesdas.pdf
program pengawasan sarana air bersih yang 7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
lebih baik pada periode yang akan datang Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
sehingga dapat mencapai tingkat Tahun 2012. Karawang: 2012
keberhasilan sesuai target 8. Susanto DH. Pedoman evaluasi
program. Jakarta: UKRIDA;

Daftar Pustaka 2011.h.5-9

1. Effendi, H. Telaah Kualitas Air Bagi


Pengelolaan Sumber Daya Air
danLingkungan.
Yogyakarta:Kanisius;2013
2. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
Buku Kumpulan Peraturan dan
Pedoman Teknis Kesehatan
Lingkungan Buku II. 2004.
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pedoman Penggunaan dan
Pemeliharaan Sarana Penyediaan Air
Bersih dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman. Jakarta: Depkes RI; 1990
4. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Program air bersih dan
sanitasi. Jakarta: Depkes RI; 2004
5. Unicef Indonesia . Hari Air Sedunia.
Updated 21 Maret 2014. Diunduh dari
:

Anda mungkin juga menyukai