2. Eveline Fauziah
3. Fadil Hardian
4. Fajar Nugraha
1. Tujuan Percobaan
1.1 Siswa diharapkan mampu membuat larutan standar dari zat cair pekat.
1.2 Siswa diharapkan mampu membuat larutan standar dari zat padat.
2. Dasar Teori
Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat. Untuk
memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran
dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan yang pekat. Penambahan aquadest ini
mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar, tetapi jumlah mol zat terlarut adalah tetap.
Selain itu, pengenceran juga dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan
volume larutan yang akan dibuat. Untuk menentukannya, tetap menggunakan rumus pengenceran.
Larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti disebut dengan larutan standar
atau larutan baku, artinya larutan tersebut setiap liternya mengandung sejumlah gram ekivalen
tertentu. Larutan standar dapat dibuat dari zat cari maupun zat padat (Kristal).
Pembuatan larutan standar dari zat cair biasanya disebut dengan pengenceranyaitu dari
zat cair yang lebih pekat menjadi lebih encer, biasanya menggunakan aquades sebagai
pengencer
Pembuatan larutan
Pengenceran suatu zat cair dapat dilakukan terhadapat zat ccair yang telah diketahui
konsentrasinya maupun yang belum diketahui normalitasnya.
V 1 . M1 = V2 . M2
b. Pengenceran dari zat yang belum diketahui konsentrasinya
N x V x Mr
A= 10 n x L x K
Dengan :
A : Zat cari yang akan diencerkan
N : normalitas zat cair yang diperlukan
V : volume zat cair yang diperlukan
Mr : Masa relative zat
n : Elektron Valensi
L : Berat jenis zat
K : kadar zat
Jika kadar zat cair tersebut belum diketahui, maka dapat ditentukan dengan cara
menemukan berat jenisnya terlebih dahulu (dengan pignometer atau aerometer). Setelah
itu ditentukan kadarnya dengan cara memasukan data berat jenis yang telah diketahui ke
dalam tabel konversi.
Pembuatan larutan
mol zat terlarut
Kemolaran = volume larutan
3. Skema Kerja
3.1. Pembuatan Larutan dari Zat Cair (Pembuatan HCl 0,1N sebanyak 250 mL dari Larutan
Hcl pekat)
Pembuatan larutan
HOMOGENISASI. Gojok larutan hingga menjadi
homogen.
3.2 Pembuatan Larutan dari Zat Padat (Pembuatan larutan NaOH 1 N; 250 mL)
Pembuatan larutan
Tambahkan aquades sampai ½ leher labu hingga tanda batas
(dengan pipet tetes).
N
Alat Bahan
o
1 Neraca teknis Kristal NaOH
2 Pipet Ukur 10 mL Larutan HCl pekat
3 Gelas ukur Aquades
4 Labu Takar
5 Corong pendek
6 Batang Pengaduk
7 Gelas Kimia
5. Keselamatan Kerja
6. Data Pengamatan
Pembuatan larutan
Kadar HCl pekat 36 %
7. Perhitungan
7.1 Perhitungan pembuatan larutan [HCl] ± 0.1 N (Mr HCl = 36,5 g/mol )
Pembuatan larutan
= 1,12 x 0,36
= 0,432 gr
gram HCl
mol-HCl = Mr HCl
0,432
= 36,5
= 0,01183 mol
konsentrasi HCl pekat
dalam 1 mL = 0,01183 x 1.000
= 11,83 mol / L
Pengenceran = V1 . N1 = V2 . N2
= V1 . 11,83 M = 100 mL . 1 N
100
V1 = 11.83 = 8.45 mL
V-HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat HCl 1 N sebanyak 100 mL adalah 8.45mL
Volume yang dibutuhkan untuk mendapatkan larutan HCl 0,1 N dari HCl 1 N yang
dipipet 10 mL adalah
V1 . N1 = V2 . N2
10 mL ..1 N = V2 . 0.1 N
V2 = 100 mL
massa = BE x N x Volume
= 40 g/mol x 1 N x 0.1 L
= 4 gram.
Pembuatan larutan
massa 4.03 gram
N= BE x Volume = 40 x 0.1 L = 1.0075 N
b. Pengenceran larutan NaOH 1 N dalam labu ukur 100 mL dan dipipet 10 mL, menjadi
0.1 N
V1 . N1 = V2 . N2
10 mL . 1.0075 N = V2. . 0.1 N
V2 = 100,72 mL
8. Pembahasan
1. Hendaknya K3 (Kesadaran Keselamatan Kerja) terus diperhatikan pada saat praktikum karena
zat kimia yang digunakan (terutama HCl pekat) sangat berbahaya
2. HCl atau asam klorida merupakan asam kuat. berpenampilan berupa cairan tak berwarna
sampai dengan kuning pucat, dan bersifat sangat korosif. Maka dari itu, saat pengambilan HCl
hendaknya dilakukan di lemari asam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
3. Pada saat menimbang NaOH , dilakukan secara cepat karena Kristal NaOH bersifat
higroskopis atau secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
Pembuatan larutan
4. Setelah membuat larutan, cuci tangan terlebih dahulu sebelum meninggalkan lab, dan simpan
kembali peralatan yang digunakan dengan rapi.
Pada praktikum pembuatan dan pengenceran larutan digunakan HCl dengan cara
mengencerkannya dari HCl pekat 36 % dengan berat jenis 1,12 gr/L. Pertama-tama sebelum
mengambil data tentang HCl, HCl atau Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen
klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Dalam pengambilan HCl ini pun haruslah mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) dan
mengambilnya di dalam lemari asam. Karena jika tanpa perlengkapan itu semua, akan
berbahaya bagi tubuh kita.
Setelah mendapatkan HCl dengan kadar tersebut, kami melakukan pengenceran. Siapkan alat
dan bahan yang diperlukan, seperti labu ukur dan aquades. Kemudian, masukkan HCl yang
akan diencerkan ke dalam aquades. Mengapa demikian? Karena jika aquades yang
ditambahkan ke dalam HCl, justru akan timbul percikan, karena HCl bersifat higroskopis
(menyerap air). Kemudian di dapatlah hasil dari pengenceran tersebut bahwa, untuk 250 mL
larutan HCl 1N volume HCl pekat ialah 8,45 mL.
Larutan NaOH dibuat dengan cara melarutkan Kristal NaOH. Timbang berat Kristal NaOH
dengan ketelitian yang tinggi yaitu sebesar 4 gram. NaOH memiliki valensi 1 sehingga dalam
perhitungan beat digunakan perhitungan molaritas.
Dalam proses pelarutan NaOH dengan aquades terjadi reaksi eksoterm sehingga dinding gelas
terasa panas. Proses tanda batas dilakukan di dalam labu takar karena membutuhkan ketelitian
tinggi, dan proses pelarutan dilakukan di gelas kimia.
Larutan HCl dan NaOH masih harus distandarisasi dengan larutan standar primer, karena
larutan HCl dan NaOH merupakan larutan standar sekunder.
1. Pada saat mengambil larutan hcl pekat hendaknya tidak langsung pada reagennya, melainkan
memindahkannya terlebih dahulu kedalam gelas kimia, kemudian di encerkan. Karena apabila
mengambil langsung dengan pipet pada reagen HCl pekat dikhawatirkan terjadi kontaminasi
Pembuatan larutan
2. Pengambilan HCl pekat yang akan diencerkan , dilakukan di ruang asam karena HCl pekat
akan mengeluarkan uap yang berbahaya.
3. Pengenceran HCl dilakukan pada labu ukur, karena labu ukur merupakan alat gelas yang
berskala kuantitatif.
4. pada saat menuangkan HCl, diharuskan menambahkan aquades yang telah diukur volumenya
pada gelas kimia yang akan digunakan . bertujuan agar terhidar dari percikan.
5. Pada saat menimbang Kristal NaOH wajib menggunakan APD berupa sarung tangan karet,
karena Kristal NaOH bersifat korosif , dan pada saat menimbang diharuskan menimbang
dengan cepat karena Kristal NaOH bersifat higroskopis atau spontan menyerap uap air dari
udaradan mempengaruhi massa NaOH yang sedang di timbang.
1. HCl atau asam klorida merupakan asam kuat. berpenampilan berupa cairan tak berwarna
sampai dengan kuning pucat . Asam klorida harus ditangani dengan memperhatikan
keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif , apabila berkonsentrasi
pekat akan mengeluarkan uap yang berbahaya,oleh sebab itu pada saat mengambil HCl di
ruang asam diwajibkan menggunakan APD ( Alat pelindung diri ) berupa sarung tangan karet,
masker, dan kaca mata pelindung.
2. Jika hendak mengencerkan larutan dari konsentrasi pekat, sediakan terlebih dahulu aquades
yang sudah diukur volumenya. Karena pada dasarnya , suatu pengenceran dari larutan pekat
akan menghasilkan reaksi eksoterm. Jika yang dituangkan kedalam gelas kimia adalah larutan
pekat terlebih dahulu kemudian aquades dikhawatirkan akan terjadi percikan.
3. Pada saat menimbang NaOH , dilakukan secara cepat karena Kristal NaOH bersifat
higroskopis atau secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
4. Labu takar digunakan untuk mengukur volume larutan HCl & NaOH, karena labu
takar merupakan alat ukur yang kuantitatif.
5. Pada saat melarutkan NaOH diharuskan menggunakan APD (alat pelindung diri)
berupa sarung tangan anti panas, karena NaOH akan melepaskan panas ketika dilarutkan
(terjadi reaksi eksoterm)
9. Kesimpulan
Pembuatan larutan
Berdasarkan hasil praktikum pada tanggal 21 September 2015, mahasiswa mampu membuat
larutan HCl ± 0.1 N dari larutan HCl pekat dan larutan NaOH ± 0.1 N dari zat padat.
Mudjiran, Analisa Anorganik Kuantitatif, bagian Volumetri, F-MIPA Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Achmad, Sayid (1985), Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif , F-MIPA Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Achmad, Hiskia (1990), Penuntun Belajar Kimia Dasar, bagian Kimia Larutan, F-MIPA Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Pembuatan larutan