Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Financial Reporting
FR hanya menyajikan informasi item-item keuangan (posisi dan kinerja
keuangan) dan indikator-indikator keuangan. Sedangkan informasi lain yang
mendasari informasi keuangan (sosial, lingkungan, tatakelola, risiko dan prospek,
keberlanjutan bisnis, dll) diabaikan dalam pelaporan. hal ini menjadi kelemahan
mendasar pada financial reporting sehingga bisa menyesatkan para pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan lainnya.
2. Managing reporting
Management Reporting (MR) meski menyajikan informasi keuangan dan
informasi lain terkait pengelolaan perusahaan, namun tidak menyajikan bagaimana
komitmen, kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap isu-isu sosial dan
lingkungan yang menjadi pilar dasar bisnis, dampak negatifnya:
1. Mengakibatkan kepedulian perusahaan pada isu-isu sosial dan lingkungan rendah;
2. Meningkat eskalasi krisis sosial dan lingkungan;
3. Meningkatkan risiko sustainabilitas bisnis; dan
4. Merugikan kepentingan stakeholders.
3. Green Reporting
Green Reporting (GR) selain menyajikan pelaporan keuangan, juga
menitikberatkan pada pelaporan CSR (CSR Reporting) atau Pelaporan Lingkungan
(Environmental Reporting). Green reporting adalah hasil pengembangan dari green
accounting, namun laporan ini memiliki keterbatasan yakni Pelaporan Keuangan dan
Pelaporan CSR/Lingkungan kebanyakan dinyatakan dalam bentuk pelaporan terpisah
sehingga membingungkan pemakai serta kurang ada integrasi antara pelaporan
keuangan dengan pelaporan CSR/lingkungan serta pengelolaan perusahaan.
Page | 1
4. Sustainability Reporting (SR)
Sejalan dengan berkembangnya waktu, pemahaman arti dan manfaat nilai
usaha dalam bisnis mengalami pergeseran konsep bisnis dari single P yaitu profit
menjadi 3P (Triple Bottom Line).Triple Bottom Line yang digagas oleh Elkington
(1997) ini merumuskan tiga faktor utama operasi perusahaan, yaitu faktor ekonomi
dan keuntungan (profit), faktor manusia dan masyarakat (people), serta faktor
lingkungan (planet). John Elkington (1997) di dalam bukunya “Cannibals With Forks,
The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business” yang dikutip dalam Wibisono
(2007) memberi pandangan perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah
memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan
turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Dalam laporan berkelanjutan (sustainability reporting) terdapat komponen
yang biasa disebut dengan triple bottom line, yaitu profit, people and planet.
Wibisono (2007) menjelaskan pengertian-pengertian dari masing-masing komponen
tersebut, diantaranya adalah:
1. Kinerja ekonomi (economic performance) = profit
Kinerja ekonomi melaporkan pengukuran-pengukuran tradisional mengenai
kinerja keuangan, dan mungkin tambahan statistik yang berhubungan dengan
kinerja ekonomi seperti pangsa pasar produk atau informasi tentang
pengembangan produk baru.
2. Kinerja social (social performance) = people
Kinerja sosial melaporkan pengukuran-pengukuran kinerja yang berhubungan
dengan kesejahteraan karyawan, seperti tingkat kecelakaan karyawan, program-
program kepelatihan, dan statistic mengenai penerimaan karyawan. Kategori ini
juga melaporkan pengukuran kinerja sosial lainnya seperti kontribusi amal, dan
aktivitas-aktivitas perusahaan dalam membentuk kebijakan publik lokal, nasional,
dan internasional.
3. Kinerja lingkungan (environmental performance) = planet
Kinerja lingkungan melaporkan dampak dari produk jasa dan proses
perusahaan terhadap lingkungan, komponen dari triple bottom line ini dapat
melaporkan pelepasan polutan ke udara dan air publik, utilisasi sumber daya alam
yang dapat di perbaharui (Renewable) dan tidak dapat diperbaharui
(Nonrenewable), dan pengelolaan sumber daya alam oleh perusahaan.
Page | 2
Sustainability Report sering disebut juga Triple Bottom Line Reporting karena
ketiga aspek tersebut. Kinerja perusahaan yang mencerminkan ketiga faktor utama
dalam konsep 3P ini dapat ditunjukkan dalam Sustainability Reporting (SR) atau
laporan keberlanjutan. Laporan ini menjadi sarana bagi para pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk menilai sejauhmana perusahaan mengatasi isu keberlanjutan
seperti penghematan dan konservasi energi, pengelolan air, pengelolaan limbah,
mengatasi pencemaran udara serta isu social seperti partisipasi perusahaan dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. SR merupakan wujud riil
sustainability accounting yang dilakukan oleh perusahaan kepada publik. Publikasi
laporan ini menjadi potensi legitimasi bagi perusahaan yang peduli kepada lingkungan
atau masyarakat.
Artinya masyarakat memperoleh informasi yang memadai dan melegitimasi
keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat.
Kesadaran perusahaan yang meningkat atas pertanggungjawaban sosial menunjukkan
pentingnya laporan tahunan sebagai media pengungkapan praktik tanggung jawab
sosial dan lingkungan/Corporate social responsibility (CSR). Peningkatan kesadaran
ini nampak dari meningkatnya jumlah perusahaan di Indonesia yang
mempublikasikan SR dari tahun ke tahun, seperti data yang didapat dari Global
Reporting Initiatives (GRI), per Februari 2016 terdapat sebanyak 85 perusahaan yang
telah membuat dan mempublikasikan laporan mereka.
Page | 3
dapat membingungkan stakeholders dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
International Integrated Reporting Council (IIRC) merilis rerangka pelaporan yang
terintegrasi atau integrated reporting (IR) yang memberikan informasi secara
sistematis dan terpadu sehingga memberikan kemudahan bagi stakeholders
dalam pengambilan keputusan ekonomik perusahaan.
Di Indonesia, penerapan laporan berkelanjutan (sustainability reporting)
didukung oleh sejumlah peraturan seperti Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Manajemen Lingkungan Hidup pasal 5, aturan yang dikeluarkan Bursa Efek
Indonesia (BEI) mengenai prosedur dan persyaratan listing dan pada Pembangunan
Lima Tahun (PELITA) ketujuh melalui TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang Garis-
garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Sustainability Reporting (SR) yang digagas oleh Global Reporting Inisiatives
(GRI) pada 1999 menyajikan pelaporan informasi sosial, lingkungan dan keuangan
secara terpadu dalam satu paket pelaporan korporasi, namun laporan ini masih
memiliki kekurangan karena tidak menyajikan informasi tentang strategi, tata kelola
dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi yang dapat menimbulkan
penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang Akibatnya,
informasi dalam SR tidak utuh dan tidak lengkap untuk pertimbangan keputusan para
stakeholder. Pada tahun 2001 GRI mengembangkan model Sustainability Reporting
dan mendorong korporasi global menerapkannya dengan mengintegrasikan pelaporan
keuangan, sosial dan lingkungan dalam satu paket pelaporan dengan model yang
mencakup berbagai aspek seperti pada framework berikut ini:
Page | 4
Isu-isu yang penting seputar sustainability report:
a. SR menekankan pada pelaporan informasi sosial, lingkungan dan keuangan, serta
tata kelola korporasi yang menjadi pilar dasar bisnis.
b. Pengembangan model SR didasarkan pada teori triple bottom-line of business (3-
P), Corporate governance (CG) dirancang untuk mengelola 3P secara terintegrasi
demi sustainability of business and profit, triple bottom line accountung (TBLA)
dirancang untuk mendukung visi dan misi corporate governance.
c. Sustainability Report bertujuan memberikan informasi yang utuh dan terintegrasi
kepada stakeholder dengan tujuan utamanya adalah untuk pertumbuhan dan
keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
5. Integrated Reporting
Menurut The International Integrated Reporting Committee (IIRC):
Integrated reporting (IR) adalah suatu proses komunikasi informasi suatu
organisasi, terutama tercermin dalam “integrated report” kepada para stakeholder
tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Integrated reporting merupakan:
- Suatu komunikasi yang ringkas dan terintegrasi tentang bagaimana strategi,
tatakelola dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu organisasi menghasilkan
penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang
- IR menggabungkan sejumlah laporan (keuangan, catatan manajemen, tatakelola
dan remunerasi, dan pelaporan berkelanjutan) ke dalam satu paket pelaporan
untuk menjelaskan kemampuan suatu organisasi dalam penciptaan nilai dan
mempertahankan nilainya dalam jangka panjang, menyajikan secara bersama
informasi material tentang strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan
prospek suatu organisasi yang mencerminkan konteks komersial, sosial dan
lingkungan dimana organisasi itu beropreasi. Output dari IR adalah integrated
report yang menjadi laporan utama dari suatu organisasi.
Dalam merumuskan integrated report , IIRC menjabarkan tujuan dibentuknya
pelaporan yang terintegrasi antara lain :
1. Meningkatkan kualitas dari informasi yang tersedia untuk penyedia modal
sehingga memungkinkan alokasi yang lebih efisien dan produktif terhadap modal.
2. Mempromosikan pendekatan yang lebih kohesif dan efisien untuk pelaporan
perusahaan pada pelaporan yang berbeda dan mengkomunikasikan berbagai
Page | 5
faktor secara material yang mempengaruhi organisasi untuk menciptakan nilai
dari waktu ke waktu.
3. Meningkatkan akuntabilitas dan menetapkan dasar untuk modal (finansial,
manufaktur, intelektual, manusia, hubungan sosial, dan alam) dan
mempromosikan pehamanan mengenai saling ketergantungannya.
4. Mendukung pemikiran terintegrasi, pengambilan keputusan, dan aksi yang
mengarah pada penciptaan nilai jangka pendek, menengah, dan panjang.
International Integrated Reporting Council (IIRC) memiliki prinsip-prinsip.
Page | 6
2. Jelaskan apa definisi, konsep dan manfaat laporan berkelanjutan dan laporan
terintegrasi. Informasi apa saja yang diungkapkan dalam kedua laporan
tersebut? Jelaskan persamaan dan perbedaan dari kedua laporan tersebut !
Sustainability Report
1. Definisi
Pelaporan berkelanjutan ( Sustainable Reporting ) adalah pelaporan
yangdilakukan oleh perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta
upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemang
ku kepentingan ( stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan menuju
pembangunan keberlanjutan yang terdapat prinsip dan standar pengungkapan yang
mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan terkait dengan aspek ekonomi,
lingkungan dan sosial.
Sustainability Reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh entitas
untuk mengukur, mengungkapkan [disclosure) semua kegagalan yang
dilaksanakan entitas yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan
sosialnya, serta upaya entitas untuk menjadi entitas yang akuntabel bagi seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja entitas menuju
pembangunan yang berkelanjutan. Entitas yang telah go public memiliki
kewajiban membuat laporan keberlanjutan (sustainability report) sesuai dengan
amanat.
Menurut Slater and Gilbert & et al dalam Daizy and Nilandri
Dasmendefinisikan pelaporan berkelanjutan sebagai berikut :
Page | 7
2. Konsep
Pengembangan model
sustainability reporting didasarkan pada
teori Triple Bottomline of Business (3P)
yang dikemukakan oleh John Elkington
(1997) yang mengatakan bahwa apabila
suatu korporasi ingin tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan
maka korporasi itu harus peduli dan bertanggung jawab terhadap alam semesta
(planet), masyarakat (people) dan pertumbuhan keuntungan bisnis itu sendiri
(profits).
Page | 8
development.b.Memperoleh image baik (citra positif) dari stakeholder.
c. Pencarian legitimasi dari stakeholder.
3. Manfaat
Banyak manfaat yang diberikan apabila perusahaan menerapkan
pelaporan berkelanjutan,menurut (Schaltegger, Bennet, dan Burrit, 2006:302), me
njelaskan beberapa manfaat tersebut antara lain :
a. Pengungkapan kegiatan perusahaan yang memiliki dampak
terhadaplingkungan dan sosial.
b. Meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan.
c. Meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
d. Memperlihatkan perusahaan memiliki keunggulan lebih karena
menggunakan pendekatan keberlanjutan dalam kinerja perusahaannya.
e. Pembanding dan benchmarking kepada kompetitior.
f. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan.
g. Membangun dan mendukung karyawan untuk memotivasi dalam
memberikaninfomarsi internal dan kontrol proses yang baik.
Integrated Report
1. Definisi
IIRC mendefinisikan integrated reporting <IR> sebagai suatu proses
komunikasi informasi suatu organisasi yang tercermin dalam “integrated report”
kepada para stakeholder tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu. Integrated
report sendiri didefinisikan sebagai suatu komunikasi yang ringkas dan
terintegrasi tentang bagaimana strategi, tata kelola dan remunerasi, kinerja dan
prospek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek,
menengah dan jangka panjang. Integrated report memberikan suatu pendekatan
pelaporan yang lebih luas dibandingkan dengan pelaporan tradisional yang ada
saat ini.
2. Konsep
Banyaknya laporan yang dihasilkan, membuat pembaca (contoh investor)
dapat kehilangan gambaran utuh dari nilai tambah (value added) yang dilakukan
oleh entitas. Inllah yang berusaha dijawab oleh integrated reporting. Integrated
reporting (IR) memiliki konsep yang berbeda dengan sustainability reporting
(SR). Dalam pembuatan integrated reporting (IR), entitas diminta membuat
Page | 9
pelaporan yang berfokus bagaimana entitas menciptakan value (Value Creation)
dan akan sustain dalam jangka panjang.
Page | 10
penciptaan nilai perusahaan. Integrated report harus menjelaskan penciptaan nilai
yang unik dari perusahaan, dan menjelaskan bagaimana perusahaan menciptakan
nilai dan untuk siapa, pengukuran nilai perusahaan, serta nilai yang diciptakan
pada setiap level perusahaan dan bagaimana hal ini akan berpengaruh terhadap
kinerja di masa depan.
Pada Desember 2013 dikeluarkanlah The International Integrated
Reporting Council’s (IIRC) Framework yang memberikan kerangka awal bagi
perusahaan dalam mendorong pemikiran dan pelaporan terintegrasi dalam cara
yang terintegrasi. <IR> menggabungkan sejumlah laporan yang terdiri dari
keuangan, catatan manajemen, tatakelola dan remunerasi, serta laporan
berkelanjutan ke dalam satu paket pelaporan untuk menjelaskan kemampuan suatu
organisasi dalam menciptakan nilai dan mempertahankan nilainya dalam jangka
panjang. <IR> menyajikan secara bersama informasi material tentang strategi,
tatakelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan prospek suatu organisasi yang
mencerminkan konteks komersial, sosial dan lingkungan dimana organisasi itu
beroperasi.
Page | 11
b. Membantu mengintegrasikan sustainabilitas bisnis ke dalam strategi dan
operasi,
c. Meningkatkan relasi dengan para stakeholder utama,
d. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas,
e. Menyederhanakan pelaporan eksternal (laporan keuangan, laporan
manajemen.sustainability report),
f. Menunjukkan posisi entitas sebagai leader and inovator.
g. Meningkatkan relasi dengan komunitas investor, kreditor dan mitra usaha,
h. Meningkatkan akses modal/ pendanaan,
i. Meningkatkan reputasi dan memperkuat citra (brand) entitas, P
j. Patuh terhadap regulasi
Page | 12
G4-SO1],Keanggotaan
Organisasi/Asosiasi [G4-16],
Penerapan Prinsip Kehati-
hatian [G4-14], Adopsi dan
Dukungan terhadap Prakarsa
Internasional [G4-15]
- Tata Kelola Berkelanjutan :
Struktur Tata Kelola,
Benturan Kepentingan,
Evaluasi Kinerja, Remunerasi,
Rasio Gaji Tertinggi dan
Terendah, Manajemen Risiko
[G4-14, G4-45], Inisiatif Anti
Korupsi dan Anti Gratifikasi,
Kode Etik dan Budaya
Perusahaan [G4-56], Sistem
Whistleblowing
- Indeks Konten GRI G4
‘sesuai’ – Inti
- Laporan pengecekan sesuai
GRI g4 core
Page | 13
Dasar Didasarkan pada teori triple bottom Didasarkan pada the
penyusunan – line of business dan triple bottom International Integrated
pelaporan – line accounting yang terdiri dari Reporting Committee (IIRC)
3 hal, profit, people, dan planet. dan didukung oleh GRI
mengembangkan model
pelaporan korporasi yang
baru yang disebut:
INTEGRATED
REPORTING.
Page | 14
3. Laporan terintegrasi dikonsepkan sebagai “a concise communication about how
an organization’s strategy, governance, performance and prospects lead to the
creation of value over the short, medium and long term.” Bagaimana laporan
terintegrasi dapat menginformasikan proses menciptaan nilai dari suatu entitas,
tidak hanya jangka pendek tetapi juga meliputi jangka menengah dan jangka
panjang. Jelaskan argumen kelompok anda!
Page | 15
Proses penciptaan nilai menekankan bahwa penciptaan nilai oleh entitas
bergantung dari banyak faktor dan tidak hanya tertumpu pada entitas semata. Penciptaan
nilai sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal entitas, keterkaitan antar pemangku
kepentingan dan dipengaruhi oleh hubungan antar elemen. Lingkungan eksternal entitas
termasuk lingkungan hidup, kondisi ekonomi, perubahan teknologi, masalah-masalah
sosial, dan tantangan kelestarian lingkungan menciptakan konteks dari operasi entitas.
Operasi entitas sangat dipengaruhi oleh keadaan dan perkembangan lingkungan
eksternalnya. Setiap model bisnis dalam entitas terdiri dari berbagai masukan (input)
melalui aktivitas bisnis sehingga menghasilkan keluaran (output) yang terdiri dari
produk, jasa, produk sampingan, dan limbah. Aktivitas dan keluaran entitas ini kemudian
menciptakan hasil (outcome) yang memiliki efek terhadap modal. Proses penciptaan nilai
bukanlah sesuatu yang bersifat statis. Penilaian ulang terhadap komponen-komponen
penciptaan nilai perlu dilakukan secara berkala.
Visi dari pembuatan intergrated reporting menurut International Intergrated
Reporting Council (IIRC) adalah menyajikan informasi mengenai strategi organisasi,
governance, kinerja, dan potensi perusahaan secara bersama-sama yang menggambarkan
sisi komersial, sosial, dan lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi. Laporan
tersebut menyajikan presentasi yang jelas dan ringkas mengenai bagaimana perusahaan
tersebut bisa bernilai sekarang dan dimasa datang.
IIRC memberikan prinsip-prinsip panduan dalam mengungkapkan informasi
perusahaan melalui intergrated reporting, yaitu:
a. Strategic focus and future orientation
Sebuah laporan terintegrasi harus memberikan pemahaman yang dalam mengenai
strategi organisasi dan bagaimana kemampuan organisasi untuk menciptakan value
dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, serta penggunaannya
dalam dan efek pada capital.
b. Connectivity of information
Sebuah laporan yang terintegrasi harus menunjukkan gambaran menyeluruh dari
kombinasi, keterkaitan, dan ketergantungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan organisasi untuk menciptakan value dari waktu ke waktu.
c. Stakeholder relationships
Sebuah laporan yang terintegrasi harus memberikan pemahaman sifat dan kualitas
hubungan organisasi dengan stakeholder, termasuk pemahaman organisasi dalam
mempertimbangkan dan merespon kebutuhan dan kepentingan.
Page | 16
d. Materiality
Sebuah laporan yang teritegrasi harus mengungkapkan informasi tentang hal-hal
substantif yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk menciptakan value
dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
e. Conciseness.
Sebuah laporan yang terintegrasi harus singkat. Maksudnya, laporan yang
terintegrasi meliputi konteks yang cukup untuk memahami strategi organisasi,
governance, kinerja, dan prospek tanpa ditambah dengan informasi yang kurang
relevan.
f. Reliability and completeness
Sebuah laporan yang terintegrasi harus mencakup semua hal yang material, baik
positif maupun negatif, secara seimbang dan tanpa ada kesalahan yang material.
Adapun 8 (delapan) elemen intergrated reporting yang harus dipenuhi agar
sebuah laporan perusahaan sudah disebut sebagai laporan yang terintegrasi antara
lain:
1) Organizational overview and external environment
Organizational overview menjelaskan organisasi perusahaan baik dari visi, misi,
budaya, struktur kepemilikan, maupun aktivitas perusahaan. External
environment menggambarkan kondisi lingkungan eksternal yang mempengaruhi
perusahaan, seperti aspek hukum, sosial, lingkungan, ekonomi, tantangan pasar,
dan kondisi politik.
2) Governance
Menggambarkan struktur tata kelola perusahaan yang dapat mendukung
pencapaian tujuan perusahaan dan menciptakan value baik jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
3) Business model
Business model perusahaan adalah sistem perusahaan yang dapat mengubah input
melalui aktivitas perusahaan yang menghasilkan output dan outcome.
4) Risks and opportunitie
Risks and opportunitie menjelaskan risiko dan peluang spesifik pada perusahaan
yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Elemen ini juga menjelaskan cara perusahaan dalam mengelola risiko dan
peluang yang terjadi pada perusahaan.
Page | 17
5) Strategy and resource allocation
Strategy and resource allocation menjelaskan strategi yang dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia pada perusahaan.
6) Performance
Performance menggambarkan kinerja perusahaan pada tahun berjalan yang dapat
mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
7) Outlook
Outlook menjelaskan kondisi pada masa akan datang yang berkaitan dengan
perusahaan. Outlook meliputi prospek maupun tantangan yang akan dihadapi
perusahaan.
8) Basis of presentation
Basis of presentation merupakan dasar pengungkapan elemen yang disajikan
oleh perusahaan dalam laporan agar dapat dievaluasi tingkat pemenuhan kriteria
pelaporan.
Referensi
http://www.academia.edu/35372944/Sustainability_Reporting_vs_Integrated_Reporting
http://eprints.undip.ac.id/37388/1/AKIS.pdf
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/.
http://www.academia.edu/35372944/Sustainability_Reporting_vs_Integrated_Reporting
jurnal.pknstan.ac.id/index.php/JIA/article/download/38/28
Page | 18