Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK SESI 11

PELAPORAN KORPORAT

“INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF


DAN LINDUNG NILAI (HEDGING)”

Disusun oleh :
Kelompok 2
Made Ayu ShanitaWedha (17/414053/EE/07218)
Elsa Wulan Ramadhani (17/421432/EE/07256)
Yulista Andika Putra (17/421472/EE/07296)
Niki Bella Masari (17/421456/EE/07280)
Farandhi Fajar Giwangkoro (17/421435/EE/07259)
Risty Ridharty Diman (17/414069/EE/07234)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK)


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN 2018
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
DAN LINDUNG NILAI (HEDGING)

A. PENGANTAR
Keinginan investor untuk melindungi dirinya dari adanya risiko investasi di pasar
modal dapat diakomodasikan dengan adanya instrumen derivatif, seperti future and
forward, swap dan options. Instrumen derivatif ini sebagai inovasi baru di pasar modal
yang perannya sangat diperhatikan terutama dalam hal strategi hedging (lindung nilai)
atas transaksi-transaksi keuangan tertentu yang bersifat kontinjen. Pasar derivatif sangat
berguna bagi masyarakat Indonesia, secara makro keberadaan pasar derivatif akan
membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien yang mana pada akhirnya juga akan
membantu dunia usaha untuk mendapatkan modal usaha secara efisien. Peranan pasar
derivatif menunjang transparansi pasar keuangan, dan sangat pentingnya efisiensi
transparansi, dalam arti transparan dan transaksi tidak tinggi biayanya, sama dengan
risiko ketidakpastian berusaha di Indonesia akan semakin kecil, dan dunia luar akan
melihat Indonesia sebagai pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi capital inflow yang
sangat berguna untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia.

B. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF


1. Pengertian Derivatif
Derivatif merupakan sebuah instrument keuangan berupa kontrak antara dua
pihak untuk melakukan pembelian atau penjualan terhadap sesuatu (aktiva finansial
atau komoditas) pada waktu dan harga tertentu sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati saat ini. Instrumen keuangan ini digunakan oleh investor sebagai sarana
lindung nilai ( hedging) dalam meminimalisir risiko investasi di pasar modal.
Fungsi derivatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut ini.
 Hedging
Hedging merupakan salah satu bentuk pengelolaan risiko untuk
mengurangi kemungkinan-kemungkinan kerugian karena perubahan kurs, suku
bunga, harga saham, dan harga komoditas.
 Spekulasi
Spekulasi berkaitan dengan kontemplasi masa depan, memformulasikan
harapan dan mengambil posisi untuk memperoleh keuntungan atas kondisi
yang diperkirakan.
Karakteristik dari instrument derivatif adalah:
 Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variable tertentu (underlying
variable). Dimana bentuk underlying variable dalam derivatif tidak terbatas
pada aktiva finansial saja, seperti saham, warrants, dan obligasi. Komoditas,
logam berharga, indeks saham, tingkat suku bunga, dan kurs nilai tukar dapat
dijadikan sebagai underlying variable dalam perdagangan derivatif (Utomo,
2000);
 Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan
untuk kontrak serupa lain yang diperkirakan akan menghasilkan dampak yang
serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan
 Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.

2. Tipe Derivatif
(a) Forward dan Futures
Forward dan Futures adalah perjanjian antara dua pihak untuk
membeli atau menjual suatu barang dalam harga atau nilai yang ditentukan
dan di waktu yang ditentukan. Pihak yang telah setuju untuk mengirim sesuatu
dinamakan pihak yang menjual kontrak atau “go short”. Sedangkan pihak lain
yang setuju untuk menerima dinamakan pihak yang membeli kontrak atau “go
long”. Berbeda dengan kontrak opsi dimana individu yang terlibat pada
kontrak mempunyai hak, bukan kewajiban, untuk membeli dan menjual aktiva
finansial, kontrak futures mengatur bahwa individu yang terlibat kontrak
berkewajiban melakukan pengiriman dan penerimaan.
Transaksi futures atau forwards juga berbeda dari transaksi “spot”
yang mana mewajibkan pihak bertransaksi untuk melakukan pengiriman
segera atau delivery “on the spot” pada harga spot. Kontrak futures
diperdagangkan pada bursa yang telah terorganisasi, sedangkan kontrak
forward dilakukan secara langsung antar dua pihak atau menggunakan jasa
pihak bank. Selain itu terdapat empat perbedaan pokok antara kontrak futures
dan forwards, yaitu:
 Kontrak futures sudah sangat standardized, artinya bahwa bursa tempat
perdagangan futures telah menentukan tanggal jatuh temponya kontrak,
lokasi pengiriman, kualitas dan kuantitas yang jelas dari barang yang akan
dikirimkan pada setiap kontrak. Jadi para individu atau pihak yang terlibat
tidak perlu negosiasi lagi mengenai hal-hal ketentuan seperti diatas.
Standardisasi di bursa inilah yang juga menyebabkan pasar untuk futures
sangat likuid.
 Bursa futures menjamin kinerja masing-masing lembaga kliring yang
terlibat di perdagangan futures. Setiap lembaga kliring juga menjamin
kinerja dari masing-masing pedagang (traders). Jaminan ini meningkatkan
likuiditas bursa futures.
 Untuk membatalkan atau keluar dari sebuah kontrak yang telah dibeli
(dijual), satu pihak dapat menjual (membeli) kontrak yang identik. Bursa
dapat membatalkan posisi long (short) pertama dengan posisi short (long)
kedua, sehingga posisi bersih adalah nol.
 Setiap akhir hari perdagangan, keuntungan dan kerugian pada setiap
transaksi dapat dihitung. Jika terjadi keuntungan pada posisi tertentu,
maka bursa akan membayar cash kepada lembaga kliring yang menjamin
seorang pedagang. Sebaliknya, jika terjadi kerugian pada suatu posisi,
maka lembaga kliring yang memberi penjaminan seorang pedagang akan
membayar kerugian tersebut secara cash kepada bursa.
(b) Swap
Swap adalah perjanjian untuk menukar set tertentu dari arus kas masa
depan untuk satu set arus kas masa depan tertentu yang berbeda.
(c) Option
Option adalah perjanjian di mana pembeli memiliki hak (tetapi tidak
ada kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu barang dengan harga atau
tarif tertentu atau pada tanggal atau jangka waktu tertentu.

Instrument derivatif, seperti option dan futures, merupakan kontrak


perjanjian antara dua pihak untuk menjual atau membeli sejumlah aktiva finansial
atau komoditas pada tanggal tertentu di masa datang dengan harga yang telah
disepakati saat ini. Option atau kontrak opsi memberikan hak, bukan kewajiban, bagi
pemegangnya untuk melakukan sesuatu; sedangkan kontrak futures merupakan
kewajiban antara dua pihak yang terikat dalam kontrak untuk memenuhi perjanjian
dalam kontrak.
Terdapat dua jenis opsi yaitu Call Option (Opsi beli) dan Put Option (Opsi
Jual). Call option atau opsi beli memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang disebut strike atau
exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi beli tersebut jatuh tempo.
Jika opsi tersebut dapat dilaksanakan setiap waktu sampai dengan tanggal jatuh
tempo, maka opsi tersebut dinamakan American options. Sebaliknya, jika opsi
tersebut hanya dapat dilaksanakan pada saat jatuh tempo saja, maka opsi dinamakan
European options. Pihak pembeli (the “long”) dari call option akan membayar
sejumlah call premium kepada pihak penjual (the “short”).
Put option atau opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya, bukan
kewajiban, untuk menjual sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang
disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi jual
tersebut jatuh tempo. Sama dengan call option, pihak pembeli (the “long”) dari put
option akan membayar sejumlah put premium kepada pihak penjual (the “short”).

3. Akuntansi Derivatif
Dalam SFAS No. 133, FASB menyimpulkan bahwa derivatif seperti forward
dan opsi merupakan aktiva serta kewajiban, dan harus dilaporkan dalam neraca pada
nilai wajar.
Pada laporan laba-rugi, setiap keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
harus diakui dalam laba, jika derivatif digunakan untuk tujuan spekulasi. Jika
derivatif tersebut digunakan untuk tujuan hedging (pembendungan), maka akuntansi
untuk setiap keuntungan atau kerugian akan tergantung pada jenis hedge yang
digunakan. Secara ringkas, pedoman berikut digunakan dalam akuntansi untuk
derivatif.
 Derivatif harus diakui dalam laporan keuangan sebagai aktiva dan kewajiban.;
 Derivatif harus dilaporkan pada nilai wajar;
 Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi dalam Derivatif harus
segera diakui dalam laba;
 Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari hedging dilaporkan dengan cara
yang berbeda, tergantung pada jenis hedging.

Derivatif diukur pada nilai wajar kecuali apabila derivative tersebut dikaitkan
dan harus diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.
Derivatif semacam itu akan diukur pada biaya perolehannya.

C. LINDUNG NILAI (HEDGING)


1. Pengertian Lindung Nilai (hedging)
Menurut Madura (2000:275) hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk
melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap
fluktuasi nilai tukat adalah sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai tukar. Menurut Shapiro (1999:144) hedging particular currency
exposure means estabilishing an offseting such whatever is lost or gained on the
original currency exposure is exactly offset by corresponding foreign exchange gain
on loss on the currency hedge.
Hedging dalam definisi di atas merupakan sebuah bagian dari currency
exposure yang berarti menentukan sebuah pengganti kerugian kurs mata uang,
misalnya kerugian atau keuntungan pada nilai asal currency exposure sebenarnya
dapat disamakan dengan keuntungan atau kerugian nilai tukar mata uang pada
currency hedge Menurut Eiteman (2003:171-174) Hedge merupakan pembelian
suatu kontrak (termasuk foward exchange) atau barang nyata yang nilainya akan
meningkat dan kerugian dari jatuhnya nilai tersebut dari kontrak lain atau barang
nyata. Pelaku Hedging berusaha melindungi pemilik dari kerugian.
Tujuan akuntansi lindung nilai adalah untuk menunjukkan dalam laporan
keuangan dampak dari aktivitas manajemen risiko entitas yang menggunakan
instrumen keuangan untuk mengelola eksposur yang timbul dari risiko tertentu yang
dapat mempengaruhi laba rugi. Pendekatan ini bertujuan menyampaikan konteks
instrumen lindung nilai dalam hal akuntansi lindung nilai diterapkan dan memberi
informasi atas tujuan dan dampak lindung nilai. Untuk lindung nilai atas nilai wajar
atas eksposur suku bunga dari portofolio aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Entitas dapat menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai dalam PSAK 55.
Akuntansi lindung nilai (hedging) memiliki manfaat yaitu sebagai beriku:
 Price Risk Insurance Theory
Dimana hedging bertindak sebagai insurance melawan resiko harga.
Risiko pergerakan harga di pasar fisik dapat diimbangi dengan mengunci
harga untuk komoditi yang sama di pasar berjangka. Pasar fisik juga dikenal
sebagai spot atau pasar tunai di mana komoditas seperti saham, biji-bijian,
minyak mentah dan barang-barang lainnya dibeli dengan uang tunai dan
dikirimkan segera. Di pasar berjangka, pengiriman dan pembayaran dilakukan
pada tanggal yang ditentukan di masa mendatang. Tanggal ditentukan pada
saat dimulainya perjanjian transaksi. Sesuai manajemen risiko harga, rumah
pialang akan menjual komoditas investor ketika harga atas atau bawah, sudah
disepakati antara investor dan broker, disentuh. Dengan kata lain, hedging
memungkinkan investor atau perusahaan individu untuk mengunci harga yang
dapat diterima.
 Portofolio theory
Hedger memanfaatkan masa depan untuk meminimalkan risiko dalam
portofolio investasi. Baru-baru ini, masa depan diciptakan pada berbagai aset,
bergerak menjauh dari produk pertanian tradisional. Kontrak berjangka pada
indeks saham dan suku bunga sekarang dimungkinkan, memberikan peluang
investasi yang lebih besar bagi investor. Memanfaatkan futures untuk lindung
nilai portofolio investasi setara dengan transfer risiko harga; pengalihan risiko
harga kepada seseorang (spekulator) yang bersedia menerima risiko untuk
menghasilkan keuntungan.
 Adanya kepastian kalkulasi arus kas
Perusahaan dengan memilih hedging, dapat membawa kepastian di
proses produksinya dan memastikan kalkulasi arus kas.
 Hedging encourages captial investment
Dengan mengunci harga yang diinput, perusahaan akan mampu untuk
melindungi dirinya dari kenaikan biaya operasi, dan dengan demikian,
membuat perencanaan terkonsentrasi pada pembentukan modal dan ekspansi.
 Hedging for enchancing a firm’s value
Dalam keseluruhan manajemen strategi, mengurangi resiko korporasi
adalah fitur penting. Dengan membantu mengurangi biaya-biaya yang berasal
dari ketidaksempurnaan pasar, hedging dapat meningkatkan nilai perusahaan.

2. Jenis Lindung Nilai (hedging)

IAS 39 mengidentifikasi 3 jenis hedging :


 Fair Value Hedges atau lindung nilai wajar adalah suatu lindung nilai
terhadap eksposure perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah
diakui atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah
diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat
diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba rugi.
 Cash flow hedges, atau lindung arus kas suatu lindung nilai terhadap
eksposur variabilitas arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu
yang terkait dengan aset atau kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh
atau sebagian pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga
variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan
prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan dapat memengaruhi
laporan laba rugi.
 Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri adalah sama seperti
Lindung Nilai Arus Kas, lindung nilai efektif untuk diungkapkan dalam modal
ekuitas, lindung nilai tidak efektif untuk diungkapkan dalam laba rugi, operasi
asing di kawasan mata uang asing.
3. Kriteria Lindung Nilai (hedging)
Akuntansi hedging harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut, yaitu:
(a) Hubungan hedging harus didokumentasikan secara rinci
Dalam pendokumentasiannya, disyaratkan dokumentasi resmi sebagai berikut.
 Kebijakan Manajemen Resiko
 Kebijakan Akuntansi Hedging
 Dokumentai Akuntansi Hedging
(b) Hedging diharapkan harus sangat efektif
Definisi efektif yang dimaksud dalam hal ini adalah:
 Selisih perubahan nilai wajar atau arus kas dari item hedge yang
diatribusikan pada resiko hedging tertutupi dengan perubahan nilai wajar
atau arus kas dari instrument hedging.
 Ketika perubahan nilai wajar atau arus kas dari itu hedging tidak dapat di
offset maka artinya tidak efektif
(c) Efektivitas hedging harus diukur dengan terpercaya
Pengukuran efektivitas hedging dalam dilakukan melalui tiga jenis
pengukuran, yaitu:
 Tes atas efektivitas
 Tes atas Efektivitas Prospektif
 Tes atas Efektivitas Restropektif

4. Instrumen Lindung Nilai (hedging)


Instrumen hedging adalah instrument yang digunakan para investor untuk
menyeimbangkan resiko kehilangan sejumlah dana dari beberapa investasi yang
mereka miliki. Adapun jenis-jenis instrument hedging yang dapat digunakan, antara
lain:
(a) Foreigh Exchange Forward
Foreign Exchange Forward merupakan transaksi jual / beli suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya dengan penyerahan dana lebih dari 2 (dua)
hari kerja dan nilai tukar yang ditentukan pada saat transaksi dilaksanakan.
FX-forward meliputi :
 Transaksi beli Forward
 Transaksi jual Forward
(b) Foreigh Exchange Swap
Foreign Exchange Swap merupakan transaksi jual dan beli atau beli
dan jual suatu mata uang terhadap mata uang yang lain yang dilaksanakan
dalam waktu bersamaan dengan Nasabah yang sama, dimana tanggal
penyelesaian transaksinya berbeda dengan kurs yang ditetapkan saat transaksi.
Manfaat foreign exchange swap adalah untuk mengamankan posisi
valas dari pengaruh pergerakan nilai tukar melalui mekanisme matching cash
flow dan pengelolaan likuiditas dalam dua mata uang yang berbeda.
(c) Interest Rate Swap
Interest Rate Swap (IRS) adalah perjanjian antara dua belah pihak
untuk mempertukarkan arus kas pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan di
masa yang akan datang berdasarkan jumlah principal yang telah ditentukan
dan dalam mata uang yang sama dengan karakteristik sebagai berikut :
 Pertukaran dapat berupa fixed to floating, floating to fixed atau floating
to floating;
 Fixing suku bunga floating yang akan digunakan ditentukan pada dua
hari kerja sebelum periode perhitungan bunga. Suku bunga acuan
mencakup diantaranya LIBOR (London Interbank Offer Rate), Jibor
(Jakarta Interbank Offer Rate), BI Term Deposit dan SBI (Sertifikat
Bank Indonesia);
 Tidak terdapat pertukaran principal, hanya pertukaran bunga.
(d) Cross Currency Swap
Cross Currency Swap (CCS) adalah perjanjian antara dua belah pihak
untuk mempertukarkan arus kas pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan di
masa yang akan datang berdasarkan jumlah principal yang telah ditentukan
dan dalam mata uang yang berbeda dengan karakteristik sebagai berikut :
 Jangka waktu transaksi dan tanggal pembayaran bunga ditentukan di
awal perjanjian.
 Pembayaran dalam dua mata uang berbeda.
 Terdapat kemungkinan pertukaran prinsipal di awal transaksi.
 Terdapat pertukaran prinsipal di akhir transaksi.
 Pertukaran dapat berupa fixed to floating, floating to fixed, floating to
floating atau fixed to fixed.
5. Item Lindung Nilai (hedging)
Item yang dilindung nilai adalah item yang terekspos atas resiko tertentu dan
dipilih oleh entitas untuk dilindung nilai. Item-item ini dapat berupa:
 Aset atau liabilitas yang diakui;
 Komitmen pasti yang belum diakui;
 Prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi {highly probable); atau
 Investasi neto pada operasi di luar negeri.
Jika item yang dilindung nilai merupakan aset atau liabilitas nonkeuangan,
maka item tersebut hanya dapat ditetapkan untuk dilindung nilai atau risiko
perubahan nilai tukar atau atas seluruh risiko sekaligus. Hal ini dikarenakan adanya
kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus
kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan
nilai tukar.
Lindung nilai (hedging) atas prakiraan transaksi memiliki fleksibilitas dalam
laporan keuangan karena entitas diperkenankan untuk menggunakan akuntansi
lindung nilai (hedging) untuk seluruh transaksi. terlepas dari transaksi tersebut telah
terjadi atau belum terjadi. Penggunaan lindung nilai (hedging) atas prakiraan
transaksi memungkinkan keuntungan atau kerugian tertentu untuk ditunda
pengakuannya dan diakui pada periode mendatang.
Item-item yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai adalah:
 Derivatif, kecuali derivatif melekat yang tidak dapat dipisahkan dari kontrak
utamanya;
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas, karena transaksi atas
instrumen ekuitas terbitan entitas sendiri akan langsung diakui pada ekuitas,
bukan di laba rugi; dan
 Dividen.

6. Akuntansi Lindung Nilai (hedging)


Akuntansi lindung nilai adalah penetapan satu atau lebih instrumen lindung
nilai sehingga perubahan nilai wajarnya saling hapus, secara keseluruhan atau
sebagian, dengan perubahan nilai wajar atau arus kas item yang dilindung nilai.
Resiko yang paling umum dilindung nilai adalah risiko tingkat bunga dan resiko
perubahan nilai tukar. Dalam setiap hubungan lindung nilai terdapat tiga unsur,
yaitu;
 Item yang dilindung nilai {hedged items);
 Instrumen lindung nilai {hedging instruments); dan
 Resiko.
Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk
menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge
accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging.
Ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak
diharuskan untuk menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan
atau kerugian atas instrumen hedging dan item-item yang dilindunginya diakui dalam
laporan Laba Rugi periode yang sama; keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam
periode yang sama.
Berikut merupakan ringkasan dari perlakuan akuntansi hedging:

7. Penghentian Lindung Nilai (hedging)


Dari pengertian yang menjelaskan bahwa Hedging merupakan strategi trading
untuk membatasi dan melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai
tukar (yang berarti sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi
nilai tukar), maka ada yang namanya penghentian hedging yang memiliki beberapa
kriteria sebagai berikut:
 Instrumen yang di hedging sudah jatuh tempo / dijual / dihentikan / direalisasi
 Hedging tidak lagi memenuhi kriteria hedging akuntansi
 Hedging arus kas untuk transaksi yang diperkirakan tidak lagi diharapkan
untuk terjadi
 Entitas mencabut penetapan lindung nilai

8. Contoh
Kasus:
Pada tanggal 5 September 2012, Paijo membeli 2 lot saham INDF senilai Rp
5.000 / lembar dan untuk melindungi nilai sahamnya Paijo membeli opsi jual untuk 2
lot saham INDF senilai Rp 200.000 dengan harga exercise saham Rp 4.800 / lembar
berlaku selama 1 bulan. Pada tanggal 5 Oktober 2012, harga saham INDF turun
menjadi Rp 4.000 / lembar.
Pembahasan:
Paijo membuat keputusan untuk menjual 2 lot saham INDF nya dengan
menggunakan opsi jual seharga Rp 4.800 / lembar sehingga memperoleh kas sebesar
Rp 4.800.000.
Kerugian Paijo apabila tidak menggunakan aktivitas hedging (tidak
membeli opsi jual) adalah sebesar Rp 1.000.000 ((Rp 5.000.000 – (Rp 4.000 * Rp
1.000)) dan apabila menggunaan aktivitas hedging adalah sebesar Rp 400.000 (Rp
200.000 biaya untuk membeli opsi jual dan Rp 200.000 selisih rugi antara harga
exercise dan harga beli saham).

Referensi:
International Accounting Standard (IAS) 39 – Financial Instruments : Recognition and
Measurement
International Financial Reporting Standard (IFRS) 9 – Financial Instruments
Modul CA : Pelaporan Korporat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55 Revisi 2014 tentang Instrumen
Keuangan
Statatements of Financial Accounting Standars (SFAS) No.133 – Accounting for Derivative
Instruments and Hedging Activities
Utomo, Lisa Linawati. 2000. Instrumen Derivatif: Pengenalan Dalam Strategi Manajemen
Risiko Keuangan. Jurnal akuntansi dan keuangan, 2(1): h:53-68.

Anda mungkin juga menyukai