ABSTRAK
Tanah lempung Besitang adalah salah satu jenis tanah yang menimbulkan banyak kerusakan
karena sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan kadar air, sehingga menyebabkan penurunan kuat
geser. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan tanah dengan penambahan kapur untuk meningkatkan
sifat fisis dan mekanis.
Penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis di uji di laboratorium
yang terdiri dari uji identifikasi dan uji karakteristik tanah. Uji batasan Atterberg, analisa saringan,
dan berat jenis dilakukan untuk mengetahui peningkatan sifat fisis, dan uji pemadatan dengan
standart proctor dan kuat geser dengan Direct Shear Test untuk mengetahui perubahan sifat
mekanis.Pengujian ini dilakukan pada variasi campuran tanah lempung yang dicampur dengan kadar
kapur 2 %, 4 %, 6 %, 8%, 10 %.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tanah lempung Besitang dengan
campuran kapur dapat menurunkan plastisity indeks sebesar 39.15 %, dan menaikkan berat isi kering
sebesar 0.114gr / cc pada penambahan kapur dari 0 % ke 10 %, dan menaikkan persentase lolos
saringan sebesar 4.7 % pada penambahan kapur 10 %, dan menaikkan berat jenis sebesar 12
% pada penambahan kapur 10 %. Pada pengujian kuat geser langsung nilai kohesi meningkat dari
0.16 kg /cm 2 menjadi 0.59 kg / cm 2, dan peningkatan juga terjadi pada nilai sudut geser sebesar
4 .20 0 pada penambahan kapur dari 4 % ke 6 %.
1. PENDAHULUAN
Tanah didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat ( butiran ), mineral –
mineral padat yang tersedimentasi ( terikat secara kimia ) satu sama lain dan dari bahan
organik yang telah melapuk ( yang berpartikel padat ) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi setiap ruang – ruang kosong diantara partikel – partikel padat tersebut. Ukuran dari
setiap butiran tanah sangat bervariasi dan sifat fisis dari tanah sangat tergantung dari faktor
– faktor ukuran, bentuk dan komposisi kimia dari butiran. Tanah pada umumnya terdiri dari
kerikil ( gravel ), pasir ( sand ), lanau( silt) atau lempung ( clays ). Jenis ini sangat
tergantung pada partikel – partikel yang paling dominan pada tanah tersebut. Dari segi
mineral yang disebut tanah lempung adalah yang mempunyai partikel – partikel mineral
tertentu yang menghasilkan sifat plastis pada tanah apabila dicampur dengan air, jadi dari
segi mineral tanah dapat juga disebut bukan tanah lempung meskipun terdiri dari partikel –
partikel yang sangat kecil
Perilaku tanah lempung, terutama kuat uji geser perlu diselidiki. Karena sebagian
besar tanah yang ada di Indonesia termasuk dalam kategori tanah lempung. Salah satunya
tanah yang berada di daerah Besitang, Sumatera Utara. Ada beberapa sifat – sifat tanah
lempung yang perlu diperhatikan dalam suatu proyek bangunan, yaitu permeabilitas,
pemampatan dan kuat tekan, sedangkan sifat fisis, yaitu batas konsistensi, kadar air,
perbandingan ruang kosong ( void ratio ), kerapatan relatif, ukuran butiran.
Permasalahan yang biasanya timbul dari tanah lempung ini yaitu tingkat
sensitifitasnya yang terlalu tinggi terhadap perubahan kadar air, sehingga perlu dilakukan
stabilisasi, diantaranya dengan menggunakan kapur sebagai bahan stabilisasi.
Tanah lempung mengembang merupakan masalah global dalam bidang sipil. Banyak
daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung mengembang. Di Indonesia Pulau
Sumatera khususnya di Besitang Sumatera Utara. Di daerah tersebut tanah lempungnya
masih tergolong tanah lempung yang kurang baik apabila digunakan sebagai penopang
pondasi bangunan konstruksi apapun terutama konstruksi jalan raya.
Kapur yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis kapur padam yang banyak
didapatkan di toko – toko bahan bangunan.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat kapur
yang digunakan sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung terhadap nilai kuat geser.
Pengujian kuat geser langsung dilakukan dengan menggunakan kotak geser yang berbentuk
lingkaran sesuai dengan gambar 3.2.1a. Contoh tanah yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk cincin 3.2.3a dan diletakkan diantara dua buah batu berpori 3.2.2a ( porous stone
). Kemudian contoh tanah diletakkan dalam kotak geser dan ditempatkan pada alat kuat
geser langsung dengan pembebanan sebesar 10 kg, 20 kg, 30 kg. Ada tiga buah dial yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu dial deformasi horizontal, dial deformasi vertikal, dan
dial proving ring, dial deformasi vertikal diletakkan dibagian atas kotak geser, sesuai
dengan gambar 3.2b, dan laju pergerakan geser harus diantara 0.02 sampai 0.1 inchi / menit
( 0.27 sampai 6.36 mm / menit ). Pembacaan dial vertikal dilakukan berdasarkan waktu
yang telah ditentukan, dan pembacaan dial proving ring dilakukan berdasarkan pembacaan
terhadap dial horizontal. Pembacaan dial proving ring bertujuan untuk mendapatkan beban
horizontal pada contoh tanah.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Penambahan Kapur Terhadap Berat Jenis
Nilai berat jenis pada kondisi asli adalah 2,71 dan setelah penambahan kapur 2%
berat jenis menjadi 2,72 , 4 % adalah 2,74 , 6 % adalah 2,76 , 8 % adalah.2,79 , 10 % adalah
2,83. Peningkatan nilai dari asli ke penambahan kapur 2 % adalah 1 % , 2 % ke 4% adalah
2 % , 4 % ke 6 % adalah 2 % , 6 % ke 8 % adalah 3 % , dan 8 % ke 10 % adalah 4 %.
LL
Nilai Liquit Limit
% Kapur
Gambar 2 grafik hubungan Antara Persen Kapur Dengan Nilai Liquit limit
PL
50
Nilai Plastis Limit
40
30
20
10
10 12
% Kapur
50
40
30
20
10 12
% Kapur
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Persen Kapur Dengan Nilai Plastis Indeks
Nilai Shrinkage Limit
Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Persen Kapur Dengan Nilai Shrinkage Limit
Gambar 6: Grafik Hubungan antara % Kapur Dengan fraksi Lolos Saringan no. 200
Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kadar Air Dengan Berat Isi Kering
Hasil pengujian kuat geser langsung terhadap panambahan kapur dapat dilihat pada
tabel4.
Tabel 4 Hasil pengujian kuat geser
No Kadar Kapur Kohesi Sudut Geser Dalam ( 0
(%) (Kg/ cm2) )
1 0 0,16 22,8
2 2 0,28 26,4
3 4 0,46 28,5
4 6 0,59 32,7
5 8 0,52 36,0
6 10 0,41 39,6
Grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser untuk setiap variasi
penambahan kapur dapat kita lihat pada gambar 8.
T egan gan G eser
( k g /c m 2 )
3.6. Hubungan Persentase Kapur Dengan Nilai Kohesi Dan Sudut Geser
Besarnya kuat geser tanah dipengaruhi oleh kualitas dari bahan, lekatan antar butiran
dan kepadatannya. Kualitas bahan berhubungan erat dengan kekasaran dan kekuatan.
Bahan keras artinya tidak mudah hancur dan menjadi butir – butir yang lebih kecil atau
berubah bentuk, karena pengaruh perubahan kadar air.
Ikatan antara butir merupakan kemampuan saling mengunci antar butiran, dan
adanya rekatan yang merekatakan permukaan butiran tersebut. Semakin kuat ikatan antar
butir akan menghasilkan nilai kuat geser semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Dapat
dilihat bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai kuat geser efektif terjadi pada
penambahan 6 % kapur sebesar 0.59, walaupun penambahan kapur lebih tinggi akan
menghasilkan nilai kuat geser tidak jauh berbeda. Maka penambahan kapur yang paling
efektif adalah antara 0 % sampai 6 %.
Dari analisa yang dilakukan sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa stabilisasi dengan kapur pada tanah lempung ini dapat memperbaiki sifat fisis dan
mekanis tanah. Penambahan kapur pada tanah lempung akan mengakibatkan daya dukung
sebanding dengan peningkatan kuat geser tanah.
Nilai Kohesi (kg/cm 2)
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Hasil uji Atterberg dengan variasi kapur 0 %, 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % terjadi
penurunan nilai indeks plastisitas sebesar 39.15 % dari penambahan kapur 0 % ke 10
%.
2. Hasil uji pemadatan diperoleh peningkatan berat isi kering ( MDD ) sebesar 0.114 gr /
cc dari penambahan kapur 0 % ke 10 %, dan penurunan terhadap kadar air optimum (
OMC ) sebesar 2.5 % dari penambahan kapur 0 % ke 10 %.
3. Hasil uji kuat geser langsung terhadap penambahan kapur adalah terjadinya
peningkatan nilai sudut geser sebesar 4.20 0 dari penambahan kapur 4 % ke 6%, dan
menunjukkan peningkatan nilai kohesi maksimum pada penambahan 6 % kapur
sebesar 0.59 kg / cm 2
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Muhammad ( 2002 ), ” Pengaruh Kapur Pada Tanah Eksfansif Mengandung Batu
bara Terhadap Kuat Geser ”, Teknik Sipil, UGM.
Fitrianto Adi ( 2002 ), ” Perbaikan Sifat Teknis Tanah Negeri Lama Rantau Parapat
Dengan Stabilisasi Semen Tiga Roda ”, Teknik Sipil, ITM.