Anda di halaman 1dari 17

1.

Chikungunya
Pengertian chikungunya

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili, berdasarkan gejala pada penderita yang berarti
(posisi tubuh) meliuk atau melengkung, ini mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data
keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut,
pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang
merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus
chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat
celsius, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta
tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat
juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.

Penyebab chikungunya

Aedes aegypti merupakan penyebab chikungunya.

Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk
Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue.
Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit
chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit chikungunya disebabkan oleh
sejenis virus yang disebut virus chikungunya. Virus ini masuk keluarga Togaviridae, genus
alphavirus.

Chikungunya di Indonesia

Peta yang menunjukan epidemiologi chikungunya (2015)

Penyakit ini pertama kali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda
tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) chikungunya dilaporkan pada tahun
1982, demam chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun
1973[1], kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983),
Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah chikungunya ditemukan di Port
Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal
2001, kejadian luar biasa demam chikungunya terjadi di Muara Enim dan Aceh. Disusul
Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam chikungunya berjangkit lagi di Bekasi
(Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003
jumlah kasus chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan
penyakit ini.

Gejala penderita chikungunya

Gejala utama terkena penyakit chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti
dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menyebutnya sebagai
demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue
dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu.

virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes
aegypti. virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di
dalam tubuh manusia. virus menyerang semua lapisan usia, baik anak-anak maupun dewasa
di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima
hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam
mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya
merah disertai tanda-tanda seperti flu.

Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti
rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan
sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.
Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau
sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue,
pada chikungunya tidak terdapat perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematia

2. Flu Tulang Alias Chikungunya, Penyakit


Apa Itu Sebenarnya?
Apa itu flu tulang dan apa penyebabnya?

Flu tulang adalah nama lain dari penyakit Chikungunya. Penyakit ini disebabkan oleh virus
jenis Chikungunya dari genus Alphavirus dan famili Togaviridae. Virus ini menyebar ke
manusia oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang
terinfeksi. Keduanya adalah nyamuk pembawa virus dengue, yang menyebabkan penyakit
demam berdarah (DBD). Itu sebabnya, seseorang dapat terinfeksi Chikungunya dan DBD
pada saat bersamaan.

Chikungunya berasa dari bahasa Swahili yang artinya menggambarkan gejala flu tulang yang
dialami penderita, yang membuat penderitanya berada dalam posisi meliuk
atau membungkuk akibat nyeri sendi hebat. Dari sumber lain menyebutkan bahwa
Chikungunya berasal dari bahasa Makonde yang memiliki arti melengkung ke atas. Kondisi
ini merujuk pada tubuh bungkuk karenga gejala flu tulang yang menyebabkan penderitanya
mengalami nyeri sendi.

Nyamuk penyebab flu tulang biasanya paling sering menggigit pada siang hari pada saat
manusia sedang melakukan aktivitas. Namun dalam beberapa kasus, nyamuk penyebab flu
tulang juga bisa menginfeksi pada malam hari.

Virus Chikungunya jarang menyebar dari ibu ke bayi di sekitar waktu kelahiran. Proses
menyusui juga diketahui tidak menularkan virus penyakit ini.

Kasus flu tulang di Indonesia

Virus Chikungunya kali pertama teridentifikasi selama wabah pada tahun 1952 di wilayah
Newala, Tanzania. Kemudian penyakit ini menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, serta di
perairan India dan Pasifik.

Namun, virus penyebab flu tulang masih belum diketahui secara pasti kapan pertama kali
menyebar ke Indonesia. Dikutip dari Jurnal Litbang Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, diketahui bahwa penyakit chikungunya dilaporkan pertama kali terjadi di
Samarinda pada tahun 1973. Pada awal tahun 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam
Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Aceh.

Penyakit ini memengaruhi orang dalam semua golongan usia dan jenis
kelamin. Dibandingkan dengan penyakit DBD, penyakit chikungunya relatif tidak berbahaya
dan mengancam nyawa. Meski begitu, penyakit ini tetap membutuhkan penanganan yang
tepat guna mempercepat kesembuhan penderitanya.

Apa yang meningkatkan risiko saya terkena penyakit ini?

Ada banyak faktor risiko yang bisa jadi penyebab flu tulang. Beberapa di antaranya meliputi:

 Tinggal di negara tropis


 Bepergian ke area yang terkena wabah
 Tinggal di lingkungan dengan kebersihan atau sanitasi yang buruk
Apa saja gejala flu tulang yang harus diwaspadai?

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa gejala flu tulang yang
paling khas adalah demam dan nyeri di persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari
kaki, dan tangan, serta tulang belakang. Demam dari gejala flu tulang biasanya berkisar dari
39-40 derajat Celcius, tapi tanpa pola yang khas seperti pada DBD. Selain itu, kulit penderita
juga akan terlihat kemerahan atau ruam selama demam, mata merah, muncul gejala flu,
sering disertai kejang, mual, muntah, sakit kepala, dan kadang-kadang juga disertai diare.

Virus Chikungunya atau flu tulang biasanya memiliki masa inkubasi 2-4 hari, sementara
gejalanya timbul antara 3 sampai 10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Dalam
beberapa kasus, seseorang yang terinfeksi mungkin tidak mengelami gejala flu tulang seperti
yang sudah disebutkan di atas sama sekali.

Kelumpuhan dapat terjadi pada kasus demam chikungunya yang parah dan tidak tertangani
dengan baik. Meski begitu kelumpuhan ini hanya bersifat sementara sebagai efek dari
perkembangbiakan virus dalam darah yang menimbulkan perasaan nyeri pada tulang dan
seputar persendian. Akibatnya, Anda jadi sulit menggerakan tubuh, sehingga seperti
merasakan kelumpuhan.

Secara rinci, beberapa hal yang harus Anda ketahui terkait gejala flu tulang adalah:

 Kebanyakan orang yang terinveksi akan menunjukkan gejala flu tulang seperti yang sudah
disebutkan di atas.
 Gejala flu tulang biasanya dimulai 2-4 hari setelah digigit nyamuk pembawa virus.
 Meski biasanya tidak menyebabkan kematian, gejalanya bisa sangat parah, bahkan
melumpuhkan. Meski begitu, kelumpuhan ini hanya bersifat sementara.
 Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam seminggu. Pada beberapa orang, nyeri sendi
bisa terus terasa selama beberapa bulan.
 Yang paling rentan mengalami flu tulang adalah orang dengan sistem imun lemah, seperti
bayi yang baru lahir, lansia, dan orang-orang dengan kondisi medis seperti tekanan darah
tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
 Orang yang pernah terinfeksi akan terlindungi dari infeksi berikutnya.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum atau belum disebutkan. Jika
Anda merasa cemas tentang gejala flu tulang seperti yang sudah disebutkan di atas, segera
konsultasi ke dokter Anda. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan tes
penunjang lainnya untuk menemukan penyebab penyakit yang Anda alami.

Perlu dipahami bahwa penyakit Chikungunya jarang menyebabkan komplikasi yang fatal dan
mengancam nyawa. Namun, gejala dari penyakit ini mungkin akan menganggu dan bisa
memakan waktu beberapa hari untuk penyembuhan. Oleh karena itu, penanganan yang tepat
dan cepat sangat dibutuhkan agar proses penyembuhan pasien bisa berjalan lebih optimal.

Membedakan gejala flu tulang dan demam berdarah

Beberapa orang yang terinfeksi virus penyebab flu tulang sering kali salah diagnosis dengan
penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, gejala flu tulang dan DBD memang
hampir sama. Karena sering kali diagnosisnya salah, pasien tidak mendapatkan pengobatan
yang tepat.
Meski flu tulang dan demam berdarah disebabkan oleh jenis nyamuk yang sama, namun
penyebab virusnya berbeda. Chikungunya alias flu tulang disebabkan oleh virus
Chikungunya, sementara DBD disebabkan oleh virus Dengue. Selain itu, kedua penyakit ini
sebenarnya sama-sama memiliki gejala khas.

Gejala khas dari penyakit DBD adalah demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius. Siklus
demam DBD umumnya berpola menyerupai bentuk pelana kuda. Gejala DBD juga biasanya
disertai dengan kemunculan bintik merah di bagian bawah kulit yang terjadi akibat
pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. Selain bintik merah, orang yang
terkena DBD juga sering mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi.

Sementara gejala flu tulang selain demam dan ruam kemerahan, tanda khas lainnya adalah
nyeri atau pegal lini pada persendian. Orang-orang yang terinfeksi penyakit ini biasanya
mengalami rasa sakit atau ngilu yang sangat hebat pada otot dan sendi-sendi akibat
pembesaran kelenjar getah bening. Oleh karena itulah chikungunya sering disebut sebagai flu
tulang karena penyakit ini memengaruhi persendian pengidapnya.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit flu tulang?

Gejala demam Chikunganya sangat mirip dengan penyakit lainnya seperti demam berdarah
dan Zika. Akibatnya, diagnosis fisik dinilai kurang akurat untuk mendeteksi penyebabb pasti
penyakit. Itu sebabnya, cara satu-satunya untuk memastikan demam yang Anda alami
merupakan gejala flu tulang adalah dengan melakukan tes darah.
Jadi, jika Anda mengalami demam tinggi yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga hari,
segeralah melakukan pemeriksaan darah di laboratorium terdekat. Dengan melakukan
pemeriksaan darah nantinya akan diketahui secara pasti penyakit yang Anda alami.

Namun, pemeriksaan ini akan berjalan efektif jika demam tinggi yang Anda alami sudah
berlangsung dua sampai tiga hari. Pasalnya, demam yang baru berlangsung satu hari belum
bisa diketahui apa penyebab yang mendasarinya.

Apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit ini?

Tidak ada obat khusus untuk mengatasi flu tulang alias Chikungunya. Pengobatan yang ada
bertujuan untuk mengurangi gejala demam. Jika Anda mengalami demam Chikungunya,
biasanya dokter akan merekomendasikan untuk istirahat total (bed rest) dan banyak minum
cairan agar menghindari dehidrasi, serta menghindari gigitan nyamuk.

Untuk meringankan gejala nyeri sendi dan demam, dokter mungkin akan meresepkan
beberapa obat, termasuk:

 Naproxen
 Ibuprofen
 Acetaminophen

Anda tidak boleh mengonsumsi obat lain tanpa izin dokter, terutama obat aspirin dan obat
antiradan non-steroid (NSAID). Jika Anda sedang menggunakan obat lain untuk kondisi
medis lainnya, bicarakan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat tambahan. Untuk
sakit yang tak kunjung sembuh, fisioterapi mungkin dibutuhkan.
Flu tulang adalah salah satu penyakit yang bersifat self limiting disease alias bisa sembuh
dengan sendirinya. Masa inkubasi terjadi penyakit sekitar dua sampai empat hari, sementara
gejalanya bisa dirasakan antara tiga sampai sepuluh hari.

Virus penyebab flu tulang jarang berakibat fatal, tetapi gejala yang ditimbulkan bisa parah
dan melumpuhkan. Kebanyakan pasien sembuh dari demam dalam seminggu. Sayangnya,
gejala nyeri sendi yang dirasakan bisa bertahan selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-
tahun. Sekitar 20 persen pasien melaporkan nyeri sendi yang kambuhan.

Kematian akibat komplikasi penyakit ini juga sangat jarang terjadi, namun virus kadang-
kadang dapat menyebabkan masalah serius. Terutama dialami oleh lansia yang memiliki
riwayat penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, atau penyakit
jantung.

Adakah vaksin untuk mencegah penyakit ini?

Sayangnya, sampai saat ini belum ada sama sekali vaksin untuk mencegah terjadinya
penyakit chikungunya atau flu tulang. Bahkan obat untuk mengobati virusnya juga belum
ada. Secara umum, flu tulang adalah salah satu penyakit yang jarang berakibat fatal. Asalkan
diobati dengan cara yang tepat.

Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit ini?

Salah satu metode pencegahan yang paling efektif dan sederhana agar tak terkena penyakit
flu tulang adalah menggunakan obat pengusir nyamuk. Pasalnya, penularan utama penyakit
flu tulang adalah dengan gigitan nyamuk. Itu sebabnya, metode pencegahan terbaik dengan
mengurangi kontak dengan nyamuk.

Langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah penyakit flu tulang adalah:

 Menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET (N, N-Diethyl-meta-toluamide) atau


picaridin pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian.
 Gunakan kasa nyamuk. Kasa nyamuk berguna untuk mencegah masuknya nyamuk dari luar
rumah. Anda bisa memasang kasa nyamuk ini pada pintu dan jendela Anda.
 Mengenakan baju dan celana panjang yang menutupi seluruh tubuh.
 Hindari melakukan akivitas di luar rungan pada sore dan malam hari.
 Menggunakan produk yang mengandung minyak lemon eucalyptus atau PMD (p-Menthane-
3,8-diol).
 Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik.
 Bila perlu, Anda juga bisa menggunakan AC agar nyamuk tidak masuk dan berkembangbiak
di kamar Anda.
 Selain menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur juga dapat
membantu menghindari gigitan nyamuk dan mencegah penyakit ini. Hal ini karena nyamuk
penyebab flu tulang aktif pada malam hari hingga menjelang subuh.
 Hindari melakukan perjalanan ke daerah yang sedang mengalami wabah flu tulang alias
Chikungunya.
 Melakukan penyemprotan atau fogging di lingkungan sekitar rumah Anda guna mencegah
jentik-jentik nyamuk penyebab flu tulang berkembang biak.
 Membersihkan bak mandi setidaknya seminggu sekali. Pasalnya, air adalah tempat
berkembang biak paling disukai oleh nyamuk penyebab flu tulang. Membersihkan bak mandi
Anda setidaknya satu minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk penyebab
Chikungunya.
 Perhatikan perabotan rumah tangga Anda yang menampung air. Baskom berisi air, vas
bunga, ember, dan wadah lain yang dapat menampung air sangat berpotensi menjadi
tempat nyamuk penyebab Chikungunya bersarang. Maka, rajin-rajinlah membersihkan
tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali seminggu untuk mengurangi risiko munculnya
nyamuk pembawa virus Chikungunya.
 Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama. Sesekali perhatikanlah gantungan
baju Anda di balik pintu. Baju kotor yang menumpuk dapat menjadi tempat favorit untuk
dihinggapi nyamuk. Memang tumpukan baju kotor bukan tempat nyamuk berkembang biak,
tetapi merupakan tempat favorit nyamuk hinggap. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai
aroma tubuh manusia. Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang telah
dipakai, letakkan baju pada tempat yang bersih dan tertutup.
 Jika Anda menduga Anda atau anggota keluarga mungkin memunculkan gejala flu tulang
seperti yang sudah disebutkan di atas, terutama jika Anda baru-baru ini pergi ke tempat
terjadinya wabah, segera konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian tes
untuk memastikan penyebabnya.

Meski flu tulang adalah salah satu penyakit yang jarang menyebabkan komplikasi fatal,
namun gejala penyakit ini mungkin akan menganggu dan bisa bertahan lama. Itu sebabnya,
menghindari nyamuk adalah kunci agar Anda tidak terkena penyakit ini.
3. chikungunya
Definisi
Apa itu chikungunya?

Chikungunya adalah sejenis virus yang ditularkan oleh nyamuk. Pasien yang terinfeksi
biasanya pada awalnya menderita demam dan nyeri sendi parah mendadak. Virus
chikungunya kali pertama teridentifikasi selama wabah pada tahun 1952 di Tanzania. Virus
ini adalah virus Ribonucleic Acid (RNA) yang termasuk dalam genus alphavirus keluarga
Togaviridae.

Seberapa umumkah chikungunya?

Chikungunya telah teridentifikasi di lebih dari 60 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan
Amerika. Chikungunya mempengaruhi orang dalam semua golongan usia dan jenis kelamin.
Hal ini mampu teratasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala chikungunya?

Gejala umum demam chikungunya adalah:

 Demam
 Nyeri sendi
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Mual
 Kelelahan
 Ruam

Gejala biasanya muncul di antara 4 dan 8 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Penyakit ini memiliki beberapa tanda klinis yang serupa dengan dengue dan Zika, dan bisa
saja salah diagnosis di area di mana kondisi ini umum.

Demam chikungunya tidak menyebabkan kematian, tapi gejalanya mungkin menjadi kronis.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas
tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Temui dokter jika Anda menduga Anda atau anggota keluarga mungkin mengalami
chikungunya, terutama jika Anda baru-baru ini pergi ke tempat terjadinya wabah.
Penyebab
Apa penyebab chikungunya?

Demam chikungunya disebabkan oleh infeksi virus chikungunya. Virus ditularkan antara
nyamuk yang terinfeksi dan manusia, antara manusia yang terinfeksi dan manusia sehat
melalui nyamuk.

Virus chikungunya jarang menyebar dari ibu ke bayi di sekitar waktu kelahiran. Menyusui
tidak menularkan virus.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk chikungunya?

Ada banyak faktor risiko kondisi kesehatan, terutama jika Anda:

 Tinggal di negara tropis


 Pulang dari area yang terkena wabah
 Tinggal di area dengan kebersihan yang buruk.

Bila Anda orang dewasa yang lebih tua atau memiliki kondisi tertentu seperti tekanan darah
tinggi, diabetes atau penyakit jantung, Anda berisiko tinggi terkena penyakit.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan


pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk chikungunya?

Tidak ada vaksin atau obat untuk virus chikungunya. Pengobatan hanya sanggup mengurangi
gejala demam. Jika Anda mengalami demam chikungunya, dokter biasanya meminta Anda
banyak beristirahat, minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, dan menghindari
gigitan nyamuk.

Untuk mengurangi nyeri dan demam, Anda akan diberikan obat resep macam acetaminophen
atau paracetamol. Anda tidak boleh minum obat lain tanpa izin dokter, terutama aspirin dan
obat antiradang non-steroid.

Apabila Anda minum obat untuk kondisi kesehatan lainnya, bicarakan dengan dokter atau
penyedia layanan kesehatan.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk chikungunya?

Gejala demam chikungunya sangat mirip dengan demam berdarah dengue dan Zika. Hal ini
membuat diagnosis fisik tidak mampu mendeteksi penyebab pasti penyakit. Untuk
menentukan apakah pasien terinfeksi virus chikungunya, dokter perlu melakukan tes darah.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi chikungunya?

risiko demam chikungunya:

 Jaga nyamuk tetap di luar dengan menggunakan AC, menutup pintu/jendela atau gunakan
kelambu
 Kosongkan air dari penampung seperti ember atau pot bunga
 Kenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang
 Gunakan pengusir serangga sesuai dengan penyedia layanan kesehatan
4. Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit virus yang menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini berperan sebagai perantara atau vektor yaitu
organisme yang membawa virus chikungunya di dalam tubuhnya tanpa terjangkiti. Keduanya
adalah jenis nyamuk sama yang menyebabkan demam berdarah.

Penyebab dan gejalanya yang serupa menyebabkan penyakit chikungunya sering didiagnosis
secara keliru sebagai penyakit demam berdarah.

Nyamuk Aedes aegypti banyak hidup dan ditemui di daerah tropis dan subtropis, sementara
Aedes (Ae.) albopictus hidup di daerah bertemperatur sedang dan lebih dingin. Kedua jenis
nyamuk ini biasa ditemukan terutama di pagi dan sore hari.

Kasus chikungunya sendiri telah teridentifikasi di sekitar 60 negara yang berada di Asia,
Afrika, Eropa, dan Amerika.

Pengidap Chikungunya di Indonesia

Dari profil kesehatan Indonesia tahun 2014, dilaporkan terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB)
Chikungunya di 8 kabupaten/kota dari 4 provinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan
Kementerian Kesehatan RI di tahun yang sama, terdapat sekitar 7300 kasus chikungunya
tanpa disertai kasus kematian.
Demam chikungunya masih sering menjadi masalah epidemi di daerah tropis dan subtropis,
termasuk di Indonesia. Rendahnya status kekebalan penduduk terhadap virus serta tingginya
jumlah nyamuk sebagai vektor virus chikungunya menjadi faktor pendukung timbulnya
epidemi penyakit ini. Disinyalir meningkatnya genangan air sebagai tempat berkembang
biaknya nyamuk ketika musim hujan juga ikut berkontribusi.

Penyebab Chikungunya: Gigitan Nyamuk

Virus chikungunya tidak bisa menyebar secara langsung dari satu orang ke orang lainnya.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebar melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti atau
Ae. albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dapat menyebabkan virus demam berdarah. Virus
chikungunya termasuk kelompok gen alfavirus dari famili Togaviridae yang banyak
ditemukan di negara-negara tropis.

Umumnya nyamuk-nyamuk ini menyerang di siang hari, namun gigitan terutama terjadi saat
dini hari dan sore hari. Anda lebih rentan terserang saat berada di luar rumah, meski tidak
menutup kemungkinan bahwa nyamuk Ae. aegypti juga dapat menyerang di dalam ruangan.

Nyamuk Ae. aegypti lebih banyak hidup dan berkembang biak di tempat yang dekat dengan
manusia, khususnya di dalam ruangan. Tempat-tempat yang umumnya didiami oleh nyamuk
ini adalah tempat penampungan air, bak mandi, hingga vas dan pot bunga berisi air. Nyamuk
Ae. albopictus memiliki tempat berkembang biak yang lebih banyak dan beragam
dibandingkan Ae. aegypti. Selain di genangan air pada bekas ban kendaraan, kolam, atau pot
tanaman, nyamuk ini juga bisa berkembang biak di genangan air yang ada di lubang pohon,
bambu, dan tempurung kelapa.

Gejala Chikungunya

Setelah tergigit nyamuk yang membawa virus, gejala akan mulai terasa pada 4-8 hari, namun
juga dapat dimulai sejak 2-12 hari setelah gigitan. Gejala-gejala awalnya menyerupai gejala-
gejala flu.

 Demam - berawal secara tiba-tiba; salah satu gejala utama chikungunya


 Nyeri sendi - keparahannya bisa sampai menghambat gerakan tubuh penderita; gejala
ini bisa bertahan selama berminggu-minggu dan juga merupakan gejala utama
chikungunya. Gejala ini umumnya muncul tidak lama setelah gejala demam mulai
dirasakan.
 Nyeri otot
 Kedinginan
 Sakit kepala tidak tertahankan
 Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
 Kelelahan
 Mual dan muntah

Pada beberapa kasus, gejala nyeri sendi akan tetap terasa hingga beberapa bulan, bahkan
bertahun-tahun. Gejala chikungunya biasanya ringan sehingga tidak terdeteksi atau terlalu
dirasakan oleh penderitanya. Di daerah yang memiliki kasus demam berdarah, tidak sedikit
juga terjadi kasus salah diagnosis antara kedua penyakit ini.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, komplikasi akibat chikungunya, seperti gangguan
pada saraf, mata, jantung, dan saluran pencernaan bisa muncul. Terutama pada orang lanjut
usia, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian.

Tes untuk Mendiagnosis Chikungunya

Sampel darah milik pengidap sebaiknya diambil pada minggu pertama setelah gejala mulai
terasa. Sampel ini kemudian diuji dengan tes serologi dan virologi (RT-PCR) di
laboratorium. Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays) akan mengonfirmasi
keberadaan antibodi yang mengindikasikan infeksi chikungunya.

Pada minggu ketiga hingga kelima setelah gejala mulai terasa, antibodi jenis IgM akan berada
dalam kadar tertinggi dan akan tetap sama hingga dua bulan selanjutnya.

Cara Menangani Chikungunya

Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan chikungunya. Obat-obatan pereda rasa
sakit dan antiradang hanya bertujuan meredakan gejala. Di antaranya penurun demam dan
analgesik untuk meredakan nyeri otot dan rasa sakit yang lain. Pada sebagian penderita yang
kekurangan cairan, misalnya akibat kehilangan nafsu makan dan malas minum, pemberian
cairan oralit atau infus bisa dilakukan untuk mencegah dehidrasi.

Berkonsultasilah kepada dokter sebelum menggunakan obat antiradang nonsteroid.


Pemberian obat antiradang nonsteroid diberikan jika sudah dipastikan bahwa penderita tidak
menderita demam berdarah. Hal ini dikarenakan efek samping pendarahan pada penderita
demam berdarah.

Mencegah Gigitan Nyamuk Penyebab Chikungunya

Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terinfeksi chikungunya. Pencegahan
chikungunya dilakukan dengan berfokus pada menghindari gigitan nyamuk dan memberantas
habitat tempat nyamuk berkembang biak. Pemerintah Indonesia telah menggalakkan program
‘3M-Plus’. 3 M tersebut adalah:

 Menguras dan menyikat tempat penampungan air, seperti bak mandi, WC, dan lain-
lain
 Menutup rapat tempat penampungan air.
 Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan seperti ban bekas, tempurung kelapa, dan lain-lain.

Sedangkan tindakan ‘plus’/tambahan yang dapat dilakukan untuk memberantas sarang


nyamuk adalah:

 Tempatkan wadah-wadah yang sedang tidak terpakai dalam posisi tertelungkup.


 Memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
 Taburkan bubuk larvasida (bubuk pembunuh larva atau jentik nyamuk) ke dalam
tempat penampungan air yang susah dikuras atau di daerah yang sulit air.
 Bersihkan vas bunga, akuarium dan tempat minum hewan piaraan secara teratur
setidaknya seminggu sekali.
 Pastikan septic tank tetap tertutup dan tidak mengalami kebocoran.
 Pastikan talang atap rumah Anda tidak menampung genangan air.
 Pasang kasa antinyamuk pada jendela.
 Hindari menggantung baju di tempat terbuka.

Berikut ini adalah hal-hal yang disarankan untuk menghindarkan gigitan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus.

 Gunakan pakaian tertutup atau losion antinyamuk jika sedang berada di area dengan
potensi banyak nyamuk, seperti di kebun.
 Sebaiknya kenakan pakaian dengan warna cerah. Nyamuk lebih enggan menempel
pada warna ini.
 Gunakan penyemprot atau obat antinyamuk elektrik di sore hari, bahkan gunakan
kelambu jika diperlukan. Namun hindari obat semprot jika ada bayi, orang sakit atau
orang lanjut usia.
 Minimalkan bau menyengat, seperti parfum atau hairspray. Bau-bauan ini bisa
menarik nyamuk untuk hinggap.
 Pengasapan/fogging untuk membunuh nyamuk umumnya dilakukan terutama pada
saat chikungunya atau demam berdarah sudah mewabah di suatu daerah. Pastikan
pengasapan yang dilakukan di rumah atau tempat kerja Anda sudah dilakukan dengan
prosedur yang tepat sesuai dengan daur hidup nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai