Hiperemesis Gravidarum
Oleh:
Rinrin Faridah
Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan laporan kasus stase obgin ini dapat diselesaikan dengan
baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
pembimbing kami, yang telah membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Keluhan ini biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala, perut kembung
dan rasa lemah pada badan. Keluhan-keluhan ini secara umumdikenal sebagai “
morning sickness”. Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan
Mual dan muntah pada kehamila biasanya dimulai pada kehamilan minggu
ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada
minggu ke-12 sampai 14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut melewati
dirawat di rawat inap lebih dari sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang
terjadi terus menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus
ekstrim, ibu hamil bahkan dapat merasa ingin melakukan terminasi kehamilan.
Beberapa factor resiko yag berhubungan dengan hiperemesis gravidarum
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : wiraswasta
No RM : 23.50.80
Anamnesis
mual muntah dirasakan sejak 1bulan SMRS. Mual dirasakan terus menerus
memberat apabila hendakan di beri makan atau minum, pasien juga mengatakan
selalu muntah saat makan. Frekuensi muntah sehari 11x berisi air dan makanan,
pasien juga mengatakan pusing untuk berdiri dan berjalan pasien merasa sangat
lemas, pasien mengeluh tidak masuk makanan sejak 1hari SMRS . Nyeri ulu
hati (+), dan nafsu makan menurun. pasien mengaku hamil dengan usia
Hpht : 6-3-2018
3 = hamil ini
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
Respirasi : 22 x/ menit
Suhu : 36.8 C
cyanosis (-), dyspneu (-), pupil bulat isokor, reflex cahaya +/+,
rash (-)
Thorax:
Inspeksi : Pergerakan nafas dan dinding simetris, retraksi dinding dada -/-
intercostal, jejas-/-.
Jantung:
Perkusi :
Abdomen:
Status obstetri : abdomen gravid + , TFU tde, tanda peradangan -, luka bekas
oprasi -
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
- Leukosit : 7200
- Neutropil : 64.8
- Limposit : 26.3
- Monosit : 4.7
- Eosinofil : 2.5
- Basofil : 1.7
- Eritrosit : 4.83
- Hb : 11.5
- Hct : 35.4
- MCV : 73.30
- MCH : 23.80
- MCHC : 32.50
- RDW : 11
- Trombosit : 369.000
- MPV :4
- LED 1 : 85
- LED 2 : 100
USG
Terapi awal :
Infus loading asering 500cc maintenance asering 1500cc/24 jam
Inj Rantidine 2x50 mg
Inj Ondansentron 3 x 8 mg
Terapi Lanjutan :
- Infus RL 30 tpm
- Inj Ondansentron 3 x 8 mg
- Inj Rantidine 2x50 mg
- Oral : folas 1 x 1, acitral 3 x 1 (ac) aspar K 2x1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Definisi
kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan
3.1.2 Etiologi
Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil belum
diketahui seperti yang dilaporkan Sugma dan Ricky (2016), tetapi terdapat
psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah perubahan kadar hormon
yang dapat merangsang mual dan muntah. Perempuan dengan kehamilan ganda
atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG lebih tinggi daripada
perempuan hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah yang lebih berat.
usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, tingkat sosial ekonomi, kehamilan ganda,
kehamilan mola, kondisi psikologis ibu dan adanya infeksi H.pilory. Usia ibu
kondisi psikologis ibu hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami hiperemesis
gravidarum. Usia gestasi atau usia kehamilan juga merupakan faktor risiko
puncaknya pada trimester pertama, tepatnya sekitar minggu ke 14-16. Oleh karena
itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama. Peningkatan
pencernaan serta gangguan sistem imun humoral yang diduga sebagai pencetus
Faktor risiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan
mengalami stress yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan
ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum.
3.1.4 Patofisiologi
komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2007
hal 185). Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12,
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan akibat muntah akan
berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian juga dengan klorida urine.
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang dan tertimbunya zat metabolik dan toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, meningkatkan
frekuensi muntah yang lebih banyak, merusak hati, sehigga memperberat keadaan
penderita.
dalam bentuk delirium, diplopia, nistakmus, serta terdapat keton dalam darah
3.1.6 Klasifikasi
ditandai oleh muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu makan
dan minum. Terdapat penurunan berat badan dan nyeri epigastrium. Pertama-tama
isi muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan
dapat keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut. Frekuensi nadi meningkat
sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan penurunan
jumlah urin. 11
dimakan dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang hebat.
Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit dan tekanan darah sistolik
kurang dari 80 mmHg. Pasien terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang ikterus,
dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran pasien
nistagmus, gangguan jantung dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein. 3,11
3.1.6 Diagnosis
Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang terus
kali per 24 jam). Pemeriksaan fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya
keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi dan berat badan. Pada
pemeriksaan fisik dapat dijumpai dehidrasi, turgor kulit yang menurun, perubahan
tekanan darah dan nadi. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara
lain, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes
fungsi hati, dan urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Pada pemeriksaan
3.1.7 Penatalaksanaan
3.1.7.1 Non Farmakologi
Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi
pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang
sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang kecil
namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat ringan.1
produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman elektrolit dan
makanan yang banyak mengandung protein juga memiliki efek positif karena
bersifat eupeptic dan efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat
3.1.2 Farmakologi
dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, serta
dilanjutkan sampai pasien dapat mentoleransi cairan per oral dan didapatkan
doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama yang aman
jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai jika terdapat muntah berat yang disertai
ekstraokular. 14
kejang yang tidak terkendali, dan glaucoma sudut tertutup. Namun, hanya
dengan efek samping sedasi yang lebih kecil. Dalam sebuah randomized trial,
metoklopramid dan prometazin intravena memiliki efektivitas yang sama untuk
dan pusing yang lebih ringan. Studi kohort telah menunjukkan bahwa penggunaan
memiliki efek samping tardive dyskinesia, tergantung durasi pengobatan dan total
dosis kumulatifnya. Oleh karena itu, penggunaan selama lebih dari 12 minggu
sama dengan prometazin, tetapi efek samping sedasi ondansetron lebih kecil.
dalam trimester pertama kehamilan. Droperidol efektif untuk mual dan muntah
selama dan tiga jam setelah pemberian droperidol perlu dilakukan. 14,16,17
dengan risiko bibir sumbing dan tergantung dosis yang diberikan. Oleh karena itu,
penggunaan glukokortikoid direkomendasikan hanya pada usia gestasi lebih dari
10 minggu. 2.14
Gambar 2.1 Algoritme terapi farmakologi untuk mual dan muntah dalam
kehamilan. 2
Gambar 2.2 Obat-obatan untuk tata laksana mual dan muntah dalam
kehamilan
3.2.8 Komplikasi
kembang janin. Oleh karena itu, pada pemeriksaan fisik harus dicari apakah
kali per menit), penurunan tekanan darah, kondisi subfebris, dan penurunan
kesadaran. Selanjutnya dalam pemeriksaan fisis lengkap dapat dicari tanda-tanda
dehidrasi, kulit tampak pucat dan sianosis, serta penurunan berat badan. 3.1.1
dan hipokalemia. Hiperemesis gravidarum yang berat juga dapat membuat pasien
tidak dapat makan atau minum sama sekali, sehingga cadangan karbohidrat dalam
tubuh ibu akan habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi jaringan.
Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak dapat dioksidasi dengan
aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu gejalanya adalah bau aseton
proteinuria. 3.1.2
Robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung dapat terjadi bila
muntah terlalu sering. Pada umumnya robekan yang terjadi kecil dan ringan, dan
perdarahan yang muncul dapat berhenti sendiri. Tindakan operatif atau transfusi
badan dalam kehamilan yang kurang (<7 kg) memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, kecil untuk masa
kehamilan, prematur, dan nilai APGAR lima menit kurang dari tujuh. 18 ( Kevin,
secara klinis dan laboratoris. Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari
penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan intensitas mual, serta
umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan
3.1.10 Diet
berupa roti kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bergizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin
A dan D.
c. Diet hieremesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium (Rukiyah, 2010).
BAB IV
PEMBAHASAN
berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan amneorea dengan adanya gejala
mual dan muntah, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-
karena kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
trimester pertama. Mekanisme muntah serta mual ini dikarenakan factor biologis
dari pasien. Pasien hamil dengan kehamilan 8-9 minggu ini yang menyebabkan
ovarium untuk memproduksi estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah.
Adanya hormone progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan
cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos lambung.
Pada pasien ini juga mengeluh pusing serta lemas. Secara umum berdasarkan
berbagai teori, pada hiperemesis gravidarum terjadi mual, muntah dan penolakan
semua makanan dan minuman yang masuk, sehingga apabila terus-menerus dapat
lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena energi yang didapat dari
akibat dari muntah dan ekskresi lewat ginjal, yang menambah frekuensi muntah
Pasien mengeluh makan minum tidak enak, ini dikarenakan pada teori
fili pada lidah mengkerut. Ini yang menyebabkan lidah menjadi kering serta
Menurut teori klasifikasi hipermesis gravidarum pada pasien ini didapatkan mual
dan muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu makan dan
minum. Tetapi pada pasien ini belum ada turgor kulit yang menurun, mata cekung
BAB V
KESIMPULAN
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria.
ibu dan janin. Ketepatan diagnosis sangat penting, karena terdapat sejumlah
kondisi lain yang dapat menyebabkan mual dan muntah dalam kehamilan. Tata
laksana komprehensif dimulai dari istirahat, modifikasi diet dan menjaga asupan
umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan
DAFTAR PUSTAKA