Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BETON

Disusun oleh :

Kelompok 7

Kelas Y

1. Abdullah (10111700000062)
2. Dinda Almirah (10111700000064)
3. Edi Kurniawan (10111700000065)
4. Nafi Maula A. (10111700000066)
5. Wijayanti Dwi A. (10111700000067)
6. Adib Budi S. (10111700000068)

Dosen Asistensi :
Ir. Munarus Suluch, M. S.

PROGRAM D-III TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018/2019
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

PRAKTIKUM I

UJI KONSISTENSI NORMAL PORTLAND SEMEN

5.1 Dasar Teori

Konsistensi Normal Semen adalah suatu kondisi pasta semen dalam keadaan
standar basah yang airnya merata dari ujung satu hingga ke ujung lainnya. Maksud
dari konsistensi normal semen itu sendiri untuk menentukan waktu mulainya
pengikatan semen mulai dari dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan
kadar air yang sesuai dalam semen Portland dalam waktu yang ditentukan. Karena
jumlah air tersebut nantinya akan mempengaruhi workability pasta semen itu sendiri.
Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan
pada penyiapan pasta semen untuk pengujian. Le Chatelier adalah yang pertama
mengobservasi dan menemukan bahwa hidrasi dari semen secara kimiawi
menghasilkan produk yang sama dengan hidrasi dari masing-masing senyawa.
Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara komponen-komponen atau
senyawa-senyawa semen dengan air menghasilkan senyawa hidrat. Reaksi semen
tersebut akan menghasilkan panas yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas (mutu)
beton.

5.2 Tujuan

 untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan pada penyiapan pasta semen hidrolis
untuk pengujian.

5.3 Standar Uji

 ASTM C 187-86 : Metode pengujian konsistensi normal semen


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

5.4 Alat dan Bahan

a. Alat Vicat dengan jarum besar e.1 buah kaca bening

Gambar 5.2 Kaca Bending

Gambar 5.1 Alat Vicat


b. Cetakan Obonit f. Semen

Gambar 5.3 Cetakan Obonit Gambar 5.4 Semen


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

c. Sarung Tangan g. Timbangan

Gambar 5.5 Sarung Tangan Gambar 5.6 Timbangan

d. Gelas Ukur

Gambar 5.7 Gelas Ukur

5.4 Langkah Kerja

1. Semen ditimbang 250 gram ( A ). Kemudian dicampur dengan air suling + 28 %


(70 cc).
2. Aduk selama 3 menit ( B ). Setelah tercampur rata, buat bola pasta semen.
Lemparkan 6 kali dari tangan ke tangan.
3. Kemudian cetak pada ebonit alat vicat.
4. Lakukan test dengan jarum besar vicat.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

5. Catat penurunan yang terjadi selama 30 detik.


6. Bila penurunan belum terbaca 10 mm, maka pekerjaan diulang, jika kurang dari
10 mm air ditambah, dan jika lebih dari 10 mm air dikurangi.
7. Amati dan catatlah jumlah air pada setiap penurunan 10mm.

5.5 Hasil Percobaan


Tabel 5.1 Hasil Percobaan Uji Konsistensi Portland Semen

Besar
No Berat Semen gr Air (cc) Penurunan Konsistensi
(mm)

1 250 70 1 28

2 250 80 9 32

3 250 81 10 32,4

Untuk menghitung besar konsistensi dari percobaan di atas yaitu :


70
Percobaan 1 = x 100 ⁒
250

= 28 ⁒
80
Percobaan 2 = x 100 ⁒
250

= 32 ⁒
81
Percobaan 3 = x 100 ⁒
250

= 32,4 ⁒
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

12
y = 0.8108x - 55.766
R² = 0.9996
10
penurunan (mm)

6
Series1
4 Linear (Series1)

0
65 70 75 80 85
volume air (ml)

Grafik 5.1 Hasil Percobaan Uji Konsistensi Portland Semen

Pada penurunan 10 mm, maka kadar airnya adalah 81,13 ml

5.6 Kesimpulan

Jadi jumlah air yang dibutuhkan semen untuk mengikat secara sempurna bisa
dilihat dari konsistensi normal yaitu 81 cc air sehingga konsistensinya adalah 32,4%.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

PRAKTIKUM II

UJI WAKTU PENGIKATAN SEMEN DENGAN VIKAT

1.1 Tujuan

Untuk mengetahui waktu pengikatan yang terjadi pada semen.

1.2 Dasar Teori

Waktu Ikat Semen setelah bercampur dengan air akan mengalami pengikatan,
dan setelah mengikat lalu mengeras. Lamanya pengikatan sangat tergantung dari
komposisi senyawa dalam semen dan suhu udara sekitarnya. Waktu pengikatan pada
pasta semen ada 2 (dua) macam, yaitu waktu ikat awal (setting time) dan waktu ikat
akhir (final setting). Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen
bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis, sedangkan waktu
ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari
kondisi plastis menjadi “keras”. Yang dimaksud dengan keras pada waktu ikat akhir
adalah hanya bentuknya saja yang sudah kaku, tetapi pasta semen tersebut belum
boleh dibebani, baik oleh berat sendiri maupun beban dari luar. Waktu ikat awal
menurut standar SII minimum 45 menit, sedangkan waktu ikat akhir maksimum 360
menit. Waktu ikat awal tercapai apabila masuknya jarum vicat ke dalam sampel
dalam waktu 30 detik sedalam 25 mm. Waktu ikat akhir tercapai apabila pada saat
jarum vicat diletakkan diatas sampel selama 30 detik, pada permukaan sampel tidak
berbekas atau tidak tercetak. Catat berapa jam waktu ikat akhir tercapai. Dalam
pengujian waktu ikat pada semen kadang – kadang dalam waktu kurang dari 10
menit, semen sudah mencapai waktu ikat awal, yang ditandai dengan masuknya
jarum vicat kurang dari 25 mm. Waktu ikat awal tersebut bukanlah waktu ikat awal
yang sebenarnya, tetapi waktu ikat awal palsu (false setting). Ini terjadi karena gips
alam yang terdapat dalam semen berubah menjadi gips hemihidrat karena panas,
baik panas pada waktu dicampur dengan klinker maupun panas pada saat
penyimpanan, akibatnya gips alam yang asalnya stabil menjadi tidak stabil sehingga
cepat bereaksi dengan air.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Sedangkan menurut ASTM C191-04, tahun 2004: Waktu ikat awal adalah
waktu dimana terjadi pengikatan semen dan air mencapai penurunan 25mm. Waktu ikat
akhir merupakan waktu yang terjadi saat bereaksinya semen dan air sampai jarum tidak
mampu menembus pasta.

1.3 Standart Uji

ASTM – C191 – 04 Time of Setting of Hydraulic Cement by Vicat Needle.

1.4 Alat dan Bahan

a. Alat Vicat dengan jarum besar e.1 buah kaca bening

Gambar 1.2 Kaca Bending


Gambar 1.1 Alat Vicat

b. Cetakan Obonit f. Semen

Gambar 1.3 Cetakan Obonit Gambar 1.4 Semen


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

c. Sarung Tangan g. Timbangan

Gambar 1.5 Sarung Tangan Gambar 1.6 Timbangan


d. Gelas Ukur h. Stopwatch

Gambar 1.7 Gelas Ukur Gambar 1.8 Stopwatch

1.5 Langkah Kerja

1. Timbang semen 250 gram.

2. Tambahkan air dengan jumlah yang sama dengan pada saat praktikum konsistensi
normal Portland semen.

3. Campurkan selama 3 menit, dilempar 6 kali antara tangan ke tangan.

4. Kemudian cetak pada ebonit alat vicat.

5. Diamkan selama 45 menit. Lalu test dengan jarum kecil alat vicat.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

6. Catat setiap penrunan yang terjadi.

7. Selanjutnya setiap 15 menit di test dan penrunan yang terjadi dicatat.

8. Setelah itu buatlah grafik penurunan.

9. Waktu mulai mengikat pada penrunan 25mm.

10. Waktu mulai mengeras pada penurunan 0mm.

1.6 Hasil Praktikum

PERCOBAAN 1

Tabel 1.1 Hasil Percobaan 1 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat

Besar Penurunan
Rentang Waktu (Menit) Waktu
No (mm)
1 45 13,17 28
2 60 13,32 22,5
3 75 13,47 16
4 90 14,02 6
5 105 14,17 4
6 120 14,32 0,2
7 135 14,47 0

Grafik Antara Penurunan dan Waktu


30 28

25 22.5
Besar Penurunan (mm)

20
16
15

10
6
4
5
0.2 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Rentang Waktu (Menit)

Grafik 1.1 Percobaan 1 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

PERCOBAAN 2
Tabel 1.2 Hasil Percobaan 2 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat

Besar Penurunan
Rentang Waktu (Menit) Waktu
No (mm)
1 45 13,17 39
2 60 13,32 27
3 75 13,47 12
4 90 14,02 8
5 105 14,17 5
6 120 14,32 1
7 135 14,47 0,5
8 150 15,02 0

Grafik 1.2 Percobaan 2 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat

Grafik Antara Penurunan dan Waktu


45
39
40
Besar Penurunan (mm)

35
30 27

25
20
15 12
8
10
5
5 1 0.5 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Rentang Waktu (Menit)

PERCOBAAN 3
Tabel 1.3 Percobaan 3 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Besar Penurunan
Rentang Waktu (Menit) Waktu
No (mm)
1 45 13,17 13,5
2 60 13,32 2,4
3 75 13,47 1,5
4 90 14,02 0,5
5 105 14,17 0

Grafik 1.3 Percobaan 3 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat

Grafik Antara Penurunan dan Waktu


16
13.5
14
Besar Penurunan (mm)

12

10

4 2.4
1.5
2 0.5
0
0
0 20 40 60 80 100 120
Rentang Waktu (Menit)

1.7 Kesimpulan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa

a. Untuk tabel percobaan pertama bahwa lamanya waktu terjadi pengikatan


awal (penetrasi 25 mm) adalah 53 menit dan lamanya waktu untuk terjadi
pengerasan (0 mm) adalah 135 menit.
b. Untuk tabel percobaan kedua bahwa lamanya waktu terjadi pengikatan awal
(penetrasi 25 mm) adalah 62 menit dan lamanya waktu untuk terjadi
pengerasan (0 mm) adalah 210 menit.
c. Untuk tabel percobaan ketiga bahwa, penurunan tidak mencapai nilai 25
mm.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

PRAKTIKUM III

UJI BERAT JENIS SEMEN

3.1 Tujuan

Untuk mengetahui dan menentukan berat jenis dari material semen.

3.2 Dasar Teori

Menurut SNI 15-2049-2004,Semen Portland adalah semen hidrolis yang


dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang
terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama
dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa
kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Tes ini
meliputi pengujian dan penentuan kepadatan material semen. Tes ini menjadi
syarat dalam penghitungan dan perencanaan mix desain beton. Berdasarkan
SNI 15-2049-2004 “Semen Portland” Berat jenis dari semen portland tidak
boleh bervariasi terlalu besar dan untuk pengerjaan ini diperkirakan memiliki
nilai yang tetap 3,15 dengan angka control sebesar 0,15.

3.3 Standart Uji

ASTM C-188 : Berat Jenis Semen dan SNI 15-2049-2004


“Semen Portland”

Tes ini meliputi pengujian dan penentuan kepadatan material semen. Tes
ini menjadi syarat dalam penghitungan dan perencanaan mix desain beton.
Berdasarkan SNI 15-2049-2004 “Semen Portland” Berat jenis dari semen
portland tidak boleh bervariasi terlalu besar dan untuk pengerjaan ini
diperkirakan memiliki nilai yang tetap 3,15 dengan angka control sebesar
0,15.

3.4 Alat dan Bahan

a. Semen Portland
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Gambar 3.1 Semen Portland

b. Minyak tanah

Gambar 3.2 Minyak Tanah

c. Timbangan digital
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Gambar 3.3 Timbangan Digital

d. Labu takar 500 ml

Gambar 3.4 Labu takar 500 ml

e. Cawan

Gambar 3.5 Cawan

3.5 Langkah Kerja

1. Timbang berat labu takar 500 ml.


2. Timbang semen seberat 250 gram.
3. Masukkan semen seberat 250 gr pada labu takar,lalu timbang.
4. Tuangkan minyak tanah kedalam labu takar yang telah terisi semen hingga garis batas
labu takar dan kocok hingga semua tercampur, lalu timbang.
5. Bersihkan labu takar yang telah digunakan menggunakan minyak tanah.
6. Isi labu takar dengan minyak tanah hingga batas garis labu takar, lalu timbang
kembali.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

3.6 Hasil Praktikum

No percobaan 1 percobaan 2 percobaan 3


1 Berat Semen 250 250 250
2 Berat Cawan 30 30 30
3 Berat Labu 158 158 158
4 Berat semen +minyak + labu 748,7 761 743
5 berat minyak + labu 560,5 576 559
6 berat semen + minyak 590,1 603 590
7 berat minyak 401,9 418 401

Dari data yang ada, dapat di cari berat jenis semen menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8

Keterangan:
A : berat semen B : berat semen + minyak + labu
C : berat minyak + labu

Dari rumus di atas, dapat dihitung berat jenis semen dengan uraian berikut:
Percobaan 1 :
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
250
= 250+(560,5−748,7) x0,8

= 3,25
Percobaan 2 :
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
250
= 250+(576−761) x0,8

= 3,08
Percobaan 3 :
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
250
= 250+(559−743) x0,8

= 3,03
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Dari perhitungan menggunakan rumus diatas didapat berat jenis dari setiap percobaan:
Tabel 3.4 Hasil 3 Percobaan Uji Berat Jenis Semen

Berat Jenis
No. Percobaan Semen

1 3,25

2 3,08

3 3,03

Dari tiga percobaan di atas, dirata – rata sehingga diperoleh berat jenis sebagai berikut :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 1+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 2+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
Berat jenis rata – rata = 3
3,25 + 3,08 + 3,03
= 3

= 3,12 gr/cm3

3.7 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, diperoleh berat jenis semen
dengan rata – rata 3,12 gr/cm3. Hasil tersebut sudah sesuai dengan standart
uji SNI 15-2049-2004 “Semen Portland”, yaitu “Berat jenis dari semen
portland tidak boleh bervariasi terlalu besar dan untuk pengerjaan ini
diperkirakan memiliki nilai yang tetap 3,15 dengan angka control sebesar
0,15”

Anda mungkin juga menyukai