TEKNOLOGI BETON
Disusun oleh :
Kelompok 7
Kelas Y
1. Abdullah (10111700000062)
2. Dinda Almirah (10111700000064)
3. Edi Kurniawan (10111700000065)
4. Nafi Maula A. (10111700000066)
5. Wijayanti Dwi A. (10111700000067)
6. Adib Budi S. (10111700000068)
Dosen Asistensi :
Ir. Munarus Suluch, M. S.
PRAKTIKUM I
Konsistensi Normal Semen adalah suatu kondisi pasta semen dalam keadaan
standar basah yang airnya merata dari ujung satu hingga ke ujung lainnya. Maksud
dari konsistensi normal semen itu sendiri untuk menentukan waktu mulainya
pengikatan semen mulai dari dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan
kadar air yang sesuai dalam semen Portland dalam waktu yang ditentukan. Karena
jumlah air tersebut nantinya akan mempengaruhi workability pasta semen itu sendiri.
Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan
pada penyiapan pasta semen untuk pengujian. Le Chatelier adalah yang pertama
mengobservasi dan menemukan bahwa hidrasi dari semen secara kimiawi
menghasilkan produk yang sama dengan hidrasi dari masing-masing senyawa.
Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara komponen-komponen atau
senyawa-senyawa semen dengan air menghasilkan senyawa hidrat. Reaksi semen
tersebut akan menghasilkan panas yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas (mutu)
beton.
5.2 Tujuan
untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan pada penyiapan pasta semen hidrolis
untuk pengujian.
d. Gelas Ukur
Besar
No Berat Semen gr Air (cc) Penurunan Konsistensi
(mm)
1 250 70 1 28
2 250 80 9 32
3 250 81 10 32,4
= 28 ⁒
80
Percobaan 2 = x 100 ⁒
250
= 32 ⁒
81
Percobaan 3 = x 100 ⁒
250
= 32,4 ⁒
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
12
y = 0.8108x - 55.766
R² = 0.9996
10
penurunan (mm)
6
Series1
4 Linear (Series1)
0
65 70 75 80 85
volume air (ml)
5.6 Kesimpulan
Jadi jumlah air yang dibutuhkan semen untuk mengikat secara sempurna bisa
dilihat dari konsistensi normal yaitu 81 cc air sehingga konsistensinya adalah 32,4%.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
PRAKTIKUM II
1.1 Tujuan
Waktu Ikat Semen setelah bercampur dengan air akan mengalami pengikatan,
dan setelah mengikat lalu mengeras. Lamanya pengikatan sangat tergantung dari
komposisi senyawa dalam semen dan suhu udara sekitarnya. Waktu pengikatan pada
pasta semen ada 2 (dua) macam, yaitu waktu ikat awal (setting time) dan waktu ikat
akhir (final setting). Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen
bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis, sedangkan waktu
ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari
kondisi plastis menjadi “keras”. Yang dimaksud dengan keras pada waktu ikat akhir
adalah hanya bentuknya saja yang sudah kaku, tetapi pasta semen tersebut belum
boleh dibebani, baik oleh berat sendiri maupun beban dari luar. Waktu ikat awal
menurut standar SII minimum 45 menit, sedangkan waktu ikat akhir maksimum 360
menit. Waktu ikat awal tercapai apabila masuknya jarum vicat ke dalam sampel
dalam waktu 30 detik sedalam 25 mm. Waktu ikat akhir tercapai apabila pada saat
jarum vicat diletakkan diatas sampel selama 30 detik, pada permukaan sampel tidak
berbekas atau tidak tercetak. Catat berapa jam waktu ikat akhir tercapai. Dalam
pengujian waktu ikat pada semen kadang – kadang dalam waktu kurang dari 10
menit, semen sudah mencapai waktu ikat awal, yang ditandai dengan masuknya
jarum vicat kurang dari 25 mm. Waktu ikat awal tersebut bukanlah waktu ikat awal
yang sebenarnya, tetapi waktu ikat awal palsu (false setting). Ini terjadi karena gips
alam yang terdapat dalam semen berubah menjadi gips hemihidrat karena panas,
baik panas pada waktu dicampur dengan klinker maupun panas pada saat
penyimpanan, akibatnya gips alam yang asalnya stabil menjadi tidak stabil sehingga
cepat bereaksi dengan air.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Sedangkan menurut ASTM C191-04, tahun 2004: Waktu ikat awal adalah
waktu dimana terjadi pengikatan semen dan air mencapai penurunan 25mm. Waktu ikat
akhir merupakan waktu yang terjadi saat bereaksinya semen dan air sampai jarum tidak
mampu menembus pasta.
2. Tambahkan air dengan jumlah yang sama dengan pada saat praktikum konsistensi
normal Portland semen.
5. Diamkan selama 45 menit. Lalu test dengan jarum kecil alat vicat.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
PERCOBAAN 1
Tabel 1.1 Hasil Percobaan 1 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat
Besar Penurunan
Rentang Waktu (Menit) Waktu
No (mm)
1 45 13,17 28
2 60 13,32 22,5
3 75 13,47 16
4 90 14,02 6
5 105 14,17 4
6 120 14,32 0,2
7 135 14,47 0
25 22.5
Besar Penurunan (mm)
20
16
15
10
6
4
5
0.2 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Rentang Waktu (Menit)
PERCOBAAN 2
Tabel 1.2 Hasil Percobaan 2 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat
Besar Penurunan
Rentang Waktu (Menit) Waktu
No (mm)
1 45 13,17 39
2 60 13,32 27
3 75 13,47 12
4 90 14,02 8
5 105 14,17 5
6 120 14,32 1
7 135 14,47 0,5
8 150 15,02 0
35
30 27
25
20
15 12
8
10
5
5 1 0.5 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Rentang Waktu (Menit)
PERCOBAAN 3
Tabel 1.3 Percobaan 3 Uji Waktu Pengikatan Semen Dengan Vikat
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Besar Penurunan
Rentang Waktu (Menit) Waktu
No (mm)
1 45 13,17 13,5
2 60 13,32 2,4
3 75 13,47 1,5
4 90 14,02 0,5
5 105 14,17 0
12
10
4 2.4
1.5
2 0.5
0
0
0 20 40 60 80 100 120
Rentang Waktu (Menit)
1.7 Kesimpulan
PRAKTIKUM III
3.1 Tujuan
Tes ini meliputi pengujian dan penentuan kepadatan material semen. Tes
ini menjadi syarat dalam penghitungan dan perencanaan mix desain beton.
Berdasarkan SNI 15-2049-2004 “Semen Portland” Berat jenis dari semen
portland tidak boleh bervariasi terlalu besar dan untuk pengerjaan ini
diperkirakan memiliki nilai yang tetap 3,15 dengan angka control sebesar
0,15.
a. Semen Portland
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
b. Minyak tanah
c. Timbangan digital
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
e. Cawan
Dari data yang ada, dapat di cari berat jenis semen menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
Keterangan:
A : berat semen B : berat semen + minyak + labu
C : berat minyak + labu
Dari rumus di atas, dapat dihitung berat jenis semen dengan uraian berikut:
Percobaan 1 :
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
250
= 250+(560,5−748,7) x0,8
= 3,25
Percobaan 2 :
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
250
= 250+(576−761) x0,8
= 3,08
Percobaan 3 :
𝐴
Berat jenis semen = 𝐴 + ( 𝐶−𝐵 ) x 0,8
250
= 250+(559−743) x0,8
= 3,03
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Dari perhitungan menggunakan rumus diatas didapat berat jenis dari setiap percobaan:
Tabel 3.4 Hasil 3 Percobaan Uji Berat Jenis Semen
Berat Jenis
No. Percobaan Semen
1 3,25
2 3,08
3 3,03
Dari tiga percobaan di atas, dirata – rata sehingga diperoleh berat jenis sebagai berikut :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 1+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 2+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3
Berat jenis rata – rata = 3
3,25 + 3,08 + 3,03
= 3
= 3,12 gr/cm3
3.7 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, diperoleh berat jenis semen
dengan rata – rata 3,12 gr/cm3. Hasil tersebut sudah sesuai dengan standart
uji SNI 15-2049-2004 “Semen Portland”, yaitu “Berat jenis dari semen
portland tidak boleh bervariasi terlalu besar dan untuk pengerjaan ini
diperkirakan memiliki nilai yang tetap 3,15 dengan angka control sebesar
0,15”