Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan istilah umum untuk kelainan
pada struktur jantung dan pembuluh darah besar yang muncul sejak lahir yang sering ditemukan dan merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua jenis kelainan bawaan.1 kelainan bawaan ini sering dijumpai, dengan angka kejadian 30% dari seluruh kelainan bawaan. Insiden PJB dinegara maju maupun dinegara berkembang berkisar 6-10 kasus per 1000 kelahiran hidup, dengan rata-rata 8 per 1000 kelahiran hidup.2 Sebagian besar PJB ini terjadi akibat kesalahan embriogenesis antara minggu ke 3 sampai dengan minggu ke 8 usia gestasi, ketika struktur utama jantung sudah terbentuk dan mulai untuk berfungsi.1 PJB dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu penyajit jantung bawaan sianotik dan asianotik. PJB non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa sejak lahir yang tidak ditandai dengan sianosis. Sedangkan PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jamtung sehingga sebagian ata seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik. Akibatkanya akan terlihat sianosis pada mukosa bibir dan mulut seta kuku jari tangan dan kaki.3 Di negara maju hampir semua PJB telah dideteksi dalam masa bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi.3 Berdasarakan sebuah penelitian di Londrina, Parana Brazil Selatan dari periode Januari 1989-1998, persentase tertinggi PJB asianotik adalah VSD (Ventricular Septal Defect) (28,3%), pulmonanalis stenosis (9,3%), atrioventrikular septal defect (8,1%) dan atrium septal defect (7,7%). Pada PJB sianotik, pesentase tertinggi adalah tipe tetralogi of Fallot (7,5%). Sedangkan penelitian Hariyanto terhadap penderita PJB anak yang dirawat inap di RSUP Dr. M. Jamil Padang dari Januari 2008 – Februari 2011 didapatkan jenis PJB yang paling banyak ditemukan adalah VSD dan ASD masing- masing (35%), PAD (33,3%) dan TF (15,2%). 3 Gangguan pada sistem kardiovaskular dapat disebabkan oleh struktur maupun fungsi yang abnomal dari jantung. Gejala yang paling sering ditemukan pada anak yang menderita penyakit jantung bawaan adalah sesak nafas. Saat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sesak nafas dapat terjadi. Selain penyakit jantung itu sendiri, penyakit paru yang menyertai seperti pneumonia juga berkontribusi dalam terjadinya sesak nafas.3 Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.4 Penyakit penyerta PJB yang paling banyak adalah gagal tumbuh diikuti penyakit paru dan infeksi saluran pernapasan akut. Asupan energi yang rendah pada anak dengan PJB merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal tumbuh.3