PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya
1.3.2 Mengetahui keunggulan bioremediasi dalam mengatasi limbah berbahaya
1.3.3 Mengetahui aplikasi bioremediasi dalam mengatasi limbah berbahaya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sampah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Secara garis besar, jenis-jenis sampah dibedakan menjadi (Sejati,
2009) :
a. Sampah organik/basah
Sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur,
sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi.
b. Sampah anorganik/kering
Sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya: logam, besi, kaleng,
plastik, karet, botol, dll.
c. Sampah berbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik bekas,
limbah racun kimia, limbah nuklir, dll. Sampah jenis ini memerlukan penanganan
khusus.
Sampah muncul sebagai konsekuensi dari aktivitas manusia maupun proses alam.
Apabila tidak ditangani dengan baik, maka dapat terjadi penumpukan dan menimbulkan
berbagai permasalahan yang kompleks. Sehingga harus dilakukan pengelolaan terhadap
keberadaan sampah agar tidak membahayakan lingkungan hidup disekitarnya (Kurnianty dkk,
2016)
2.2 Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan. Menurut Damanhuri dan Padmi (2010), Terdapat keterkaitan antara bahan
baku, enersi, produk yang dihasilkan dan limbah dari sebuah proses industri, maupun
aktivitas manusia sehari-hari. Limbah dapat berasal dari proses produksi atau dari pemakaian
barang-barang yang dikonsumsi, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
2.3 Limbah Berbahaya
2.3.1 Definisi Limbah berbahaya
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, definisi limbah berbahaya adalah
sebahai berikut :
Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(Limbah B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
Sehingga pada dasarnya, suatu limbah dikatakan berbahaya apabila keberadaannya
dapat mengancam kesehatan manusia, organisme lain maupun lingkungan (Singh, 2010).
Menurut Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah berbahaya memiliki
beberapa karakteristik antaralain mudah meledak, mudah menyala dan reaktif.
a. Limbah organik, dicirikan oleh adanya unsur karbon atau ikatan karbon pada
komponen penyusunnya. Jika limbah hanya mengandung karbon dan hidrogen
mereka disebut hidrokarbon. Jika atom karbon terikat pada logam, secara kimia
itu bersifat organologam. Di sisi lain senyawa yang memiliki struktur molekul
dengan benzena (C6H6) sebagai unit dasar adalah senyawa aromatik. Contoh
limbah organik antaralain; Alkohol, asam organik, hidrokarbon, formaldehid, dll.
b. Limbah anorganik, biasanya tidak mengandung unsur karbon, meskipun beberapa
diantaranya terdapat kandungan karbon dalam jumlah yang kecil, seperti natrium
bikarbonat dan natrium karbonat. Berbagai garam mengandung karbonat,
bikarbonat, asetat, nitrat, nitrit, fluorit, klorida, bromida, iodida, sulfat dan fosfat
hadir di luar batas ambang dalam air menjadi berbahaya bagi flora dan fauna.
Logam berat seperti tembaga, timbal, merkuri, arsen, kadmium, dan selenium
berbahaya ketika mereka melampaui batas aman yang ditentukan.
Ada pula bahan xenobiotik yang merupakan bahan yang tidak disintesis secara alami
oleh alam, dapat tergolong limbah organik maupun anorganik. Limbah ini sering beracun
bagi kehidupan dan biasanya juga sangat sulit mikroorganisme untuk bermetabolisme
karena mengandung pengaturan molekuler yang biasanya tidak hadir di alam. Kehadiran
kelompok buatan seperti chloro, nitro atau sulfat di banyak bahan kimia sintetis membuat
mereka tahan terhadap penguraian, karena mereka tidak lagi diakui oleh mikroba
pendegradasi. Contoh lain limbah xenobiotik yaitu klorpirifos, Glifosat, Atrazin,
Petroleum hidrokarbon, dll.
2.3.3 Sumber Limbah Berbahaya
Limbah berbahaya dihasilkan dari berbagai pihak, berikut sumber penghasil
limbah berbahaya menurut Amadi et al (2017) :
a. Sektor agrikultural dan agro-industri, dalam hal ini dapat berasal dari lahan
pertanian. Contoh limbah berbahaya yang dihasilkan yaitu limbah pestisida,
fertilizer dan limbah berbahaya lainnya dari aktivitas pertanian.
b. Sektor kesehatan, dapat bersumber dari rumah sakit, klinik dan laboratorium
medis. Contoh limbah berbahaya yang dihasilkan yaitu limbah patologis,
jarum suntik bekas, darah yang telah terkontaminasi.
c. Sektor komersial, umumnya berkaitan dengan aktivitas masyarakat secara luas.
Dapat bersumber dari pom bensin, bandara, bengkel, pencucian kendaraan
bermotor.
d. Sektor industri, merupakan pihak yang banyak menghasilkan limbah
berbahaya yang umumnya merupakan hasil samping dari kegiatan produksi.
Beberapa sumber yang menghasilkan limbah berbahaya antaralain; pabrik
tekstil, percetakan, pabrik bahan kimia dan tempat penyulingan minyak.
Sedangkan contoh limbah berbahaya yang dihasilkan yaitu Cadmium, asam
mineral, tinta, pewarna kimia, spent catalysts
e. Sektor pertambangan dan pengolahan mineral, contohnya pertambangan
uranium yang menghasilkan limbah radioaktif yang berbahaya
Ahmad, R.Z. 2018. “Mikoremediasi Menghilangkan Polusi Logam Berat pada Lahan Bekas
Tambang untuk Lahan Peternakan”. WARTAZOA. Vol. 28 No. 1
Amadi, C.C., Okeke, O.C., and Amadi, D.C. 2017. “Hazardous Waste Management: A
Review of Principles and Methods”. International Journal of Advanced Academic
Research. Vol. 3 No. 8
Damanhuri, T., dan Padmi, E. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Bandung: Program
Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB
Kurnianty, Y., Nararaya, W.H.B., Turawan R.N., Nurmuhammad, F. 2016. “Mengefektifkan
Pemisahan Jenis Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota
Magelang”. Varia Justicia. Vol. 12 No. 1
Sejati, K. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius
Singh, N.P. 2010. “Biotechnology in hazardous waste management.” Recent Trends in
Biotechnology. Vol. 1
Taufik, I. 2011. “Pencemaran Pestisida pada Perairan Perikanan di Sukabumi- Jawa Barat”.
Media Akuakultur. Vol. 6 No. 1