“ GIZI LANSIA ”
KELOMPOK 1 / 2-C
NAMA NIM
NUR AFNI HUSAIN 17111101221
CHLARA ELYANA MELATUNAN 17111101185
GRACIA STEFANI MOTO 17111101184
PUTRI NURAFIAH LENDA 17111101215
SWEETA PONGANTUNG 17111101198
VICTORIA I. KONDOJ 17111101220
1
PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gizi Lansia”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang gizi lansia dan juga bagaimana kita memberitahukan kepada
Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun dari anda demi
Semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi hingga bagi kebanyakan orang masa tua itu
merupakan masa yang kurang menyenangkan. Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan usia pada Bab Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi “lanjut usia adalah seorang yang
Sedangkan seorang menjadi lanjut usia dikerakan adanya beberapa proses individual,
antara lain :
1. Umur Biologis : Fungsi berbagai sistem organnya dibandingkan dengan orang lain
2. Umur Psikogis : Kapasitas adaptasi individu dibandingkan dengan orang lain pada
3. Umur Sosial : Sejauh mana individu dapat melakukan peran sosial dibandingkan
4
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya
dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar
melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam
menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau
4) Apa saja mitos dan tabu terkait dengan makanan pada lansia ?
5
3) Dapat memahami gizi seimbang pada lansia
6
BAB II
PEMBAHASAN
Proses menua merupakan proses normal yang dimulai sejak pembuahan dan berakhir pada
kematian. Proses menua ditandai dengan peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa
otot-otot tubuh yang disertai dengan perubahan dalam fungsi organ tubuh seperti fungsi jantung,
Secara statistik dan kependudukan di Indonesia saat ini usia 19-49 tahun tergolong dalam
usia dewasa, usia 50-64 tahun tergolong dalam usia setengah tua, sedangkan usia 65 ke atas
tergolong dalam usia tua/lanjut (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004). Namun
kecepatan proses menua antar orang berbeda-beda. Seseorang pada usia 50 tahun mungkin
sudah kelihatan tua, sedangkan yang lain pada usia 65 tahun masih kelihatan muda. Oleh karena
itu, dikenal istilah umur kronologis, yaitu umur menurut tahun, dan umur biologis, yaitu umur
menurut tingkat proses menua. Umur biologis yang berjalan terlalu cepat banyak dipengaruhi
oleh kebiasaan makan yang kurang seimbang, kurang baiknya pemeliharaan kesehatan, serta
Istilah “menua” sering kali dikaitkan dengan ketidakmampuan seseorang untuk berfungsi
secara efisien, proses berpikir yang menurun, dan kepikunan yang sudah berada di ambang
pintu (Roe, 1978). Proses menua (aging) adalah proses menghilangkan secara perlahan
kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan struktur dan fungsi normlalnya, sehingga
tidak dapat bertahan terhadap beda-benda asing, termasuk mikroorganisme, dan menurunnya
kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Budi-
Damojo dan Hadi Martono, 2004). Dengan demikian manusia secara berangsur akan kehilangan
daya tahan terhadap infeksi dan akan semakin banyak mengalami gangguan metabolik dan
7
struktural yang dinamakan “penyakit degeneratif” seperti hipertensi, aterosklerosis, diabetes
mellitus dan kanker. Orang tua sering mengakhiri hidupnya dengan gejala stroke,infrak miokard
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang
sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa
ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok
orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.
karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik
dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh
sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena
berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
Umur harapan hidup waktu lahir merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
di suatu negara, seiring dengan meningkatnya social ekonomi, pemeliharaan kesehatan dan
lingkungan. Umur harapan hidup di Indonesia menigkat dari tahun ke tahun (lihat Tabel 9.1).
Umur harapan hidup perempuan ternyata lebih tinggi dari laki-laki. Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2007 (Depkes RI, 2008) mencatat bahwa pada tahun 2007 di antara sepuluh
Negara anggota ASEAN, umur harapan hidup, Indonesia menduduki urutan ke-tujuh sesudah
Singapura (80 tahun), Brunei Darussalam (75 tahun), Malaysia dan Srilangka (74 tahun),
8
Vietnam (72 tahun), dan Thailand (71 rahun), serta urutan keempat terendah sesudah Laos (54
Pada proses menua pun terjadi perubahan pada kulit, rongga mulut, mata, dan pendengaran
(Roe, 1987).
Pada proses ini terjadi penaunaan massa tanpa lemak (lean body mass) dan massa tulang,
sedangkan massa lemak tubuh meningkat. Sebagian dari perubahan tersebut terjadi karena
aktivitas beberapa jenis hormon yang mengatur metabolisme menurun sesuai dengan umur
massa lemak sedangkan peningkatan aktivitas hormon lainnya meningkatkan massa lemak.
Hal ini bukan disebabkan karena proses menua saja. Sebagian besar disebabkan oleh
menurunnya aktivitas fisik dengan bertambahnya umur yang pada akhirnya menurunnya
Angka Metabolisme Basal (AMB). Dengan menurunnya AMB, kebutuhan energi orang tua
lebih rendah daripada usia dewasa, sehingga konsumsi makanan hendaknya dikurangi.
Perubahan pada kulit pada usia lanjut antara lain adalah kulit mengering, mengerut, timbul
bintik-bintik karena pigmentasi, kehilangan elastisitas, dilatasi kapiler terutama pada muka,
dan timbulnya kutil-kutil. Fungsi imun pada sel-sel kulit berkurang, hal ini untuk sebagian
besar menjelaskan mudahnya terjadi infeksi jamur dan tumor ganas pada usia lanjut.
Perubahan pada rambut yag terjadi pada usia lanjut adalah rambut memutih dan mudah
rontok. Rontoknya rambut pada laki-laki dapat menimbulkan kebotakan pada tempat-
tempat tertentu pada bagian kepala atau di seluruh kepala. Proses menua pada kulit dapat
9
terjadi pada usia dini Karena paparan sinar matahari secara kronis dan pengaruh keturunan
3. Kehilangan Gigi
Kehilangan gigi merupakan bagian dari proses menua. Gigi mungkin diganti,hal ini dapat
menyebabakan rasa tidak nyaman sewaktumengunyah. Disamping itu, orang lanjut usia
sering mengalami sakit gigi. Semua ini dapat menyebabkan berkurangnya jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kekurangan gizi. Menurut hasil Riskesdes 2007 (Depkes, 2008)
Dengan bertambahnya usia sel-sel otak akan berkurang. Berkurangnya aliran darah ke otak
pembuluh darah) juga menyebabkan menurunnya fungsi otak. Penyakit usia lanjut yang
tremor, dan kehilangan ekspresi pada muka (Roe, 1987). Kehilangan sel-sel otak, perubahan
pada sususnan fisik sel otak, atau berkurangnya aliran darah ke sel-sel otak dihubungkan
dengan dimensia atau kepikunan yang tidak dapat diperbaiki. Sejenis dengan dimensia yang
dinamakan tipe Alzheimer menyebabkan daya ingat, fungsi kognitif dan kemampuan untuk
menjaga diri sendiri menurun dengan cepat. Untuk mengatasi mudah lupa, orang lanjut usia
dianjurkan untuk menjalani hidup sehat, aktif bersosialisasi, bersikap positif daan optimis,
serta menjaga agar otak tetap aktif dengan banyak menulis dan membaca. Hidup sendiri
sering mempercepat proses dimensia. Penyakit dimensia dan depresi sering berlatar
belakang keturunan. Namun hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara lain
10
susunan makanan. Kekurangan zat-zat gizi tertentu seperti vitamin B1, B2, B6, B12, C dan E
serta seng untuk jangka waktu panjang menyebabkan percepatan penurunan daya ingat.
5. Sistem kardiovaskular
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi jantung serta sistem peredaran darah
resistensi terhadap aliran darah yang disebabkan oleh pengendapan bahan-bahan yang
darah yang dipompakan pada setiap detak jantung akan berkurang sehingga aliran darah
melalui pembuluh koroner yang membawa zat-zat gizi ke jantung akan berkurang pula.
6. Sistem ginjal
Fungsi ginjal berubah pada usia lanjut yang disebabkan oleh kehilangan sel-sel dan
penurunan aliran darah ke ginjal sebesar 30%. Karena kecepatan menyaring sel-sel ginjal
menurun, pengeluaran sisa-sisa metabolisme obat dan produk makanan akan berlangsung
lebih lama. Dengan demikian, mudah terjadi penumpukan garam dan gula dalam darah pada
usia lanjut. Kemampuan ginjal pada usia lanjut untuk memekatkan urine menurun. Itulah
7. Sistem endoktrin
Proses menua banyak menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem endoktrin, namun hal
ini tidak terjadi secara merata. Perubahan ini banyak terjadi sebagai akibat suatu penyakit.
8. Keseimbangan cairan
peningkatan kadar natrium dan kalium darah. Hal ini merupakan alasan tambahan agar
11
Kekuatan dan elastisitas saluran cerna makanan menurun pada proses menua; hal ini
memperlambat gerakan usus, sehingga risiko terhadap konstipasi meningkat (empat hingga
delapan kali lebih sering terjadi pada usia lanjut daripada usia dewasa). Orang lanjut usia
Pengeluaran cairan ludah berkurang pada usia lanjut. Hal ini menyebabkan dehidrasi pada
mulut, menipisnya jaringan gusi, dan mengerutnya jaringan ikat pada mulut. Di samping
itu, dapat terjadi perubahan sensoris berupa kurang sensitifnya indra pengecap dan
Proses menua berpengaruh terhadap beberapa komponen mata yang berkaitan dengan
pada objek jarak dekat berkurang, yang biasanya telah terjadi pada usia setengah tua. Hal
itu disebabkan oleh ketidakmampuan lensa yang menua mengubah lekukan yang diperlukan
untuk penglihatan jarak dekat (presbyopia). Katarak mata pada usia lanjut, yang
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti,
singkong dll. Selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarin,
12
Kelompok ini meliputi makanan-makanan yang banyak mengandung protein, baik protein
hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang-kacangan dan olahannya.
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti
Meskipun usia lanjut ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya, maka sering terjadi
gangguan gizi. Hal ini didasari oleh kebiasaan makan banyak pada waktu muda. Untuk masalah
gizi kurang pada lansia biasanya disebabkan oleh masalah sosial, rendahnya tingkat ekonomi,
atau bisa juga karena gangguan penyakit. Sedangkan kekurangan vitamin pada lansia terjadi
karena kurangnya asupan buah-buahan, sayuran, serta makanan yang banyak mengandung
serat.
Contohnya: pada lansia beberapa gigi-geligi, bahkan semuanya tanggal, sehingga terjadi
kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu, apabila makanan tidak diolah
sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pengunyahan, maka akan terjadi gangguan dalam
Di samping itu, alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga
makanan yang mudah dicerna tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan. Makanan yang
tidak banyak mengandung lemak pada umumnya mudah dicerna. Kadar serat yang tidak dapat
dicerna sebaiknya tidak dikonsumsi oleh lansia, namun demikian makanan yang mengandung
serat yang lain harus banyak, agar dapat melancarkan peristaltik dan dengan demikian
melancarkan defikasi (buang air besar = BAB). Keperluan energi pada usia lanjut sudah
menurun. Oleh sebab itu, konsumsi makanan untuk lansia secara kuantitas tidak sama dengan
pada kelompok rentan yang lain. Yang penting di sini kualitas makanan dalam arti
13
keseimbangan zat gizi harus dijaga. Kegemukan pada lansia sangat merugikan bagi lansia itu
sendiri, karena merupakan resiko untuk berbagai penyakit seperti: kardio vaskular, diabeter
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi
pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan
makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung,
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
3. Kekurangan vitamin
14
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan
Tubuh ansia akan menurun kondisinya, sehingga sangat mudah terserang berbagai
penyakit. Asupan gizi dan nutrisi pada Lansia yang terpenuhi akan membantu mengatasi hal
tersebut. Untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi pada lansia, bisa dilakukan dengan
merencanakan apa yang akan mereka konsumsi/makan setiap harinya. Perencaan kebutuhan
1. Makanan yang akan diberikan kepada lansia harus mengandung zat gizi yaitu zat tenaga,
2. Aturlah porsi makanan lansia, jangan terlalu membuat mereka kenyang. Selain itu, daya
tampung makanan pada lambung di usia lansia ini sangatlah terbatas, sehingga porsi
makanannya juga akan berbeda dengan ketika mereka belum memasuki usia lansia. Untuk
memberi makan kepada mereka bisa dilakukan dengan ritme: pagi hari diberikan bubur
ayam, pukul 10.00 pagi diberikan roti, siang hari makan nasi, telur, sup dan buah pepaya,
pukul 16.00 makanan ringan seperti nagasari, dan malam hari bisa diberikan nasi, sayur
4. Hindarkan lansia dari makanan yang terlalu manis, mengandung minyak, dan juga makanan
berlemak.
15
6. Berikan makanan yang bertekstur halus, karena kondisi lambung mereka sudah sulit untuk
Memperhatikan kebutuhan asupan gizi dan nutrisi seimbang pada lansia adalah salah satu
cara untuk menjaga kesehatan mereka. Asupan gizi dan porsi makanan yang sesuai, akan
Protein (g) 60 50
Vitamin D (µg) 15 15
Vitamin E (mg) 15 15
Vitamin K (µg) 65 55
Niasin (mg) 16 14
Vitamin C (mg) 90 75
Besi (mg) 13 12
16
Yodium (µg) 150 150
Selenium (µg) 30 30
Seiring bertambahnya usia dan berkurangnya kemampuan daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh, lansia sering dijumpai masalah-
masalah kesehatan dan mitos-mitos yang mengiringnya. Ada beberapa mitos dan tabu yang
menjadi larangan dan anjuran yang sering kali dikaitkan dengan dugaan kebiasaan yang terjadi
di masyarakat. Padahal belum tentu semua dugaan itu benar. Alhasil larangan menjadi
Ada beberapa contoh makanan yang mitos dan tabu untuk dikonsumsi oleh lansia :
1. Kalkun
Sehingga banyak orang tidak memberikan kalkun kepada lansia karena akan
menyebabkan cepat mengantuk. Hal itu tidak benar, rasa kantuk seseorang disebabkan
kandungan tryptophan atau asam amino dalam tubuh. Daging kalkun tidak memiliki
2. Alpukat
Buah ini jangan sering-sering dimakan oleh lansia karena kandungan lemaknya tinggi.
Memang ada benarnya juga, tapi lemak yang terkandung di dalam buah alpukat ini
17
adalah lemak baik alias HDL. Di dalam alpukat juga terdapat biotin, magnesium, seng
MASALAH
Masalah kesehatan terutama pada usia lanjut yang dapat merupakan penyebab
kematian ternyata banyak berkaitan dengan gizi; untuk sebagian hal ini dapat di cegah
melalui asupan gizi yang seimbang. Keadaan kesehatan yang bersifat kronis meningkat
dengan menigkatnya umur; hal ini menyebabkan kelemahan dan ketidakmampuan orang
yangf lanjut usia yang kemudian meningkatkan ketergantungannya pada orang lain
Pada proses menua, seseorang akan kehilangan massa otot; hal ini lebih nyata terlihat
pada perempuan. Penurunan massa otot dan massa sel tubuh disertai dengan
penurunan kekuatan otot serta gangguan fungsi kekebalan tubuh dan fungsi paru-paru.
Penurunan kekuatan otot ini merupakan penyebab sebagian besar ketidak mampuan
orang lanjut usia dalam berbagai hal, diantaranya kemampuan berjalan. Penyebab
kehilangan massa otot ini hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Faktor-
pertumbuhan yang disertai kekurangan gizi (terutama kekurangan energi protein) serta
2. Kegemukan (Obesitas)
18
Masalah yang sering timbul pada orang usia lanjut adalah kelebihan berat badan dan
obesitas. Hal ini disebabkan kurangnya aktivitas fisik yang tidak disertai dengan
melitus dan tekanan darah tinggi. Penimbunan lemak, terutama dibagian tengah tubuh,
reseiko paling rendah terhadap patah tulang pinggung. Hal ini sebagian disebabkan
tebalnya lemak yang melindungi tubuh secara fisik dan sebagian mungkin juga karena
lebuh tingginya kadar esterogen pada orang gemuk karena perubahan prekursor
menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai patokan menunjukan bahwa 1,6%
orang lanjut usia menderita obesitas sedangakan 8,7% orang lanjut usia menunjukan
berat badan lebih (Dep-kes.RI,2004). Angka obesitas pada perempuan lanjut usia
lebih tinggi daripada laki-laki, masing-masing sebesar 5,0% dan 1,5%. Demikian
halnya dengan berat badan lebih dengan angka 29,0% pada perempuan dan 11,2%
pada lai-laki. IMT normal ditunjukan oleh 61,0% laki-laki dan 71,1% perempuan usia
lanjut, berat badan kurang oleh 9,4% perempuan dan 11,3% laki-laki; dan kurus oleh
Kegemukan pada orang lanjut usia dapat dicegah melalui olahraga secara teratur
dan membatasi makanan yang padat energi. Pemeliharaan berat bdan dalam batas-
batas normal pada orang lanjut usia diperlukan untuk menjaga kekuatan fisik, daya
tahan terhadap infeksi, serta pencegahan penurunan mutu kulit dan mutu kehidupan.
19
3. Fungsi Kekebalan
Infeksi merupakan penyebab penyakit dan kematian yang umum pada orang berusia
lanjut. Orang lanjut usia lebih peka terhadap infeksi; hal ini sebagian mungkin
disebabkan oleh penurunan fungsi kekebalan berkaitan dengan usia. Penurunan fungsi
kekebalan dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit kanker dan artritis. Hal ini
dapat dicegah melalui asupan gizi yang seimbang dan olahraga secara teratur. Khusus
untuk mencegah penurunan fungsi kekebalan dalam proses menua, tindakan yang bisa
dilakukan antara lain adalah menjaga asupan zat-zat gizi tertentu yang lebih tinggi dari
pada yang dianjurkan untuk keadaan sehat. Zat-zat gizi yang penting untuk
Asam amino tidak esensial glutamin memegang peranan penting dalam sintesis
DNA dan RNA. Glutamin terutama disimpan dalam otot rangka tubuh, dan digunakan
oleh sel-sel saluran cerna, limfosit, dan mikrofag (fagosit). Saat seseorang mengalami
protein turun dan serta pembentukan serta ketersediaan glutaminnya juga dapat
terganggu. Dengan demikian respons tubuh terhadap infeksi dan trauma akan
menurun. Glutamin dapat disintesis di dalam tubuh dari asam glutamat, yang banyak
terdapat di dalam padi-padian, kacang kedelai; daging tanpa lemak, dan telur. Di
samping itu glutation dan zat-zat fitokimia, seperti flavonoid dan karotenoid
tampaknya juga memegang peranan dalam fungsi kekebalan. Sumber baik glutation
adalah daging, sayur, dan buah-buahan. Protein yang terdapat dalam whey susu,
endogen.
20
4. Anemia Gizi
denyut jantung rasa lemah, dan sesak napas. Riskesdas 2007 (Depkes RI, 2008)
melaporkan prevalensi anemia secara keseluruhan pada usia 65-74 tahun sebesar
Anemia yang paling banyak dialami orang lanjut usia adalah Anemia Gizi Besi. Orang
yang lanjut usia pada umumnya mempunyai nilai hemoglobin yang sama dengan
orang muda. Laki-laki lanjut usia cenderung mempunyai nilai hemoglobin yang lebih
rendah dari pada orang muda. Perempuan pada usia muda cenderung mempunyai nilai
hemoglobin lebih rendah karena kehilangan darah selama haid; nilai hemoglobin ini
akan meningkat pada masa menopause. Namun pada usia 80 tahun keatas nilai
hemoglobin akan menurun, karena pembuatan sel darah merah dalam sumsum tulang
belakang (erythropoiesis) menjadi kurang efisien. Hal ini disebabkan oleh perubahan
yang terjadi pada sumsum tulang belakang. Seperti telah dikemukakan di bab
sebelumnya, angka Anemia Gizi Besi pada orang usia lanjut indonesia saat ini masih
tinggi.
6. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik terjadi bila tubuh kekurangan faktor intrinsik yang dibutuhkan
untuk absorpsi vitamin B12. Hal ini memerlukan tindakan medis. Anemia ini juga
dinamakan anemia pernisiosa. Sebagai upaya pencegahan, orang berusia lanjut sering
diberi tambahan vitamin B12 dalam bentuk suplemen melalui injeksi intramuskular
21
PENANGGULANGAN
1. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik utama penting dalam meningkatkan kesehatan usia lanjut adalah olahraga
Volume makanan untuk usia lanjut lebih rendah daripada volume untuk usia dewasa muda,
namun makanan ini hendaknya lebih padat protein, mineral, dan vitamin. Sebab kebutuhan
energi pada usia lanjut rata-rata lebih rendah sebanyak 300-500 kkal daripada usia dewasa
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah tentang “Gizi Lansia” yaitu bahwa sangat
penting mengetahui tentang kebutuhan gizi untuk lansia, gizi seimbang bagi lansia, dan
sebagainya sehingga nantinya kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat bisa menyampaikan
informasi tersebut kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mengetahui gizi apa saja yang
3.2 SARAN
Sebaiknya informasi tentang gizi lansia harus terus disampaikan atau diinformasikan
kepada masyarakat, karena pada kenyataannya masih masih masyarakat yang belum
mengetahui tentang gizi yang diperlukan oleh lansia. Dengan masyarakat mengetahui gizi
lansia maka penyakit dan gangguan kesehatan pada lansia bisa dikurangi dan bisa dicegah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Irianto. Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health). Bandung : Alfabeta
Universitas Gadjah Mada. 2012. Buku 1: Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut
Suryani. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi Ed. 2. Jakarta. EGC
24