Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman
dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih
dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Dalam keadaan normal saluran kemih tidak
mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa
diagnosis ISK ditegakkan dengan membuktikan adanya mikroorganisme didalam saluran
kemih.
ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki. Kejadian ISK pada
bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar dibanding
bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih banyak terjadi
pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar ISK terjadi pada anak
perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah dimana ISK pada perempuan mencapai
0,8%, sementara pada anak laki-laki hanya 0,2%. Dan rasio ini terus menerus meningkat
sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak perempuan 30 kali lebih besar
dibanding pada anak laki-laki. Dan pada anak laki-laki yang disunat, risiko ISK menurun
hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat (sehat group, 2006).
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius.
Di amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang ke dokter setiap tahunnya
dengan diagnosis ISK. Di suatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan penyakit
infeksi yang menempati urutan ke-2. (data bulan – Desember 2006).
1.2 Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi penyakit infeksi saluran kemih?
2. Apa penyebab penyakit infeksi saluran kemih?
3. Apa tanda dan gejala penyakit infeksi saluran kemih?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit infeksi saluran kemih?
5. Apa saja komplikasi penyakit infeksi saluran kemih?
6. Sebutkan macam-macam tes diagnostik penyakit infeksi saluran kemih?
7. Sebutkan penatalaksanaan medis dan keperawatan penyakit infeksi saluran kemih?

1
8. Sebutkan macam-macam diit untuk penderita penyakit infeksi saluran kemih?
9. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan penyakit infeksi saluran kemih?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami perencanaan asuhan keperawatan klien dengan
penyakit infeksi saluran kemih
b. Tujuan Khusus
 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi penyakit infeksi saluran kemih
 Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi penyakit infeksi saluran kemih
 Mahasiswa mampu menjelaskan manisfestasi penyakit infeksi saluran kemih
 Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi/penyakit infeksi saluran kemih
 Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi penyakit infeksi saluran kemih
 Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan
1.4 Manfaat
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca khususnya seorang perawat.
b. Manfaat praktis
Hasil makalah ini dapat memberikan sumbangan dan masukkan mengenai asuhan
keperawatan dengan penyakit infeksi saluran kemih.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria
maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih
sering menderita infeksi daripada pria (Sudoyo Aru, dkk 2009).
Prevalensi ISK bervariasi menurut jenis kelamin dan umur. ISK dapat menyerang pasien
dari segala usia mulai dari bayi baru lahir hingga orangtua. Pada umumnya wanita lebih
sering mengalami episode ISK daripada pria, karena uretra wanita lebih pendek daripada
pria. Namun, pada masa neonatus, ISK lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki (2,7%)
yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%).Dengan bertambahnya
usia insiden ISK terbalik, yaitu pada masa sekolah, ISK pada anak perempuan (3%)
sedangkan pada anak laki-laki (1,1%). Insiden ini pada usia remaja anak perempuan
meningkat 3,3 sampai 5,8%. Bakteriuria asimptomatik pada wanita usia 18-40 tahun
adalah 5 sampai 6% dan angka itu meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut
(Purnomo, 2011).
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam saluran
kemih, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala. Tempat yang sering megalami infeksi
adalah kandung kemih (sistitis), uretra (uretritis), prostat (prostatitis), dan ginjal
(pielonefritis) juga dapat terkena. Normalnya saluran kemih diatas uretra adalah steril.
Infeksi saluran kemih adalah salah satu dari masalah paling umum yang ditemui oleh
tenaga kesehatan, terhitung 6 sampai 7 juta dari kunjungan klinik per tahun. Mayoritas
kasus didominasi oleh wanita. Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih
karena uretra yang pendek dan secara anatomi dekat dengan vagina, kelenjar periuretral,
dan rektum.
Infeksi saluran kemih pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal
dari uretra, seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
uretra dari rektum pada pria, dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik, melindungi
pria dari infeksi saluran kemih. Akibatnya ISK pada pria jarang terjadi namun ketika

3
gangguan ini terjadi, hal ini mengindikasikan adanya abnormalitas fungsi dan struktur
dari traktus genitourinarius.
2.2 Etiologi
Organisme yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah :
 Escherichia coli
 Stafilokokus saprofitikus
 Streptokokus faecalis
Organisme lain yang bertanggung jawab dalam menyebabkan infeksi saluran kemih
mencakup :
 Proteus mirabilis
 Satu atau lebih spesies klebsiela
 Enterobakter, dan
 Pseudomonas
2.3 Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bervariasi. Separuh
dari pasien yang ditemukan memiliki bakteri dalam urin (bekteriuria) tidak menunjukkan
gejala. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis) mencakup :
 Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
 Kadang-kadang disertai spasme pada area kandung kemih dan suprapubis
 Hematuria dan nyeri punggung juga dapat terjadi
Tanda dan gejala infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis) mencakup :
 Demam
 Menggigil
 Nyeri panggul dan nyeri ketika berkemih
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri dan nyeri tekan di area sudut kostovertebral
(CVA). Jika kerusakan ginjal yang luas terjadi, manifestasi gagal ginjal dapat muncul dan
mencakup mual, muntah, pruritus, kehilangan berat badan, edema, kelemahan dan napas
yang pendek.
2.4 Patofisiologi
a. Narasi

4
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk kedalam saluran
kemih dan berkembang biak didalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui cara ascending, hematogen seperti pada penularan mycrobacterium
tuberculosis atau s aureus, limfogen, dan langsung dari organ sekitarnya yang
sebelumnya telah terinfeksi. Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui cara asending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman
yang berasal dari floral normal usus dan hidup secara komensial didalam introitus
vagina, prepisium kemih melalui uretra-prostat-vas deferens-testis (pada pria) buli-
buli-ureter, dan sampai ke ginjal. Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya
gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen)
sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host, gangguan keseimbangan ini
disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena
virulensi agent meningkat (Purnomo, 2011).
b. Pathway
Akumulasi etiologi dan
factor resiko (infeksi
mikroorganisme,
penggunaan steroid dalam
jangka panjang, usia
Makanan terkontaminasi
lanjut, anomaly saluran Jaringan parut
mikroorganisme masuk lewat total tersumbat
kemih, cidera uretra,
mulut
riwayat isk)

Obstruksi saluran
HCL (lambung) kemih yang
bermuara ke
vesika urinarius

Hidup Tidak hidup

Usus terutama pleg


player Resiko Infeksi Peningkatan tekanan
VU

5
Kuman mengeluarkan Mati
endotoksin Penebelan dinding VU

Difagosit
Kontraksi otot VU
Bakteremia primer
Procesia pada kulit dan
tidak hipertermi Kesulitan berkemih
Tidak difagosit

Retensi urin
Pembuluh darah
Bakteremia sekunder
kapiler

Hipotalamus Ureter Reinteraksi abdominal

Menekan termoreguler Iritasi ureteral Obstruksi

Hipertermi Oliguria Mual muntah

Peradangan
Gangguan eliminasi Kekurangan volume
urine cairan
Peningkatan frekuensi /
dorongan kontraksi Depresi saraf perifer
uretral

Nyeri

2.5 Komplikasi
 Gangguan pada ginjal
 Sepsis
 Penyempitan uretra pada pria
 Wanita hamil yang berisiko melahirkan bayi prematur dan bayi yang terlahir dengan
berat badan rendah
2.6 Pemeriksaan diagnostik
Individu yang berisiko tinggi mengalami komplikasi atau infeksi kambuhan, diperlukan
tindakan diagnostik seperti :
 Intravenous urethrography (IVU) atau intravenous pyelography (IVP)
 Cystografi

6
 Sistoskopy
 Ultrasonografi
 CT scan
Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi saluran kemih
adalah akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses,
hidronefrosis, atau hiperplasia prostat (hipertropi), dan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten terhadap terapi.
2.7 Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Variasi program penanganan telah berhasil menangani infeksi saluran kemih
nonkomplikasi pada wanita; dari pemberian dosis-tunggal, program medikasi short
course (3-4 hari), atau long-course 7-10. Upaya dilakukan untuk mempersingkat
perjalanan terapi antibiotik untuk ISK nonkomplikasi, sehingga 80% pasien akan
sembuh dalam tiga hari penanganan (Childs et al., 1993)
Penggunaan medikasi yang umum mencakup sulfisoxazole (Gantrisin),
trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, Bactrim, Septra), dan nitropurantion
(Macrodantin). Kadang-kadang, medikasi seperti ampisilin atau amoksisilin
digunakan, tetapi Escherichia coli telah resisten terhadap agens ini. Pyiridium, suatu
analgesik urinarius, juga dapat diresepkan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat
infeksi.
Disamping program yang diresepkan, pasien diinstruksikan untuk minum semua dosis
yang diresepkan, meskipun gejala telah berkurang. Medikasi jangka panjang
diindikasikan untuk pria, wanita hamil, dan wanita yang menderita pielonefritis dan
tipe lain dari infeksi saluran kemih terkomplikasi. Pada wanita hamil, cephalexin
adalah agens antimikrobial pilihan, meskipun ampisilin juga dapat digunakan.
b. Non farmakologi
 Istirahat
 Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih
2.8 Diit pada penderita penyakit infeksi saluran kemih
1. Syarat diit

7
a. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35
kkal/kg BB per hari
b. Protein cukup yaitu 1,0 g/kg bb atau 0,8g/kg bb utamakan penggunaan protein
bernilai biologik tinggi
c. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi utamakan penggunaan karbohidrat
kompleks
e. Natrium dibatasi yaitu 600-800 mg/hari
f. Kolesterol dibatasi < 300 mg begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah
g. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernapasan
2. Bahan makanan yang dianjurkan untuk pasien infeksi saluran kemih
a. Vitamin C yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan
mengkonsumsi vitamin C hingga 3000 mg per hari
b. Bahan makanan yang kaya mineral dan zinc seperti salad, kacang-kacangan,
sereal, dan keju
c. Bahan makanan yang mengandung serat
d. Mengkonsumsi buah Cranberries buah ini mengandung proanthocyanidins yang
mengeluarkan E-coli yang menempel pada dinding saluran kemih
e. Yoghurt dapat membantu menjaga bakteri baik dalam tubuh
f. Buah-buahan dan sayur-sayuran (kecuali buah dan sayur yang tidak boleh
dimakan atau dianjurkan seperti di bawah ini)
3. Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk pasien infeksi saluran kemih
a. Makanan yang asam dan pedas
b. Menghindari makanan atau minuman berikut: kopi, teh, coklat, minuman ringan,
jambu biji, nanas, stroberi, tomat, anggur, minuman berkarbonasi, hati ayam,
kornet daging (ayam/sapi), steak jagung, telur, dan krim asam
4. Bila ada mual dan muntah
a. Berikan makanan kering
b. Hindari makanan yang berbau merangsang dan berlemak tinggi

8
c. Makan dan minum perlahan
d. Hindari makanan dan minuman terlalu manis
e. Batasi cairan pada saat makan
f. Tidak tiduran setelah makan.

9
BAB III
KONSEP ASKEP
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status
Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama:
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa
rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-
sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien
mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
 Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi riwayat tanda dan
gejala urinarius didapatkan dari pasien yang diduga mengalami infeksi saluran
kemih. Adanya nyeri, sering berkemih, urgensi, dan hesitancy, serta perubahan
dalam urin dikaji didokumentasikan, dan dilaporkan. Pola berkemih pasien dikaji
untuk mendeteksi faktor predisposisi terjadinya infeksi saluran kemih.
Pengosongan kandung kemih yang tidak teratur, hubungan antara gejala infeksi
saluran kemih dengan hubungan seksual, praktik kontraseptik, dan higiene
personal dikaji. Pengetahuan pasien tentang resep medikasi antimikrobial dan
tindakan pencegahan juga dikaji dalam hal volume, warna, konsentrasi, keabu-
abuan, dan bau yang semuanya itu akan berubah dengan adanya bakteri dalam
saluran kemih.
 Riwayat kesehatan dulu
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran
kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya
klien dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit infeksi saluran
kemih sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau

10
memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau
pernah di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
 Riwayat kesehatan keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan
klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi
dan lain-lain. ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan
dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika
ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan
klien.
3.2 Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan traktus urinarius lain
b. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih
c. Kekurangan volume cairan b.d diuresis pasca obstruksi
d. Kurangnya pengetahuan b.d prognosis, kebutuhan pengobatan, dan kurangnya
sumber informasi.
3.3 Intervensi dan rasional

DX 1 : Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan traktus urinarius lain

Tujuan Intervensi Rasional


Nyeri berkurang dengan KH : 1. Catat lokasi, lamanya intesitas (0- 1. Membantu mengevaluasi
1. Melaporkan nyeri hilang 10) dan penyebaran. Perhatikan nyeri panggul yang sering
dengan spasme terkontrol tanda non-verbal, contoh menyebar ke punggung,
2. Tampak rileks, mampu peninggian TD dan nadi, gelisah, lipat paha, genitalia
tidur/istirahat dengan merintih, menggelepar sehubungan dengan
tepat. 2. Jelaskan penyebab nyeri dan proksimitas saraf pleksus
penting nya melaporkan ke staf dan pembuluh darah yang
terhadap perubahan menyuplai area lain
kejadian/karakteristik nyeri 2. Memberikan kesempatan
3. Berikan tindakan nyaman seperti untuk pemberian analgesi
pijatan punggung atau lingkungan sesuai waktu (membantu
istirahat dalam meningkatkan

11
4. Bantu atau dorong penggunaan kemampuan koping pasien
napas berfokus, bimbingan dan dapat menurunkan
imajinasi, dan aktivitas terapeutik ansietas) dan
5. Perhatikan keluhan mewaspadakan staf akan
peningkatan/menetapnya nyeri kemungkinan terjadinya
abdomen . komplikasi
3. Meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegang otot,
dan menigkatkan koping
4. Mengarahkan kembali
perhatian dan membantu
dalam relaksasi otot
5. Obstruksi lengkap ureter
dapat menyebabkan
perforasi dan ekstravasasi
urine kedalam area
perirenal. Ini membutuhkan
kedaruratan bedah akut.
DX 2 : Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung

Tujuan Intervensi Rasional


Masalah disfungsi pada 1. Awasi pemasukan dan 1. Memberikan informasi
eliminasi urine teratasi dengan pengeluaran dan karakteristik tentang fungsi ginjal dan
KH : urine adanya komplikasi seperti
1. Berkemih dengan jumlah 2. Tentukan pola berkemih normal infeksi dan perdarahan.
normal pasien dan perhatikan variasi Perdarahan dapat
2. Tak mengalami tanda 3. Selidiki keluhan kandung kemih; mengindikasikan
obstruksi. palpasi untuk distensi suprapubik. peningkatan obstruksi atau
Perhatikan penurunan keluaran iritasi ureter
urine. Adanya edema 2. Infeksi dapat menyebabkan
periorbital/tergantung eksitabilitas saraf, yang

12
4. Ambil urine untuk kultur dan menyebabkan sensasi
sensitivitas kebutuhan berkemih segera
5. Pertahankan patensi kateter tek biasanya, frekuensi dan
menetap (ureteral, uretral, atau urgensi meningkat bila
nefrostomi) bila menggunakan. mendekati pertemuan
uretrovesikal
3. Retensi urine dapat terjadi,
menyebabkan distensi
jaringan (kandung
kemih/ginjal) dan potensial
risiko infeksi, gagal ginjal
4. Menentukan adanya ISK,
yang penyebab/gejala
komplikasi
5. Mungkin diperlukan untuk
membantu aliran
urine/mencegah retensi dan
komplikasi.
DX 3: Kekurangan volume cairan b.d diuresis pasca obstruksi

Tujuan Intervensi Rasional


Kekurangan volume cairan 1. Awasi pemasukan dan 1. Membandingkan keluaran
teratasi dengan KH : pengeluaran aktual dan yang diantisipasi
Mempertahankan keseimbangan 2. Catat insiden muntah, berkemih. membantu dalam evaluasi
cairan adekuat di buktikan oleh Perhatikan karakteristik dan adanya/derajat stasis /
tanda vital stabil dan berat frekuensi muntah dan berkemih. kerusakan ginjal
badan dalam rentang norma, Juga kejadian yang menyertai 2. Mual/muntah dan berkemih
nadi perifer normal, membran atau mencetuskan secara umum berhubungan
mukosa lembab, turgor kulit 3. Awasi tanda vital, turgor kulit, dengan kolik ginjal karena
baik. dan membran mukosa saraf ganglion seliaka pada
4. Timbang berat badan tiap hari kedua ginjal dan lambung

13
5. Berikan cairan IV 3. Indikator hidras/volume
sirkulasi dan kebutuhan
intervensi
4. Peningkatan berat badan
yang cepat mungkin
berhubungan dengan retensi
5. Mempertahankan volume
sirkulasi (bila pemasukan
oral tidak cukup)
meningkatkan fungsi ginjal.
DX 4: Kurangnya pengetahuan b.d prognosis, kebutuhan pengobatan, dan kurangnya sumber
informasi.

Tujuan Intervensi Rasional


Kurangnya pengetahuan teratasi 1. Kaji ulang proses penyakit dan 1. Memberikan pengetahuan
dengan KH : harapan masa datang dasar dimana pasien dapat
 Menyatakan pemahaman 2. Mendengar dengan aktif tentang membuat pilihan
proses penyakit program terapi/perubahan pola berdasarkan informasi
 Menghubungkan gejala hidup 2. Membantu pasien bekerja
dengan faktor penyebab 3. Tunjukan perawatan yang tepat melalui perasaan dan
 Melakukan perubahan terhadap insisi/kateter bila ada meningkatkan rasa kontrol
perilaku yang perlu dan terhadap apa yang terjadi
berpartisipasi dalam 3. Meningkatkan kemampuan
program pengobatan. perawata diri dan
kemandirian.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam saluran
kemih, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala. Tempat yang sering megalami infeksi
adalah kandung kemih (sistitis), uretra (uretritis), prostat (prostatitis), dan ginjal
(pielonefritis) juga dapat terkena. Normalnya saluran kemih diatas uretra adalah steril.
Infeksi saluran kemih adalah salah satu dari masalah paling umum yang ditemui oleh
tenaga kesehatan, terhitung 6 sampai 7 juta dari kunjungan klinik per tahun. Mayoritas
kasus didominasi oleh wanita. Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih
karena uretra yang pendek dan secara anatomi dekat dengan vagina, kelenjar periuretral,
dan rektum.
Infeksi saluran kemih pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal
dari uretra, seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
uretra dari rektum pada pria, dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik, melindungi
pria dari infeksi saluran kemih. Akibatnya ISK pada pria jarang terjadi namun ketika
gangguan ini terjadi, hal ini mengindikasikan adanya abnormalitas fungsi dan struktur
dari traktus genitourinarius.
B. Saran
Saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital supaya
tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti memperhatikan
kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-
benar bersih dan dikeringkan dengan handuk.

15

Anda mungkin juga menyukai