Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Kawasan Tanpa Rokok

Penerapan kawasan tanpa rokok di Indonesia masih jauh dari harapan. Sebagai bukti sampai
Februari 2015 hanya 30 % (166 kabupaten/kota) yang menerapkan kawasan tanpa asap
rokok, dari 403 kabupaten dan 98 kota di Indonesia (Kemenkes, 2015). Perlu usaha semua
pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga swadaya masyarakat bersama
sama melaksanakan peraturan kawasan tanpa rokok oleh pemerintah daerah melalui Undang-
Undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bagian ketujuh belas
pasal 115 telah enam tahun diberlakukan, tetapi tidak menunjukan hasil yang signifikan.
Solusi yang diperlukan untuk penerapan kawasan tanpa rokok antara lain perencanaan dan
implementasi kebijakan secara desentralisasi setiap pemerintah daerah dengan advokasi ke
lembaga legislatif. Kolaborasi dengan berbagai sektor terkait untuk membangun dukungan
lingkungan masyarakat, kepatuhan terhadap peraturan peraturan sebagai upaya penegak
hukum. Pemantauan dengan evaluasi yang terus menerus dengan menggandeng pihak
akademik dalam perkembangan bukti ilmiah dan pengalaman berdasarkan studi.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, pemerintah mencanangkan program pembangunan
nasional Indonesia 2014 yaitu Indonesia Sehat. Program Indonesia sehat mempunyai harapan
menurunkan angka kematian dan angka kesakitan. Harapan tersebut sejalan dengan tujuan
Sustainable Development Goals SDGs 2030 yaitu kepastian kehidupan yang sehat dengan
penurunan penyakit tidak menular tercapai. Salah satu program Indonesia sehat adalah
mengeluarkan kebijakan nasional pengendalian tembakau. Isi dari kebijakan pengendalian
tembakau yaitu usaha promotif dan preventif dengan pemberlakuan kawasan tanpa rokok.
Pelaksanaan kebijakan kawasan tanpa rokok harus dilaksanakan oleh semua Pemerintah
Daerah di Indonesia. Penerapan kawasan tanpa rokok di Indonesia masih jauh dari harapan.
Sebagai bukti sampai Februari 2015 hanya 30 % (166 kabupaten/kota)yang
menerapkankawasantanpaasaprokok, dari403 kabupaten dan 98 kotadi Indonesia (Kemenkes,
2015). Padahal pembentukan peraturan kawasan tanpa rokok oleh pemerintah daerah melalui
Undang-Undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bagian
ketujuh belas pasal 115 telah enam tahundiberlakukan, tetapi tidak menunjukan hasil yang
signifikan. Hal ini menggambarkan belum meratanya kesadaran Pemerintah Daerah
menerapkan kebijakan kawasan tanpa rokok. Pemerintah daerah yang belum menetapkan
kawasan tanpa rokok mempunyai banyak kendala.
TASC-IAKMI (2009) menjelaskan permasalahan yang sering ditemui dalam pembentukan
kawasan tanpa rokok antara lain adalah sumber daya manusia yang lemah dalam
mensosialisasi dan mendukung, anggaran daerah kurangdan peran masyarakat yang tidak ada.
Kemenkes RI (2011) mendukung penelitian diatas yang menyatakan masih lemahnya
penerapan kawasan tanpa rokok dikarenakan kurang optimalnya peran pemimpin daerah,
tokoh masyarakat, masyarakat terdidik, advokasi yang kurang dari akademisi serta gencarnya
iklan rokok melalui media sosial dan massa. Dukungan semua pihak terhadap penerapan
kawasan tanpa rokok oleh Pemerintah Daerah sangat penting mengingat manfaat kebijakan
tersebut.
Berbagai riset yang mengungkapkan pentingnya kawasan tanpa rokok terhadap perilaku
kebiasaan merokok. Hasil studi efektivitas penerapan kebijakan perda kawasan tanpa rokok
oleh Nizwardi Azka (2013) menjelaskan bahwa terjadi kecenderungan penurunan perokok
sebanyak 59% di tempat umum.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yayi Suryo (2009) menyatakan penerapan kampus bebas
rokok dapat mengurangi jumlah mahasiswa merokok secara teratur. Kebijakan ini membatasi
gerak perokok aktif sehingga dapat memberikan perlindungan kepada perokok pasif. Hal
senada di dukung oleh pusat promosi kesehatan (2011) yang mejabarkan manfaat penetapan
kawasan tanpa rokok antara lain menurunkan angka kesakitan dengan mengubah perilaku
masyarakatsehat, meningkatkan produktivitas kerja, kualitas udara yang sehat dan bersih,
menurunkan angka perokok dan mecegah perokok pemula.
Manfaat penerapan kebijakan penetapan kawasan tanpa rokok oleh Pemerintah Daerah
melalui Undang-Undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan perlu di dukung kebijakan
lainnya. Pelaksanaan Undang-Undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan perlu di
dukung oleh kebijakan turunan penyertanya.Kebijakan turunannya antara lain Peraturan
Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri no. no. 188/Menkes/PB/I/2011 dan
no. 7 tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan kawasan tanpa rokok.
Tujuannya untuk memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR,
memberikan pelindungan yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan ruang dan
lingkungan yang sehat bagi masyarakat. Kebijakan lainnya yang telah dicanangkan adalah
Peraturan Pemerintah no. 109 tahun 2012 tentang tembakau dengan isi pemerintah daerah
untuk segera menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayah masing-masing melalui peraturan
daerah. Kebijakan tersebut memerlukan rekomendasi dalam penerapan kawasan tanpa asap
rokok. Rekomendasi yang diperlukan dalam menunjang penerapan kawasan tanpa rokok
antara lain pedoman Kementrian Kesehatan kawasan tanpa rokok, peraturan bersama
Kementrian Pertanian, Kesehatan dan Agama tentang pengendalian tembakau, standar
monitoring dan evaluasi kawasan tanpa rokok serta peraturan bersama daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Penatalaksanaan kawasan tanpa rokok memerlukan aktor dalam
merencanakan kebijakan tersebut.
Pihak yang berperan dalam pelaksanaan kawasan tanpa rokok meliputi Menteri Kesehatan,
Menteri Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, lembaga legislatif,
petugas kesehatan, polisi pamongpraja, fasilitas layanan umum (rumah sakit, sekolah, tempat
bermain, perkantoran, tempat ibadah, angkutan umum), organisasi (profesi kesehatan, LSM),
akademik (universitas).
Perencanaan tidak cukup dalam pemberlakuan kawasan tanpa asap rokok, diperlukan
pengembangan staf dan pengontrolan di dalamnya. Pengembangan staf dan pengontrolan
dalam penerapan kebijakan kawasan tanpa rokok melibatkan swadaya masyarakat.
TCSC-IAKMI (2009) melibatkan organisasi profesi dan kemasyarakatan untuk membangun
dukungan masyarakat umum, menjamin kepatuhan terhadap peraturan. Selain itu perlu
adanya kontroling dari lembaga swadaya masyarakat terhadapa keberhasilan dalam
pengembangan kebijakan tersebut. Solusi yang diperlukan untuk penerapan kawasan tanpa
rokok antara lain perencanaan dan implementasi kebijakan secara desentralisasi setiap
pemerintah daerah dengan advokasi ke lembaga legislatif. Kolaborasi dengan berbagai sektor
terkait untuk membangun dukungan lingkungan masyarakat, kepatuhan terhadap peraturan
peraturan sebagai upaya penegak hukum. Pemantauan dengan evaluasi yang terus menerus
dengan menggandeng pihak akademik dalam perkembangan bukti ilmiah dan pengalaman
berdasarkan studi.

Daftar Pustaka
Azkha, Nizwardi. (2013) Studi efektivitas penerapan kebijakan perda kota tentang kawasan
tanpa rokok dalam upaya menurunkan perokok aktif di sumatera barat. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia. Vol 02 No.04 Desember 2013. Hal. 171-179
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman pengembangan kawasan tanpa rokok.Promkes.
Jakarta Peraturan Bersama Menteri Kesehatan danMenteri Dalam Negeri No.
188/MENKES/PB/I/2011, No. 7/2011 tentang Pedoman pelaksanaan kawasan tanpa
rokok, Jakarta.
Peraturan Pemerintah no. 109 tahun 2012 tentang Tembakau. Jakarta
Kemenkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Kemenkes.
Suryo, Yayi. (2009). Kawasan tanpa rokok sebagai alternatif pengendalian tembakau studi
efektivitas penerapan kebijakan kampus bebas rokok terhadap perilaku dan status
merokok mahasiswa di fakultas Kedokteran UGM. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Vol 12 No. 04 Desember 2009 Hal.218-225
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36/2009 tentang Kesehatan, Jakarta
TCSC – IAKMI.(2008)Paketpengembangankawasantanparokok, pedomanuntukadvocator,
Seri 5: PedomanPenyusunanUndang-Undang / PerdaKawasanTanpaRokok. Jakarta
Suhariyanto.(2015).Pentingnya Kawasan Tanpa Rokok. Retrieved May 26, 2016 from
http://www.kompasiana.com/nersundip/pentingnya-kawasan-tanpa-
rokok_5578429dc3afbd387f27e6a2

Anda mungkin juga menyukai