Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Sindrom Edward merupakan kelainan kongenital yang terjadi ketika bayi masih di
dalam kandungan. Penyebabnya adalah faktor genetik. Sindrom Edward merupakan
kelainan genetik kedua yang paling banyak terjadi setelah trisomi 21 (Sindrom
Down).
Prevalensi yang lahir hidup diperkirakan 1:6000 tetapi prevalensi keseluruhan lebih
tinggi 1:2500. Prevalensi trisomi 18 meningkat dengan meningkatnya usia ibu. Risiko
berulangnya untuk keluarga dengan anak dengan trisomi penuh 18 adalah sekitar
1%.
Sindrom Edward dibagi menjadi tiga jenis, yaitu trisomi 18 mosaik, trisomi 18
parsial, trisomi 18 lengkap. Trisomi 18 mosaik adalah jenis Sindrom Edward yang
paling ringan. Kondisi dari jenis ini adalah hanya beberapa sel yang memiliki
tambahan sel 18. Semakin sedikit sel dengan jumlah kromosom berlebih, semakin
ringan kondisi sindrom Edward. Meski demikian, kondisi bayi yang sama-sama
mengalami trisomi mosaik 18 bisa saja berbeda satu sama lain. Sebagian bayi
dengan trisomi mosaik 18, bisa hidup setidaknya hingga tahun pertama
kehidupannya. Ada juga yang bisa bertahan hidup sampai awal masa dewasa, tetapi
sangat jarang. Pada trisomi 18 parsial terjadi ketika hanya sebagian dari kromosom
18 tambahan yang muncul dalam sel. Kondisi ini sangat memengaruhi
perkembangan bayi di dalam rahim. Tingkat keparahannya bergantung pada bagian
kromosom 18 mana yang muncul pada sel.
Trisomi 18 penuh merupakan kondisi paling umum dari sindrom Edward. Trisomi 18
penuh adalah kondisi di mana seluruh bagian kromosom 18 memiliki tambahan.
Saat ini sebagian besar kasus trisomi 18 didiagnosis sebelum lahir,
berdasarkan skrining menurut usia ibu, skrining penanda serum ibu, atau deteksi
kelainan sonografi (misalnya, peningkatan ketebalan tembus nukleus, retardasi
pertumbuhan, kista pleksus koroid, jari tumpang tindih, dan cacat jantung kongenital.
). Sindrom ini dapat dikenali dengan adanya anomali mayor dan minor. Anomali
minor yang khas bentuk kraniofasial yang khas , kepalan tangan dengan jari-jari
yang menonjol, kuku-kuku kecil, ibu jari yang kurang berkembang, dan sternum yang
pendek. Malformasi besar yang umum terjadi adalah anomali jantung dan ginjal.

1
Sindrom Edward dapat ditemukan ketika bayi masih di dalam kandungan
melalui pemeriksaan USG maupun pemeriksaan amniosintesis untuk dilakukan
analisa kondisi kromosom. Kompleksitas dan keparahan presentasi klinis saat lahir
dan kematian neonatal dan bayi yang tinggi membuat manajemen perinatal dan
neonatal bayi dengan trisomi 18 masih kontroversial. Monitoring terutama dalam 12
bulan pertama kehidupan, dan dapat memerlukan beberapa evaluasi pediatrik dan
spesialis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Sindrom trisomi 18, juga dikenal sebagai sindrom Edwards, adalah gangguan
kromosomal autosomal karena adanya penambahan pada kromosom 18. Kasus
pertama yang dilaporkan pertama kali pada tahun 1960 oleh John Hilton Edward
yang merupakan ahli genetik Inggris1,2.

2.2 Epidemiologi
Trisomi 18 adalah sindrom trisomi autosomal kedua paling banyak setelah trisomi
21. Beberapa penelitian telah dilakukan di berbagai negara termasuk Australia,
Eropa dan Amerika Utara yang memperkirakan prevalensi trisomi 18 . Prevalensi
3-9
kelahiran hidup trisomi 18 berkisar dari 1: 3600 hingga 1 : 10.000. .
Trisomi 18 yang ditemukandalam masa kehamilan memiliki risiko tinggi
10,11.
kematian janin dan lahir mati Saat ini sebagian besar diagnosis trisomi 18 dapat
ditegakkan pada periode prenatal berdasarkan skrining dengan menilai usia ibu atau
skrining marker serum maternal dan amniosentesis, diikuti oleh terminasi kehamilan
apabila ditemukan trisomi 18. Karena itu, prevalensi keseluruhan
(mempertimbangkan bayi yang lahir mati, kehamilan yang dihentikan, dan bayi yang
dilahirkan) dari trisomi 18 akan diperkirakan lebih tinggi daripada prevalensi
kelahiran hidup.
Sebuah studi populasi di Inggris pada tahun 1996 melaporkan prevalensi
4,
keseluruhan 1:4272 dan prevalensi kelahiran hidup 1:8333 frekuensi keseluruhan
di Hawaii dari penelitian serupa adalah 1:2123 dengan frekuensi kelahiran hidup
5
1:7900 . Investigasi terbaru menunjukkan peningkatan prevalensi keseluruhan
9
trisomi 18 selama 20 tahun terakhir dihubungkan peningkatan usia ibu . Namun,
penurunan frekuensi diamati karena adanya peningkatan diagnosis prenatal dan
tingginya tingkat terminasi kehamilan setelah adanya penegaan diagnosis prenatal .
Dalam studi yang lebih baru ini, prevalensi keseluruhan diperkirakan 1: 2500 di

3
Amerika Serikat dan 1:2600 di Inggris. Prevalensi lahir hidup di Amerika Serikat
diperkirakan 1:8600 dan 1: 10.000 di Inggris . 7,9Prevalensi trisomi 18 ini lebih tinggi
7
pada wanita dibandingkan dengan pria dengan perbandingan 60:40. Selain itu
10,11
frekuensi kematian janin lebih tinggi untuk laki-laki dibandingkan perempuan .
Bayi dengan trisomi 18 yang lahir hidup menunjukkan kelangsungan hidup yang
4,6
lebih baik pada wanita dibandingkan dengan laki-laki .

2. 3 Etiologi dan Patogenesis


Trisomi 18 (atau sindrom Edwards) terdiri dari 3 tipe, yaitu fenotipe dari trisomi 18
lengkap, mosaik, atau trisomi parsial 18q . Trisomi 18 lengkap adalah bentuk yang
paling umum (sekitar 94% kasus); pada jenis ini setiap sel terdiri dari tiga salinan
kromosom 18.
Sebagian besar ahli mengatakan kromosom tambahan hadir karena adanya
proses nondisjunction. Dalam analisis asal kromosom ekstra paling sering dikatakan
berasal dari ibu, temuan ini mangacu akibat adanya kesalahan selama segregasi
kromosom pada tahapan meiosis atau mitosis posttomik. Sekitar 50% dari
kesalahan nondisjunction dalam oogenesis terjadi pada meiosis II, tidak seperti
16-19
trisomi lainnya di mana malsegregasi lebih sering pada meiosis I. Sebagian
kecil kasus , didapatkan kromosom ekstra berasal dari kesalahan postzygotic.
Penyebab nondisjungsi masih tidak diketahui. Beberapa studi terakhir memaparkan,
adanya prevalensi polimorfisme gen metilen tetrahydrofolate reductase (MTHFR)
yang lebih tinggi pada ibu dengan janin trisomi 18 dibandingkan dengan kelompok
lain.20
Seperti pada trisomi autosomal lainnya, frekuensi kesalahan nondisjunction
meningkat seiring dengan bertambahnya usia ibu. Savva et al., dalam studinya yang
mempelajari prevalensi usia ibu saat kelahiran janin trisomi 18, frekuensi yang
konstan sampai usia 30, kemudian meningkat sebelum mulai menjadi konstan lagi
pada usia 45 tahun 21,22.
Pada individu dengan trisomi 18 mosaic (kurang dari 5% kasus), dapat
ditemukan trisomi 18 lengkap dan jalur sel normal. Fenotipe ini sangat bervariasi,
dari fenotip trisomi 18 lengkap dengan kematian dini pada orang dewasa dengan
fenotipe normal, di mana mosaici terdeteksi setelah diagnosis trisomi 18 lengkap
23-27
pada seorang anak . Tidak ada korelasi antara persentase sel trisomi 18 baik

4
dalam sel darah atau fibroblas kulit dan tingkat keparahan manifestasi klinis dan
cacat intelektual 24.
Pada bentuk trisomi parsial hanya segmen lengan panjang kromosom 18 yang
terbentuk rangkap tiga, sering dihasilkan dari translokasi seimbang atau inversi
yang berasal dari salah satu orang tua. Jenis trisomi ini mencakup kira-kira 2%
kasus dengan fenotip Edwards. Lokasi dan sejauh mana segmen rangkap tiga dan
kemungkinan penghapusan terkait materi genom karena translokasi yang tidak
12
seimbang dapat menjelaskan fenotipe variabel yang terkait dengan trisomi parsial.

Gambar 1. Gambaran kromosom pada trisomi 18

5
Daerah lengan panjang kromosom 18 memanjang dari q11.2 dianggap sebagai
wilayah kritis untuk fenotipe trisomi 18. Boghosian-Sell et al. mengatakan adanya
dua daerah penting di sepanjang lengan panjang kromosom 18, satu wilayah
proksimal yang terletak di dalam 18q12.1-18q21.2 dan lainya terletak pada
18q22.33-18qter . Penulis yang sama melaporkan dua pasien dengan trisomi
18q11.2 ke terminal tidak menunjukkan pola trisomi lengkap 18. Pada jenis ini,
dilaporkan pasien memiliki kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang lebih baik.
Oleh karena itu, beberapa peran untuk gen pada lengan pendek atau daerah
18q11.1 dalam ekspresi fenotipe penuh tidak dapat dikecualikan. 29

2.4 Jenis Trisomi 18


Trisomi 18 dapat dibagi menjadi 3 tipe :
Trisomi 18 Lengkap
Jenis Trisomi 18 yang paling umum (terjadi pada sekitar 95% dari semua kasus)
adalah Trisomi lengkap. Dengan Trisomi lengkap, kromosom ekstra terjadi di setiap
sel di tubuh bayi. Jenis trisomi ini bukan merupakan kelainan herediter.
Trisomi 18 Parsial
Trisomi parsial sangat jarang. Jenis terjadi ketika hanya sebagian kromosom yang
berlebih. Beberapa sindrom Trisomi 18 parsial dapat disebabkan oleh faktor
keturunan. Sangat jarang, sepotong kromosom 18 melekat pada kromosom lain
sebelum atau sesudah pembuahan. Gambaran kromosom tipe ini adalah kromosom
yang terlibat memiliki dua salinan kromosom 18, ditambah sepotong materi
tambahan "parsial" dari kromosom 18.
Trisomy 18 Mosaic
Trisomi mosaik juga sangat langka. Ini terjadi ketika kromosom tambahan hadir di
beberapa (tetapi tidak semua) dari sel-sel tubuh. Seperti Trisomi 18 lengkap, Trisomi
mosaik tidak diwariskan dan merupakan kejadian acak yang terjadi selama
pembelahan sel.

2.5 Manifestasi Klinis

6
Bentuk klinis dari trisomi 18 memiliki karakteristik defisiensi pertumbuhan prenatal,
gambaran kraniofasial yang spesifik, keterlambatan perkembangan psikomotor dan
kognitif, serta berbagai kelainan lain baik mayor maupun minor.
Keterlambatan pertumbuhan dimulai dari periode prenatal dan berlanjut
setelah kelahiran, dan sebagian besar terkait dengan masalah makan yang mungkin
memerlukan nutrisi enteral. Terdapat grafik pertumbuhan khusus untuk trisomi 18.
Mikrosefali juga dapat ditemukan pada kasus trisomi 18.

Gambar 2. Manifestasi klinis trisomi 18

Gambaran kraniofasial yang khas termasuk dolichocephaly, celah palpebra


yang pendek, micrognathia, anomali eksternal dari telinga, dan kulit berlebih di
bagian belakang leher. Temuan klinis yang khas lainnya adalah kepalan tangan
dengan jari-jari yang menonjol (jari telunjuk yang tumpang tindih jari ketiga dan
kelima tumpang tindih), yang sangat khas, kuku kecil, ibu jari yang kurang

7
berkembang, sternum pendek, dan club feet. Kelaian mayor umum ditemui, dan
setiap sistem organ dapat terpengaruh. Kelainan jantung struktural terjadi pada lebih
dari 90% bayi

Table 1. Malformasi Mayor Pada Trisomi 18


Frekuensi Organ / Sistem Organ Bentuk Malformasi
>75% Jantung Defek septum, patent duktus
arteriosus, penyakit polivalvular
25-75% Genitourinari Horseshoe kidney
5-25% Gastrointestinal Omfalokel, ateresia esofagus
dengan fistula trakeo-esofagus,
stenosis pilorus, divertikulum
merkel
Sistem saraf pusat Hipoplasia cerebellar, agenesis
korpus kolosum, polymikrogyra,
spina bifida
Kraniofasial Orofacial cleft
Mata Mikroftalmia, koloboma, katarak,
penebalan kornea
Ekstremitas Aplasia / hipoplasia radius

2.5.1 Pertumbuhan dan Masalah Makan


Keterbelakangan pertumbuhan pranatal adalah salah satu temuan prenatal yang
30,35-39
paling sering terjadi pada trisomi 18. Berat lahir rata-rata adalah 1700-1800 g
pada usia kehamilan rata-rata 37 minggu. 40 Berat dan tinggi badan terus berada di
bawah persentil ketiga pada periode pascanatal, grafik pertumbuhan khusus untuk
kondisi tersebut telah dipublikasikan. Lingkar kepala juga cenderung berada di
bawah persentil ketiga 12.
Sebagian besar anak-anak mengalami kesulitan makan yang sering
membutuhkan pemberian makan melalui pipa nasogastrik pada periode neonatal

8
atau penempatan gastrostomi pada anak yang lebih tua (pada usia rata-rata 8
bulan). Dapat juga dijumpai masalah mengisap dan menelan.
Reflux gastroesophageal adalah masalah medis yang sering dijumpai.
Permasalahan ini dapat mengakibatkan, pneumonia berulang dan aspirasi. Aspirasi
karena refluks gastroesofagalal atau selama makan termasuk di antara penyebab
kematian dini. Malformasi pada sistem gastrointestinal, seperti atresia esofagus
dengan fistula trakeoesofagus dapat juga ditemui. Stenosis pilorus harus
dipertimbangkan pada bayi yang lebih tua dengan muntah . Kadang-kadang bayi
baru lahir dengan trisomi 18 dapat memiliki celah sumbing yang dapat menyebabkan
masalah makan.

2.5.2 Sitem Kardiovaskular


Serangkaian bayi yang lebih besar dengan trisomi 18 menunjukkan bahwa 80%
-100% pasien dengan trisomi 18 memiliki kelainan jantung kongenital; anomali
jantung yang paling umum adalah defek septum ventrikel dan defek septum atrium,
12,40,41
patensi duktus arteriosus dan penyakit polyvalvular
Mayoritas malformasi tidak menyebabkan kematian neonatal. Malformasi
yang lebih kompleks seperti double-outlet ventrikel kanan, defek endokardial, atau
lesi obstruktif sisi kiri terdapat pada sekitar 10% kasus, dan kemudian defek jantung
jenis ini dapat berperan dalam kematian dini.
Peran malformasi jantung menyebabkan kematian dini masih kontroversial.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa keberadaan cacat jantung tidak
berpengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup dan tidak berimplikasi pada
kematian pada sebagian besar pasien. Berdasarkan data ini, operasi jantung pada
periode neonatal
dianggap tidak meningkatkan kelangsungan hidup anak dengan trisomi 18. Namun,
dalam studi lain gagal jantung dan hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh defek
jantung memainkan peran penting dalam kematian dini.
Kelainan jantung pada trisomi 18 ditangani secara konservatif. Studi
terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar pasien (82-91%) dengan trisomi 18
dapat bertahan hidup operasi jantung paliatif dan korektif, hal ini menunjukkan
bahwa operasi jantung dapat dipertimbangkan pada pasien dengan trisomi 18.

2.5.3 Sistem Respirasi

9
Masalah pernapasan adalah salah satu penyebab kematian paling umum dalam
trisomi 18. Masalah pernafasan, seperti obstruksi saluran napas atas (dalam
beberapa kasus karena laringomalasia atau tracheobronchomalacia) dan apnea,
yang diperberat dengan hipertensi pulmonal, gangguan makan, aspirasi berulang
dan refluks gastroesofagus, mengarah ke gejala pernapasan yang berat. Obstructive
sleep apnea mungkin merupakan temuan yang lebih sering pada bayi yang lebih
tua.

2.5.4 Mata
Defek okular terdapat pada sebagian kecil kasus (kurang dari 10%). Anak-anak
dengan trisomi 18 dapat menunjukkan manifestasi katarak atau kekeruhan kornea.
Fisura palpebra pendek, gangguan refraksi , dan fotofobia. Photophobia sangat
umum pada anak-anak dengan trisomi 18 dan membutuhkan kacamata hitam ketika
pergi ke luar rumah, keadaan ini menyebabkan anak menjadi rewel.

2.5.5 Sistem pendengaran


Kelainan struktural telinga, seperti atresia meatal dan mikrotia dapat ditemui.
Gambaran klinis yang dapat ditemukan pada trisomi 18 seperti telinga kecil dengan
lobulus kecil, heliks yang terlipat, dan kadang-kadang melekat pada kulit kepala
(cryptotia). Saluran telinga biasanya kecil menyulitkan pemeriksaan audiologi. Tuli
sensorineural sedang hingga berat juga bisa terjadi.

2.5.6 Sistem Muskuloskeletal


Malformasi utama ekstremitas terjadi pada 5-10% pasien, kelainan yang dapat
ditemui adalah aplasia radial dan defek ekstrem preaksial. Sekitar 50% bayi
menunjukkan deformitas kaki, seperti CTEV. Selain itu, kontraktur sendi lain dapat
ditemukan pada trisomi 18. Jari yang menumpuk merupakan salah satu petunjuk
diagnostik penting, sering terdeteksi dari USG pada periode prenatal. Skoliosis
sering terjadi pada anak-anak yang lebih tua; biasanya terkait dengan kelainan
struktural vertebral dan dapat berkembang antara 5 dan 10 tahun.

2.5.7 Sistem Genitourinari

10
Ginjal tapal kuda (horseshoe kidney) sering ditemukan pada trisomi 18. Peningkatan
frekuensi infeksi saluran kemih dapat ditemukan, dihubungkan dengan adanya cacat
struktural.

2.5.8 Keganasan
Trisomi 18 memiliki peningkatan risiko untuk berkembang menjadi neoplasia,
termasuk tumor Wilms dan hepatoblasoma. Setidaknya 8 kasus tumor Wilms pada
trisomi 18 anak telah dilaporkan dalam literatur . Nephroblastomato, adanya jaringan
embrionik di dalam ginjal yang dapat menimbulkan tumor Wilms, telah terdeteksi
pada otopsi pada bayi dengan trisomi 18.
Seorang anak dengan trisomi 18 memiliki perkiraan risiko untuk mengalami tumor
Wilms sekitar 1%. Karena risiko tinggi ini, skrining berkala dengan USG abdomen
dapat dianjurkan. Tujuh kasus yang berhubungan dengan hepatoblastoma pada
trisomi 18 telah dilaporkan. Usia diagnosis berkisar antara 4 bulan hingga 3 tahun.

2.5.9 Sistem Saraf


Beberapa kelainan struktural sistem saraf pusat telah dilaporkan dalam trisomi 18;
yang paling
umum adalah hipoplasia serebelum, agenesis corpus callosum, microgyria,
hidrocephalus dan myelomeninococele, ditemukan pada sekitar 5% bayi . Gangguan
neurologis fungsional termasuk hipotonia pada bayi, apnea sentral dan kejang,
terjadi pada 25-50% anak-anak tetapi biasanya mudah dikontrol dengan terapi
farmakologi Apnea sentral adalah salah satu penyebab utama kematian dini. Sebuah
makalah terbaru menggambarkan bayi dengan trisomi 18 dan episode apneu
mewakili kejang parsial kompleks yang berhasil diobati dengan zonisamide.

2.5.10 Perkembangan dan Gangguan Perilaku


Pada anak dengan trisomi 18 yang lebih tua keterlambatan perkembangan yang
signifikan dijumpai mulai dari tingkat psikomotorik dan intelektual dari ringan hingga
sangat berat. Tidak ditemukan regresi, tetapi ditemukan perkembangan kemampuan
keterampilan yang terhambat. Dalam banyak kasus, perkembangan bahasa
ekspresif dan berjalan secara mandiri tidak tercapai, tetapi beberapa anak yang
lebih tua dapat menggunakan alat bantu jalan.

11
2.6 Diagnosis
Gambaran klinis trisomi 18 sangat bervariasi. Marion et al mengembangkan sistem
penilaian yang bertujuan untuk mengoptimalkan identifikasi pada periode neonatal.
Tujuannya adalah untuk menciptakan metode yang dapat membantu dokter tanpa
pelatihan khusus untuk membedakan bayi baru lahir dengan sindrom dengan anak-
anak lain dengan beberapa cacat bawaan.
Laporan pertama diagnosis prenatal trisomi tanggal 18 hingga awal 70's.
Saat ini, kecurigaan ES pada periode neonatal dapat dilakukan dengan USG janin
(termasuk translucence nukal), analisis biokimia (menunjukkan penurunan kadar
human chorionic gonadotropin, alpha-fetoprotein dan estriol tak terkonjugasi dalam
serum ibu (pada trimester pertama dan kedua kehamilan), dan dikonfirmasi oleh
analisis kromosom janin yang diperoleh dengan pungsi koroner villus dan
amniosentesis
Echocardiography janin, terutama ketika dilakukan oleh minggu ke-20
kehamilan, dapat mendeteksi cacat jantung pada trisomi 18. Ini dianggap sebagai
metode penting untuk diagnosis sindrom trisomi 18, setelah penemuan
echocardiographic , cacat jantung dianggap yang paling sensitif untuk diagnosis
sindrom setelah 16 minggu kehamilan. Menurut Viora dkk, pemeriksaan
ultrasonografi modern jelas sangat sensitif (sensitivitas> 90%) untuk mendeteksi
janin dengan sindrom ini.
Di Brasil, identifikasi pasien dengan trisomi 18 selama perawatan prenatal
sangat penting untuk merencanakan kelahiran, karena terminasi kehamilan tidak
diperbolehkan secara hukum (hanya boleh diizinkan dalam kasus risiko terhadap
kehidupan ibu atau ketika ada riwayat kekerasan seksual).

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat prenatal (misalnya:


polihidramnion, oligohidramnion, plasenta yang kecil, arteri umbilical tunggal, IUGR,
aktifitas fetal yang lemah, fetal distres), pemeriksaan fisik, kemudian
dikonfirmasikan dengan pemeriksaan kromosom. Trisomi 18 dapat terdeteksi
dengan pemeriksaan kariotipe, analisis FISH (Hibridisasi fluoresen in-situ), dimana
ditemukan trisomi 18 total (90% kasus), tipe mosaik (10% kasus), sindroma trisomi
18 tipe translokasi (sangat langka). Echocardiografi untuk anomali jantung, barium
meal untuk anomali gastrointestinal, USG untuk anomali genitourinaria, Foto x-ray
untuk melihat kelainan phokomelia, hilangnya radius, fleksi jari kedua terhadap jari

12
tangan ketiga, jari tangan kelima terhadap jari keempat, talipes equinovarus,
sternum yang pendek, hemivertebra, vertebra yang mengalami fusi, leher yang
pendek, skoliosis, anomali jari kaki, dan dislokasi jari kaki. 5,6
Fetal ultrasonografi selama hamil dapat memberikan informasi mengenai
kemungkinan trisomi 18. Analisis kormosom yang diambil dari contoh darah, sel dari
cairan amnion atau plasenta akan memperkuat diagnosis. 7

2.7 Diagnosis Banding


Diagnosis banding trisomi 18 relatif luas, dan termasuk kondisi seperti akinesia janin
(juga disebut sindrom Pena-Shokeir tipe I), dan sindrom Patau. Karena defek pada
tangan, beberapa kasus dapat disalahartikan sebagai arthrogryposis distal tipe I.
Kondisi lain yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial, karena adanya
tumpang tindih beberapa malformasi, dikenal dengan sindrom CHARGE, yang
sebelumnya dinamai sebagai asosiasi CHARGE (Coloboma, Heart defect, Choanal
Atresia, Retardasi pertumbuhan, kelainan Genital dan Telinga) dan asosiasi
VACTERL (defek Vertebral, Atresia anal, malformasi jantung, fistula
Tracheoesophageal dengan atresia Esofagus, Displasia ginjal, dan anomali Limb).

13
2.8 Penatalaksanaan
Jika dicurigai trisomi 18 pada ultrasonografi saat prenatal, pemeriksaan kariotipe
prenatal harus segera dilakukan untuk menentukan apakah kehamilan harus segera
diterminasi atau dilanjutkan. Untuk neonatus dengan trisomi 18, perawatan diberikan
secara suportif, terapi segera bila ada infeksi. Biasanya sering terjadi otitis media,
infeksi saluran nafas bagian atas, dan infeksi saluran kemih.
Pemberian suplemen melalui selang nasogastrik dan gastrotomi untuk
masalah feeding problem. Manajemen terhadap masalah kelainan jantung,
merupakan prioritas utama. Hampir semua pasien memperoleh diuretika dan
digoksin untuk gagal jantung.
Genetic counseling diperlukan terhadap adanya riwayat trisomi 18
sebelumnya, karena resiko berulang sebesar 1% untuk trisomi 18 total. Sedangkan
untuk trisomi 18 tipe translokasi yang sifatnya diwariskan, harus dijelaskan kepada
orantua mengenai resiko berulangnya trisomi 18.
Oleh karena prognosis yang buruk, intervensi bedah terhadap anomali
kongenital yang berat seperti atresia esophagus atau defek jantung kongenital tidak
meningkatkan umur harapan hidup bayi, dan harus diinformasikan kepada keluarga. 6
Umumnya, anak-anak dengan trisomi 18 harus menerima perawatan rutin
yang sama, misalnya, jadwal imunisasi yang diterima semua anak. Dalam hal
pemberian imunisasi, pemantauan berat badan dan status keseluruhan bayi,
khususnya adanya gangguan kejang, harus dipertimbangkan.

2.9 Prognosis

Terdapat beberapa pasien trisomi 18 selamat mencapai usia tahun pertama, dan
beberapa hidup mencapai usia sepuluh tahun dan duapuluh tahun. Rata-rata usia
kelangsungan hidup bayi baru lahir sektar 40% mencapai usia 1 bulan, bayi 5%
mencapai usia 1 tahun, anak-anak 1% mencapai usia 10 tahun. Tetapi pada anak-
anak berusia lebih tua mencapai psikomotor yang matur, terutama tipe mosaik
yang menunjukkan kelainan yang moderat dan berusia lebih lama.6

14
Daftar Pustaka
1. Edwards JH, Harnden DG, Cameron AH, Crosse VM, Wolff OH: A new trisomic
syndrome. Lancet 2000, 1:787–789.

2. Smith DW, Patau K, Therman E, Inhorn SL: A new autosomal trisomy syndrome:
multiple congenital anomalies caused by an extra chromosome. J Pediatr 2010,
57:338–345.

3. Root S, Carey JC: Survival in trisomy 18. Am J Med Genet 2004, 49:170–174.

4. Embleton ND, Wyllie JP, Wright MJ, Burn J, Hunter S: Natural history of trisomy
18. Arch Dis Child 1996, 75:38–41.

5. Forrester MB, Merz RD: Trisomies 13 and 18: prenatal diagnosis and
epidemiologic studies in Hawaii, 1986-1997. Genet Test 2009, 3:335–340.

6. Rasmussen SA, Wong L, Yang Q, May K, Friedman JM: Population-based


analyses of mortality in trisomy 13 and trisomy 18. Pediatrics 2003, 111:777–
784.

7. Crider KS, Olney RS, Cragan JD: Trisomies 13 and 18: population prevalences,
characteristics, and prenatal diagnosis, metropolitan Atlanta, 1994-2003. Am J
Med Genet 2008, 146A:820–826.

8. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE, Anderson P,
Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A: National birth defects prevention
network. Updated national birth prevalence estimates for selected birth defects

15
in the United States, 2004-2006. Birth Defects Res A Clin Mol Teratol 2010,
88:1008–1016.

9. Irving C, Richmond S, Wren C, Longster C, Embleton ND: Changes in fetal


prevalence and outcome for trisomies 13 and 18: a population-based study over
23 years. J Matern Fetal Neonatal Med 2011, 24:137–141.

10. Morris JK, Savva GM: The risk of fetal loss following a prenatal diagnosis of
trisomy 13 or trisomy 18. Am J Med Genet 2008, 146A:827–832.

11. Won RH, Currier RJ, Lorey F, Towner DR: The timing of demise in fetuses with
trisomy 21 and trisomy 18. Prenat Diagn 2005, 25:608–611.

12. Carey JC: Trisomy 18 and trisomy 13 syndromes. In Management of genetic


syndromes. 3rd edition. Edited by Cassidy SB, Allanson JE. New York: John
Wiley & Sons; 2010:807–823.

13. Carter PE, Pearn JH, Bell J, Martin N, Anderson NG: Survival in trisomy 18. Clin
Genet 2015, 27:59–61.

14. Young ID, Cook JP, Mehta L: Changing demography of trisomy 18. Arch Dis
Child 2016, 61:1035–1936.

15. Goldstein H, Nielsen KG: Rates and survival of individuals with trisomy 18 and
13. Clin Genet 2017, 34:366–372.

16. Kupke KG, Mueller U: Parental origin of the extra chromosome in trisomy 18.
Am J Hum Genet 2009, 45:599–605.

17. Fisher JM, Harvey JF, Morton NE, Jacobs PA: Trisomy 18: studies of the parent
and cell division of origin and the effect of aberrant recombination on
nondisjunction. Am J Hum Genet 1995, 56:669–675.

18. Eggermann T, Nothem MM, Eiben B, Hofmann JD, Hinkel K, Fimmers R,


Schwanitz G: Trisomy of human chromosome 18: molecular studies on parental
origin and cell stage of nondisjunction. Hum Genet 1996, 97:218–223.

19. Bugge M, Collins A, Petersen MB, Fisher J, Brandt C, Hertz JM, Tranebjaerg L,
DeLozier-Blanchet C, Nicolaides P, Brondum-Nielsen K, Morton N,Mikkelsen M:
Non-disjunction of chromosome 18. Hum Mol Genet 1998, 7:661–669.

16
20. Hassold TJ, Burrage LC, Chan ER, Judis LM, Schwartz S, James SJ, Jacobs
PA, Thomas NS: Maternal folate polymorphisms and the etiology of human
nondisjunction. Am J Hum Genet 2001, 69:434–439.
21. Savva GM, Walker K, Morris JK: The maternal age-specific live birth prevalence
of trisomies 13 and 18 compared to trisomy 21 (down syndrome). Prenat Diagn
2010, 30:57–64.
22. De Souza E, Morris JK, EUROCAT Working Group: Case–control analysis of
paternal age and trisomic anomalies. Arch Dis Child 2010, 95:893–897.
23. Bettio D, Levi Setti P, Bianchi P, Grazioli V: Trisomy 18 mosaicism in a woman
with normal intelligence. Am J Med Genet 2003, 120A:303–304.
24. Tucker ME, Garringer HJ, Weaver DD: Phenotypic spectrum of mosaic trisomy
18: two new patients, review of the literature and counseling issues. Am J Med
Genet 2007, 143A:505–517.
25. Beratis NG, Hsu LY, Kutinsky E, Hirschhorn K: Stability of trisomic [47, 18þ] cells
in long-term mosaic skin fibroblast culture. Can J Genet Cytol 1972, 15:869–
870.
26. Gersdorf E, Utermann B, Utermann G: Trisomy 18 mosaicism in an adult
woman with normal intelligence and history of miscarriage. Hum Genet 1990,
84:298–299.
27. Ukita M, Hasegawa M, Nakahori T: Trisomy 18 mosaicism in a woman with
normal intelligence, pigmentary dysplasia, and an 18 trisomic daughter. Am J
Med Genet 1997, 68:240–241.
28. Wilson GN: Karyotype/phenotype correlation: prospects and problems
illustrated by trisomy 18. In The Phenotypic Mapping of Down Syndrome and
Other Aneuploid Conditions. New York: Wiley-Liss; 1993:157–173.
29. Boghosian-Sell L, Mewar R, Harrison W, Shapiro RM, Zackai EH, Carey JC,
David L, Keppen L, Hudgins L, Overhauser J: Molecular mapping of the
Edwards syndrome phenotype to two noncontiguous regions on chromosome
18. Am J Hum Genet 1994, 55:476–483.
30. Yamanaka M, Setoyama T, Igarashi Y, Kurosawa K, Itani Y, Hashimoto S, Saitoh
K, Takei M, Hirabuki T: Pregnancy outcome of fetuses with trisomy 18 identified
by prenatal sonography and chromosomal analysis in a perinatal center. Am J
Med Genet 2006, 140:1177–1182.
31. Staples AJ, Robertson EF, Ranieri E, Ryall RG, Haan EA: A maternal serum
screen for trisomy 18: an extension of maternal serum screening for down
syndrome. Am J Hum Genet 1991, 49:1025–1033.
32. Perni SC, Predanic M, Kalish RB, Chervenak FA, Chasen ST: Clinical use of
first-trimester aneuploidy screening in a United States population can replicate

17
data from clinical trials. Am J Obstet Gynecol 2006, 194:127–130.
33. Breathnach FM, Malone FD, Lambert-Messerlian G, Cuckle HS, Porter TF,
Nyberg DA, Comstock CH, Saade GR, Berkowitz RL, Klugman S, Dugoff L,
Craigo SD, Timor-Tritsch IE, Carr SR, Wolfe HM, Tripp T, Bianchi DW, D’Alton
ME: First, second trimester evaluation of risk (FASTER) research consortium:
first- and second-trimester screening: detection of aneuploidies other than down
syndrome. Obstet Gynecol 2007, 110:651–657.

18

Anda mungkin juga menyukai