PENDAHULUAN
Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan
berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan
individu yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai
kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya
dapat terus berjalan. Orangtua diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik
dalam memberikan perawatan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah :
2
BAB II
TEORI
1. Mortalitas
Angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup
selama tahun pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi mortalitan neonatal
(usia <28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari-11 bulan)
o Diare : 13,9 %
o Tetanus : 3,68%
Faktor – faktor yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras klit
hitam, gender laki – laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran, usia maternal
dang tingkat pendidikan ibu. Adapun 4 penyebab utama dari terjadinya mortalitas pada
bayi yaitu anomali kongenital, gangguan yang berhubunngan dengan gestasi pendek,
BBlR yang tidak khas dan sindrom distress pernapasan.
3
Angka mortalitas bayi dan anak berguna untuk memantau dan mengevaluasi
keberhasilan program di bidang kesehatan, sebagai pengukur situasi demografi, sebagai
masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk, dan untuk mengidentifikasi kelompok
penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi.(Robby As,2007)
Mortalitas yangterjadi pada anak di atas usia 1 tahun , penyebab yang tersering
adalah cedera yang tidak di sengaja.Penyebab kematian pada anak :
Penyakit infeksi
Kondisi perinatal
Untuk anak berusia lebih dari 1 tahun, angka kematiannya lebih kecil dari
angka kematian bayi. Anal berusia 5 sampai 14 tahun mempunyai angka kematian
paling rendah. Namun peningkatan terjadi selama masa remaja akhir terutama
karena cedera, pembunuhan, dan bunuh diri.
2. Morbiditas
4
a) Morbiditas anak-anak
o Cedera : 15 %,
Angka kematian Bayi dan Anak, khususnya bayi merupakan indikator yang penting
untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang
baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi
tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial – ekonomi orang tua si
bayi.Pengaruh budaya, agama dan kepercayaan terhadap kesehatan anak.
Secara umum AKB di Indonesia sejak awal abad ke-20 cenderung menurun diawali
masuknya industrialisasi dari Eropa ke Indonesia ( Hugo dan kawan – kawan, 1987 ).
5
sebelumnya karena adanya depresi ekonomi. Kesejahteraan masyarakat nampaknya
sudah mulai membaik pada tahun 1950-an dengan dijalankannya program-program
kesehatan masyarakat seperti pembasmian malaria dan cacar ( Hugo dan kawan-kawan,
1987 ). Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat , serta pembangunan kesehatan
mempunyai andil yang cukup memadai dalam menurunkan AKB. Demikian juga
halnya dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat, sejalan
dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Khususnya Pembangunan baik
ekonomi, sosial dan lainnya makin digalakkan, sehingga pendapatan masyarakat dan
kesadaran akan kesehatan makin meningkat.
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia
telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita. Tidak
terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah
membuat standar baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal
tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Namun memang kita tidak bisa mnutup mata akan hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai
bidang keperawatan dan teknologi informasi sevara terpadu, masih minimnya
infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih
rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.
6
Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami
perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan
dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer yang dapat
memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan
sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat
setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut tentunya harus
sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam
database program aplikasi yang digunakan. Namun ada hal yang perlu kembali
dipahami oleh semua tenaga kesehatan yang menggunakan teknologi informasi yaitu
semua teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah alat bantu yang
tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya dalam hal ini adalah perawat
dengan segala pengetahuannya tentang ilmu keperawatan.Contoh nyata yang dapat kita
lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah menerapkan sistem informasi yang
berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan oleh kawan-kawan perawat di
RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan adalah
membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu, hal
ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat
lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi
sampai kepada upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini
mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan
intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap
bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil
tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga
dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya. Ini akan
mempengaruhi kesehatan anak bahkan dimulai sejak ia masih di dalam kandungan
ibunya. Setiap keluarga memiliki pandangan yang berbeda dalam membesarkan
anaknya, seperti yang memiliki perbedaan budaya antara keluarga dengan budaya
minang dan keluarga berbudaya batak. Hal-hal yang ditanamkan terhadap anak-anak
7
mereka berbeda sehingga pola hidup dan kesehatan anaknya juga berbeda misalnya
dalam kesehatan emosional.
Kebiasaan makan
Keyakinan dan prkatik kesehatan merupakan bagian integral dari warisan budaya
kesehatan keluarga. Contohnya kekuatan alam, kekuatan supranatural,
ketidakseimbangan kekuatan.
8
Praktik keseahtan merupakan altrnatif bagi mereka ketika penyembuhan di rumah
sakit tidak berhasil.
2. Keyakinan religious
D. Keperawatan Pediatrik
1. Filosofi Asuhan
9
Dua konsep dasar dalam asuhan berpusat kemuarga yaitu:
10
Menyiapkan anak sebelum pelaksanaan terapi dan prosedur yang tidak
dikenalinya
1. Hubungan terapeutik
Diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak dan keluarga, bersifat empati dan
professional dengan memisahkan peran perawat dari keluarga tanpa mengganggu
kenyamanan anak dan keluarga
2.Family advocacy/caring
Advokasi meliputi jaminan bahwa keluarga akan mengetahui yankes yang tersedia,
diinformasikan tentang prosedur dan pengobatannya secara benar. Caring berarti
memberikan yankes secara langsung pada anak.
4. Health education
7. Coordination/Collaboration
8. Peran restorative
9. Research
12
10. Health care planning
A. Tahap Perkembangan
Masa bayi : lahir hingga 1 tahun. Masa bayi merupakan masa perkeembangan
kognitif , motorik dan social yang cepat.Bersama pemberi asuhan (orang tua ) ,
bayi membentuk dasar rasa percaya pada dunia dan dasar hubungan interpersonal
di masa yang akan datang.
13
Masa kanak-kanak awal : 1 sampai 6 tahun. Periode ini mulai dari anak mampu
bergerak sendiri , berdiri sampai sang anak masuk sekolah , dicirikan dengan
aktivitas yang tinggi dan penemuan-penemuan.
Masa kanak-kanak akhir 11-19 tahun: periode transisi sampai dengan ambang batas
masa dewasa.
Kecendrungan arah
C. Perbedaan Individual
Setiap anak tumbuh dengan keunikan dan caranya sendiri. Terdapat varisi
yang besar dalan hal usia pencapaian tahap perkembangan. Urutannya dapat
diprediksi , namun tidak dengan waktunya. Gender merupakan factor yang
berpengaruh karena anak perempuan tampaknya lebih cepat dalam hal
pertumbuhan fisiologis di segala usia.
1. Proporsi ekstern
Variasi laju pertumbuhan organ jarinagn dan system organ yang berbeda
menghasilkan perubahan yang signifikan pada proporsi tubuh pada anak-anak.
Kecenderungan perkembangan sefalokaudal paling nyata terlihat pada
pertumbuhan tubuh total. Selama perkembangan janin kepala merupakan bagian
tubuh yang paling cepat , dan pada usia gestasi 2 bulan kepala mencapai 50%
dari total panjang badan. Selama masa bayi , pertumbuhan batang
mendominasi , tungkai merupakan bagian yang tumbuh paling cepat selama
masa kanak-kanak.
15
3.Perkembangan dan maturasi tulang rangka
4. Maturasi neurogik
5. Jaringan limfoid
16
yang lain lebih samar. Perubahan tersebut berpengaruh pada pengkajian dan
perawatan.
E. Perubahan Fisiologis
1. Metabolisme
2. Suhu
17
perubahan total waktu yang mereka gunakan untuk tidur dan jumlah waktu yang
mereka gunakan untuk tidur nyenyak.
Bayi baru lahir, tidur selama waktu yang tidak digunakan dan aspek-
aspek lain dalam perawatannya.. selama akhir tahun pertama, sebagian anak
tidur sepanjang malam disertai tidur 1-2 kali siang harinya. Usia 3 tahun anak-
anak tidak lagi tidur siang, usia 4-10 tahun waktu tidur menurun dan meningkat
pada priode pubertas.
F. Temperamen
1. Aktifitas : gerakan fisik seperti makan, tidur, madi, berpakain dan bermain
4. Kemampuan adaptasi
eksternal
18
Pola atribut temperamen :
BAB III
PEMBAHASAN
19
Indonesia telah berhasil mengurangi rata-rata angka kematian anak-anak di bawah usia lima
tahun sampai dua pertiganya dibandingkan dari tahun 1990. Tapi saat ini masih banyak anak-
anak Indonesia yang meninggal di tahun pertama kehidupan mereka. Hal ini sering disebabkan
oleh perawatan yang buruk pada masa kehamilan, persalinan dan setelah kelahiran. Yang
mengenaskan, penyebab utama kematian di kalangan anak-anak balita ini, yaitu pneumonia,
diare dan gizi buruk, sebenarnya dapat dicegah dan diobati.
Berbicara masalah perkembangan seorang anak, tiap anak memiliki fase-fase dan tugas
perkembangan yang berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Dalam fase-fase
perkembangan tersebut, kita dikenalkan juga dengan masa peka, dimana perkembangan fungsi
jasmani ataupun rohani seorang anak, berkembang dengan cepat jika mendapat latihan yang
baik dan kontinu. Namun, banyak juga anak-anak di Indonesia yang mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya pola geraknya terganggu, perilaku (psikis)
terhambat, visual-motoriknya terganggu, proses auditorinya terganggu,sehingga pemahaman
bahasa terhambat.
Hal ini bisa terjadi karena kurangnya asupan gizi maupun kurangnya peran dari keluarga
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangannya. Bantuan yang harus diberikan bagi
anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan merupakan satu “proses belajar“,
dimana kita harus mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilalui anak sesuai dengan pada saat
perkembangan itu mulai berhenti atau mengalami gangguan.
20
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia
telah membuat membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk
terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
21
informasi. Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap
anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya
Tumbuh kembang yang terjadi pada anak dimulai dari sejak anak lahir sampai ia
menua. Prosesnya ada beberapa macam dilihat dari beberapa segmen. Mulai dari
perkembangan fisik sampai pada perkembangan kepribadian dan mental anak. Ada
beberapa para ahli yang mengungkapkan teorinya tentang tumbuh kembang. Dan
semua itu terjadi tidak dengan instant atau sendirinya melainkan ada factor-faktor yang
mempengaruhinya.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A Aziz Almull. (2005). “Pengatar Ilmu keperawatan Anak jilid 1”. Jakarta: Salemba
Nelson, Waldo E. (2000). “Ilmu Kesehatan Anak volume 1”. Jakarta: EGC
Supartini,Yeni. (2004). “Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak 1”. Jakarta: EGC
Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 6. Jakarta: EGC
Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 4. Jakarta: EGC
22
23