STATUS PSIKIATRI Made Rika DR Pande
STATUS PSIKIATRI Made Rika DR Pande
STATUS PSIKIATRI
RSUD BANGLI
I. Identitas Pasien
Pendidikan : SD
Agama : Hindu
Alamat : Penarukan
No RM : 2595.07
II. Anamnesis
Autoanamnesis:
2
Pasien merupakan pasien umum datang dalam keadaan sadar ke Poli Jiwa RSUD
Bangli. Pasien memakai baju kaos berkerah berwarna merah, cela pendek warna hitam,
dan sandal jepit berwarna hijau. Rambut pasien lurus. Berwarna hitam, dan diikat rapi.
Raut wajah pasien sesuai dengan usianya. Kulit pasien berwarna kuning langsat,
perawakan sedang dengan tinggi 160 cm dan berat badan 60 kg. Pasien diwawancarai
dalam posisi duduk di kursi saling berhadapan dengan pemeriksa. Saat pemeriksaan pasien
tampak tenang. Pasien menjawab pertanyaan dengan suara yang pelan dengan mata
menatap pemeriksa.
Pasien mampu menyebutkan namanya, keberadaan pasien sekarang, dan siapa yang
mengajaknya ke RSUD bangle. Pasien menjawab namanya Ni Made Kariani sedang berada
di RSUD Bangli dan diantar oleh orang tuanya. Pasien mengatakan saat itu masih pagi hari
sekitar pukul 10.00 WITA. Pasien dapat menyebutkan Presiden Indonesia saat ini yaitu
Jokowi. Pasien mampu mengetahui persamaan dan perbedaan bola tenis dan buah jeruk. Ia
menjawab bahwa persamaan bola tenis dan buah jeruk bentuknya bulat dan perbedaannya
adalah bola tenis untuk dimainkan dan buah jeruk untuk dimakan.
Pasien mengatakan dengan sadar bahwa sejak awal diajak ke RSUD Bangli untuk
memeriksaan kesehatannya. Pasien mengaku tidurnya nyenyak, makan tidak teratur karena
nafsunya berkurang. Pasien mengaku rajin mandi dan kegiatan sehari0harinya berdagang
di pasar.
sehingga membuat pasien selalu tertawa tetapi menurut pasien hanya dia saja yang dapat
mendengar suara itu. Pasien mengaku akhir-akhir ini emosinya tidak stabil dan cenderung
lebih cepat marah, pasien tidak pernah melukai diri sendiri dana tau orang lain.
3
Menurut ibu pasien, pasien dibawa ke rumah sakit karena sudah sering melihat
pasien tertawa-tawa sendiri dan mengamuk sejak 6 bulan yang lalu. Pasien sekarang
menarik diri dari pergaulan dan tidak lagi bergaul dengan tetangga seperti biasanya. Ibu
pasien mengaku sejak kecil pasien memiliki gangguan pendengaran tapi baru kali ini
merasakan keluhan seperti mendengar suara-suara yang membuat pasien sering tertawa
sendiri. Pasien dikatakan memiliki fasu makan yang menurun, pasien mandi seperti biasa
2x sehari. Ibu pasien mengaku pasien sering mengamuk dan mudah marah tanpa ada
pemicu sebelumnya.
Pasien tidak pernah memiliki gangguan seperti ini sebelumnya. Pasien juga tidak
gangguan pendengaran sejak kecil. Riwayat bangkitan (-), hipertensi (-), diabetes mellitus
Tidak ada yang memiliki gangguan seperti ini sebelumnya. Riwayat bangkitan (-),
Sejak kecil pasien dikatakan memiliki gangguan pendengaran tapi masih mampu
bergaul dengan lingkungan sekitar. Namun sejak 6 bulan yang lalu pasien meulai menarik
1. Status interna
a. Status present
Berat badan : 60 kg
b. Status general
Kepala : Normochepal
+/+ +/+
Ekstremitas : akral hangat +/+, edema +/+
2. Status neurologis
GCS: E4 V5 M6
++/++
Reflek fisiologis : ++/++
5
−/−
Reflek patologis: −/−
3. Status lokalis
Tidak ada
4. Status psikiatri
Kesadaran : jernih
Proses pikir
Dorongan instingtual
Raptus
Hipobulia
Psikomotor : tenang
6
IV. Resume
Pasien berinisial NMK, perempuan, 23 tahun datang dalam keadaan sadar diantar
oleh orangtuanya ke poli jiwa RSUD Bangli dengan keluhan pasien terlihat sering tertawa
Dari hasil pemeriksaan fisik dan neurologis, pasien dalam batas normal keculi pada
telinga pasien dimana pasien mengalami gangguan pendengaran. Kini aktivitas pasien
hanya diam di rumah dan jarang bergaul dengan tetangga sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari. Pasien tidak mengalami gangguan tidur dan makan, masih mampu merawat
dirinya sendiri.
V. Diagnosa banding
1. Halusinasi organik
2. Halusinasi alkoholik
3. Skizofrenia
5. Aksis V : 61-70
VII. Terapi
Psikoedukasi
VIII. Prognosis
5. Pendidikan : SD
Pada masa kehamilan, ibu tidak mengalami masalah medis maupun psikis. Pasien
2. Pola asuh
Pasien diasuh dan dibesarkan oleh kedua orang tua. Pasien dididik seperti anak-
4. Stressor psikososial