Level
Oleh:
KELOMPOK 9C
Rima Amira Darmawanti (161411084)
Rizka Elfanti (161411085)
2017
I. Tujuan Praktikum
1. Melakukan kalibrasi level
2. Menentukan ketidakpastian Tipe-A dan Tipe-B
Penunjukan Indikator
Level Error Rata-rata
Level (%)
(%)
Run-1 Run-2 Run-3 Run-1 Run-2 Run-3 Nilai Uji Error
0 6,4 6,2 6,8 6,4 6,2 6,8 6,466667 6,466667
25 30,7 30,9 30,6 5,7 5,9 5,6 30,73333 5,733333
50 55,2 55,5 55,7 5,2 5,5 5,7 55,46667 5,466667
75 80 79,8 80,2 5 4,8 5,2 80 5
100 106,1 105,9 106,2 6,1 5,9 6,2 106,0667 6,066667
75 80,9 80,4 81,6 5,9 5,4 6,6 80,96667 5,966667
50 56,3 56,5 56,6 6,3 6,5 6,6 56,46667 6,466667
25 30,1 30,8 30,2 5,1 5,8 5,2 30,36667 5,366667
0 6,3 6,7 6,6 6,3 6,7 6,6 6,533333 6,533333
3.1 Kurva Kalibrasi untuk Error :
5
Error (%)
0
0 20 40 60 80 100 120
Level (%)
3.2 Kurva Kalibrasi Hubungan antara Penunjukan Instrumen yang Diuji dan Nilai
Standar :
0
0 20 40 60 80 100 120
Nilai Standar (%)
Persentasi Span
Nilai Standar 25 50 75 100
Akurasi (%) 5,9 6,6 6,6 6,2
Persentasi Skala Maksimum
Nilai Standar Akurasi (%)
25 5,9%
50 6,6%
75 6,6%
100 6,2%
2.) Presisi
3.) Histeresis
Histeresis ditentukan dengan melihat selisih terbesar antara penyimpangan saat
pengukuran naik dan turun. Dari tabel selisih terbesar terjadi pada nilai standar 0
yaitu penyimpangan maksimum sebesar 6,8 dalam run-3 saat pengukuran naik dan
6,7 dalam run-2 saat pengukuran turun. Jadi nilai histeresis sebesar 0,1.
Σ(y − yc)²
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
𝑛−2
315,2822
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
9−2
315,2822
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
7
𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = ±6,7112
IV. Pembahasan
Rima Amira Darmawanti (161411084)
Pada percobaan kalibrasi level, bertujuan untuk melakukan kalibrasi level dan
menentukan ketidakpastian tipe-A dan tipe-B. Selain itu, tujuannya yaitu untuk
mengetahui nilai ketelitian (presisi), ketepatan (akurasi), dan nilai histeresis dari alat
pengendalian level (CRL). Kalibrasi level adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa adanya nilai zero, span, akurasi, dari sebuah alat ukur level
haruslah sesuai dengan nilai standar yang sebenarnya pada alat CRL (Level
Regulation Control).
Dalam praktikum dilakukan pengukuran % level pada alat pengendalian level
(CRL). Pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran naik dan turun. Pengukuran
naik adalah pengukuran yang dilakukan pada saat nilai standar instrumen ukur
mengalami kenaikan (0-100%). Sedangkan pengukuran turun adalah pengukuran
yang dilakukan pada saat nilai standar instrumen ukur mengalami penurunan (100-
0%). Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali run agar didapat nilai akurasi, presisi,
dan histeresis dari alat tersebut.
Percobaan yang dilakukan yaitu mencatat % level pada alat yang diperlukan
setiap kenaikan 25 mL air. Pada percobaan menggunakan variasi nilai standar 0, 25,
50, 75 dan 10 %. Setelah didapat data instrumen yang diuji pada setiap run, dibuat
kurva kalibrasi untuk error, kurva kalibrasi hubungan instrumen yang diuji terhadap
nilai standar, persamaan regresinya, nilai akurasi, presisi, histeresis, ketidakpastian
tipe B dan ketidakpastian tipe A. Berdasarkan pengolahan data didapat :
Variabel terukur = ±6,6
Akurasi Persentasi span = 6,6 %
Persentasi skala maksimum = 6,6 %
Presisi 0,047243
Histeresis 0,1
Ketidakpastian Tipe A ±6,7112
Ketidakpastian Tipe B ±6,8
Persamaan Regresi Linier Naik
y = 0,9939x + 6,0533 ;R² = 0,9998
Pada pengukuran naik dan turun terjadi perbedaan yang lumayan jauh dan juga
rendahnya nilai presisi dan tingginya nilai akurasi menandakan bahwa alat dalam
kondisi kurang baik. Pembacaan level (%) yang terbaca oleh alat dengan yang terukur
dalam gelas ukur tidak sesuai sehingga pembacaan alat tidak baik dan tidak stabil.
V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpukan :
1. Praktikan telah melakukan kalibrasi level.
2. Berdasarkan pengolahan data, didapat :
IV. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Instrumen utama dalam sistem pengendalian proses adalah unit pengukuran, unit
pengendali dan unit pengendali akhir.
2. Dari pengamatan yang diperoleh pada pengendalian level didapat beberapa instrumen
atau unit yaitu sensor, pengendali, konverter, dan final control element.
3. Sensor merupakan elemen yang secara langsung berhubungan atau merespon nilai
medium terukur. Unit kendali pada sistem pengendalian level adalah CRL (Level
Regulation Control). Instrumen konverter berfungsi untuk mengubah sinyal elektronik
(4-20 mA) menjadi sinyal pneumatic (3-15 psi atau 20-100 Kpa atau 0,2-1 bar). Unit
kendali akhir (Final Control Element) berfungsi untuk melakukan tindakan akhir
sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit kendali.
Daftar Pustaka
Heriyanto. 2017. “Petunjuk Praktikum Instrumentasi dan Pengukuran”. Bandung : Jurusan
Teknik Kimia.