Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI PENGUKURAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017/2018

JUDUL MODUL : Kalibrasi Level dan Elemen Pengendalian

Level

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Heriyanto, M.T

Tanggal Praktikum : 5 Desember 2017


Tanggal Pengumpulan : 12 Desember 2017

Oleh:
KELOMPOK 9C
Rima Amira Darmawanti (161411084)
Rizka Elfanti (161411085)

KELAS 2C – Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIII – TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
I. Tujuan Praktikum
1. Melakukan kalibrasi level
2. Menentukan ketidakpastian Tipe-A dan Tipe-B

II. Data Pengamatan


Tabel 1. Kalibrasi Level

Penunjukan Indikator Level (%)


Level (%)
Run-1 Run-2 Run-3
0 6,4 6,2 6,8
25 30,7 30,9 30,6
50 55,2 55,5 55,7
75 80 79,8 80,2
100 106,1 105,9 106,2
75 80,9 80,4 81,6
50 56,3 56,5 56,6
25 30,1 30,8 30,2
0 6,3 6,7 6,6

III. Pengolahan Data

Penunjukan Indikator
Level Error Rata-rata
Level (%)
(%)
Run-1 Run-2 Run-3 Run-1 Run-2 Run-3 Nilai Uji Error
0 6,4 6,2 6,8 6,4 6,2 6,8 6,466667 6,466667
25 30,7 30,9 30,6 5,7 5,9 5,6 30,73333 5,733333
50 55,2 55,5 55,7 5,2 5,5 5,7 55,46667 5,466667
75 80 79,8 80,2 5 4,8 5,2 80 5
100 106,1 105,9 106,2 6,1 5,9 6,2 106,0667 6,066667
75 80,9 80,4 81,6 5,9 5,4 6,6 80,96667 5,966667
50 56,3 56,5 56,6 6,3 6,5 6,6 56,46667 6,466667
25 30,1 30,8 30,2 5,1 5,8 5,2 30,36667 5,366667
0 6,3 6,7 6,6 6,3 6,7 6,6 6,533333 6,533333
3.1 Kurva Kalibrasi untuk Error :

Kurva Kalibrasi Error


7

5
Error (%)

0
0 20 40 60 80 100 120
Level (%)

3.2 Kurva Kalibrasi Hubungan antara Penunjukan Instrumen yang Diuji dan Nilai
Standar :

Kurva Kalibrasi Pengukuran terhadap Nilai Standar


120
Pengukuran Naik
100
y = 0,9939x + 6,0533
80 R² = 0,9998
Nilai Uji (%)

60 Pengukuran Turun Pengukuran


y = 0,9987x + 6,1467 Naik
40 R² = 0,9999
Pengukuran
20 Turun

0
0 20 40 60 80 100 120
Nilai Standar (%)

3.3 Persamaan Regresi Linier :


 Pengukuran Naik : y = 0,9939x + 6,0533 ; R² = 0,9998
 Pengukuran Turun : y = 0,9987x + 6,1467 ; R² = 0,9999
3.4 Nilai Akurasi, Presisi, Histeresis dan Ketidakpastian Tipe B
1.) Akurasi
 Variabel Terukur
Nilai Standar 25 50 75 100

Akurasi ± 5,9 ± 6,6 ± 6,6 ± 6,2

 Persentasi Span
Nilai Standar 25 50 75 100
Akurasi (%) 5,9 6,6 6,6 6,2
 Persentasi Skala Maksimum
Nilai Standar Akurasi (%)
25 5,9%
50 6,6%
75 6,6%
100 6,2%

2.) Presisi

Penunjukan Indikator Level


Standar
Level (%) (%) Rata-rata Presisi
Deviasi
Run-1 Run-2 Run-3
0 6,4 6,2 6,8 6,466667 0,305505 0,047243
25 30,7 30,9 30,6 30,73333 0,152753 0,00497
50 55,2 55,5 55,7 55,46667 0,251661 0,004537
75 80 79,8 80,2 80 0,2 0,0025
100 106,1 105,9 106,2 106,0667 0,152753 0,00144
75 80,9 80,4 81,6 80,96667 0,602771 0,007445
50 56,3 56,5 56,6 56,46667 0,152753 0,002705
25 30,1 30,8 30,2 30,36667 0,378594 0,012467
0 6,3 6,7 6,6 6,533333 0,208167 0,031862

3.) Histeresis
Histeresis ditentukan dengan melihat selisih terbesar antara penyimpangan saat
pengukuran naik dan turun. Dari tabel selisih terbesar terjadi pada nilai standar 0
yaitu penyimpangan maksimum sebesar 6,8 dalam run-3 saat pengukuran naik dan
6,7 dalam run-2 saat pengukuran turun. Jadi nilai histeresis sebesar 0,1.

4.) Ketidakpastian tipe B


Pada praktiknya ketidakpastian tipe-B dilakukan bila pengukuran naik dan turun
dilakukan tiga kali. Dalam tabel-1, error negatif maksimum nya tidak ada. Error
positif maksimum adalah 6,8 yang terjadi dalam run-3 pada nilai standar 0 saat
pengukuran naik, sehingga akurasi pengukuran adalah 6,8. Atau ketidakpastian
pengukuran adalah ±6,8 (diambil penyimpangan terbesar).

3.5 Ketidakpastian Tipe-A

Penunjukan Indikator Level


Level (%) Rata-rata y-yc (y-yc)2
(%)
Run-1 Run-2 Run-3
0 6,4 6,2 6,8 6,466667 -6,46667 41,81778
25 30,7 30,9 30,6 30,73333 -5,73333 32,87111
50 55,2 55,5 55,7 55,46667 -5,46667 29,88444
75 80 79,8 80,2 80 -5 25
100 106,1 105,9 106,2 106,0667 -6,06667 36,80444
75 80,9 80,4 81,6 80,96667 -5,96667 35,60111
50 56,3 56,5 56,6 56,46667 -6,46667 41,81778
25 30,1 30,8 30,2 30,36667 -5,36667 28,80111
0 6,3 6,7 6,6 6,533333 -6,53333 42,68444
Σ(y-yc)² 315,2822

Σ(y − yc)²
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
𝑛−2

315,2822
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
9−2

315,2822
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
7

𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = ±6,7112
IV. Pembahasan
 Rima Amira Darmawanti (161411084)
Pada percobaan kalibrasi level, bertujuan untuk melakukan kalibrasi level dan
menentukan ketidakpastian tipe-A dan tipe-B. Selain itu, tujuannya yaitu untuk
mengetahui nilai ketelitian (presisi), ketepatan (akurasi), dan nilai histeresis dari alat
pengendalian level (CRL). Kalibrasi level adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa adanya nilai zero, span, akurasi, dari sebuah alat ukur level
haruslah sesuai dengan nilai standar yang sebenarnya pada alat CRL (Level
Regulation Control).
Dalam praktikum dilakukan pengukuran % level pada alat pengendalian level
(CRL). Pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran naik dan turun. Pengukuran
naik adalah pengukuran yang dilakukan pada saat nilai standar instrumen ukur
mengalami kenaikan (0-100%). Sedangkan pengukuran turun adalah pengukuran
yang dilakukan pada saat nilai standar instrumen ukur mengalami penurunan (100-
0%). Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali run agar didapat nilai akurasi, presisi,
dan histeresis dari alat tersebut.
Percobaan yang dilakukan yaitu mencatat % level pada alat yang diperlukan
setiap kenaikan 25 mL air. Pada percobaan menggunakan variasi nilai standar 0, 25,
50, 75 dan 10 %. Setelah didapat data instrumen yang diuji pada setiap run, dibuat
kurva kalibrasi untuk error, kurva kalibrasi hubungan instrumen yang diuji terhadap
nilai standar, persamaan regresinya, nilai akurasi, presisi, histeresis, ketidakpastian
tipe B dan ketidakpastian tipe A. Berdasarkan pengolahan data didapat :
Variabel terukur = ±6,6
Akurasi Persentasi span = 6,6 %
Persentasi skala maksimum = 6,6 %
Presisi 0,047243
Histeresis 0,1
Ketidakpastian Tipe A ±6,7112
Ketidakpastian Tipe B ±6,8
Persamaan Regresi Linier Naik
y = 0,9939x + 6,0533 ;R² = 0,9998

Persamaan Regresi Linier Turun y = 0,9987x + 6,1467 ;R² = 0,9999


Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat data error. Adanya error
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurang tepatnya waktu membaca kenaikan air
setiap 25 mL dan nilai level pada alat, atau dari kondisi alat yang kurang baik
sehingga adanya nilai presisi dan akurasi. Dari percobaan menghasilkan nilai presisi
yang rendah dan nilai akurasi yang tinggi. Rendahnya nilai presisi dan tingginya nilai
akurasi menunjukan bahwa alat dalam kondisi yang kurang baik, yaitu dapat dilihat
dari tidak stabilnya penunjukan % level pada alat.

 Rizka Elfanti (161411085)


Pada praktikum kali ini dilakukan kalibrasi level yang bertujuan untuk
mengetahui nilai ketelitian (presisi), ketepatan (akurasi), nilai histeresis dan nilai
ketidakpastian dari instrument pengukur level. Kalibrasi merupakan salah satu proses
membandingkan antara pengukuran yang dilakukan dengan nilai standar yang telah
diketahui.
Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran naik dan turun dengan tiga kali
pengulangan. Pada pengukuran naik dilakukan saat level 0% – 100% dan pengukuran
turun dilakukan saat level 100% – 0%. Setelah mendapatkan data pengamatan,
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai akurasi, presisi, histeresis dan nilai
ketidakpastian.
Pengukuran level ini dilakukan dengan menggunakan alat pengendali level
yaitu Level Regulation Control (C.R.L). Pada bagian panel pengendali diatur kontrol
manual dengan diputar hingga 0% dan pada regulator diatur tekanan yang mengalir ke
alat sebear 1,4 Bar – 2,0 Bar. Setiap air yang diisi telah mencapai 25% maka alat
pengendali akan mengeluarkan nilai berupa % uji untuk mengetahui apakah yang
banyaknya air yang terisi dalam gelas ukur sama atau tidak dengan yang terbaca di
alat. Setiap kenaikan 25% dicatat nilai % uji yang terbaca oleh alat. Setelah
mendapatkan nilai level (%) yang diuji lalu dibuat kurva kalibrasi error, kurva
kalibrasi nilai standar terhadap instrumen yang diuji pengukuran naik dan turun. Lalu
dilakukan perhitungan sehingga didapatkan besaran dari alat pengendali level yaitu
nilai presisi sebesar 0,047243; histeresis sebesar 0,1; ketidakpastian tipe-B sebesar
±6,8; ketidakpastian tipe-A sebesar ±6,7112.
± 6,6 variabel terukur
Akurasi 6,6% span
6,6% skala maksimum
Presisi 0,047243
Histeresis 0,1
Ketidakpastian Tipe-B ±6,8
Ketidakpastian Tipe-A ±6,7112
Persamaan Regresi y = 0,9939x + 6,0533
Linier Naik R² = 0,9998
Persamaan Regresi y = 0,9987x + 6,1467
Linier Turun R² = 0,9999

Pada pengukuran naik dan turun terjadi perbedaan yang lumayan jauh dan juga
rendahnya nilai presisi dan tingginya nilai akurasi menandakan bahwa alat dalam
kondisi kurang baik. Pembacaan level (%) yang terbaca oleh alat dengan yang terukur
dalam gelas ukur tidak sesuai sehingga pembacaan alat tidak baik dan tidak stabil.

V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpukan :
1. Praktikan telah melakukan kalibrasi level.
2. Berdasarkan pengolahan data, didapat :

± 6,6 variabel terukur


Akurasi 6,6% span
6,6% skala maksimum
Presisi 0,047243
Histeresis 0,1
Ketidakpastian Tipe-B ±6,8
Ketidakpastian Tipe-A ±6,7112
Persamaan Regresi y = 0,9939x + 6,0533
Linier Naik R² = 0,9998
Persamaan Regresi y = 0,9987x + 6,1467
Linier Turun R² = 0,9999
I. Tujuan Praktikum
1. Melakukan identifikasi unit unit/elemen elemen pengendalian proses.
2. Menjelaskan jenis alat beserta fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian proses.
3. Melakukan identifikasi variabel variabel/sinyal sinyal pengendalian proses dan media
transmisinya.

II. Data Pengamatan

Gambar. Seperangkat Alat Pengendalian Level


III. Pembahasan
 Rima Amira Darmawanti (161411084)
Pada praktikum elemen pengendalian level ini bertujuan untuk memahami
beberapa variabel dan unit/elemen pengendalian pada suatu sistem proses, jenis alat
serta fungsi pada setiap unit/elemen, serta dapat melakukan identifikasi variabel-
variabel / sinyal-sinyal pada pengendalian proses. Instrumen utama dalam sistem
pengendalian adalah : unit pengukuran, unit pengendali dan unit pengendali akhir.
Dari pengamatan yang diperoleh pada pengendalian level, didapat beberapa
instrumen atau unit yaitu sensor (transmitter) , panel pengendali, konverter, dan final
control element. Sensor merupakan elemen yang secara langsung berhubungan atau
merespon nilai medium terukur. Pada pengendalian level ini menggunakan sensor
dengan jenis sensor tekanan hidrostatik yang menunjukan tinggi level cairan. Besaran
yang diukur yaitu tekanan hidrostatik dengan rentang pengukuran 0-100 mbar. Nilai
tekanan yang didapat akan diubah oleh sensor menjadi besaran arus listrik dan akan
menghasilkan sinyal keluaran 4-20 mA.
Variabel yang akan dikendalikan dalam unit ini disebut dengan variabel proses
terkendali (Process Variable atau disingkat dengan PV) yaitu level air (%). Sedangkan
aliran air yang masuk ke dalam unit ini adalah adalah variabel pengendali atau
Manipulated Variable (MV). Unit pengukuran yang digunakan berupa unit kendali
CRL ( Level Regulation Control). Unit ini berfungsi untuk mengukur variabel proses
(PV) yang diubah menjadi variabel sinyal pengukuran yang berupa sinyal elektrik
(arus listrik). Unit kendali berupa panel pengendali, berfungsi untuk mengontrol
variabel-variabel saat proses berlangsung. Sinyal transmisinya yaitu jenis elektronik.
Besaran masuk dan besaran keluar berupa sinyal elektronik pada 4-20 mA.
Unit pengubah sinyal yang digunakan yaitu konverter jenis IP. Konverter arus
listrik ke pneumatic (I/P) adalah suatu peralatan intrumentasi yang mengubah sinyal
elektronik (4-20 mA) menjadi sinyal pneumatic (3-15 psi atau 20-100 Kpa atau 0,2-1
bar). Konverter ini memerlukan suplai udara yang cukup untuk membangkitkan
tekanan output maksimum 15 psi. Udara yang disuplai ke tranduser biasanya sebesar
20 psi. Variabel proses terukur dari unit proses ini yaitu suhu air dalam tangki
penampung, sedangkan sinyal keluarannya dalam bentuk tegangan listrik 1-5 volt.
Sinyal pneumatik dari konverter kemudian disalurkan kepada unit kendali
akhir (final control element). Unit ini merupakan unit yang akan melakukan tindakan
akhir sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit kendali. Unit ini berupa katup
kendali (control valve). Sinyal pneumatik tersebut memerintahkan control valve untuk
memperbesar atau memperkecil bukaan valve. Besaran yang masuk dan keluar berupa
sinyal pneumatik sebesar 0-100 mbar. Aksi yang digunakan pada unit ini adalah FC,
dapat ditentukan dengan melihat hubungan antara input dan output-nya. Jika kenaikan
input menyebabkan kenaikan output maka dikatakan bahwa valve tersebut
mempunyai aksi FC.

 Rizka Elfanti (161411085)


Praktikum elemen pengendalian level ini bertujuan untuk memahami
beberapa variabel dan unit/elemen pengendalian pada suatu sistem proses, jenis alat
serta fungsi pada setiap unit/elemen, serta dapat melakukan identifikasi variabel-
variabel/sinyal-sinyal pada pengendalian proses.
Dalam melakukan identifikasi terlebih melakukan penunjukan kemudian
penyebutan unit-unit/elemen-elemen pengendalian proses yang ada di laboratorium
pengendalian proses. Setelah itu dilakukan penjelasan mengenai jenis alat beserta
fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian proses tersebut.
Pada percobaan terdapat beberapa instrumen. Dari pengamatan yang diperoleh
pada pengendalian aliran, didapat beberapa instrumen atau unit yaitu sensor,
pengendali, konverter, dan final control element. Instrumen utama dalam sistem
pengendalian adalah : unit pengukuran, unit pengendali dan unit pengendali akhir.
Unit kendali pada sistem pengendalian level adalah Level Regulation Control
(C.R.L). Panel Pengendali level ini akan menerima sinyal elektronik (4-20 mA) dari
alat pengukur (unit pengukuran) dengan besaran level berupa %level dan bertugas
untuk mengontrol variabel-variabel saat proses berlangsung.
Unit kendali akhir ini adalah Control Valve yang berfungsi untuk membatasi
tekanan yang masuk ke dalam sebuah sistem, bila tekanan yang masuk melebihi
standar maka valve akan tertutup. Aksi yang dilakukan adalah FC (Fail Close).
Tindakan yang dilakukan yaitu memperbesar atau memperkecil bukaan valve dengan
rentang tekanan masuk sebesar 0 – 100 mBar. Selain itu, terdapat pula Unit Pengubah
Sinyal (transduser) yaitu IP Converter yang berfungsi untuk mengubah arus listrik
menjadi tekanan (sinyal elektronik menjadi sinyal pneumatik). Sinyal-sinyal yang
berperan dalam sistem pengendalian level yaitu sinyal pengukuran (sinyal elektrik,
sinyal pneumatik) dan sinyal kendali. Sinyal pengukuran merupakan sinyal keluaran
dari transduser. Sinyal kendali merupakan sinyal keluaran dari Level Regulation
Control (unit kendali) yang akan dikirimkan ke transduser kemudian ke Control Valve
(Final Control Element).
Pada konfigurasi pengendalian level, panel pengendali akan mengukur %level
kemudian %level tersebut akan masuk ke transduser untuk diubah menjadi sinyal
pengukuran berupa sinyal elektronik. Selanjutnya, sinyal pengukuran (sinyal
elektronik) masuk ke Panel pengendali level (unit kendali) untuk dibandingkan
dengan nilai set point. Misalnya, jika nilai %level yang terukur lebih kecil daripada
set point maka Panel Pengendali akan mengirimkan sinyal kendali untuk merubah
%level. Sinyal kendali dikirimkan ke IP Converter terlebih dahulu untuk diubah
menjadi sinyal pneumatik. IP Converter akan mengirimkan sinyal pneumatik ke
Control Valve (Final Control Element) untuk memperbesar atau memperkecil laju alir
sehingga mengakibatkan kenaikan atau penurunan %level.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Instrumen utama dalam sistem pengendalian proses adalah unit pengukuran, unit
pengendali dan unit pengendali akhir.
2. Dari pengamatan yang diperoleh pada pengendalian level didapat beberapa instrumen
atau unit yaitu sensor, pengendali, konverter, dan final control element.
3. Sensor merupakan elemen yang secara langsung berhubungan atau merespon nilai
medium terukur. Unit kendali pada sistem pengendalian level adalah CRL (Level
Regulation Control). Instrumen konverter berfungsi untuk mengubah sinyal elektronik
(4-20 mA) menjadi sinyal pneumatic (3-15 psi atau 20-100 Kpa atau 0,2-1 bar). Unit
kendali akhir (Final Control Element) berfungsi untuk melakukan tindakan akhir
sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit kendali.
Daftar Pustaka
Heriyanto. 2017. “Petunjuk Praktikum Instrumentasi dan Pengukuran”. Bandung : Jurusan
Teknik Kimia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen2 halaman
    Bab Ii
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Perwatan PLTU
    Perwatan PLTU
    Dokumen16 halaman
    Perwatan PLTU
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan 3.1 Proses Desalinasi
    Bab Iii Pembahasan 3.1 Proses Desalinasi
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii Pembahasan 3.1 Proses Desalinasi
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Daftar
    Daftar
    Dokumen1 halaman
    Daftar
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Baris Tekper
    Baris Tekper
    Dokumen2 halaman
    Baris Tekper
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Elektroplating
    Elektroplating
    Dokumen2 halaman
    Elektroplating
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Laprak Ip K3
    Laprak Ip K3
    Dokumen13 halaman
    Laprak Ip K3
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Lap Pengpros Tekanan Fahira
    Lap Pengpros Tekanan Fahira
    Dokumen7 halaman
    Lap Pengpros Tekanan Fahira
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kalibrasi Level
    Laporan Kalibrasi Level
    Dokumen9 halaman
    Laporan Kalibrasi Level
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Nissa Izzha
    Belum ada peringkat
  • Laporan IP Kel 7C
    Laporan IP Kel 7C
    Dokumen10 halaman
    Laporan IP Kel 7C
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Data Pengamatan CSTR Bres
    Data Pengamatan CSTR Bres
    Dokumen11 halaman
    Data Pengamatan CSTR Bres
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kalibrasi Level
    Laporan Kalibrasi Level
    Dokumen9 halaman
    Laporan Kalibrasi Level
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Teori HG
    Teori HG
    Dokumen2 halaman
    Teori HG
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Elek Tro Plating
    Elek Tro Plating
    Dokumen2 halaman
    Elek Tro Plating
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Ii. Tinjauan Pustaka
    Ii. Tinjauan Pustaka
    Dokumen23 halaman
    Ii. Tinjauan Pustaka
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Laporan E2
    Laporan E2
    Dokumen12 halaman
    Laporan E2
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Laporan K1 E1
    Laporan K1 E1
    Dokumen19 halaman
    Laporan K1 E1
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Ii. Tinjauan Pustaka
    Ii. Tinjauan Pustaka
    Dokumen23 halaman
    Ii. Tinjauan Pustaka
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Bahan Bahan Permen
    Bahan Bahan Permen
    Dokumen13 halaman
    Bahan Bahan Permen
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Laporan LCS 4C
    Laporan LCS 4C
    Dokumen12 halaman
    Laporan LCS 4C
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Cara Pembuatan Pasta
    Cara Pembuatan Pasta
    Dokumen4 halaman
    Cara Pembuatan Pasta
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    100% (1)
  • LAPORAN Elektroplating
    LAPORAN Elektroplating
    Dokumen14 halaman
    LAPORAN Elektroplating
    ryaamu
    Belum ada peringkat
  • Karakteristik Abon
    Karakteristik Abon
    Dokumen20 halaman
    Karakteristik Abon
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Karamelisasi Dan Maillard
    Karamelisasi Dan Maillard
    Dokumen5 halaman
    Karamelisasi Dan Maillard
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    Belum ada peringkat
  • Cara Pembuatan Pasta
    Cara Pembuatan Pasta
    Dokumen4 halaman
    Cara Pembuatan Pasta
    RIMA AMIRA DARMAWANTI -
    100% (1)