Anda di halaman 1dari 7

” PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK LDPE DAN PET MENJADI

BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN PROSES PIROLISIS”


Dimas Agung Budiyawan
NIM : 4314210110

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin,


Universitas Pancasila, Jl. Lenteng Agung, Jakarta Selatan
e-Mail : dimasdirly@gmail.com

Jakarta, 3 Juli 2018

ABSTRAK

Pirolisis sampah plastik merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik
melalui pemanasan tanpa oksigen. Pada proses pirolisis senyawa hidrokarbon rantai panjang diubah
menjadi senyawa hidrokarbon yang lebih pendek dan dijadikan bahan bakar alternatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil volume yang diperoleh dari LDPE dan PET, dan
mengetahui hasil kualitas bahan bakar minyak yang dihasilkan dari LDPE dan PET. Pirolisis sampah
plastik ini dilakukan dengan umpan yaitu sampah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene) dan
sampah plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate). Proses pirolisis dilakukan pada reaktor
selama 2 jam dengan suhu 250oC dan tekanan 2 bar dengan umpan sebanyak 1 kg. Hasil minyak
pirolisis dari LDPE diperoleh sebanyak 525 mL sedangkan pada dari PET diperoleh sebanyak 368.47
mL. Densitas minyak hasil pirolisis LDPE dan PET mendekati nilai densitas dari minyak tanah.
Viskositas minyak hasil pirolisis dengan bahan LDPE dan PET termasuk ke dalam jenis minyak
tanah, Nilai kalor minyak hasil pirolisis dengan bahan LDPE mendekati nilai kalor dari minyak diesel
sedangkan nilai kalor minyak hasil pirolisis dengan bahan PET mendekati nilai kalor minyak tanah.
Untuk nilai titik nyala tidak bisa dibandingkan dengan standar karena keterbatasan alat dan untuk
nilai titik api tidak ada standar baku mutunya.

Kata Kunci: pirolisis, LDPE, PET, densitas, viskositas

I. PENDAHULUAN 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4


Sejak ditemukan pertama kali pada tahun ribu ton sampah plastik/hari [1].
1907, penggunaan plastik dan barang barang Di satu sisi penemuan plastik ini,
berbahan dasar plastik semakin meningkat. mempunyai dampak positif yang luar biasa,
Peningkatan penggunaan plastic ini merupakan karena plastik memiliki keunggulan-keunggulan
konsekuensi dari berkembangnya teknologi, dibanding material lain. Tetapi di sisi lain,
industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di sampah plastik juga mempunyai dampak negatif
Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat yang cukup besar. Keunggulan plastik dibanding
hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per material lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel,
tahun. Tahun 2002, tercatat 1,9 juta ton, di tahun tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi
2003 naik menjadi 2,1 juta ton, selanjutnya tahun warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan
2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Di listrik yang baik. Sedangkan plastik yang sudah
tahun 2010, 2,4 juta ton, dan pada tahun 2011, menjadi sampah akan berdampak negatif
sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.
dari peningkatan penggunaan plastik ini adalah Peningkatan penggunaan plastik untuk keperluan
bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan rumah tangga berdampak pada peningkatan
asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), timbunan sampah plastik. Sampah plastik yang
setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 tidak terpungut oleh pemulung, penanganannya
kg sampah per orang atau secara total sebanyak tidak bisa dilakukan dengan metode landfill atau
189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut open dump. Sampah plastik akan berdampak
negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat
terurai dengan cepat dan dapat menurunkan fosil seperti bensin dan solar. Teknologi untuk
kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang mengkonversi sampah plastik menjadi bahan
sembarangan juga dapat menyumbat saluran bakar minyak yaitu dengan proses cracking
drainase, selokan dan sungai sehingga bisa (perekahan). Beberapa penelitian seputar
menyebabkan banjir. Pemusnahan sampah plastik konversi sampah
dengan cara pembakaran (incineration), kurang plastik menjadi produk cair berkualitas bahan
efektif dan beresiko sebab dengan pembakaran bakar telah dilakukan dan menunjukkan hasil
munculnya polutan dari emisi gas buang (CO2, yang cukup prospektif untuk dikembangkan [2].
CO, NOx, dan SOx) dan beberapa partikulat Untuk memanfaatkan sampah plastik yang
pencemar lainnya sehingga diperlukan cara terlalu banyak dan dapat mencemari lingkungan,
pengolahan lain untuk mengolah sampah plastik. kami mencoba untuk mengolah sampah plastik
Sampah plastik yang dibakar bisa mengeluarkan tersebut menjadi bahan bakar minyak. Sehingga
zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. didapatkan rumusan masalah sebagai berikut,
Semakin meningkatnya sampah plastik ini akan yaitu bagaimana cara mengolah sampah plastik
menjadi masalah serius bila tidak dicari LDPE dan PET dengan pirolisis, bagaimana hasil
penyelesaiannya. Penanganan sampah plastik kuantitas dan kualitas bahan bakar minyak yang
yang populer selama ini adalah dengan 3R dihasilkan oleh sampah plastik jenis LDPE dan
(Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah memakai PET dengan parameter densitas, viskositas, titik
berulang kali barang-barang yang terbuat dari nyala, titik api dan nilai kalor.
plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian Berikut adalah penjabaran batasan-batasan
atau penggunaan barang-barang dari plastik, dalam penelitian, yaitu bahan baku yang diuji
terutama barang-barang yang sekali pakai. dalam proses penelitian ini yaitu bahan baku
Recycle adalah mendaur ulang barang-barang sampah plastik jenis LDPE dan PET, penelitian
yang terbuat dari plastik. Masing-masing dilakukan di rumah pegawai Dinas Lingkungan
penanganan sampah tersebut di atas mempunyai Hidup dan pengujian dilakukan di Laboratorium
kelemahan. Kelemahan dari reuse adalah barang- Sucofindo, bahan baku yang digunakan dalam
barang tertentu yang terbuat dari plastik, seperti proses penelitian ini berasal dari sampah plastik
kantong plastik, kalau dipakai berkali-kali akan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
tidak layak pakai. Selain itu beberapa jenis sebanyak masing-masing jenis plastik 1 kg,
plastik tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila bahan baku tersebut dilakukan pencacahan secara
dipakai berkali-kali. Kelemahan dari reduce sederhana hingga berukuran ± 3 cm, proses
adalah harus tersedianya barang pengganti plastik pirolisis dilakukan selama 2 jam pada suhu 250
0
yang lebih murah dan lebih praktis. Sedangkan C dan tekanan 2 bar, untuk pengujian kualitas
kelemahan dari recycle adalah bahwa plastik bahan bakar minyak meliputi densitas, viskositas,
yang sudah didaur ulang akan semakin menurun titik nyala, titik api dan nilai kalor.
kualitasnya. Alternatif lain penanganan sampah Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
plastik yang saat ini banyak diteliti dan memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan
dikembangkan adalah mengkonversi sampah bakar minyak dengan cara pirolisis, tujuan
plastik menjadi bahan bakar minyak. Cara ini khusus dari riset ini adalah mengetahui
sebenarnya termasuk dalam recycle akan tetapi perbandingan hasil volume yang diperoleh dari
daur ulang yang dilakukan adalah tidak hanya pengolahan sampah plastik jenis LDPE dan PET,
mengubah sampah plastik langsung menjadi untuk menghasilkan produk hasil pirolisis yaitu
plastik lagi. Dengan cara ini dua permasalahan bahan bakar minyak yang berasal dari sampah
penting bisa diatasi, yaitu bahaya menumpuknya plastik jenis LDPE dan PET, untuk mengetahui
sampah plastik dan diperolehnya kembali bahan hasil kualitas bahan bakar minyak yang
bakar minyak yang merupakan salah satu bahan dihasilkan dari jenis plastik LDPE dan PET.
baku plastik. Perlu adanya alternatif proses daur Manfaat dari penelitian ini adalah memanfaatkan
ulang yang lebih menjanjikan dan berprospek ke sampah plastik dengan dilakukan proses pirolisis,
depan. Salah satunya mengkonversi sampah mengetahui kualitas bahan bakar minyak dari
plastik menjadi minyak. Hal ini bisa dilakukan jenis sampah plastik LDPE dan PET dengan
karena pada dasarnya plastik berasal dari minyak menggunakan proses pirolisis, membandingkan
bumi, sehingga tinggal dikembalikan ke bentuk secara kualitatif dan kuantitatif bahan bakar
semula. Selain itu plastik juga mempunyai nilai minyak yang dihasilkan dari sampah plastik jenis
kalor cukup tinggi, setara dengan bahan bakar LDPE dan PET.
Pirolisis atau devolatilisasi adalah proses dimana semakin tinggi temperatur setelah
fraksinasi material oleh suhu. Pirolisis adalah melewati temperatur puncak, reaktifitas dari char
proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi akan menurun. Sedangkan komponen waktu
tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. berpengaruh terhadap reaktifitas dari char. Proses
Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering pirolisis dimulai pada temperature sekitar 230°C,
disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari ketika komponen yang tidak stabil secara termal,
pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang dan volatile matters pada sampah akan pecah dan
(char), minyak, dan gas. Arang yang terbentuk menguap bersamaan dengan komponen lainnya.
dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun Produk cair yang menguap mengandung tar dan
digunakan sebagai karbon aktif. Sedangkan polyaromatic hydrocarbon. Produk pirolisis
minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai umumnya terdiri dari gas (H2, CO, CO2, H2O,
zat additif atau campuran dalam bahan bakar. dan CH4), tar (pyrolitic oil), dan arang. Parameter
Sedangkan gas yang terbentuk dapat dibakar yang berpengaruh pada kecepatan reaksi pirolisis
secara langsung [3]. mempunyai hubungan yang sangat kompleks,
Pirolisis plastik yang pernah dilakukan sehingga model matematis persamaan kecepatan
oleh Purwanti adalah dari 100 gram kantung reaksi pirolisis yang diformulasikan oleh setiap
plastik yang diolah pada suhu 4000oC dalam peneliti selalu menunjukkan rumusan empiris
waktu dua jam, diperoleh cairan mirip minyak yang berbeda
bumi sekitar 75 gram (Purwanti dkk, 2008). Selain itu, plastik merupakan polimer yang
Adapun gas bakar yang didapat mencapai 116 ml berat molekulnya tidak bisa ditentukan, ataupun
per gram plastik bekas. Adanya kelemahan dihitung. Karena itu, kecepatan reaksi
sistem batch, maka dikembangkan sistem dekomposisi didasarkan pada perubahan massa
"sinambung", dengan konstruksi agak berbeda. atau fraksi massa per satuan waktu. Produk
Pemanasan dilakukan dengan listrik, dibantu pirolisis selain dipengaruhi oleh suhu dan waktu,
dengan nyala gas hasil pirolisis, dan sistem juga oleh laju pemanasan. [9] Melakukan
pendingin ditingkatkan. Pada proses ini, hasil cair perengkahan sampah plastik jenis polipropilena
yang diperoleh 79%-83% dari berat plastik yang dari kemasan air mineral dalam reaktor pirolisis
dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis, dengan terbuat dari stainless steel, dilakukan pada
panas dari luar yang dapat dikurangi 10%-15%. temperature 475oC dengan dialiri gas nitrogen
Berdasarkan analisa yang pernah dilakukan (100 mL/menit).
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas),
minyak dari plastik bekas ini memiliki sifat tidak II. BAHAN DAN METODE
jenuh. Artinya, perbandingan antara karbon dan Peralatan yang digunakan dalam penelitian
hidrogen tidak seimbang sehingga ada mata ini adalah neraca teknis, alat pirolisis (MD Plast),
rantai yang tidak terisi. Minyak berwarna kuning tungku api (pemanas), gelas ukur ukuran 25 mL
kecokelatan, tetapi sudah biasa untuk bahan dan 10 mL, botol kaca, termometer inframerah,
bakar kompor atau obor [4]. Minyak hasil density meter, viscometer, flashpoint tester,
pirolisis ini mudah terbakar, mengeluarkan bomb kalorimeter. Bahan yang digunakan dalam
jelaga, dan baunya merangsang. Minyak pirolisis penelitian ini adalah sampah plastik jenis LDPE,
ini dapat diolah lagi supaya mempunyai sifat sampah plastik jenis PET, air (sebagai
jenuh dan stabil [5]. pendingin), dan kayu bakar.
Pranata meneliti tentang minyak pirolisis
dari plastik polietilena, hasil penelitian III. PEMBUATAN BAHAN BAKAR
menunjukkan bahwa minyak pirolisis dari plastik MINYAK DARI SAMPAH PLASTIK
polietilena mempunyai densitas 939 kg/m3 atau Pemanfaatan sampah plastik menjadi
lebih berat dari minyak tanah [6]. Minyak bakar bahan bakar minyak dengan proses pirolisis,
ini mempunyai ignition point 30,4oC sehingga antara lain menyiapkan sampah plastik jenis
sangat mudah dinyalakan. Komponen utama LDPE dan PET, dipotong hingga berukuran ±3
minyak pirolisis dari plastik polietilena adalah cm. Menimbang masing-masing sampah plastik
styrene monomer yang kadarnya hampir 64%. sebanyak 1 kg. Memasukkan sampah plastik
Sedangkan lebih dari 80% minyak pirolisis ini tesebut ke dalam alat pirolisis. Menutup dan
terdiri dari styrene. [7] Telah melakukan mengunci hingga rapat alat pirolisis dan
penelitian mengenai pengaruh temperatur dan memastikan alat pirolisis tsb tidak bocor.
waktu terhadap hasil char pada proses pirolisis, Menyalakan tungku api (pemanas). Pembakaran
sampah dilakukan selama 2 jam pada suhu 2500C
dan tekanan 2 bar. Menyiapkan air untuk proses
pendinginan. Mengamati mulut alat atau selang
yang terdapat pada bagian sebelah kiri alat.
Mencatat hasil penelitian yang dilakukan.
Melakukan percobaan untuk masing-masing
kedua jenis sampah plastik sebanyak 3 kali.
Melakukan pengujian kimia meliputi densitas,
viskositas, titik nyala, titik api, dan nilai kalori Gambar 1. Perbandingan densitas LDPE dan
terhadap hasil bahan bakar minyak dari sampah PET
plastik jenis LDPE dan PET. Penelitian ini Tabel 1. Densitas berbagai Fluida [10]
dilakukan dari bulan November sampai
Desember 2016 di Dinas Lingkungan Hidup dan No. Jenis Minyak Densitas (kg/L)
di Laboratorium Sucofindo. 1. Bensin 0,68
Variabel yang digunakan dalam penelitian 2. Alkohol Alkil 0,79
ini yaitu variabel Independen (variabel bebas) 3. Air Laut 1,025
yaitu variabel yang akan divariasikan dalam 4. Raksa 13,6
penelitian pirolisis. Variabel independen pada 5. Air 1
penelitian ini adalah variasi jenis sampah plastik
6. Udara 1,29
yaitu LDPE dan PET. Variabel dependen yaitu
variabel yang terikat atau tetap, variabel pada 4. Minyak Tanah 0,78 – 0.81
penelitian ini adalah hasil bahan bakar minyak
yang dihasilkan dari proses pirolisis. Variabel
Kontrol yaitu variabel yang dikontrol pada saat
proses penelitian, pada penelitian ini variabel
yang harus dikontrol yaitu waktu, suhu dan
tekanan pada saat dilakukan proses pirolisis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL PENGUJIAN DENSITAS
Pada Gambar 1 menunjukkan hasil
pengujian densitas hasil bahan bakar minyak Gambar 2. Perbandingan Hasil Uji Viskositas
metode pirolisis dari sampah plastik jenis LDPE
dan PET. Berdasarkan pada tabel viskositas
Berdasarkan pada Table 1, jenis minyak berbagai fluida sumber : [10] Hasil bahan bakar
berbagai fluida Sumber : [10] hasil bahan bakar minyak hasil pirolisis dengan bahan LDPE dan
minyak hasil pirolisis dengan bahan LDPE PET termasuk ke dalam jenis minyak tanah
mendekati nilai densitas dari minyak tanah karena hasil pengujian viskositas untuk bahan
karena hasil pengujian densitas untuk bahan LDPE adalah 0.7923 cP dan untuk bahan PET
LDPE adalah 0.7673 kg/L sedangkan hasil bahan adalah 1.2217 cP, dalam tabel terlihat massa jenis
bakar minyak hasil pirolisis dengan bahan PET untuk minyak tanah diantara range 0.294 - 3.34
termasuk ke dalam jenis minyak tanah karena cP.
hasil pengujian densitas untuk bahan PET adalah
0.7976 kg/L dan dalam tabel terlihat massa jenis VI. HASIL PENGUJIAN TITIK NYALA
untuk minyak tanah diantara range 0.78-0.81 Pengujian titik nyala bahan bakar minyak
kg/L. hasil pirolisis dari sampah plastik jenis LDPE
dan PET ditunjukkan pada Gamabr 3
V. HASIL PENGUJIAN VISKOSITAS
Pengujian viskositas bahan bakar minyak
hasil pirolisis sampah plastik jenis LDPE dan
PET ditunjukkan pada Gambar 2.
mendekati nilai kalor minyak tanah karena hasil
pengujian nilai kalori untuk bahan PET adalah
42.6224 kg/L dan dalam tabel terlihat nilai kalori
untuk minyak tanah yaitu 43 kg/L.

IX. PERBANDINGAN HASIL


PENELITIAN
Pemanfaatan sampah plastik dapat
dilakukan dengan mendaur ulang sampah plastik,
salah satunya dengan cara pirolisis yang
Gambar 3. Perbandingan titik nyala minyak bertujuan untuk mengurangi sampah plastik dan
hasil pirolisis plastik LDPE dan PET diperolehnya kembali bahan bakar minyak yang
merupakan salah satu bahan baku plastik. Hal ini
Dari data hasil pengujian titik nyala bisa dilakukan karena pada dasarnya plastik
diatas menunjukkan bahwa titik nyala dari semua berasal dari minyak bumi, sehingga tinggal
jenis plastik hasilnya < -5. Berdasarkan pada dikembalikan ke bentuk semula. Selain itu plastik
tabel titik nyala berbagai macam bahan bakar juga mempunyai nilai kalor cukup tinggi,
dinyatakan titik nyala untuk bensin adalah −43
°C (−45 °F). Sehingga pada hasil bahan bakar
minyak yang telah dilakukan tidak bisa dijadikan
perbandingan karena keterbatasan alat pengujian
yang tidak bisa lebih tinggi dari -5.

Gambar 5. Perbandingan hasil uji nilai kalor

setara dengan bahan bakar fosil seperti bensin


dan solar. Proses pirolisis dilakukan dengan
pemanasan sampah plastik dalam reaktor tertutup
Gambar 4. Perbandingan hasil uji titik api pada suhu 2500C selama 2 jam. Pada penelitian
ini bahan baku sampah plastik yang digunakan
VII. HASIL PENGUJIAN TITIK API adalah jenis plastik LDPE dan jenis plastik PET.
Pengujian titik api dari bahan bakar Langkah pertama yang dilakukan adalah
minyak hasil pirolisis dari sampah plastik jenis pengumpulan sampah plastik jenis LDPE dan
LDPE dan PET ditunukkan pada Gambar 4. Hasil jenis PET yang dicuci bersih kemudian
pengujian titik api menunjukkan bahwa titik dikeringkan. Setelah itu, sampah plastik tersebut
nyala dari semua jenis plastik hasilnya < -5. dipotong hingga berukuran ± 3 cm dan ditimbang
Untuk titik api tidak ada nilai baku standar. sebanyak 1 kg. Pemotongan sampah plastik ini
bertujuan untuk mempercepat proses pirolisis
VIII. HASIL PENGUJIAN NILAI KALOR karena semakin kecil luas permukaan maka
Pengujian nilai kalor dari bahan bakar semakin cepat reaksi pemanasan tersebut.
minyak hasil pirolisis dari sampah plastik jenis Kemudian, memasukkan sampah plastik
LDPE dan PET ditunjukkan pada Gambar 5. ke dalam alat pirolisis dan menutup hingga rapat
Bahan bakar minyak hasil pirolisis dengan bahan alat pirolisis serta memastikan alat pirolisis
LDPE mendekati nilai kalor dari minyak diesel tersebut tidak bocor. Hal ini bertujuan agar
karena hasil pengujian nilai kalor LDPE adalah proses pemanasan dan pendinginan yang
44.0533 kg/L dan dalam tabel terlihat nilai kalor dilakukan berlangsung dengan baik. Apabila
untuk minyak diesel yaitu 44.8 kg/L. Hasil bahan terjadi kebocoran pada alat pirolisis maka
bakar hasil pirolisis dengan bahan PET sampah plastik yang dipanaskan tidak seluruhnya
menjadi uap dan terkondensasi menjadi bahan bisa dijadikan perbandingan karena keterbatasan
bakar minyak. Pada awalnya cairan yang keluar alat pengujian yang tidak bisa lebih tinggi dari -5
dari mulut alat atau selang adalah air, dan setelah dan titik api tidak ada nilai baku standar. Nilai
itu bahan bakar minyak. Pemanasan sampah kalor dari sampah LDPE yaitu 44.0533 kg/L
plastik dilakukan selama 2 jam. Hal ini mendekati nilai kalor dari minyak diesel dengan
dikarenakan, dalam waktu 2 jam sampah plastik nilai pada tabel yaitu 44.8 kg/L.
telah menjadi bahan bakar minyak semua. Bahan Hasil pengujian kualitas bahan bakar
bakar minyak yang dihasilkan dari proses minyak dari sampah plastic PET antara lain :
pirolisis dilakukan pengujian baik secara fisika Nilai densitas PET yaitu 0.7976 kg/L termasuk
maupun kimia. Pengujian kimia yang dilakukan nilai densitas dari minyak tanah dengan nilai
antara lain pengujian densitas, viskositas, titik densitas pada tabel diantara range 0.78-0.81 kg.L.
nyala, titik api, dan nilai kalori. Berdasarkan data Nilai viskositas PET yaitu 1.2217 termasuk ke
hasil penelitian diperoleh jenis sampah plastik dalam jenis minyak tanah dengan nilai pada tabel
yang paling banyak menghasilkan bahan bakar diantara range 0.294-3.34 cP. Titik nyala tidak
minyak yaitu jenis plastik LDPE yaitu 525 mL bisa dijadikan perbandingan karena keterbatasan
sedangkan PET sebanyak 368.47 mL. Densitas alat pengujian yang tidak bisa lebih tinggi dari -5
minyak hasil pirolisis LDPE dan PET mendekati dan titik api tidak ada nilai baku standar. Nilai
nilai densitas dari minyak tanah yaitu 0.7673 kalor PET yaitu 42.6224 kg/L mendekati nilai
kg/L dan 0.7976 sedangkan pada data tabel kalor dari minyak tanah dengan nilai pada tabel
massa jenis minyak tanah diantara range 0.78- yaitu 43 kg/L.
0.81 kg/L. Viskositas minyak hasil hasil pirolisis
dengan bahan LDPE dan PET termasuk ke dalam DAFTAR PUSTAKA
jenis minyak tanah yaitu 0.7923 cP dan 1.2217 [1] Fahlevi, M.R. 2012. Sampah Plastik.
cP sedangkan pada tabel viskositas minyak tanah (file:///I:/Artikel%20plastic%20to%20oil
diantara range 0.294-3.34 cP, Nilai kalor minyak /twit-sampah-plastik.html).
hasil pirolisis dengan bahan LDPE mendekati [2] Mulyadi, E. 2004. Termal Dekomposisi
nilai kalor dari minyak diesel yaitu 44.0533 kg/L Sampah Plastik. Vol-1, Jurnal Rekayasa
sedangkan pada tabel nilai kalor minyak diesel Perencanaan, ISSN 1829-913x.
adalah 44.8 kg/L. Nilai kalor minyak hasil [3] Chaurasia, A.S., Babu, B.V dan Pilani.
pirolisis dengan bahan PET mendekati nilai kalor 2005. Modeling & Simulation of Pyrolysis of
minyak tanah yaitu 42.6224 sedangkan pada tabel Biomass: Effect of Thermal Conductivity,
nilai kalor sebesar 43 kg/L. Untuk nilai titik nyala Reactor Temperatur and Particle Size on
tidak bisa dibandingkan dengan standar karena Product Consentrations. India.
keterbatasan alat dan nilai api tidak ada acuan [4] Purwanti, A dan Sumarni. 2008. Kinetika
standarnya. Reaksi Pirolisis Plastik Low Density
Poliethylene (LDPE). Jurusan Teknik Kimia,
X. KESIMPULAN Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Berdasarkan penelitian yang telah Yogyakarta.
dilakukan dapat diambil SIMPULAN antara lain, [5] Pareira, B.M. 2009. Daur Ulang Limbah
minyak hasil pirolisis dari sampah plastik LDPE Plastik”. Available from:
(Low Density Polyethylene) diperoleh sebanyak URL:http://www.ecoreccycle.vic.gov.au.
525 mL dari sampah plastik LDPE sebanyak 1 kg [6] Pranata, J. 2008. Pemanfaatan Sampah
sedangkan pada minyak hasil pirolisis dari Kota Sebagai Bahan Bakar Pada Turbin
sampah plastik PET (Polyethylene Terephthalate) Gas Yang Tidak Terpakai Di PT. Arun NGL
diperoleh sebanyak 368.47 mL dari sampah Menggunakan Proses Gasifikasi Aceh
plastik PET sebanyak 1 kg. Hasil pengujian [7] Skodars, G. 2006. Effect of Temperature,
kualitas bahan bakar minyak dari sampah plastik Residence Time on the Reactivity of Clean
LDPE antara lain, nilai densitas dari sampah Coals Produced from Poor Quality Coals.
LDPE yaitu 0.7673 kg/L mendekati nilai densitas Institute for Solid Fuels Technology and
dari minyak tanah dengan nilai pada tabel Applications Ptolemais, Greece
diantara range 0.78-0.81 kg/L. Nilai viskositas [8] Trianna, N.W dan Rochimoellah, M. 2002.
dari sampah LDPE yaitu 0.7923 cP termasuk ke Model Kinetika Reaksi Heterogen pada
dalam jenis minyak tanah dengan nilai pada tabel Pirolisis. Prosiding Rekayasa Kimia dan
diantara range 0.294 – 3.34 cP. Titik nyala tidak Proses, ISSN 1411-4216, B-16, UNDIP.
[9] Rodiansono, Trisunaryanti, W dan Triyono.
2007. Pembuatan dan Uji Aktivitas Katalis
NiMo/Z pada Reaksi Hidrorengkah Fraksi
Sampah Plastic menjadi Fraksi Bensin.
Berkala MIPA,17,2.
[10] Giancoli, D.C. 1997, Fisika Edisi
Empat. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai