Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Petrologi terdiri dari dua suku kata, yaitu Petro yang berarti batuan dan
Logos yang berarti ilmu, maka dapat disimpulkan bahwa istilah petrologi
merupakan suatu ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan pembentuk
kulit bumi, yang mencakup ciri fisik, genesa atau proses pembentuknya,
komposisi mineral, klasifikasi dan hubungannya dengan sejarah geologi
maupun tata cara penamaannya.
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi
mikroskopis, dan analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur
batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika
dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data
termodinamikadan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan.
Bumi, planet yang kita tinggali memiliki struktur mirip bawang merah.
Bumi tersusun atas lapisan-lapisan yang menyelubungi inti bumi. Secara
umum ada tiga lapisan utama dalam struktur bumi, yaitu inti bumi yang sangat
panas, mantel bumi yang sangat tebal di lapisan tengah serta kerak
bumi tempak kita hidup yang berada di lapisan paling luar.
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan
yang terbentuk dari aktivitas kimia dan mekanik yaitu material asal yang
mengalami proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan
terendapkan (sedimen) selanjutnya mengalami proses pembatuan (lithification)
dari endapan-endapan tersebut. Batuan di permukaan bumi berupa batuan
sedimen, tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini
berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum petrologi antara lain untuk :
1.Mampu menjelaskan pengertian batuan sedimen.
2.Mengetahui proses pembentukan batuan sedimen.
3.Mengetahui batuan sedimen klastik dan juga non klastik.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum kali ini adalah :
1. Alat tulis
2. Komperator batuan sedimen
3. Lup
4. Lks
5. Kamera
6. Skala pembanding
1.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk melaksanakan praktikum kali ini
adalah :
1. Sampel Batuan sedimen
1.4 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam mendeskripsikan
batuan.
2. Difoto batuan sedimen dengan menggunakan skala pembanding.
3. Ditentukan warna yang terdapat pada sampel batuan.
4. Ditentukan tekstur batuan seperti ukuran butir, derajat kebundaran,
derajat pemilahan, dan kemas.
5. Ditentukan fragmen dari batuan.
6. Ditentukan matriks atau semen dari batuan.
7. Ditentukan struktur dari batuan.
8. Ditentukan porositas dari batuan.
9. Ditentukan nama batuan tersebut.
10. Diganesakan batuan tersebut.
11. Diulangi untuk batuan berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari


mineral-mineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula
mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di
alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih
dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna
batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang
menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku,
sedimen dan metamorf (Henley, 1985).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sedah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1987).
Volume batuan sedimen termasuk ke dalam batuan metasedimen karena
mengandung 5% yang di ketahui litosfer dengan ketebalan 10 mm di luar tepian
benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Kenampakan di
permukaan bumi, bebatuan sedimen menempati luas bumi sekitar 75%.batuan
sedimen ini banyak sekali jenis dan tersebar dimana-mana dan juga memiliki
ukuran butir kasar dan halus, batuan sedimen ini tidak hanya bersumber dari
daratan tetapi juga bersumber dari terakumulasikan di tepi-tepi cekungan yang
mengeleser kebawah akibat gaya gravitasi. Meskipun secara teoritis di bawah
permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada energy air, gelombang dan
arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan
hasil kikisannya terendapkan di sekitaraan tersebut (Rahman, 2000).
Proses sedimentasi meliputi berbagai macam cara yaitu memngalami
pelapukan pada saat batuan tersebut mengalaminya,selanjutnya batuan
tersebut mengalami erosi atau factor alam yang mempengaruhinya, selanjutnya
batuan tersebut mngalami transformasi yaitu batuan atau partikel batuan
tersebut berpindah secara perlahan yang di akibat kan udara dan cuaca
membawanya serta mengalami deposisi,dedosisi ini terjadi akibat energy yang
tidak mampu lagi mengangkut partikel batuan tersebut lagi dan batuan
tersebut membentuk lah batuan sedimentasi tadi. Batuan sedimentasi ini
mengalami proses diagnesis,diagnesis merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pada sedimen selama terpendamkan dan terlithifikasi, lithifikasi
sendiri merupakan proses perubahan material sedimen manjadi batuan
sedimen yang kompak atau seragam di dalam batuan tersebut (Tierchelin,
1990).
Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim,
topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor
yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya
gravitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan
salju/gletser (Noor, 2009)
3.2. Pembahasan

Pada praktikum petrologi kali ini yang membahas tentang terbentuknya


batuan sedimen, pendeskripsian batuan sedimen dan penamaan batuan
sedimen.

Gambar 1. Batu Pasir Halus


Pada batuan 1 jenis batuan adalah batu sedimen klastik. Warna fresh
dari batuan ini adalah hitam sedangkan warna lapuk adalah cokelat. Batu pasir
halus memiliki ukuran butir 0,125-0,25 mm (pasir halus). Derajat pemilahan
baik dan kebundaran nya membundar. Kemas terbuka dan porositas nya baik.
Memiliki fragmen fosil dan matriks pasir halus sedangkan semen oksida besi.
Struktur batuannya adalah masif. Nama batuannya adalah batu pasir halus.

Gambar 2. Batulanau
Pada batuan 2 jenis batuan adalah batu sedimen klastik. Warna fresh
dari batuan ini adalah hitam sedangkan warna lapuk adalah cokelat. Batu pasir
halus memiliki ukuran butir 0,004-0,06 mm. Derajat pemilahan baik dan
kebundaran nya agak membundar. Kemas tertutup dan porositas nya buruk.
Matriks fosil sedangkan semen oksida besi. Struktur batuannya adalah masif.
Nama batuannya adalah batulanau.
Gambar 3. Batubara
Pada batuan 3 jenis batuan adalah batu sedimen non klastik. Warna
batuan ini adalah hitam. Memiliki tekstur amorf. Struktur batuannya adalah
masif. Nama batuannya adalah batubara.

Gambar 4. Batupasir
Pada batuan 4 jenis batuan adalah batu sedimen klastik. Warna fresh
dari batuan ini adalah abu-abu sedangkan warna lapuk adalah cokelat. Batu
pasir halus memiliki ukuran butir 0,06-0,125 mm (pasir sangat halus). Derajat
pemilahan baik dan kebundaran nya membundar. Kemas tertutup dan
porositas nya buruk. Tidak Memiliki fragmen matriks pasir sangat halus
sedangkan semen silika. Struktur batuannya adalah masif. Nama batuannya
adalah batu pasir.
Gambar 5. Batupasir Halus
Pada batuan 5 jenis batuan adalah batu sedimen klastik. Warna fresh
dari batuan ini adalah kuning sedangkan warna lapuk adalah cokelat. Batu
pasir halus memiliki ukuran butir 0,125-0,25 mm (pasir halus). Derajat
pemilahan baik dan kebundaran nya membundar. Kemas tertutup dan
porositas nya buruk. Memiliki fragmen litik dan matriks pasir halus sedangkan
semen silika. Struktur batuannya adalah masif. Nama batuannya adalah batu
pasir halus.

Gambar 6. Konglomerat
Pada batuan 6 jenis batuan adalah batu sedimen klastik. Warna fresh
dari batuan ini adalah abu-abu sedangkan warna lapuk adalah hitam. Batu
pasir kasar memiliki ukuran butir 2-4 mm (pasir sangat kasar). Derajat
pemilahan baik dan kebundaran nya agak membundar. Kemas tertutup dan
porositas nya buruk. Memiliki fragmen kuarsa dan matriks silika sedangkan
semen silika. Struktur batuannya adalah masif. Nama batuannya adalah
konglomerat.

Gambar 7. Rijang
Pada batuan 7 jenis batuan adalah batu sedimen non klastik. Warna
fresh dari batuan ini adalah putih sedangkan warna lapuk adalah cokelat. Batu
ini memiliki tekstur amorf. Porositas nya tidak ada. Struktur batuannya adalah
masif. Nama batuannya adalah rijang.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum batuan beku ini adalah :
1. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses diagnesis
dari material batuan lain yang mengalami sedimentasi
2. Mengetahui proses pembentukan batuan sedimen mulai dari proses
pelapukan, mengalami erosi,tertransfortasi dan mengalami terdeposisi
menjadi batuan sedimentasi
3. Batuan sedimentasi klastik merupakan hasil pengendapan kembali
batuan asal baik batuan beku, metamorf, dan sedimentasi yang lebih
tua, sedangkan batuan sedimentasi non klastik merupakan batuan hasil
dari reaksi kimia atau kegiatan organisme.

4.2 Saran
Pada praktikum kedepannya agar lebih memahami suatu batuan
sedimntasi dimulai dari proses terbentuknya hingga kenamaan mineral
tersebut dan agar lebih memahami materi yang di sampaikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hedenquist, J.W., 1998. Hydrothermal System in Volcanic Arcs, Origin of and
Exploration of Epithermal Gold Deposits. Mineral and Fuel Resources
Department : Geological Survey of Japan.
Henley, R.W., 1985. The Geothermal Framework for Epithermal Deposits. Geology
and Geochemistry of Epithermal System. Vol. 2. Society of Economic
Geologist. 1-24.
Lobeck, A.K., 1959. Geomorphology: An Introduction to the Study of Landscapes.
McGraw-Hill Book Company, Inc : New York.

Nesse, W.D., 2000. Introduction to Mineralogy. Oxford University Press: New York
Yuwono, 2004. Pemetaan Lapangan Daerah Vulkanik. Panduan Untuk Pemetaan
Lapangan. Lab. Petrologi dan Geologi Ekonomi : ITB.
Pettijohn, F.J, 1987, Sedimentary Rocks, Harper and Row Publisher Inc., New
York.

Anda mungkin juga menyukai