Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

(HAZARD FISIK)

OLEH KELOMPOK 6 :

KESLING

SITTI WULAN PURNAMA WAHDA SYAM J1A116126


SRI MULIYANTI J1A116127
SRI RAHMASARI J1A116128
TITIN ZUMARTIN J1A116132
TRI ALFIANI J1A116133
VANKA YUNA JULIASTY J1A116136
VIRDA YANTI J1A116137
LISNA WATI AYU NINGSIH J1A116207

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
BAB I

A. FAKTA MASALAH
Peranan albumin dalam tubuh sangat besar, oleh karena itu diperlukan cara untuk
memenuhi kebutuhan albumin dalam tubuh terutama untuk pasien pasca operasi. Salah
satu cara yaitu dengan pemberian Human Serum Albumin (HSA), namun harganya yang
sangat mahal mencapai Rp. 1,3 juta per 10 mililiter (Aqua, 2002). Sehingga diperlukan
sumber albumin alternatif yang lebih murah namun mempunyai aspek klinis yang sama.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti HSA adalah ikan gabus.
Akhir-akhir ini, ikan gabus mendapat perhatian dari masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan, dimana menurut Sediaoetama (2000), ikan gabus mempunyai kandungan
protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 25,2%. Ikan gabus juga mengandung albumin
yang tidak dimiliki oleh ikan lainnya seperti ikan lele, ikan gurami, ikan nila, ikan mas
dan sebagainya (Sitti Wulan Purnama Wahda Syam)
Melinjo merupakan tanaman asli di Indo-Malaya dengan ukuran 50 kaki dan
sering ditemukan di Indonesia1. Masyarakat mengolah banyak produk dari melinjo.
Manfaat tumbuhan melinjo diantaranya, daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan
tua) biasa diolah menjadi sayur. Bagian-bagian tumbuhan melinjo tersebut mengandung
senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa tumbuhan melinjo baik daun maupun kulit biji mengandung
senyawa antioksidan seperti likopen dan karotenoid. Senyawa karotenoid yang
terkandung dalam biji melinjo juga bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan. Namun saat ini,
melinjo banyak dikonsumsi dalam bentuk sediaan olahan. Proses pengolahan dapat
mempengaruhi kadar likopen dan karoten pada sayuran atau buah-buahanOleh karena itu
perlu dilakukan pengolahan secara tepat agar kandungan likopen dan karoten dalam
melinjo tidak berkurang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh proses pengolahan
terhadap kadar likopen dan karoten biji melinjo. (Sri Muliyanti)
Bakteri asam laktat merupakan fastidious organisms, tumbuh dengan baik pada
medium kompleks (Moretro et al., 2000). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri asam laktat sangat dipengaruhi oleh komposisi media pertumbuhan dan faktor
lingkungannya. Asam laktat diproduksi sebagai metabolit primer (Moretro et al., 2000),
sehingga termasuk growth-associated product. Maka produksinya mempunyai hubungan
linier dengan laju pertumbuhan. Diantara faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi asam laktat adalah pH dan suhu. Setiap spesies bahkan strain
dapat memiliki nilai pH dan suhu terbaik yang berbeda untuk pertumbuhan dan produksi
asam laktat. Produksi asam laktat antar isolat menunjukan pola yang bervariasi. Pada
isolat L12, L14 dan L21 kadar asam laktat tertinggi terjadi pada waktu fermentasi 24 jam
masing-masing pada suhu 30oC, 25oC dan 30oC. Selisih kadar asam laktat antara suhu
30 dengan 25 dan 35 pada isolat L12 adalah 7,39% dan 13,29%. Sedangkan pada isolat
L14 selisih kadar asam laktat antara suhu 25 dengan 30 dan 35 adalah 17,16% dan
18,65%. Pada isolat L21 selisih kadar asam laktat antara suhu 30 dengan 25 dan 35
adalah 31, 89% dan 7,25%. Pengaruh suhu terhadap produksi asam laktat juga ditunjukan
antara lain oleh Wang et al, (2015), Nagarjun (2015). Berdasarkan pola pertumbuhan dan
kadar asam laktat tampak dimungkinkan kondisi terbaik unutk pertumbuhan dan produksi
asam laktat tidak sama.(Sri Rahmasari)
Pada buah cabai terkandung beberapa vitamin. Salah satu vitamin dalam buah
cabai adalah vitamin C (asam askorbat). Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang
kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus
mampu meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi
dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain (Godam, 2006). Naidu (2003)
menyatakan bahwa vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial untuk
biosintesis kolagen. (Titin Zumartin)

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas hortikultura yang


penting bagi kebutuhan konsumsi manusia Peningkatan lama dan suhu pengeringan akan
mengakibatkan kandungan air pada cabai akan berkurang, sehingga bobot padatan pada
bubuk cabai mengalami peningkatan. Peningkatan bobot bubuk cabai akan menyebabkan
kadar capsaicin lebih tinggi dibanding bubuk cabai yang memiliki kadar air yang tinggi,
sehingga mengakibatkan bubuk cabai terasa lebih pedas. Proses pengeringan cabai yang
menggunakan waktu yang lama dan suhu yang tinggi akan menyebabkan kepedasan cabai
menurun akibat degradasi capsaicin. capsaicin sangat rentan terhadap kondisi panas,
suhu dan lama pengeringan yang digunakan untuk mengurangi kadar air sangat
berpengaruh terhadap kehilangan kandungan capsaicin pada cabai. Capsaicin pada cabai
tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak dan mudah rusak oleh suhu tinggi akibat
proses oksidasi. Dengan demikian, pengeringan cabai yang direkomendasikan pada
penelitian ini adalah suhu 60oC yang dianggap sebagai suhu optimal karena dapat
meminimalisir kehilangan kandungan capsaicin pada cabai. (Tri Alfiani).

Labu kuning (Cucurbita moschata) dapat tumbuh baik di Indonesia sehingga


ketersediaannya berlimpah ruah. Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
produksi labu kuning di Indonesia pada tahun 2011 produksinya mencapai 428.197 ton
(Kusumawati, 2013). Sedangkan konsumsi labu kuning di Indonesia masih sangat
rendah, yakni kurang dari 5 kg per kapita per tahun. Selain itu, harga dari labu kuning
yang relatif murah yaitu Rp 5.000/kg. Melihat ketersediaan labu kuning di Indonesia
berlimpah dan kaya akan kandungan gizi dengan harga terjangkau sedangkan
pemanfaatan yang terbatas, labu kuning sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
produk pangan olahan berbasis pangan lokal. Salah satu makanan olahan berbahan baku
labu kuning yang belum dikembangkan adalah lempok labu kuning. Lempok adalah
makanan tradisional daerah Sumatra dan Kalimantan yang terbuat dari daging buah
durian yang dicampur dengan gula (Vanka Yuna Juliasty)
Jagung ketan mulai dibudidayakan di Indonesia karena pada jagung ketan
mengandung amilopektin sebesar 100%, lebih banyak dari jagung biasanya. Produksi
jagung dapat diukur melalui jumlah biji pada tongkolnya yang dipengaruhi oleh tingkat
keberhasilan penyerbukan bunga jagung. Dalam rangka meningkatkan efektivitas
fertilisasi jagung yang berbeda umur berbunganya, upaya yang dilakukan adalah dengan
mempertahankan fertilitas polen. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengelolaan polen
yang mencakup pemanenan, penyimpanan dan pengujian fertilitas bertujuan untuk
mempertahankan kemurnian dan fertilitas tetap tinggi sehingga menjamin
ketersediaannya sewaktu diperlukan. (VirdaYanti)

Buah Apel merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berasal dari daerah
sub-tropis, dimana dapat dipanen 2 kali dalam 1 tahun. Di Indonesia, tanaman apel telah
berhasil dikembangkan dengan baik di dataran tinggi yang beriklim kering seperti di Kota
Batu, Jawa Timur. Terdapat tiga varietas buah apel yang dikembangkan yakni apel Anna,
apel Romebeauty dan apel Manalagi. Badan Pusat Statistik Kota Batu (2015) menyatakan
bahwa total produksi buah apel di Kota Batu mencapai 708.438 kwintal/tahun, sedangkan
jumlah buah apel afkir (subgrade) sebanyak 10% atau sekitar 7 ton dari hasil produksi
apel yang belum termanfaatkan secara optimal. Selain itu, kandungan kadar air yang
cukup tinggi menyebabkan buah apel cepat mengalami kerusakan. Apel anna memiliki
rasa yang asam, sehingga kurang disukai untuk dikonsumsi langsung sebagai buah seperti
halnya apel romebeauty dan apel manalagi. Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha
pengolahan produk untuk menekan besarnya kerugian pasca panen buah. Salah satu
olahan makanan dengan bahan baku apel anna yang belum dikembangkan adalah
manisan kering, dimana pengolahannya dapat dilakukan dengan cara pengeringan dan
penambahan gula sehingga dapat langsung dikonsumsi dan mudah dalam pemasaran,
daya awet lebih lama serta disukai oleh konsumen (Lisna wati ayu ningsih)

B. PERTANYAAN MASALAH
1. Bagaimana gambaran jenis-jenis hazard bawaan makanan (fisik)
2. Bagaimana gambaran metode yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga suhu
makanan tetap stabil

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui gambaran jenis-jenis hazard bawaan makanan (fisik)
2. Untuk mengetahui gambaran metode yang dapat dilakukan untuk menjaga suhu
makanan tetap stabil

BAB II

A. TABEL REKAPITULASI HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN


No Nama/Ni Judul Jurnal Jenis Metode Hasil
. m Hazar
d
1. Sitti PENGARUH Hazar Metode Menunjukkan bahwa
Wulan SUHU d yang pemberian perlakuan suhu
Purnama PENGERINGA Fisik digunakan pengeringan vakum dapat
Wahda N VAKUM dalam memberikan pengaruh
Syam TERHADAP penelitian terhadap kualitas serbuk
KUALITAS ini adalah albumin ikan gabus.
SERBUK metode Kualitas serbuk albumin
ALBUMIN eksperimen ikan gabus terbaik diperoleh
IKAN GABUS pada suhu pengering vakum
(Ophiocephalus 49 oC dengan kadar
striatus) albumin sebesar 4,71%;
kadar protein sebesar
15,92%; rendemen 37,21%;
kadar air 4,23%, kadar
lemak 2,07% dan kadar abu
1,30% serta terdapat 16
asam amino yang tersusun
didalamnya
2. Sri PENGARUH Hazar Metode Hasil pemisahan likopen
Muliyanti PROSES d penelitian menggunakan KLT,
PENGOLAHAN Fisik ini berupa didapatkan harga Rf sampel
BIJI MELINJO Spektrofoto 0,88. Melinjo rebus
(Gnetum metri Vis memiliki kandungan
gnemon L.) dan likopen paling tinggi
TERHADAP Kromatogra dibandingkan dengan
KADAR fi Lapis melinjo goreng dan melinjo
TOTAL Tipis segar. Adapun kadar
LIKOPEN DAN (KLT). likopen paling rendah
KAROTEN terkandung dalam melinjo
DENGAN goreng.Urutan kadar
METODE likopen pada berbagai
SPEKTROFOT pengolahan biji melinjo dari
OMETRI-Vis tertinggi ke terendah, yaitu
melinjo rebus, melinjo
segar, dan melinjo goreng.
Setelah diketahui kadar
rata-rata likopen pada
berbagai pengolahan,
dilakukan analisis statistik
menggunakan uji Kruskal
Wallis untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan
antara kadar likopen pada
berbagai pengolahan.
Berdasarkan uji Kruskal
Wallis diperoleh p = 0.023
yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kadar
likopen yang signifikan
antara melinjo segar,
melinjo rebus, dan melinjo
goreng.
3. Sri Pengaruh pH, Hazar Metode hasil penelitian disimpulkan
Rahmasar Suhu Dan d titrimetric bahwa suhu, pH awal dan
i Salinitas Fisik menggunak salinitas berpengaruh
Terhadap an NaOH 1 terhadap pertumbuhan dan
Pertumbuhan N sebagai produksi asam organik.
dan Produksi larutan Nilai kondisi lingkungan
Asam Organik titrasinya terbaik untuk pertumbuhan
Bakteri Asam dapat berbeda dengan nilai
Laktat Yang terbaik untuk produksi asam
Diisolasi Dari organic. Hal ini ditunjukan
Intestinum oleh nilai laju pertumbuhan
Udang Penaeid dan produksi asam laktat
tertinggi dari tiga isolat uji
terjadi pada suhu, pH awal
dan salinitas yang berbeda.
Isolat L12 tumbuh optimum
pada suhu 30oC, pH awal 6
dan salinitas 0,75%. Isolat
L14 tumbuh optimum pada
suhu 30oC, pH awal 6 dan
salinitas 1.5%. Isolat L 21
tumbuh optimum pada suhu
30 oC, pH awal 6 dan
salinitas 1.5%.
4. Titin Gambaran Hazar Penelitian Waktu tunggu makanan cair
Zumartin Waktu d menggunak sesaat setelah makan
Tunggu,Suhu,da Fisik an metode sampai dengan saat sebelum
n Total Bakteri deskriptis disajikan pada siang hari
Makanan Cair,di observasion yaitu 3 jam sedangkan pada
RSUP al sore hari 2 jam 7
Dr.Kariadi menit.penurunan suhu yang
Semarang paling tinggi yaitu 40°C dan
yang paling rendah yaitu
35°C.Hasil analisis total
bakteri yang terdapat pada
makanan cair pada semua
kelompok perlakuan kurang
dari 1x10⁴ koloni/gram
(batas waktu mutu SNI
2009 )

5. Tri pengaruh lama Hazar Metode Hasil penelitian


Alfiani dan suhu d yang menyimpulkan bahwa
pengeringan Fisik digunakan pengaruh lama dan suhu
terhadap mutu Rancangan pengeringan menggunakan
bubuk cabai Acak cabinet dryer terhadap mutu
merah (capsicum Lengkap bubuk cabai merah yang
annuum l.) (RAL) dihasilkan. Penelitian ini
dengan menggunakan metode
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
cabinet dryer (RAL) pola Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor dan 3
ulangan. Teknik analisis
data menggunakan analisis
varian (ANOVA). lama dan
suhu pengeringan
memberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap
rendemen, kadar air, warna,
dan tingkat kepedasan
bubuk cabai merah.
Perlakuan pengeringan 32
jam pada suhu 60oC
merupakan perlakuan
terbaik dengan karakteristik
rendemen 14,35%, kadar air
8,12%, warna 4,48 (suka),
dan tingkat kepedasan yang
tertinggi.

6. Vanka Pengaruh Suhu Hazar menggunak Produk lempok labu kuning


Yuna dan Lama d an metode terbaik menurut parameter
Juliasty Pemasakan Fisik Analysis of kimia, fisik, dan
Terhadap Variance organoleptik adalah lempok
Karakteritik (ANOVA) dengan perlakuan suhu
Lempok Labu untuk pemasakan 800C selama
Kuning (Waluh) mengetahui 120 menit, dengan nilai
perbedaan kadar air (27.61%), total
atau gula (43.28%), total karoten
pengaruh 15.39 µg/g, serat kasar
pada setiap (4.53%), tekstur (8.80 N),
perlakuan. tingkat kecerahan L+
(46.34), tingkat kemerahan
a* (8.55), tingkat
kekuningan b* (24.05), nilai
warna lempok labu kuning
3.48 (agak menyukai), nilai
aroma lempok labu kuning
3.47 (agak menyukai), nilai
rasa lempok labu kuning
3.63 (suka), dan nilai
tekstur lempok labu kuning
3.75 (suka).
7. Virda PENGARUH Hazar Metode Fertilitas polen jagung
Yanti LAMA d Yodium ketan masih tinggi pada
PENYIMPANA Fisik Kalium suhu penyimpanan 50C
N PADA SUHU Iodida ( sampai waktu penyimpanan
RENDAH YKI ) selama 8 hari. Penyimpanan
TERHADAP polen pada suhu rendah
FERTILITAS dalam jangka waktu yang
POLEN pendek mempengarui nilai
JAGUNG fertilitas polen.
KETAN (ZEA
MAYS
CERATINA
KULESH)
8. Lisna PENGARUH Hazar Analisis Semakin tinggi suhu dan
Wati Ayu SUHU DAN d data lama pengeringan maka
Ningsih LAMA Fisik dilakukan semakin rendah kadar air
PENGERINGA dengan manisan kering apel anna.
N DENGAN metode Hal ini disebabkan karena
METODE Analysis of dengan semakin tinggi suhu
CABINET Variance dan lamanya pengeringan
DRYER (ANOVA) maka molekul air yang
TERHADAP untuk menguap dari manisan apel
KARAKTERIST mengetahui anna yang dikeringkan
IK MANISAN tingkat semakin banyak dan bagian
KERING pengaruh air bebas yang terdapat di
APEL pada permukaan bahan dapat
VARIETAS masing dengan mudah diuapkan
ANNA (Malus masing pada proses pengeringan
domestica faktor sehingga kadar air yang
BORKH) perlakuan. diperoleh semakin rendah.
Semakin tinggi suhu dan
lama waktu pengeringan
maka semakin besar energi
panas yang dibawa udara
sehingga jumlah massa
cairan yang diuapkan dari
permukaan manisan kering
apel anna semakin banyak.
Hal ini diperkuat oleh Taib
dkk (1988) dalam
Histifarina dkk (2004),
yang menyatakan bahwa
dengan meningkatnya suhu
udara pengering dan makin
lamanya proses
pengeringan yang
digunakan maka semakin
besar kemampuan bahan
untuk melepaskan air dari
permukaannya, sehingga
kadar air yang dihasilkan
semakin rendah.

B. KESIMPULAN TABEL
Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas, terdapat banyak metode yang dapat digunakan
untuk menjaga suhu terhadap makanan agar tetap terjaga dan stabil. Namun jika suhu
makanan tidak dijaga akan berpengaruh pada oksidasi dan terjadi pembusukan makanan.
Bakteri akan mudah membusukkan makanan pada suhu normal. Suhu merupakan salah
satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba

BAB III

A. KESIMPULAN
1. Perlakuan suhu pengeringan vakum yang berbeda (37 ̊C, 41 ̊C, 45 ̊C, 49 ̊C, 53 ̊C)
dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas serbuk albumin ikan gabus
(Ophiocephalus striatus). Kualitas serbuk albumin ikan gabus terbaik diperoleh pada
suhu pengering vakum 49 ̊C dengan kadar albumin sebesar 4,71% kadar protein
sebesar 15,92%, rendemen 37,21%, kadar air 4,23% kadar lemak 2,07% dan kadar
abu 1,30% serta terdapat 16 asam amino yang tersusun didalamnya. (Sitti Wulan
Purnama Wahda Syam)
2. Terdapat pengaruh proses pengolahan biji melinjo terhadap kadar total likopen.
Terdapat pengaruh proses pengolahan biji melinjo terhadap total karoten. (Sri
Muliyanti)
3. Suhu, pH salinitas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi asam laktat 3
bakteri uji. Selain itu hasil pengamatan laju pertumbuhan dan produksi asam laktat
tampak bahwa kondisi terbaik untuk pertumbuhan dapat berbeda dengan kondisi
terbaik untuk produksi asam laktat (Sri Rahmasari).
4. Pada saat makanan cair mengalami waktu tunggu,terjadi perubahan suhu dan
perubahan total bakteri(Titin Zumartin).
5. disimpulkan bahwa pengaruh lama dan suhu pengeringan memberikan pengaruh
terhadap rendemen, kadar air, warna, dan tingkat kepedasan bubuk cabai merah yang
dihasilkan.(Tri Alfiani).
6. Metode dalam menentukan kualitas suhu dan lama pemasakan lempok labu kuning
menggunakan banyak tahapan metode agar menghasilkan hasil yang optimal
sehingga produksi lempok labu kuning dapat berkualitas dan laku dipasaran. (Vanka
Yuna Juliasty)
7. Fertilitas polen jagung ketan masih tinggi pada suhu penyimpanan 50C sampai waktu
penyimpanan selama 8 hari.Penyimpanan polen pada suhu rendah dalam jangka
waktu yang pendek mempengaruhi nilai fertilitas polen dan jumlah baris, sedangkan
nilai keberhasilan persilangan, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol,
jumlah biji dan berat biji tidak dipengaruhi oleh suhu dan lama penyimpanan pada
polen jagung ketan. (Virdayanti)
8. Perlakuan suhu pengeringan berpengaruh sangat nyata (a=0.01) terhadap parameter
kimia yakni kadar air, total gula dan vitamin C, parameter fisik yakni warna (L*, a*,
b*) dan tekstur (tensile strength) dan organoleptik seperti aroma, rasa, warna dan
tekstur tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap serat kasar manisan kering apel anna.
Sedangkan perlakuan lama pengeringan berpengaruh sangat nyata (a=0.01) terhadap
parameter kimia yakni kadar air, total gula dan vitamin C, parameter fisik yakni
warna (L*, a*, b*) dan tekstur (tensile strength) dan organoleptik seperti aroma, rasa,
warna dan tekstur tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap serat kasar manisan kering
apel anna. Interaksi antara suhu dan lama pengeringan berpengaruh sangat nyata
(a=0.01) terhadap kadar air, total gula dan tekstur (tensile strength). Perlakuan terbaik
didapatkan pada manisan kering apel anna dengan suhu pengeringan 600C selama 7
jam dengan nilai kadar air 25.08%; total gula 54.98%; vitamin C 6.00 mg/100g; serat
kasar 1.28%; warna (L*) 67.10; (a*) 10.97; (b*) 12.30 dan tekstur 23.83 N. Parameter
organoleptik aroma 3.40 (suka); rasa 4.15 (suka); warna 4.12 (suka) dan tekstur 3.78
(suka). ( Lisnawati Ayu Ningsih)

B. SARAN
1. Sangat dituntut untuk memperhatikan suhu dan lama pemasakan pada makanan
2. Masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai hazard fisik pada makanan
3.

DAFTAR PUSTAKA

Sitti Wulan Purnama Wahda Syam. J1A116126. Desy Windia Yuniarti, dkk 2013. Pengaruh
Suhu Pengeringan Vakum Terhadap Kualitas Serbuk Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus
Striatus). Vol.1, No.1 : 1-9, Mei 2013 [online]

Sri Muliyanti. J1A116127. Panji Ratih Suci.2015. Pengaruh Proses Pengolahan Biji Melinjo
(Gnetum Gnemon L.) Terhadap Kadar Total Likopen dan Karoten dengan Metode
Spektrofotometri-vis. Vol. 2, No.2 Tahun 2015 [online]

Sri Rahmasari. J1A116128. Subagiyo, dkk 2015. Pengaruh pH, Suhu Dan Salinitas Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Asam Organik Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi Dari Intestinum
Udang Penaeid. Jurnal Ilmu Kelautan Vol 20(4):187-194, Desember 2015.
[Online]https://ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/2017/03/1.-Arsy-Nur-Fithri-Katharina-
Oginawati-Muhayatun.pdf. Diakses Pada Tanggal 24 September 2018

Titin Zumartin.J1A116132.Atiq Yunita,dkk 2014. Gambaran Waktu Tunggu,Suhu,dan Total


Bakteri Makanan Cair,di RSUP Dr.Kariadi Semarang.Vol.2,No.2:110-114,2016 [online].

Tri Alfiani. J1A116133. Nataniel Dendang, dkk2015. pengaruh lama dan suhu pengeringan
terhadap mutu bubuk cabai merah (capsicum annuum l.) dengan menggunakan cabinet dryer,
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : S30-S39[Online]. Diakses Pada Tanggal
24 September 2018
Vanka Yuna Juliasty. J1A116136. Ovrida Wahyu Nilasari, dkk. 2017. Pengaruh Suhu dan
Lama Pemasakan Terhadap Karakteristik Lempok Labu Kuning (Waluh). Vol. 5, No. 3: 15-26,
Juli 2017 [online]

Virdayanti. J1A116137. Rizqi Laili Indraswari, dkk. 2017. Pengaruh Lama Penyimpanan Pada
Suhu Rendah Terhadap Fertilitas Polen Jagung Ketan (Zea mays ceratina kulesh). ISSN: 2527-
8452. Vol. 5, No.9, September 2017 [online]

Anda mungkin juga menyukai