FIX SEMUA Skripsi
FIX SEMUA Skripsi
PENDAHULUAN
mencapai Indonesia yang sehat, yaitu suatu keadaan dimana seseorang hidup
dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai
tersebut. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola piker atau model
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih
dan kemampuan hidup sehat bagi setip orang agar terwujudnya derajat
Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku
kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
paling sederhana yang menjaga kesehatan yang dapat dilakukan melalui tindakan
sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan
itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan
2006:1).
atas hasil pembelajaran yng menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah agar dapat
panjang, karena itu kesehatan dalam keluarga perlu diantisipasi dengan baik.
keluarga adalah dengan cara membudayakan hidup sehat, mulai dari kebiasaan
buang air besar, tidak merokok dan istirahat yang cukup. Membangun budaya
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan
2007).
dipengaruhi oleh emapt faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku faktor
keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, faktor
terutama dalam penerapan PHBS (perialaku hidup bersih dan sehat) baik
PHBS sebagian terletak didalam individu itu sendiri, yang disebut faktor intern
dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor
lingkungan).
disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dn hygiene yang
buruk. Selain itu, terdapat bukti pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air
64,41% sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi
kesehatan (77,02%) dan sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas
perilaku hidup bersih dan sehat memiliki kaitan langsung terhadap timbulnya
dan sehat antara lain meliputi pendidikan dan pengetahuan terhadap PHBS.
Masing-masing faktor ini saling berinteraksi, dan pengaruh terhadap fase akhir,
didapatkan bahwa 16 orang warga dari 18 orang warga tidak ada kemauan untuk
melakukan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) dalam cangkupan buang
tempat sampah yang penuh dengan sampah kering dan basah, sehingga
membuang sampah menjadi faktor utama dalam kasus PHBS: Buang sampah.
Waktu yang seharusnya membuang sampah rumah tangga antara pukul 05.00
sampai dengan 06.00 pagi, tetapi di atas pukul 09.00 banyak warga yang masih
membuang sampah, dan juga ada beberapa warga yang mengeluhkan pemulung
kemana-mana.
budaya, dan perilaku tidak sehat serta diperburuk dengan sikap kurang peduli
Motivasi sangat dibutuhkan sebagai penggerak yang ada dalam individu untuk
Pada penelitian ini, banyak warga yang memiliki motivasi negatif dikarenakan
beberapa hal antara lain adalah kurangnya pengetahuan warga masyarakat serta
sosial budaya yang kurang dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan temuan
dalam penelitian ini bahwa banyak sampah yang berserakan dimana-mana dan
membuang sampah. Penelitian ini sesuai yang dikemukakan oleh taufik (2007)
Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi
intrinsic timbul dalam diri individu itu sendiri tanpa da rangsangan dari luar
(Djamarah, 2002). Motivasi intrinsik lebih murni dan langgeng serta tidak
Untuk mengetahui:
05/06/07.
05/06/07.
2. Bagi Keperawatan
penting bagi masyarakat , karena PHBS yang baik akan dapat menunjang
3. Bagi masyarakat
dan sehat.
4. Bagi Peneliti
1. Penelitian
adalah penelitian yang dilakukan oleh Destya Andi Pratama (2009) dengan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi yang
pengukuran ini peneliti menggunakan data secara formal kepada subjek untuk
TINJAUAN PUSTAKA
sembarangan.
dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makan, minuman dan
perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan
diperlukan contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para
dimaksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh perilaku luar.
rangsang. Hal ini sesuai dengan pendapat skinner yang dikutip oleh Soekidjo
terhadap stimulus dari luar. Sedangkan menurut M Ichsan (1998: 11) yang
dimaksud oleh aspek perilaku adalah suatu proses keadaan mental yang
maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindkan:
(Sarwono, 1993).
yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk menciptakan dan
lebih baik.
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini
organisme tersebut merepon, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R”
secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert
Seperti telah disebutkan diatas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant response.
Oleh sebab itu, untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya
tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya
komponen tersebut.
menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak
tersebut harus:
melalui operant conditioning. Di dalam kenyataannya prosedur itu banyak dan bervariasi
sekali dan lebih kompleks daripada contoh di atas. Teori Skinner ini sangat besar
theraphy, dan behavior modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada
teori ini.
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi
kelompok yakni:
1. Pengetahuan (Knowledge)
(evaluation).
2. Sikap (Attitude)
3. Tindakan (Pratice)
adalah:
akan diambil.
2. Respon terpimpin (guided response) adalah apabila
tindakan tersebut.
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan,
berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan
sebagai aktifitas organism, baik yang dapat diamati secara langsung maupun
(PHBS) adalah :
Masyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah wujud
Sehat/Asuransi Kesehatan.
bermain, berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS
Tempat Umum.
1) Pengkajian
2) Perencanaan
3) Penggerakan pelaksanaan
yang sehat adalah air bersih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
sesaat setelah selesai makan pagi dan pada waktu malam ketka
untuk berbicara.
dan bila kotor atau basah karena kena keringat atau kena air.
tertularnya penyakit.
rekreasi
dan mempersepsi penyakit) serta rasa sakit yang ada pada dirinya dan
2.2.1. Sampah
lainnya. Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang
lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang mudah
membusuk dan adapula yang tidak mudah membusuk. Sampah yang mudah
membusuk terdiri dari zat-zat organic seperti sayuran, sisa daging, daun dan
plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain sebagainya.
a. Sampah Basah
b. Sampah Kering
c. Sampah Lembut
d. Sampah Besar
peralatan dapur.
II. Sampah Komersial
lingkungan, PKK, kader desa, dan bidan desa secara bersama-sama dapat melakukan
atas. Yang perlu diperhatikan adalah kemampuan membaca dari masyarakat dan
4. Pemutaran film/video;
6. Pemasangan poster;
7. Pembagian leaflet
9. Kunjungan rumah;
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkanperilaku hidup bersih dan
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga ber PHBS
3. Menimbang balita;
dan positif terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun
derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia (Ahmad Kholid,
2012).
2. Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis
seperti sarana pariwisata, transportasi sarana ibdah, sarana perdagangan dan olahraga,
Menurut (Ahmad Kholid, 2012) ada beberapa indikator yang dipakai sebagai
b. Menggunakan jamban;
f. Dan sebagainya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini
yang terjadi saat sekarang dan menyajikan apa adanya (Subana, 2005). Penelitian
kesimpulan
4.3.1 Populasi
(Sastroasmoro & Ismael, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah 290 orang warga
NO RT JUMLAH KK
1. RT I 92
2. RT II 65
3. RT III 71
4. RT IV 105
5. RT V 60
6. RT VI 85
7. RT VII 131
8. RT VIII 85
9. RT IX 86
10. RT X 45
11. RT XI 75
12. RT XII 65
13. RT XIII 95
Total keseluruhan 1060 KK
Sumber : Ketua RW 07 Jl. Muharto kecamatan Kedungkandang Kota Malang
4.3.2 Sampel
Sampel adalah merupakan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah 290 orang warga Jl.
Penentuan besar sampel dapat dihitung menggunakan rumus (Nursalam, 2013 : 172) :
𝐍. 𝐳 𝟐 . 𝐩. 𝐪
𝒏=
𝐝𝟐 (𝐍 − 𝟏) + 𝐳 𝟐 . 𝐩. 𝐪
Keterangan :
q = 1 – p (1000% - p)
atau
𝐍
𝒏=
𝟏 + 𝑵 (𝒅)𝟐
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
1% (0,01)
1060
𝑛=
1 + 1060(0,05)2
1060
=
1 + 2,65
1060
=
3,65
= 290,41 -> 290 KK
4.3.3 Sampling
Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Nursalam, 2013:173). Teknik sampling yang akan digunakan adalah simple
random sampling. Hakikatnya adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi
2005).
menjadi dua, yaitu: sampel probabilitas probability sampling atau sering disebut
pengambilan sampel secara random atau acak. Dalam teknik random sampling
dibagi menjadi 5 (lima) yaitu : (1) pengambilan secara acak sederhana (simple random
sampling), (2) pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling),
(3) pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified random sampling), (4)
pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (Cluster random sampling), (5)
pengambilan sampel secara gugus bertahap (multistage sampling). Dalam penelitian ini,
sederhana.
Ni x n
𝑛𝑖 =
N
Ni : Ukuran populasi
a. Kriteria Inklusi
a. Kriteria Eksklusi
tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab sehingga tidak dapat
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pada jenis
pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk
menjawab pertanyaan secara tertulis dan subjek menjawab secara bebas tentang
sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Arikunto, 2006). Kusioner tentang
PHBS: buang sampah terdiri dari 15 pernytaan yang menggunakan skala Likert yang
setiap itemnya diberi skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2 utuk jawaban jarang,
skor 3 untuk jawaban kadang-kadang, skor 4 unytuk jawaban sering dan skor 5 untuk
15x5 = 75, sehingga ruas jarak sebenarnya adalah 75-15 = 60. Setiap tahun deviasi
(µ-1,0σ) ≤ X Tinggi
subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2013:191). Beberapa hal
berikut:
a. Tahap persiapan
2. Mempersiapkan alat bahan dan teknik yang akan dilakukan peneliti untuk
mengisi kuesioner.
b. Tahap pelaksanaan
Mengolah data yang telah didapatkan dalam bentuk angka dan hitungan.
a) Editing
b) Coding
dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable (Alimul, 2009).
c) Tabulating
Tabulating yaitu kegiatan menyusun data dalam bentuk tabel, mulai dari
penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang berhasil
a) Analisa Univariat
usia dan lama tinggal. Dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan
yaitu:
P = ∑ƒ × 100%
keterangan:
P = Prosentase (%)
Ƒ = Frekuensi
institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin kepada
institusi atau lembaga tempat penelitian yang dituju oleh peneliti. Setelah
mendapat persetujuan, barulah peneliti dapat melakukan penelitian dengan
subyek.
responden tetapi pada lembar tersebut diberi kode atau inisial untuk
nama responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
anya kelompok data tertentu yang akan diperoleh pada hasil riset
Pada masalah ini banyak sekali warga yang memiliki perilaku yang tentang hidup
bersih dan sehat yang kurang, dikarenakan oleh bebebarapa hal antara lain kurangnya
pengetahuan warga serta sosial budaya yang kurang dalam masyarakat. Hal ini sesuai
dengan temuan dalam masalah ini bahwa banyak sekali warga yang kurang
mendisiplinkan diri dalam melakukan perilaku hidup sehat dan bersih yaitu buang
sampah. Banyak sekali warga yang mengeluh karena lingkungan kotor. Lingkungan
kotor itu sendiri karena warga itu sendiri yang kurang mendisiplinkan diri atau tidak
membiasakan diri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat utamanya melakukan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) diantaranya adalah tingkat
masyarakat. Kurangnya tingkat dari faktor-faktor itu semua lingkungan tempat tinggal