Anda di halaman 1dari 3

B.

Adaptasi Fisiologi dan Anatomi Maternal

1. Perubahan sistem endokrin

Perubahan fisiologis dalam kehamilan salah satunya dipengaruhi oleh perubahan sekresi
hormon. Adanya hCG yang diproduksi oleh sel-sel trofoblas menyebabkan peningkatan produksi
“ovarian steroid hormon”. Pada saat kehamilan, fungsi endokrin dari plasenta menjadi lebih luas untuk
menghasilkan hormone maupun “releasing factor”. Efek dari produk yang dihasilkan plasenta ini tidak
hanya berpengaruh pada sirkulasi maternal, namun juga berperan dalam sirkulasi janin. Kondisi ini
merupakan bentuk penyesuaian tubuh maternal akibat dari perubahan fisiologis oleh adanya
kehamilan dan persiapan pertumbuhan janin. Adapun perubahan horomon yang terjadi secara khas
pada periode kehamilan adalah sebagai berikut :

Produksi hormone plasenta.

Salah satu fungsi dari plasenta adalah sebagai organ endokrin. Keberadaannya pada masa
kehamilan sanghat berpengaruh pada sistem hormonal maternal, yang selanjutnya juga memberikan
dampak terhadap janin. Hormon yang diproduksi oleh plasenta ini meliputi hCG, hormone-hormon
steroid, hPL, PGH, relaxin, pRH, dan lainnya. Adapun profil dan peran beberapa hormon tersebut
adalah sebagai berikut :

a. hCG (human chorionic gonadotropin)

human chorionic gonadotropin (hCG) merupakan hormon glikoprotein yang memiliki kandungan
karbohidrat tinggi dengan berat molekul 36-40 kDa, yang dihasilkan oleh trofoblas sejak hari ke 7
setelah terjadinya fertilisasi. Namun keberadaannya baru bisa terdeteksi didalam sirkulasi darah
maternal pada hari ke 10, yaitu ketika trobflas telah terimplantasi dan menyatu dengan pembuluh
darah maternal, dan dapat terdeteksi didalam urin pada minggu ke 2 pasca fertilisasi. hCG terdiri atas 2
sub-unit, yaitu sub-unit 𝛼-hCG dan sub-unit 𝛽-hCG. Subunit 𝛼 dihasilkan oleh citotrofoblas, terdiri atas
92 asam amino dengan berat molekul 14,5 kDa dan akan terus meningkat selama kehamilan, serta
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 36 minggu. Khususnya sub-unit 𝛼 memiliki struktur yang
identik dengan hormon glikoprotein lainnya yaitu luteinizing homone (LH), follicle stimulating hormone
(FSH), dan thyroid stimulating hormone (TSH).

Sub-unit 𝛽 dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas, terdiri dari 145 asam amino dengan berat molekul
22,2 kDa dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 10 minggu, kemudian berangsur-angsur
menurun. Keberadaan hCG pada awal kehamilan berperan dalam mempertahankan korpus luteum
tidak terjadi atresia, sehingga masih mampu menghasilkan progesterone. Dengan tetap adanya
progesterone, maka uterus dipertahankan tetap dalam keadaan tenang.

Dalam kondisi normal, produkasi hCG mencapai puncaknya pada usia kehamilan 8-10 minggu,
kemudian berangsur-angsur menurun dan tetap dalam jumlah yang rendah selama kehamilan.
Keberadaan hCG yang memanjang biasanya terjadi pada kehamilan mola, karena sel-sel mola juga
mampu menghasilkan hCG. Pada kondisi hCG tetap rendah (tidak mencapai puncak), maka hCG dapat
dihubungkan dengan pertumbuhan plasenta yang abnormal, biasa terjadi pada kehamilan ektopik.

Efek-efek yang ditimbulkan oleh adanya hCG adalah sebagai berikut :

 Memberikan efek luteutropik pada corpus luteum, sehingga corpus luteum dapat tetap
memproduksi estrogen dan progesteron.
 Menstimulasi produksi progesteron oleh plasenta.
 Mengatur aktivitas tirotropik.
 Berhubungan dengan terjadinya mual dan muntah.
 Menstimulasi kelenjar tiroid maternal, mengakibatkan peningkatan nafsu makan dan
meningkatnya cadangan lemak.
 Meningkatkan sensitifitas terhadap insulin.
 Menurunkan kemampuan osmotik, sehingga cepat haus dan produksi ADH yang meningkat
 Mencegah penolakan janin oleh maternal dengan menekan respon limfosit maternal.
 Membantu pertumbuhan myometrium.
 Menghambat kontraksi myometrium.
 Membantu invasi trofoblas.
 Berpengaruh pada perkembangan jaringan syaraf janin.
 Berperan dalam diferensiasi jenis kelamin laki laki dan menstimulasi testis untuk memproduksi
testosterone.
Menstimulasi kelenjar adrenal janin untuk meningkatkan produksi conticosteroid.

b. hormon steroid.

Proses steroidogenesis pada kehamilan dipengaruhi oleh interaksi dan kerjasama antara
ibu,plasenta,maupun janin. Faktor ibu sebagai pemicu produksi progesterone oleh plasenta, sedangkan
faktor janin pemicu produksi estrogen oleh plasenta.

1.) Progesterone.
Progesterone disintesis dari progesterone maternal didalam sinsitiotrofoblas. Progesterone
plasenta dibutuhkan janin untuk memproduksi testosterone, corticosteroid, dan mineralocortiroid.
Progesterone dikenal juga sebagai hormon kehamilan. Berperan dalam stimulasi sistem pernafasan,
relaksasi otot polos (yang ada didalam pembuluh darah, uterus, dan usus). Peningkatan suhu tubuh,
peningkatan pengeluaran sodium dan klorida, serta imunosupresan plasenta (picciano,2003).

2.) Estrogen.
Oestriol merupakan jenis estrogen primer yang ada pada kehamilan. Pada awal kehamilan
terjadi peningkatan level oestrone dan oestradial. Sedangkan oestriol mulai meningkat pada usia
kehamilan 9 minggu, yaitu seiring dengan sintesis dehydroepiandrosterone sulphate (DHEAS) oleh
kelenjar adrenal fetus. DHEAS diproduksi oleh pregnenolone plasenta dan merupakan substrat yang
dibutuhkan plasenta untuk memproduksi oestriol.
3.) hPL (hormon placental lactogen).
hPL biasa juga disebut dengan human chorionic somatomammotropin, diproduksi oleh
sinsitiotrofoblas. Sekresi hPL meningkat setelah penurunan level hCG. Menjelang usia kehamilan aterm
produksi hPL adalah 1-3 g/hari. hPL memiliki struktur dan bahan menyerupai growth hormone dan
hormone prolactine, yaitu berupa poliptid rantai tunggal. Oleh karena itu, hPL bersifat lactogenik dan
juga berperan dalam menstimulasi pertumbuhan jaringan maternal maupun fetal.

4.) PGH (placental growth hormon)


Hormon pertumbuhan/PGH disekresi oleh kelenjar hipofisis pada awal kehamilan dan akan
menurun secara bertahap. Pada usia kehamilan 8 minggu hormon pertumbuhan telah dapat dideteksi
dan pada 17 minggu plasenta (sinsitiotrofoblas) menjadi tempat utama sekresi hormone pertumbuhan.
PGH memiliki sifat high sommatogenic activity yaitu meningkatkan aktivitas pertumbuhan dan low
lactogenic activit sebagai hormone yang memperlambat aktivitas laktasi.

5.) Relaxin
Relaxin diproduksi oleh corpus luteum dan level relaxin tertinggi terjadi pada trimester I. relaxin
berperan dalam pelunakan ligamen tulang panggul, stretching ligament, dan secara klinis juga dapat
digunakan untuk menstimulasi pematangan serviks pada persalinan dengan induksi. Dengan terjadinya
pelunakan dan relaksasi ligament pelviks, memudahkan pergerakan janin serta memfasilitasi
pembesaran uterus didalam rongga abdomen. Fungsi lain dari adanya relaxin ini adalah membantu
diferensiasi endometrium pada periode implantasi dan bersamaan dengan progesterone menjaga
uterus tetap dalam keadaan tenang.

Hormon adrenal
Kelenjar adrenal tidak banyak mengalami perubahan, bahkan cenderung menurun selama
kehamilan. Hormone yang dihasilkan antara lain :

a. kortisol
kadar kortikotropin (ACTH) darah sangat menurun pada awal kehamilan dan akan terus
meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai