Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Pembelajaran

Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Disusun oleh:
Kelompok 7:
- Hajar Mutia Faridah (5404416029)
- Sasmita Meulia C (5404416031)
- Nadyah Rahmasari (5404416034)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
Kegiatan penilaian (evaluasi), merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas pengajaran
secara keseluruhan. Sebagai konsekuensinya, guru sebagai pelaksana pengajaran di kelas perlu
memiliki kemampuan yang memadai tentang hal-hal yang berkaitan dengan penilaian. Dalam
hubungannya dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund (dalam Ngalim Purwanto,
2003:3), merumuskan pengertian bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa.
Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga komponen penting dalam
proses pembelajaran. Ketiga komponen tersebut saling terkait antar satu dengan yang lainnya.
Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi landasan program
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang dirumuskan
dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengukur dan menilai
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil
keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran uang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum
yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu ada system penilaian yang baik, terencana,
dan berkesinambungan.
Untuk dapat melakukan pengukuran dan penilaian secara efektif diperlukan latihan dan
penguasaan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai bagian
yang tidak terlepas dari kegiatan pendidkan sebagai suatu system sehubungan dengan itu, dalam
uraian berikut akan dibicarakan beberapa prisip penilaian dari berbagai sumber yang perlu
diperhatikan sabagai dasar dalam pelaksanaan penilaian.
A. Prinsip umum evaluasi pembelajaran
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, Anda harus memperhatikan
prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut :
1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu sendiri
adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, Anda harus melakukan evaluasi secara
kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan
dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang
jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik
tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi proses bahkan dari
dimensi input.
2. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus mengambil seluruh
objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peserta didik,
maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut
kognitif, afektif maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain.
3. Adil dan objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Semua
peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Anda juga hendaknya
bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sikap like
and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan.
Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil
manipulasi atau rekayasa.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerjasama dengan semua pihak,
seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta
didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil
evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi Anda sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk
itu, Anda harus memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

B. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran menurut ahli

a. Prinsip-prinsip Penilaian Menurut Ngalim Purwanto


Ngalim Purwanto (2000:72-75) merumuskan enam prinsip penialian, yaitu:
1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif. Ini berarti
bahwa pengukuran didasarkan atas sampel prestasi yang cukup banya, baik
macamnya maupun jenisnya. Untuk itu dituntut pelaksanaan penilaian secara
sinambung dan penggunaan bermacam-macam teknik pengukuran. Dngan macam
dan jumlah ujian yang lebih banyak, prestasi siswa dapat diungkapkan secara lebih
mantap meskipun harus pula dicatat bahwa banyaknya macam dan jumlah ujian harus
dibarengi dengan kualitas soaol-soalnya, yang sesuai dengan fungsinya sebagai alat
ukur.
2. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading). Penskoran
berarti proses pengubahan prestasi menjadi angka-angka, sedangkan dalam penilaian
kita memproses angka-angka hasil kuantifikasi prestasi ini dalam hubungannya
dengan“kedudukan” personal siswa dan yang memperoleh angka-angka tersebut di
dalam skala tertentu, misalnya skala tentang baik-buruk, bisa diterima, dinyatakan
lulus-tidak lulus. Dalam penskoran, perhatian terutama ditujukan kepada kecermatan
dan kemantapan (accuracy dan reliability); sedangkan dalam penilaian, perhatian
terutama ditujukan kepada validitas dan keguanaan (utility).
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam orientasi,
yaitu penilaian yang norm-referenced dan yang criterion-referenced. Norm-
referenced evaluation adalah penilaian yang diorientasikan kepada suatu kolompok
tertentu; jadi hasil evaluasi perseoranagn siswa dibandingkan dengan prestasi
kelompoknya. Prestasi kelompoknya itulah yang dijadikan patokan atau norm dalam
menilai siswa atau mahasiswa secara perseorangan. Penilaian norm-referenced
evaluation ialah penilaian yang diorientasikan kepada suatu standar absolut, tanpa
dihubungkan dengan suatu kelompok tertentu. Misalnya, penilaian prestasi siswa atau
mahasiswa didasarkan atas suatu kriteria pencapaian tujuan instruksional dan suatu
mata pelajaran atau bagian dari mata pelajran yang diharapkan dikuasai oleh siswa
setelah melalui sejumlah pengalaman belajar tertentu.
4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar. Ini berarti bahwa tujuan penilaian, di samping untuk mengetahui status
siswa dan menaksir kemampuan belajar serta penguasaannya terhadap bahan
pelajaran, juga digunakan sebagai feedback, baik kepada siswa sendiri maupun bagi
guru atau pengajar. Berdasarkan hasil tes, pengajar dapat mengetahui kelebihan dan
kelemahan siswa tertentu sehingga selanjutnya ia dapat melakukan koreksi terhadap
kesalahan yang diperbuatnya dan atau memberi reinforcement bagi yang prestasinya
baik.
5. Penilaian harus bersifat komparabel. Artinya setelah tahap pengukuran yang
menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor
yang sama harus dilakukan secara adil, jangan sampai terjadi penganakemasan atau
penganaktirian. Penilaian yang tidak adil mudah menimbulkan frustasi pada siswa
dan mahasiswa, dan selanjutnya dapat merusak perkembangan psikis siswa sehingga
pembentukan efektif dirusak karenanya.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan pengajar sendiri.
Sumber ketidakberesan dalam penilaian terutama adalah tidak jelasnya sistem
penilaian itu sendiri bagi para guru atau pengajar. Apa yang dinilai serta macam skala
penilaian yang dipergunakan dan makna masing-masing skala.

b. Prinsip-prinsip Penilaian dalam buku “Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar”
(2006:5-6)

Dalam pelaksanaan penilaian, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian


sebagai berikut:
1. Valid
Penilaian pembelajaran bahasa oleh pendidik harus mengukur pencapaian
kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan
kompetensi dasar)
2. Edukatif
Penilaian dilakukan untuk memotivasi siswa dalam mencpai kompetensi
yang ditetapkan dalam standar isi dan standar kompetensi.
3. Objektif
Penilaian dilakukan untuk mengukur prestasi siswa yang sesungguhnya
sesuai dengan kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian hendaknya tidak
dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya,
gender, dan hubungan emosional.
4. Transparan
Kriteria penilaian bersifat terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan
5. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran yang lengkap tentang perkembangan belajar siswa.
6. Menyeluruh
Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan prosedur) untuk
memperoleh informasi yang utuh dan lengkap tentang perkembangan belajar
siswa, baik yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
7. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat,
dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak terutama guru, siswa, dan orang tua.
8. Ketuntasan Belajar
Berdasarkan pada pedoman penyusunan KTSP dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah
ditetapkan dalam suatu standar kompetensi dasar berkisar 0-100%. Kriteria
ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus
menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan kemampuan
rata-rata peserta didik., kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal.

c. Prinsip-prinsip Evaluasi menurut Rubiyanto, Rubini, dan Sri Hartini


Mwnurut Rubiyanto (2005:12) evaluasi memiliki beberapa prinsip, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip totalitas, keseluruhan, atau komprehensif
Evaluasi hasil belajar harus dilakukan untuk menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku peserta didik secara menyeluruh.
Artinya, evaluasi mempu mengungkapkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Prinsip kesinambungan
Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur, berkesinambungan dari waktu
ke waktu, terencana dan terjadwal. Evaluasi yang demikian akan menggambarkan
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.
3. Prinsip Oblejtivitas
Evaluasi yang baik harus terlepas dari kepentingan subyek. Hasil evaluasi
tersebut harus menggambarkan kondisi peserta didik secara obyektif.

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
dalam melakukan proses penilaian (evaluasi) guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan baik. Prinsip-prinsip penilaian itu antara
lain: objektif, transparan, berkesinambungan, dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai