Anda di halaman 1dari 54

Atomic Spectroscopy

AAS
ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETER (AAS)
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA)

Metoda analitik kuantitatif untuk


menentukan konsentrasi (ion) logam
berdasarkan penyerapan energi sinar oleh
atom-atom bebas dalam keadaan gas
Logam dapat diukur dengan AAS
Aplikasi dari AAS
Prinsip AAS

 sama seperti uji nyala yang digunakan pada analisa


kualitatif
 ketika garam logam alkali atau garam dari Ca, Sr atau
Ba dipanaskan pada nyala bunsen maka nyala yang
khas dari logam-logam tersebut dapat diamati
Na  kuning
Li  merah
Ba  hijau
K  ungu
Sr  merah
Prinsip AAS

 dalam nyala ion logam direduksi menjadi


atom dalam keadaan gas
 pada temperatur tinggi, nyala
mengeksitasi elektron valensi ke tingkat
energi yang lebih tinggi
Prinsip AAS
Prinsip AAS
Dalam nyala reaksi-reaksi yang terjadi:
1. MX larutan  MX padat
2. MX  Mo + Xo
3. MX  M* + X
4. Mo  M+ + e
5. Mo + O  MO
6. Mo + Y  MY
7. Mo + N*  M* + No
8. Mo + N  MN
Prinsip AAS
Secara umum teknik AAS tidak jauh berbeda dengan spektrometri
Absorbsi UV-Vis tapi dengan beberapa modifikasi, diantaranya:
1. Sumber radiasi yang khusus yang disebut Lampu Hallow
katoda
2. Analit yang digunakan tidak kuantitatif, tapi sebagian di ubah
menjadi atom dalam keadaan gas dalam suatu nyala.
3. Peralatan khusus digunakan untuk meinjeksikan sampel ke nyala
(nebulizer)
4. Tidak ada spesi lain yang teranalisis karena semua bentuk dari
analit telah di ubah menjadi atom dalam keadaan gas
5. Hanya untuk unsur logam, bukan non logam
6. Karena spektrum atom itu adalah garis, maka λ Absorbsi dan
emisi sama, yang berbeda dengan spektrum molekul dimana λ
(emisi) > λ (eksitasi)
Komponen

 Sumber cahaya
 Pengatom
 Monokromator (sistem
grating)
 Detektor
(photomultiplier tube)
 Prosesor (sistem
elektronik
 Indikator (meter digital)
Skema komponen peralatan
Pengatom
Sample

Sumber sinar Detektor


Sumber cahaya
Sumber dipakai
1. Lampu katoda berongga = Hallow Cathode Lamp
(HCL)
2. Lampu pengawanmuatan tanpa elektroda =
Electrodeless Discharge Lamp (EDL)

Cahaya yang diarahkan ke nyala dihasilkan dari Lampu


hallow katoda. Didalam lampu terdapat katoda silinder
yang mengandung dan anoda tungsten. Ketika tegangan
tinggi diberikan melalui katoda dan anoda, atom logam
dalam katoda tereksitasi yang menghasilkan cahaya yang
sesuai
Sumber sinar

Lampu Katoda Berlobang


Diagram lampu katoda
Electrodeless Discharge Lamp

Khusus untuk logam mudah menguap As, Au, Se, Sn, Te, Si
Pengatom (atomization device)

 nyala (flame)
 tungku grafit (grafite furnace)
 tabung kuarsa panas (heated quartz
tube)
 reaksi kimia (metoda uap dingin = cold
vapor) khusus Hg dengan SnCl2
Pengatom nyala

Nebulizer (pembentuk kabut)


Spray chamber (ruang pengabut,
sekaligus tempat pencampuran kabut
dengan gas
Pembakar (burner head)
Analit berobah
jadi uap
dalam nyala.

Sampel diisap,
dirobah jadi kabut
yang selanjutnya
masuk nyala.
Skema peralatan pengatom
Monokhromator
Monokromator
Mengisolasi sinar dari Lampu Katoda
Monokromator
Detektor
Mengubah energi sinar jadi energi listrik
Skema PMT
Prosesor

Merobah energi
listrik jadi
absorban
A = log Po/P
Effect of Temperature on Sodium
Atoms
Gangguan pada AAS

Gangguan Spektrum
  sama atau berdekatan
 Pembentukan molekul penyerap
 Pembentukan partikel penghambur dalam nyala
Gangguan Kimia
 Pembentukan senyawa refractory
 Keseimbangan disosiasi
 keseimbangan ionisasi
Gangguan spektrum
 sama atau berdekatan Molekul menyerap
 Sama jarang ditemui Pengaruh Ca terhadap
 Berdekatan → cari yang absorbsi Ba
lain
Contoh
Vanadium pada 308,211
nm mengganggu
pengukuran Al pada
308,215 nm. Ganti
dengan penyerapan Al
pada 309,27 nm
Koreksi penyerapan latar belakang
Background Correction

Terbentuknya partikel garam dengan ukuran panjang


gelombang (terutama , 250 nm)

1. Metoda dua garis


2. Metoda Sumber kontinyu (Deterium)
3. Metoda Zeeman
4. Metoda Self Reversal (Smith - Hieftje)
Koreksi dua garis
Gangguan Kimia
Pembentukan senyawa stabil atau senyawa refractory (unsur-
unsur yang membentuk senyawa stabil yang tidak dapat
diatomisasi sempurna pada temperatur nyala yang digunakan)
Contoh

1. Ca dengan adanya ion fosfat atau sulfat


3Ca2+ + 2PO43-  Ca3(PO4)2
Cara mengatasi:
• memberikan temperatur nyala yang lebih tinggi
• Reagen pembebas (releasing agent), penambahan senyawa
yang berikatan lebih kuat dengan pengganggu hingga analit
bebas teratom, seperti garam lantanida
• Reagen pelindung (protektif agent), senyawa organik
membentuk kompleks dengan analit seperti EDTA dan 8-hidroksi
kinolin
Gangguan Kimia
2. Gangguan ionisasi
M(g)  M+(g) + e
gangguan ini biasanya dalam analisis ion logam alkali,
dimana logam alkali mempunyai energi ionisasi yang paling
rendah dan sangat mudah terionisasi dalam nyala.
Contoh: pada 2450 K, p = 0.1 Pa Na 5 % terionisasi
K 33 % terionisasi

Ionisasi menyebabkan intensitas sinyal berkurang sehingga


perlu ditambahkan unsur yang lebih mudah mengion
Contoh: penambahan 1000 ppm CsCl pada analisis Na dan
K
Gangguan Kimia
3. Pengaruh sifat fisika dari larutan
Jumlah sampel yang mencapai nyala tergantung pada:
• viskositas
• tegangan permukaan
• densitas
• tekanan uap pelarut

Jadi sifat fisika dari sampel dan larutan standar harus sama.
Keseimbangan disosiasi

1. Gangguan HCl terhadap Na


NaCl → Na + Cl
HCl → H + Cl
2. Pembentukan oksida
CrOx → Cr + Ox
Pengukuran Cr harus dilakukan
dengan nyala fuel rich hingga
oksigen habis bereaksi dengan gas
bakar
Keseimbangan ionisasi
Ionisasi atom analit akan menyebabkan populasi atomnya
berkurang
M → M+ + e
Dihilangkan dengan penambahan ionization suppressor,
seperti KCl
Metoda kuantitatif
Membandingkan absorban larutan sampel
dengan absorban larutan standar melalui
kurva kalibrasi
Kurva Kalibrasi
Metoda Standar Adisi
Pemeliharaan AAS

Anda mungkin juga menyukai