Disusun Oleh : Alifah Rizki Ramadhanty (3336160025) Francis Ade Taruna S (3336160064) Rifa Amalia (3336160097)
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON – BANTEN 2018 Latihan Soal (MK Pelabuhan) Ke - 4
1. a. Uraikan dasar-dasar untuk perencanaan Kolam pelabuhan
b. Faktor apa saja yang mempengaruhi lebar, panjang dan kedalaman kolam pelabuhan c. Bagaimana menentukan letak dari kolam pelabuhan 2. Ada 3 penggolongan kapal yang masuk kolam pelabuhan untuk ukuran kapal kecil, sedang dan besar. Sebutkan standar ukurannya? 3. Berapa tinggi gelombang kritis dalam kolam pelabuhan, berdasarkan ukuran kapal yang masuk? 4. Bagaimana cara mendapatkan kolam pelabuhan pada pelabuhan yang terbuka dan berhadapan dengan laut, agar perarirannya tanang dan gelombang yang ada tidak melebihi tinggi gelombang kritis? 5. Sebuah pelabuhan digunakan kapal dengan ukuran maksimal bobot maksimal 50.00 DWT. Berapa ukuran kolam labuh: a. ukuran optimum sehingga kapal dapat berputar dengan mudah, b. ukuran minimal kolam pelabuhan tersebut. Jawaban Soal Mata Kuliah Pelabuhan ke-4
1. a) Dasar-Dasar Perencanaan Kolam Pelabuhan :
Perairan harus cukup tenang. Yaitu daerah yang terlindungi dari angin. Gelombang dan arus sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikapal yang ada dipelabuhan tidak terganggu. Lebar dan kedalaman di perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan. Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (Maneuver). Areal harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh dan kapal masih dapat bergerak dengan bebas. Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar dengan leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerak memutar melingkar yang tidak terputus. Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi muka air surut terendah. b) Faktor yang mempengaruhi lebar, panjang dan kedalaman kolam pelabuhan : Kedalaman laut / Kolam Pelabuhan sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan. Di laut yang mengalami pasang surut variasi muka air kadang-kadang cukup besar. Menurut pengalaman, tinggi pasang surut yang kurang dari 5 m masih dapat dibuat pelabuhan terbuka. Bila lebih dari 5 m, maka terpaksa dibuat suatu pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk memasukkan dan mengeluarkan kapal. Di sebagian besar perairan Indonesia, tinggi pasang surut tidak lebih dari 2 m sehingga digunakan pelabuhan terbuka. Untuk pelayaran, kapal-kapal memerlukan kedalaman air yang sama dengan sarat (draft) kapal ditambah dengan suatu kedalaman tambahan. Kedalaman air untuk pelabuhan didasarkan pada frekuensi kapal-kapal dengan ukuran tertentu yang masuk ke pelabuhan. Jika kapal-kapal terbesar masuk ke pelabuhan hanya satu kali dalam beberapa hari, maka kapal tersebut hanya boleh masuk pda waktu air pasang. Sedang kapal- kapal kecil harus dapat masuk ke pelabuhan pada setiap saat. Lebar mulut pelabuhan tergantung pada ukuran pelabuhan dan kapal- kapal yang menggunakan pelabuhan. Biasanya untuk pelabuhan kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang antara 100 m dan 160 m, dan untuk pelabuhan besar adalah 160 m sampai 260 m. apabila mulut berada diantara pemecah gelombang dengan sisi miring maka lebarnya diukur pada air rendah, yaitu sama dengan lebar yang diperlukan ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi bangunan pada kedalaman tersebut. Misalnya jika lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut berada diantara pemecah gelombang dengan kemiringan 1 : 3, maka untuk pelabuhan dengan kedalaman 10 m, lebar pada muka air rendah adalah 210 m. Gelombang dari laut dalam akan masuk ke pelabuhan melalui mulut pelabuhan. Dalam perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang berkurang secara berangsur-angsur karena adanya proses difraksi, yaitu menyebarnya energi gelombang ke seluruh lebar daerah perairan pelabuhan. Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus Stevenson. Rumus tersebut hanya memberikan hasil perkiraan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kondisi gelombang di kolam pelabuhan diperlukan tes model hidraulis. Panjang / Luas minimum pelabuhan adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah dengan kolam putar (turning basin) yang terletak didepannya. Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal dan kemudahan gerak berputar kapal. c) Letak dari Kolam Pelabuhan : Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan lokasi tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan di bongkar muat, jalan-jalan untuk transportasi, dan daerah industri di belakangnya. Tetapi biasanya faktor-faktor tersebut tidak bisa semuanya terpenuhi, sehingga diperlukan suatu kompromi untuk mendapatkan hasil optimal. Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut : 1) Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan. 2) Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan. 2. Dimensi dan ukuran kapal secara umum, seperti terlihat dalam tabel 2.1
Sesuai dengan penggolongan pelabuhan dalam empat sistem pelabuhan,
maka kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan tersebut pun disesuaikan seperti yang terlihat pada tabel 2.2 Dimana : B = Lebar Kapal d = Tinggi kapal terendam lpp = Panjang kapal loa = panjang kapal dari muka air Contoh Kriteria Data Kapal juga dapat terlihat dari Tabel 2.3
3. Tabel Tinggi Gelombang Kritis Di Pelabuhan (Triatmodjo, 2007)
Ukuran Kapal Tinggi gelombang kritis untuk bongkar muat Ht3 Kapal kecil (<500 GRT) 0,3 m Kapal Sedang dan Besar (500-500.000 GRT) 0,5 m Kapal sangat besar (>500.000 GRT) 0,7 – 1,5
4. Dengan menggunakan bangunan Pemecah Gelombang. Bangunan tersebut
dapat digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Gelombang besar yang datang dari laut lepas akan dihalangi oleh bangunan itu. Apabila daerah perairan sudah terlindung secara alamiah, maka tidak diperlukan pemecah gelombang. 5. Untuk kapal dengan bobot 50.000 DWT - Dimensi kolom pelabuhan Areal Tempat Sandar A = 1,86 x 1,5 L = 1,8 (280) x 1,5 (280) = 211680 m2 = 21,168 Hektar Areal kolom putar Dengan Tunda (2L) A = ¼ x N x 𝜋 x D2 = ¼ x 1 x 3,14 x (2(280))2 = 236176 m2 = 24,6176 Hektar (Minimal) Tanpa Tunda = ¼ x 1 x 3,14 x (3(280))2 = 55,39 Hektar (Optimal) Luas Kolam Pelabuhan A = A kolom putar + A sandar kapal = 24,6176 + 21,168 = 45,7856 Hektar Minimal (a) 45,8 Hektar = 55,39 + 21,168 = 76,558 Hektar Maksimal (b) 76,6 Hektar