Laporan 3 Biotek
Laporan 3 Biotek
PENDAHULUAN
tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri
akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab
teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi
bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur
Hasil yang lebih baik dapat dijangkau atau diperoleh, bila ke dalam media
tersebut ditambahkan vitamin-vitamin, asam amino solid dan zat pengatur tubuh.
komponen yang tidak jelas (komponennya) seperti juice buah-buahan dan tauge, air
kelapa, yeast exstracts dan casein hydrolysate, tetapi kadang-kadang kita bisa
memperoleh hasil yang lebih tinggi dengan penambahan tersebut. Media kultur
jaringan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat keberhasilan
perbanyakan tanaman secara invitro, dalam hal ini adalah kultur jaringan. Berbagai
penting dalam proses perbanyakan tanaman secara invitro. Pentingnya media kultur
dalam tehnik perbanyakan vegetatif ini tidak lepas dari adnya komponen penyusun
media yang terdiri dari berbagi unsur pendukung pertumbuahan tanaman seperti hara
makro, hara mikro, vitamin, zat perangsang tumbuh dan sumber energi dalam bentuk
gula. Pembuatan larutan stok berdasarkan pengelompokan dalam: Stok makro, stok
mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormone terutama bila larutan stok tidak
disimpan terlalu lama (segera digunakan habis). Stok hormone dapat disimpan antara
2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan
pencampuran saja.
1.2. Tujuan
masing dalam media kultur jaringan dan mahasiswa mengetahui serta dapat
mempraktekan cara membuat larutan stok yang akan dipergunakan dalam membuat
jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur
Dalam pembuatan media, langkah pertama adalah membuat stok dari media
biasanya menimbang setiap komponen bahan kimia yang terdapat pada resep medium
dasar. Langkah ini kurang praktis karena memakan banyak waktu dan mengurangi
kecepatan. Selain itu timbangan yang digunakan untuk menimbang sejumlah kecil
bahan kimia kadang-kadang tidak tersedia. Kendala ini dapat dibatasi dengan
pembuatan larutan stok terlebih dahulu, kecuali untuk unsur mikronya. Jadi perlu
membuat larutan stok untuk unsur mikro, besi, vitamin, hormon, dan mio-inositol.
Setiap larutan stok dapat dipergunakan sampai 100 liter media, bahkan larutan stok
mikro dapat dipergunakan sampai 100 liter media. Larutan stok dapat disimpan
atau jaringan yang digunakan sebagai eksplan dan merangsang perkembangan pucuk-
merupakan salah satu sitokinin yang sering digunakan dalam penelitian kultur
Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media
formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi
10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat
menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi media yang dikehendak .
(Pramono, 2008)
apa yang akan dibuat. Untuk menanam eksplan dari tanaman keras sering
tanaman hias) sering menggunakan medium MS. Medium Knudson C hanya cocok
Unsur-unsur yang dibutuhkan pada media kultur jaringan antara lain seperti
unsure mikro, unsur makro, gula, vitamin, zat pengatur tumbuh, dan agar-agar. Unsu
atas Co, Mn, Fe, Cu, Zn, B dan Mo. Media yang digunakan adalah media MS
tanaman sehingga akan diperoleh peningkatkan hasil tanaman. Telah diketahui bahwa
auksin, karbohidrat dan nitrogen yang dikandung dalam bahan tanaman merupakan
membuat media. Larutan stok dibuat sesuai dengan komposisi media MS yang
diaduk dalam erlenmeyer dengan konsentrasi yang lebih pekat. Setelah membuat
larutan stok gram-gram, perlu dibuat stok zat pengatur tumbuh biasanya dalam 100
Larutan stok dibuat karena unsur hara makro, mikro, maupun zat pengatur
dalam penimbangan bahan kimia. Selain itu sisa larutan stok dapat disimpan dan
dapat digunakan lagi apabila membuat medium yang lain (Azmin, 2015).
4.2. Pembahasan
beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus
mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Dalam larutan stok
yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada endapan. Hal ini erat
kaitannya dengan ketersediaan hara dalam media eksplan atau tanaman yang
dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat, pengambilanya untuk media dapat dilakukan
kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang
karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar
tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba
penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab
larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan
Media merupakan suatu bahan yang penting untuk pertumbuhan kultur. Media
untuk pertumbuhan kultur dapat berupa media padat dan media cair. Media padat
lengkap, sedangkan media cair biasanya digunakan untuk kultur sel. Komponen yang
penting dalam suatu media adalah senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat
Berdasarkan hasil di atas, dapat kita lihat bahwa dalam pembuatan larutan
stok untuk kultur jaringan diperlukan teknik khusus salah satunya dalam teknik
Kebutuhan larutan stok diartikan sebagai kebutuhan akan jumlah bahan media dan
larutan stok yang harus dipenuhi pada waktu yang diperlukan pada beberapa
sekali untuk penggunaan berkali-kali untuk botol-botol kultur secara missal. Tujuan
menimbang bahan kimia setiap kali pembuatan media. Stok vitamin tidak dapat
disimpan lama, umumnya dibuat untuk digunakan dalam 1 - 2 minggu. Stok hormon
minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya dilakukan hanya
Azmin, N. 2015. Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur
Jaringan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4(1):38-44.
Budisantoso, I. 2015. Pembuatan Medium Kultur Jaringan. Universitas Jendral
Soedirman. Purwokerto.
Djamhari, S. 2010. Memecah Dormansi Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) Menggunakan Larutan Atonik dan Stimulasi Perakaran
dengan Aplikasi Auksin. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia,
Vol.12(1):66-70.
Gunawan, L.W. 2011. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Pusat Antar Universitas
(PAU), Bioteknologi, IPB. Bogor.
Harahap, E. R., Siregar, L. A. M., dan Bayu, E. S. 2013. Pertumbuhan Akar Pada
Perkecambahan Beberapa Varietas Tomat Dengan Pemberian Polyethylene
Glikol (PEG) Secara In Vitro. Jurnal Online Agroekoteknologi,
Vol.1(3):418-428.
Hermawan, T dan Na’iem 2016. Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Perakaran pada Kultur Jaringan Cendana (Santalum album
Linn.). Jurnal Agrosain,. Vol. 19(2):103-109.
Karjadi, A.K. dan Buchory A. 2008. Pengaruh Auksin dan Sitokinin terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Meristem Kentang Kultivar
Granola. J. Hort. Vol.18(4):380-384.
Pramono. 2008. Pesona Sansevieria. Agromedia Pustaka. Jakarta
Tuhuteru, S., Hehanussa, M. L. dan Raharjo, S. H. T. 2010. Pertumbuhan dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In-Vitro
dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Jurnal Agrologia, vol 1(1):1-12.
Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian. UGM Press. Yogyakarta.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
kesimpulan bahwa Media kultur sebagi media tumbuh tanam yang dikulturkan
Pentingnya media kultur dalam tehnik perbanyakan vegetatif ini tidak lepas dari
adnya komponen penyusun media yang terdiri dari berbagi unsur pendukung
pertumbuahan tanaman seperti hara makro, hara mikro, vitamin, zat perangsang
tumbuh dan sumber energi dalam bentuk gula. Pembuatan larutan stok berdasarkan
pengelompokan dalam: Stok makro, stok mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok
hormone terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera digunakan
habis). Stok hormone dapat disimpan antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat
disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya
5.2. Saran
Saran saya yaitu agar asisten pembimbing jangan pernah jenuh dan bosan
dalam membimbing praktikan dan praktikan lebih fokus lagi dalam melakukan
pengamatan pada tanaman yang diuji, agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 September 2018 pada pukul
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan analitik, erlenmeyer
200 cc, 500 cc 1000 cc, gelas ukur 100 cc, pengaduk, pengaduk magnetik, magnetik
stirer, pipet, injektor, ht plate, autoclave, aluminium foil, pH meter, kertas label, alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu iron unsur besi Na2EDTA
dan FeSO4.7H2O.
4. Jika bahan-bahan tersebut sukar larut, menambahkan beberapa tetes HCl, lalu
dipanaskan.
5. Setelah larut, mencampur kedua macam larutan bahan tersebut ke dalam satu
erlenmeyer.
Disusun Oleh :
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
UNIT IN VITRO
FAKULTAS PERTANIAN
2018