155061101111017 SIMULATION ANALYSIS OF PRODUCING XYLITOL FROM HEMICELLULOSES OF PRE-HYDROLYSIS LIQUOR
PFD Pembuatan Xylitol dari Pre-hydolysis Liquor
Urutan Proses Pembuatan Xylitol dari PHL (Pre-Hydrolysis Liquor)
Diagram proses di atas menunjukkan urutan proses produsi xylytol dari pre-hydrolysis liquor (PHL) yang didapatkan dari proses pelarutan pulp berdasarkan metode Kraft. Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah wood chips. Wood chips merupakan salah satu ANINDHA EKA MUPANGATI UTS KIMIA GULA 155061101111017 contoh biomassa (bahan-bahan yang mengandung lignoselulosa). Oleh karena itu, selain digunakan untuk memproduksi pulp, wood chips juga digunakan untuk memproduksi xylitol. Langkah pertama yang dilakukan adalah mereaksikan wood chips dengan steam sehinga didapatkan pre-hydrolysis liquor. Proses tersebut disebut juga sebaagai proses hidrolisis. Produk yang didapatkan dari reaksi hidrolisis tersebut dibagi menjadi dua aliran, yaitu aliran untuk pembuatan pulp terlarut dan aliran untuk pembuatan xylitol. Pre-hydrolysis liquor yang akan digunakan untuk memproduksi pulp terlarut dicampur dengan cooking chemicals, dalam hal ini adalah hot black liquor, dan dikirim menuju recovery boiler pada proses Kraft, sehingga terjadi insinerasi hemiselulosa dalam pre-hydolysis liquor. Produk keluaran dari proses Kraft akan di-bleaching menggunakan bahan kimia pemutih sehingga dihasilkan pulp terlarut. Pada pembuatan xylitol, terdapat tiga tahap utama, yaitu tahap pre-treatment, fermentasi, dan purifikasi. Pada aliran pre-hydrolysis liquor yang digunakan untuk membuat xylitol harus dimurnikan terlebih dahulu melalui beberapa tahapan proses pre-treatment sebelum dilakukan fermentasi. Hal tersebut dilakukan karena komponen-komponen lain (pengotor, seperti lignin dan furfural) dapat menghambat produksi xylitol. Tahapan pre- treatment yang pertama adalah proses pengasaman. Pada proses ini dilakukan penambahan asam untuk menghilangkan lignin dan menghidrolisis hemiselulosa. Proses pengasaman tersebut dilakukan karena mikroorganisme hanya dapat mengonversi gula-mono menjadi beberapa produk, dan bukan mengonversi gula-oligo. Proses pegasaman ini akan menghasilkan endapan lignin, yang nantinya akan dihilangkan dengan cara filtrasi. Proses pengasaman ini tidak dapat menghilangkan pengotor, seperti furfural dan asam asetat. Sehingga perlu adanya proses detoksifikasi. Tahap lanjutan dari proses tersebut adalah proses pengaturan pH. Proses ini dilakukan dengan menambahkan CaO (Kalsium Oksida) sehingga didapatkan pH sebesar 5,5. pH 5,5 merupakan pH optimum proses fermentasi xylose menjadi xylitol. Dengan adanya penambahan kalsium oksida (CaO), maka CaO akan dikonversi menjadi kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang kemudian bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4) yang terdapat dalam tahap pengasaman dan akan terbentuk endapan garam kalsium sulfat (gypsum). Setelah keluar dari proses pengaturan pH, maka keluuaran produknya dimasukkan ke dalam proses pengendapan. Pada proses pengendapan ini dilakukan penambahan besi oksida sehingga didapatkan endapan berupa ferric acetate. Tahap pre-treatment yang terakhir dalam proses produksi xylitol dari pre-hydrolysis liquor adalah adsorpsi. Proses adsorpsi ini bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang masih lolos dari treatment sebelumnya, misalnya lignin, asam asetat, dan furfural. Dalam proses ini, digunakan adsorben karbon aktif. Ketika efektivitas karbon aktif untuk menyerap pengotor mulai menurun, maka dapat dilakukan regenerasi karbon aktif untuk menghilangkan pengotor yang terikat pada adsorben. Setelah karbon aktif diregenerasi, maka dapat digunakan lagi dalam proses adsorpsi. Setelah beberapa proses pre-treatment, maka tidak ada lagi bahan berbahaya bagi mikroorganisme pada proses fermentasi. Setelah melalui tahap pre-treatment, maka dapat dilakukan tahap fermentasi. Proses fermentasi berlangsung dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang biasa digunakan untuk memproduksi xylitol adalah Candida guillermondii, Candida tropicalis, dan Debaryomyces hansenii. Pada proses fermentasi ini digunakan D. hansenii yangg memiliki ANINDHA EKA MUPANGATI UTS KIMIA GULA 155061101111017 kondisi optimum pada pH 5,5 dan suhu 35°C. Setelah melalui proses fermentasi, maka akan dihasilkan larutan xylitol sebagai produk keluarannya. Keluaran produk proses fermentasi tersebut selanjutnya dimurnikan untuk didapatkan kristal-kristal xylitol kering. Tahap pemurnian larutan xylitol dimulai dari proses filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan komponen-komponen padat seperti mikroorganisme. Nantinya mikroorganisme yang memiliki kriteria yang sesuai dapat digunakan lagi pada proses fermentasi. Proses pemurnian selanjutnya setelah filtrasi adalah proses adsorpsi. Proses adsorpsi ini bertujuan untuk menghilangkan komponen pengotor lain seperti lignin, warna, dan bau, dimana juga digunakan adsorben karbon aktif. Hal yanng sama juga dapat dilakukan pada adsorbben karbon aktif, yaitu adsorben dapat diregenerasi ketika sudah tidak efektif untuk proses pemurnian. Karbon aktif yang telah diregenerasi juga dapat digunakan lagi sebagai adsorben pada proses adsorpsi. Larutan xylitol yang telah melalui proses adsorpsi selanjutnya dievaporasi untuk memekatkan larutan xylitol sebelum dilakukan proses kristalisasi. Proses evaporasi ini sangat penting untuk mengurangi kandungan air yanng ada di dalam larutan xylitol. Steam terkondensasi dari proses evaporasi ini dikirimkan menuju tahapan proses treatment air/air limbah. Ketika larutan xylitol cukup pekat, maka dilakukan proses kristalisasi. Proses kristalisasi merupakan proses yang dominan pada pemurnian xylitol dari larutannya. Xylitol yang telah berbentuk kristal selanjutnya diumpankan ke dryer untuk menghilangkan kandungan air yang masih tersisa di dalam kristal-kristal xylitol. Steam terkondensasi dari proses pengeringan ini juga dikirim menuju tahapan proses pengolahan air/air limbah. Kristal- kristal yang ttelah kering sempurna merupakan produk akhir yang dihhasilkan dari proses ini, yaitu xylitol. Alasan Pemilihan Peralatan sesuai dengan PFD Pada proses pembuatan xylitol dari pre-hydrolysis liquor digunakan proses fermentasi (dengan bantuan mikroorganisme). Pre-hydrolysis liquor merupakan produk intermediet dari produksi pulp terlarut menggunakan proses Kraft yang mengandung lignoselulosa sebesar 5- 8%. Sehingga untuk meningkatkan nilai guna pre-hydrolysis liquor, maka PHL dikonversi menjadi xylitol. Karena kandunga lignoselulosa yang tidak terlalu besar, maka digunakan proses fermentasi untuk mengonversi pre-hydrolysis liquor menjadi xylitol karena biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan proses kimia (dengan katalis logam) yang membutuhkan proses pemurnian yang lebih kompleks. Pada proses pembuatan xylitol secara fermentasi ini, terdapat tiga tahapan utama, yaitu pre-treatment, fermentasi, dan pemurnian. Dimana pemilihan peralatan prosesnya, sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya pada urutan penjelasan proses produksi xylitol dari pre-hydrolysis liquor.