Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

PENGGUNAAN LAPTOP PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1


TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Era globalisasi yang semakin berkembang ditandai dengan berbagai

kemajuan yang memudahkan manusia untuk melaksanakan segala aktifitasnya.

Salah satu kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahun adalah perkembangan

teknologi. Dalam bidang pendidikan misalnya, teknologi yang sering digunakan

adalah perangkat komputer termasuk penggunaan laptop (sulianta, 2010, hlm 1).

Penggunaan komputer diseluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu

ke waktu. Terdapat hampir 1 milyar komputer yang digunakan di dunia, sekitar

75% pekerjaan di dunia bergantung pada komputer (Ningsih. 2015, hlm 1).

International Data Corporation (IDC) melakukan riset mengenai penjualan

komputer pada awal tahun 2016, jumlah pasokan computer yang masuk ke

Indonesia mencapai 4,27 juta unit yang terdiri dari 2,88 juta unit (67,54%) laptop

dan sisanya merupakan computer atau personal computer (IDC, 2016)

Penggunaan komputer dewasa ini sudah merambah semua lapisan

masyarakat baik komputer maupun laptop. Akhir akhir ini penggunaan laptop

semakin menjadi populer dibandingkan dengan komputer (Hendra & Devie,2012

hlm 1). Sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu teknologi dan pengetahuan,

pengajar bukan satu-satunya sumber belajar. Laptop merupakan instrumen yang

sangat membantu untuk mengkases sumber belajar yang tersaji di dunia maya

oleh pakar berbagai bidang ilmu, baik berupa artikel jurnal dan lepas, demonstrasi
atau simulasi yang dikemas dalam blog pribadi, kelompok atau website institusi.

(Suciati & Hidayah, 2011 ).

Kenaikan minat masyarakat terhadap penggunaan laptop disebabkan karena

beberapa alasan. Pertama, harga laptop tiap tahun semakin murah, bahkan hampir

setara dengan harga PC membuat orang berfikir dua kali untuk membeli PC.

Kedua, sifatnya yang dinamis dan mudah dibawa kemana-mana. (Hendra &

Devie,2012 hlm 1).

Kehadiran laptop selain dapat memberikan dampak positif juga dapat

memberikan dampak negatif bagi penggunanya. Desain laptop yang portable

semakin menambah potensi resiko ergonomis untuk penggunaan jangka panjang.

seperti konstruksi badan laptop yang menyatu yaitu monitor dan keyboard saling

berdekatan menyebabkan pengguna tidak bebas yang mengakibatkan ruang gerak

tangan untuk mengetik menjadi sempit, posisi pergelangan tangan tidak

ergonomis, pada saat menyesuaikan keyboard dengan siku maka akan mendorong

leher membungkuk saat melihat layar. Sementara bila ingin posisi monitor sejajar

dengan mata dapat menyebabkan posisi lengan kaku (Amanda & Zulkarnain,

2012, hlm 98).

Faktor resiko ergonomi terkait dengan penggunaan laptop dilihat dari postur

tubuh pada saat pemakaian laptop. Frekuensi penggunaan laptop tidak dapat

dipisahkan dengan durasi seseorang menggunakan laptop, walaupun seseorang

menggunakan laptop dalam waktu yang lama tapi tidak dalam frekuensi yang

sering, maka keluhan yang ditimbulkan akan lebih ringan dibandingkan dengan

orang yang sering menggunakan laptop (Thandung et all., 2013, hlm 1059).
Dampak kesehatan jika tidak memperhatikan ergonomi saat menggunakan laptop

akan menyebabkan gangguan musculoskeletal, gangguan penglihatan, dan

kelelahan (Hendra & Devie,2012 hlm 5).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Almujaddidi (2012) hampir

semua responden tidak mempunyai pengetahuan tentang Computer Vision

Syndrome (CVS), dengan kurangnya pengetahuan responden terhadap CVS, maka

responden tidak menyadarkan pentingnya kesehatan mata akibat kebiasaan

menggunakan komputer yang tidak baik. Responden dengan pengetahuan yang

kurang juga tidak memperhatikan gejala – gejala yang di alami, seringkali

responden tidak menyadari seperti kurangnya reflek berkedip yang dapat

menimbulkan gejala mata kering dan iritasi pada responden.

Ada beberapa penelitian terkait perilaku dan dampak kesehatan yang

dirasakan akibat penggunaan laptop. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra &

Devie (2012) berdasarkan pengumpulan pada 100 orang mahasiswa terdapat

61,9% pada tingkat keluhan berat dan 38,1% pada tingkat keluhan ringan. Dari

keluhan tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi, durasi penggunaan

laptop dari 84,5% responden menggunakan laptop lebih dari 2 jam sedangkan

15,5% menggunakan laptop selama kurang dari 2 jam, serta dari kondisi desain

tempat kerja sebanyak 97,9% responden menggunakan laptop pada kondisi tempat

kerja yang tidak ergonomis dan hanya 2,1% yang menggunakan laptop pada

tempat kerja yang ergonomis.

Penelitian yang dilakukan oleh Karuniasih (2016) mengenai intensitas

pencahayaan dan jarak penglihatan dengan resiko kejadian Computer Vision

Syndrome (CVS). Berdasarkan sampel yang berjumlah 90 orang bahwa intensitas


pencahayaan sangat mempengaruhi dengan kejadian CVS dan resiko kejadian

CVS, mayoritas

responden yang paling banyak merasakan gejala CVS adalah mata lelah sebanyak

81 orang (90%), tegang otot mata sebanyak 71 orang (78,9%) dan mayoritas

responden yang memiliki resiko tinggi CVS sebanyak 84 orang (93,33%).

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012) mengenai hubungan

perilaku penggunaan laptop dengan keluhan kesehatan, dengan sampel berjumlah

110 orang hampir semua responden (99.1%) menggunakan laptop dengan durasi

tinggi lebih dari 2 jam tiap sekali pemakaian serta responden yang memiliki postur

tubuh yang buruk (52,6%) karena disebabkan desain tempat kerja yang tidak

ergonomis,dan yang memiliki keluhan kesehatan pada muskoluskeletal dengan

kategori parah berjumlah (55,2%) responden.

Penggunaan laptop juga meningkat sangat tinggi di dunia pendidikan, baik

dikalangan anak sekolah maupun perguruan tinggi. Penggunaan laptop dikalangan

mahasiswa sebagai salah satu sarana perkuliahan dengan mobilitas yang tinggi.

Penggunaan laptop di area kampus dapat membantu mahasiswa dalam

mengoptimasi waktu pengerjaan tugas dan atau laporan di sela-sela perkuliahan

(Hariandjah & Islah, 2013, hlm 1).

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pengetahuan .....terhadap perilaku penggunaan laptop yang benar.


B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Laptop pada

C. TUJUAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui ada Hubungan Pengetahuan Mahasiswa dengan Perilaku

Penggunaan Laptop

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa bagaimana perilaku pengunaan

laptop yang baik dan benar di kalangan

b. Untuk mengetahui postur tubuh yang tepat dalam penggunan laptop di

kalangan

c. Untuk mengetahui jarak pandangan yang tepat dalam penggunan laptop di

kalangan

d. Untuk mengetahui durasi pemakaian yang tepat dalam penggunan laptop

di kalangan

e. Untuk mengetahui frequensi pemakaian yang tepat dalam penggunan

laptop di kalangan.
D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas


Keperawatan dalam mata kuliah keperawatan.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan

penelitian yaitu sebagai referensi dalam melakukan penelitian tentang bagaimana

hubungan pengetahuan dengan perilaku penggunaan laptop yang benar.

E. KEASLIAN PENELITIAN

1. Karuniasih. (2016)

a. Judul

Hubungan Intensitas Pencahayaan dan Jarak Penglihatan dengan Resiko

Kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Pegawai Pengguna

Komputer di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) TBK

b. Metodologi

Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross

sectional serta metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah

pegawai pengguna komputer di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO)

TBK Kanwil, Cik Di Tiro Yogyakarta

c. Hasil
Usia, masa kerja, dan lama kerja semua responden berusia 20-40 tahun

sebanyak 90 orang (100%), masa kerja ≥ 5 tahun sebanyak 90 orang

(100%), dan lama kerja ≥ 4 jam dalam sehari sebanyak 90 orang (100%).

Jarak penglihatan, mayoritas responden memiliki jarak penglihatan jauh .

50 cm sebanyak 46 orang (51,1%). Intensitas pencahayaan, mayoritas

responden memiliki intenistas pencahayaan cukup sebanyak 73 orang

(81,1%). Mayoritas responden yang paling banyak merasakan gejala CVS

adalah mata lelah sebanyak 81 orang (90%), tegang otot mata sebanyak 71

orang (78,9%) dan mayoritas responden yang memiliki resiko tinggi CVS

sebanyak 84 orang (93,3%)

d. Persamaan

Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitian deskritip

dengan rancangan cross sectional

e. Perbedaan

Pada penelitian ini yang di teliti hubungan intensitas pencahayaan dan

jarak penglihatan dengan kejadian CVS serta lokasi penelitian PT. BRI

dan Universitas Respati Yogyakarta

2. Puspitasari. (2012)

a. Judul

Hubungan antara perilaku pengguna laptop dan keluhan kesehatan akibat

penggunaan laptop pada mahasiswa sarjana regular Fakultas Kesehatan UI

b. Metodologi
Jenis penelitian ini deskritif dengan rancangan penelitian cross sectional.

Populasi dalam penilitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Indonesia

c. Hasil

Ukuran laptop yang banyak digunakan adalah ukuran besar atau ≥ 14 inci

yang merupakan ukuran standar yang diajukan, yaitu sebanyak 77,6%

responden. Hampir semua responden 99,1% menggunakan laptop durasi

tinggi (> 2 jam sekali pakai). Mayoritas responden memiliki frequensi

yang tingi (>5 hari dalam seminggu) yaitu sebanyak 94%. Mayoritas

responden memiliki postur tubuh yang buruk pada saat menggunakan

laptop, yaitu sebanyak 52,6%. Tingkat keparahan dari keluhan kesehatan

yang dirasakan dibagi dua kategoti, kategori ringan sebanyak 44,8%

sedangkan kategori parah sebanyak 55,2%

d. Persamaan

Persamaan pada variable bebas yaitu meneliti tentang perilaku pemakaian

laptop serta menggunakan penelitian deskriptif dengan rancangan

penelitian cross sectional

e. Perbedaan

Pada penelitian ini meneliti tentang keluhan kesehatan mencakup keluhan

muskoluskeletal, serta lokasi penelitian Universitas Indonesia dan

Universitas Respati Yogyakarta

3. Utami. (2014)

a. Judul
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Computer Vision

Syndrome (CVS) pada Karyawan Harian Sumatera Ekspres Group

Palembang

b. Metodologi

Penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang. Populasi dalam

penelitian ini adalah karyawan Harian Sumatera Ekspres Group

Palembang Tahun 2014

c. Hasil

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 56,8% responden mengalami CVS.

Terdapat dua variabel yang dinyatakan memiliki hubungan yang bermakna

secara statistic dengan kejadian Computer Vision Syndrome pada harian

Sumeks group yaitu lama bekerja (p-value = 0.008, PR = 1.725) dan durasi

bekerja (p-value = 0.049, PR= 1.516). Sedangkan variabel usia (p-value =

0.552, PR = 0.779), jenis kelamin (p-value = 0.747, PR = 0.905),

penggunaan kaca mata/ lensa kontak (p-value = 0.493, PR = 0.764), durasi

istirahat (p-value = 0.805, PR = 0.912), sudut penglihatan (p-value =

0.974, PR = 1.044) dan intensitas pencahayaan (p-value = 0.3.87) tidak

memiliki hubungan secara staristik dengan kejadian CVS

d. Persamaan

Persamaan pada penelitian ini mempunyai durasi serta frequensi

penggunaan dengan rancangan penelitian cross sectional

e. Perbedaan
Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara

purposive sampling serta lokasi penelitian Harian Sumatera Ekpress

Palembang dan Universitas Respati Yogyakarta.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Konsep Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera. Indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan raba

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoadmojo, 2014, hlm 27 )

Pengetahuan mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu :

1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

(Notoadmojo, 2014 hlm 27)

2) Memahami (Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan, secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau meteri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh


menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

3) Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)

aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

metode, prinsip dan sebagainya dalam kontek atau situasi lain

(Notoadmojo, 2014 hlm 28)

4) Analisa ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyetujui dapat merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

ada.(Notoadmojo, 2014 hlm 28)


6) Evaluasi ( Evaluation )

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

(Wawan & Dewi, 2010, hlm 18) bahwa pengukuran pengetahuan

seseorang mempunyai 3 tingkatan, yaitu:

a) Baik : nilai mencapai 76 - 100 %

b) Cukup : nilai mencapai 56 - 75 %

c) Kurang baik : nilai mencapai < 56%

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Wawan &

Dewi,2010, hlm 16) , yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan bearti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup.
b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Bekerja ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

keluarga. (Wawan & Dewi,2010, hlm 17)

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. (Wawan &

Dewi,2010, hlm 18)

c. Sumber informasi pengetahuan

Sumber informasi yang mempengaruhi pengetahuan menurut

(Metry,2008) :
1) Media cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan

kesehatan sangat bervariasi antara lain : leaflet, poster dan foto

2) Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-

pesan atau informasi kesehatan yang berbeda-beda jenis nya antara

lain:

a) Televisi, penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan

melalui televisi dapat dalam bentuk forum diskusi atau tanya jawab

masalah kesehatan

b) Radio, penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan

melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain

obrolan (tanya jawab), ceramah.

c) Video, penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan

juga dapat melalui video.

3) Keluarga dan informasi lain

Keluarga merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab

memberikan informasi kepada anak-anaknya. Makin luas informasi

yang diperoleh seseorang dari keluarga akan semakin besar

pengetahuan yang dimiliki seseorang tersebut menyangkut lingkungan

sekitarnya.

Sumber informasi lain yang dapat memperluas pengetahuan yaitu

pergaulan dengan lingkungan tempat bermain. Pengetahuan seseorang

terhadap sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut positif


atau negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal

sehingga sikap ini selanjutnya akan mempengaruhi tindakannya.

Pengetahuan dapat disimpulkan sebagai pandangan subjek terhadap

adanya stimuli yang diindera, kemudian diadopsi oleh subjek dan akan

mempengaruhinya dalam bersikap dan mengambil keputusan.

Pengetahuan kesehatan sebagai hasil dari pendidikan berpengaruh pada

perilaku kesehatan, termasuk kesehatan kerja. ( Metry, 2008)

2. Konsep Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, perilaku

manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Wawan

& Dewi, 2010, hlm 50). Menurut (Notoadmojo, 2012 hlm 131 ) merumuskan

bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya

stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,

maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organism Respons.

Menurut ( Notoadmojo, 2012, hlm 138) dilihat dari bentuk respons

terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas

pada perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi

pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert behavior atau

unobservable behavior, misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya

periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular

melalui hubungan seks, dan sebagaiya. Bentuk perilaku tertutup lainnya

adalah sikap, yakni penilaian terhadap objek. ( Notoadmojo, 2012 hlm

132)

b. Perilaku terbuka ( overt behavior )

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik (practice), yang mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain. Olehb sebab itu overt behavior, tindakan nyata atau

praktik (practice) missal, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau

membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru

minum obat secara teratur dan sebagainya.

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar organisme, namun dalam memberikan respons

sangat tergantungpada karakterisktik atau faktor-faktor lain dari orang yang

bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,

namun respons tiap-tiap orang berbeda. Factor-faktor yang membedakan

respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku

(Notoadmojo, 2012, hlm 137).

Menurut ( Notoadmojo, 2012, hlm 137) determinan perilaku ini dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :


a. Determinan atau factor internal, yakni karaktersitik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya

b. Determinan atau factor eksternal, yakni lingkungan, baiklingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Dan uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah totalitas

penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama ata

resultant antara berbagai faktor, baik internal mapun eksternal. Dengan kata

lain perialku manusia sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang

sangat luas. ( Notoadmojo, 2012, hlm 138 )

3. Gambaran Umum Laptop Dan Ergonomi

a. Pengertian laptop

Laptop (notebook/powerbook) adalah komputer portabel (kecil dan

dapat dibawa ke mana-mana dengan mudah) yang terintegrasi pada sebuah

casing. Beratnya berkisar dari 1 hingga 6 kilogram tergantung dari ukuran,

bahan, dan spesifikasi. Sumber listrik berasal dari baterai atau A/C adaptor

yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan laptop.

Baterai laptop pada umumnya dapat bertahan sekitar 1-6 jam. (Thandung

dkk., 2013)

Sebagai komputer pribadi, laptop memiliki fungsi yang sama

dengan Komputer Desktop, bahkan komponennya sama, yang


membedakan pada ukuran yang diperkecil, lebih ringan, tidak panas dan

hemat listrik. Disamping itu pada laptop menggunakan layar LCD ( Liquid

Crystal Display ), keyboard yang dilengkapi dengan touchpad sebagai

penggerak kursor mouse, walaupun anda dapat memasang mouse

tambahan melalui soket USB.( Rizki & Warjana, 2008 hlm 2 )

Gambar 1. Komponen Laptop IBM


Sumber :Hendra & Devie (2007) How Laptop Work

( Puspitasari, 2012 hlm 9) mengemukakakan dengan kemajuan dari

perkembangan laptop, maka laptop terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1) Monitor

Laptop biasanya dilengkapi dengan monitor ukuran mulai dari

10 hingga 17 inci berjenis LCD. Hal ini berbeda dengan PC yang

biasanya dilengkapi dengan monitor jenis CRT. Monitor LCD lebih

baik dari pada CRT baik dari segi teknologi maupun kesehatannya

terhadap penggunanya

2) Keyboard

Keyboard yang digunakan pada laptop pada dasarnya mempunyai

bentuk yang sama dengan keyboard pada PC. Terdapat 3 perbedaan


antara keyboard pada laptop dan keyboard pada PC. Perbedaan

pertama, terdapat pada beberapa fungsi tombol. Kedua, keyboard pada

laptop telah menyediakan palm rest atau tempat untuk tangan mengetik

agar lengan tidak cepat lelah pada saat mengetik. Ketiga, pada

keyboard laptop terdapat touch pad yang fungsinya sama dengan

mouse namun digerakkan dengan sentuhan tangan.

3) Perangkat Keras

Perangkat keras yang terdapat pada laptop seperti CD-ROM,

motherboard, RAM, USB Port sama seperti yang ada pada PC.

Perbedaannya, pada laptop semua perangkat keras ukurannya lebih

kecil dan umumnya lebih ringan dari perangkat keras yang ada pada

PC

Laptop memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan menggunakan

laptop adalah portable atau mudah dibawa kemana-mana, membuat kita

dapat beraktivitas di mana saja, lebih hemat energi listrik dan menjadi

terlihat stylish karena sekarang menjadi gaya hidup modern. Kerugiannya

adalah risiko kerusakan yang lebih tinggi jika tidak berhati-hati dalam

menggunakannya, komponennya langka dan harganya sangat mahal, dan

susah untuk diperbaiki atau diganti jika ada komponen hardware yang

rusak di dalamnya. ( Puspitasari, 2012 hlm 10 ).

The Cornell University Website mengatakan bahwa laptop sebenarnya

tidak memenuhi syarat secara ergonomi dari sisi desainnya. Apabila

pengguna memposisikan keyboard untuk berada pada posisi yang benar,

maka posisi monitornya menjadi tidak optimal. Apabila monitor


diposisikan pada posisi yang benar, maka posisi keyboardnya akan

menjadi tidak optimal. Kerugian lainnya dari laptop yaitu, semakin kecil

ukuran laptop maka semakin kecil pula ukuran keyboard dan semakin sulit

untuk digunakan serta semakin berisiko menimbulkan dampak kesehatan

nyeri pada tangan dan jari.( Puspitasari, 2012 hlm 10 )

b. Karakteristik Penggunaan Laptop di Tinjau dari Segi Ergonomi

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara

pekerja dan lingkungan kerjanya untuk penyesuaian yang optimal

dinyatakan dalam efisiensi kerja, kesehatan dan kesejahteraan. Tujuan itu

dapat dicapai dengan melakukan desain interface antara manusia dan

mesin sehingga tidak terjadi kecelakaan serta memperbaiki lingkungan

kerja. ( Salami, 2015 hlm 204)

Karakteristik Laptop ditinjau dari segi ergonomis Karena terdapat

perbedaan antara PC dengan laptop maka akan terdapat perbedaan-

perbedaan antara desain PC dan laptop. Begitu juga jika ditinjau dalam

segi ergonomis karena desain keyborad pada laptop menyatu dengan

layarnya serta ukuran laptop yang kecil, sehingga menyebabkan

karakteristik laptop mempunyai risiko bagi penggunanya ( Hendra &

Devie. 2012 )
Tabel 1 : Karakteristik Laptop di Tinjau dari Segi Ergonomi

Desain laptop Akibat yang Faktor resiko


ditimbulkan

Kecilnya ukuran tuts Meningkatnya kesalahan Meningkatnya durasi


keyboard saat mengetik penggunaan laptop

Kecilnya ukuran  Merapatnya posisi  Kerja otot statik pada


keyboard tangan dan jari tangan
 Meningkatnya  Meningkatnya durasi
kesalahan

 Meningkatnya tekanan
Meningkatnya posisi
pada pergelangan tangan
istirahat pada
Posisi keypad yang (carpal tunnel)
pergelangan tangan saat
terlalu maju  Meningkatnya tekanan
mengetik atau
pada bahu / punggung atas
menggerakkan mouse

Meningkatnya ketegangan
Peningkatan kerja otot otot yang menyebabkan
pada satu jari kelelahan pada tangan dan jari

Kecilnya alat
Eyestrain, postur janggal
penunjuk(mouse)
yaitu tubuh bagian atas terlalu
Susah untuk membungkuk
menyesuaikan sudut
pandang dan pengaturan

keyboard yang ideal


Layar yang terhubung
dengan keyboard Ketegangan pada bahu dan
leher
Berat yang ekstra

Bobot Laptop
Sumber :Hendra & Devie (2007) Laptop Ergonomic

1) Dampak Kesehatan Akibat Penggunaan Laptop

Menurut (Hendra & Devie, 2012, hlm 4 )dampak kesehatan yang dapat

terjadi pada pengguna laptop hampir sama dengan dampak kesehatan pada

pengguna komputer PC. Secara umum dampak kesehatan akibat pemakaian

laptop adalah:

a) Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot

skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan

sampai sangat sakit. Dalam penelitian ini istilah gangguan

muskuloskeletal akibat penggunaan laptop dipakai istilah Cummulative

Trauma Disorders (CTD). Menurut United Kingdom, Cummulative

Trauma Disorders adalah nyeri muskuloskeletal yang tetap dan selalu

muncul akibat trauma setelah 6 (enam) minggu. Faktor tempat kerja

yang mengakibatkan CTD termasuk peralatan yang tidak sesuai, waktu

kerja tanpa istirahat, pekerjaan berat yang berulang, kurangnya variasi

pekerjaan, tidak adekuatnya waktu istirahat saat kerja, kondisi fisik yang

lemah, posisi kerja yang salah, penggunaan tenaga berlebihan,

kurangnya body mechanics, gerakan memutar, postur, posisi, vibrasi,

kondisi lingkungan kerja terlalu dingin atau panas, membawa,

mengangkat, mendorong, cahaya yang tidak sesuai, faktor psikososial

dan gender. Walaupun desain tempat kerja telah mengikuti aturan-aturan


ergonomi, tetapi selama pekerjaannya menggunakan laptop pasti akan

menimbulkan keluhan kesehatan

b) Gangguan penglihatan

Keluhan yang akan ditimbulkan akibat penggunaan laptop pada mata

hampir sama dengan keluhan yang ditimbulkan akibat penggunaan

komputer PC. (Hendra& Devie, 2012, hlm 4 )membedakan keluhan dari

pengguna Visual Display Unit termasuk laptop menjadi dua jenis, yaitu:

• Visual discomfort, dengan gejala mata terasa sakit, panas, lelah,

sakit yang menusuk, dan pusing

•Visual impairment, dengan kejala penglihatan kabur (rabun dekat dan

jauh) berkedip dan ganda.

Menurut ( Grace dkk, 2011) untuk melakukan istirahat selama 15

menit terhadap pemakain komputer selama 2 jam, hal ini dimaksudkan

untuk memotong rantai kelelahan sehingga akan menambah kenyamanan

lebih lama bagi pengguna komputer.

c) Gangguan lainnya

Pengguna laptop yang meletakkan laptop di atas paha dalam waktu

yang lama akan mengakibatkan masalah pada tubuh, selain itu juga akan

mengganggu fertilitas pada remaja dan lelaki dewasa. Dr. Sheynkin

menyatakan duduk dengan paha saling menempel dan diletakkan laptop

yang belum aktif saja dapat menyebabkan kenaikan suhu skrotum

sebesar 2,1 derajat celcius. Penelitian dimasa lalu menyebutkan bahwa

peningkatan suhu skrotum antara 1 derajat celcius dan 2,9 derajat celcius
menimbulkan efek negatif dalam produksi sprema dan potensi

menimbulkan infertilitas. (Hendra & Devie, 2012, hlm 5)

2) Faktor Risiko Ergonomi terkait Penggunaan Laptop

Menurut (Santosa, 2011 hlm 215) untuk meningkatkan sifat ergonomis

laptop, sejumlah peneliti di berbagai Universitas, misalnya Cornell University

dan sejumlah majalah komputer seperti Macworld menyarankan agar pada

penggunaan laptop meniru cara-cara penggunaan komputer meja atau stasiun

kerja.

Untuk menjawab keluhan-keluhan yang sering muncul karena tidak

atau kurang diikutinya saran-saran penggunaan meja atau laptop, perlu

dilakukan pengamatan atas berbagai aspek yang mempengaruhi kenyamanan

kerja. Tetapi, terlebih dahuluperlu dipahami ada beberapa aspek dasar yang

berhubungan dengan ergonomic yang berhubungan dengan fungsi penggunaan

stasiun kerja (Santosa, 2011 hlm 215)

a) Postur tubuh

Postur tubuh pada saat bekerja dengan laptop umumnya dalam posisi

duduk. Pengguna laptop harus mempertahankan postur tubuh dengan

posisi kepala, tangan, dan telapak tangan pada keadaan yang tetap. Ada

berbagai macam posisi duduk tergantung dari kriteria manusia dan desain

tempat duduk. Dibandingkan posisi berdiri, posisi duduk jauh lebih stabil

dimana seluruh tubuh ditopang oleh permukaan yang relatif besar dan

secara umumdapat mengistirahatkan otot pada anggota gerak bawah.

(Hendra & Devie, 2012 hlm 6)


Menurut (Santosa, 2011 hlm 213) berbagai keluhan seperti

ketegangan punggung, ketegangan otot siku dan ketegangan otot pundak

yang mempunyai pola berbeda untuk aktivitas yang berbeda. Berdasarakan

analisis fotografik, melaporkan bahwa dua faktor yang sangat

mempengaruhi unjuk kerja operator stasiun kerja adalah sudut melihat dan

papan ketik. Sudut melihat berhubungan erat dengan beban pada leher,

punggung dan bahu; papan ketik yang tidak bias dipisahkan berhubungan

erat dengan tekanan pada lengan dan tangan.

Gambar 2 : Posisi ergonomis penggunaan laptop


Sumber :santosa (2011)

Sejumlah keluhan dari gangguan sistem muskuloskeletal berhubungan

dengan postur tubuh. Daerah lumbal, leher, bahu dan lengan bawah

merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena gangguan

berhubungan dengan postur tubuh. Rasa sakit tersebut dirasakan baik

setelah pajanan dalam waktu singkat ataupun lama. Biasanya rasa sakit
pada daerah tersebut setelah meningkatnya periode dari postural stress dan

kurangnya istirahat pada daerah tersebut. ( Hendra & Devie, 2012 hlm 6 )

Gambar 3 : Titik-titik beresiko saat penggunaan laptop


Sumber : Hendra & Devie (2007)

b) Durasi

Batasan durasi untuk faktor risiko tidak dapat dipisahkan dengan faktor

risiko lainnya, contohnya tenaga atau pergerakan berulang selama

melakukan pekerjaan. Durasi telah dihubungkan dengan cidera pada

beberapa pekerjaan tertentu yang melibatkan interaksi faktor-faktor risiko.

Durasi maksimal penggunaan Laptop dalam satu hari adalah 2 jam (Laptop

and Notebook Computer Guidelines).

c) Frequensi

Frekuensi penggunaan laptop tidak dapat dipisahkan dengan durasi

seseorang menggunakan Laptop. Oleh karena itu tidak ada aturan tertentu

mengenai durasi penggunaan laptop. Tetapi walaupun seseorang

menggunakan laptop dalam waktu yang lama tapi tidak dalam frekuensi

yang sering maka keluhan yang ditimbulkan akan lebih ringan

dibandingkan oleh orang yang sering menggunakan laptop (setiap hari).


Straker (Hendra & Devie, 2012 hlm 6) mengemukakan dalam

penelitiannya mengenai penggunaan laptop pada anak sekolah dasar di

Australia menyebutkan bahwa anak-anak yang duduk di kelas yang lebih

tinggi, yang juga lebih padat pelajarannya dan juga lebih sering

menggunakan laptop mengalami keluhan kesehatan yang lebih banyak.

d) Jarak Penglihatan

Penglihatan adalah cahaya yang diterima secara visual dan dibawa

menuju fokus pada permukaan mata dan kornea untuk memprosesnya

lebih lanjut. ( Karuniasi, 2016 hlm 31)

Orang yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam di depan

laptop setiap hari akan mengalami gejalan Computer Vision Syndrome

(CVS). Dalam kebanyak kasus, gejalan CVS terjadi karena tuntutan visual

dari tugas melebihi kemampuan visual individu dengan nyaman

melakukannya. (Sutrianingsih & Anggraini, 2014, hlm 1)

Menurut (Sutrianingsi & Anggraini, 2014, hlm 5) pengurangan

atau pencegahan masalah kesehatan akibat CVS adalah meletakkan

monitor 40-60 cm dari mata, monitor sebaiknya dipasang 10-20 lebih

rendah dari mata, berusahalah berkedip lebih sering. Untuk menghindari

kejadian CVS pada pengguna laptop perlu memperhatikan standar

ergonomic dan pencegahan terjadinya CVS

e) Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan tempat kerja terkait dengan penggunaan laptop

dapat dibedakan menjadi 4 bagian yaitu pencahayaan, temperature,


kebisingan, dan kelembaban. Kondisi lingkungan yang baik saat

penggunaan laptop dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 2 : zona nyaman untuk lingkungan kerja

Klasifikasi nilai ambang batas (NAB)

Iluminasi 300 – 500 lux ( permukaan horizontal


Kelembaban 50% - 60%
Temperature 24 – 27 derajat celcius pada musim
kemarau, 20 – 23 derajat celcius
musim penghujan
Tingkat 55 dB (A) atau kurang
kebisingan

Sumber :Hendra & Devie (2007) Ergonomic Guidelines for Using


Notebook personal computer

(Hendra & Devie, 2012 hlm 8 ) mengatakan penerangan yang

memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan

secara jelas. Penerangan yang tidak didesain dengan baik akan

menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama bekerja.

Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi syarat akan

mengakibatkan :

(1) Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiesnsi kerja

(2) Kelelahan mental

(3) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata

(4) Kerusakan indra mata, dan lainnya.

B. LANDASAN TEORI

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang sosial

ekonomi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor sosial ekonomi akan mendukung


tingginya pengetahuan seseorang terhadap perilaku pada saat mengggunakan

laptop di kesehariannya, khususnya pada mahasiswa. Karena budaya seseorang

yang telah ada di dirinya akan mempengaruhi dalam perilaku menggunakan laptop

yang akan memberikan dampak kesehatan buruk pada dirinya, seperti gangguan

muskoluskeletal dan gangguan penglihatan

Faktor pendidikan dan pengalaman seseorang sangat mempengaruhi

perilaku pada saat menggunakan laptop karena tingkat pendidikan seseorang

sangat berpengaruh. Semakin tingginya pendidikan seseorang maka pengetahuan

mereka akan bertambah khususnya jarak penglihatan pada saat menggunakan

laptop, postur tubuh yang baik dalam menggunakan laptop, durasi pemakaian,

frequensi pada saat menggunakan laptop serta tahu bagaimana lingkungan yang

baik untuk penggunaan laptop. Adapun pengalaman, karena pengalaman berkaitan

dengan pendidikan individu seseorang karena seseorang yang berpendidikan

tinggi maka pengalamannya semakin luas, khsususnya pada saat menggunakan

laptop yang benar.

Sumber informasi yang di dapat juga sangat mempengaruhi perilaku

seseorang dalam menggunakan laptop seperti media cetak melihat leaflet, poster

dan sejenisnya. Media elektronik seperti menonton televisi, radio dan video

karena dalam media ini informasi yang di dapat biasanya dalam bentuk forum

diskusi dan Tanya jawab khsususnya dalam perilaku penggunaan laptop.

Informasi dari keluarga adalah informasi pertama yang disampaikan dan sangat

tepercaya, karena keluarga merupakan orang terdekat, tingkat kepercayaan

seseorang sangat tinggi terhadap keluarga sehingga sangat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang, termasuk pergaulan dan lingkungan.


C. KERANGKA TEORI

Bagan 2.1 kerangka teori

Faktor yang mempengaruhi Sumber informasi


pengetahuan pengetahuan
- Sosial ekonomi - Media cetak
- Pendidikan
- Media elektronik
- pengalaman
- Keluarga dan
informasi lain

Tingkat pengetahuan seseorang : Perilaku penggunaan laptop :


- Tahu - Analisa - Postur tubuh
- Memahami - Sintesis - Durasi pemakaian
- Aplikasi - Evaluasi - Frequensi pemakaian
- Jarak Pandangan
- Kondisi lingkungan

Dampak kesehatan yang


ditimbulkan:

- Gangguan muskoloskeletal
- Gangguan penglihatan

Sumber : Hendra & Devie, 2012; Puspitasari, 2012; Notoadmojo, 2012

;Notoadmojo, 2010; Thandung, 2013; Warjana, 2008; Salami, 2015; Grace dkk,

2011; Santosa, 2011.


D. KERANGKA KONSEP

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel terikat

Pengetahuan Perilaku penggunaan laptop:

- Postur tubuh
- Durasi pemakaian
- Frequensi
- Jarak Pandangan

Variabel Pengganggu

1. Usia
2. Lama paparan
3. Memiliki laptop

KETERANGAN :

: DITELITI

: TIDAK DITELITI

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan pengetahuan dengan postur tubuh dalam penggunaan laptop

pada mahasiswa program studi S1 Teknik Informatika Universitas Respati

Yogyakarta.
2. Ada hubungan pengetahuan dengan jarak pandangan terhadap laptop pada

mahasiswa program studi S1 Teknik Informatika Universitas Respati

Yogyakarta.

3. Ada hubungan pengetahuan dengan durasi penggunaan laptop pada mahasiswa

program studi S1 Teknik Informatika Universitas Respati Yogyakarta.

4. Ada hubungan pengetahuan dengan frequensi penggunaan laptop pada

mahasiswa program studi S1 Teknik Informatika Universitas Respati

Yogyakarta
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan

rancangan Cross Sectional yaitu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi

antara faktor resiko dan faktor efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data yang dilakukan pada saat bersamaan (Notoadmojo 2010, hlm 37).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa

terhadap perilaku penggunaan laptop mencakup postur tubuh, jarak pandangan, durasi

serta frequensi penggunaan laptop serta pengambilan data yang dilakukan dengan

menggunakan kuisioner delam waktu yang bersamaan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas Respati Yogyakarta Fakultas Sains dan

Teknologi Prodi S1 Teknik Informatika

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di bulan Mei 2017

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2015, hlm 61). Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 4, 6 dan 8 Prodi Teknik

Informatika Universitas Respati Yogyakarta pada tahun akademik 2016/2017

yang berjumlah 52 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Teknik Informatika semester

4, 6 dan 8 Universitas Respati Yogyakarta tahun akademik 2016/2017 yang

berjumlah 35 orang sesuai dengan daftar mahasiswa di BAAK yang aktif tahun

akademik 2016 / 2017.

3. Teknik sampling dan besar sampel

Rumus besar sampel pada penelitian ini adalah

𝑁
𝑛= (Arikunto, 2006)
1+𝑁 (𝑑)2

Keterangan :

N: Jumlah Populasi = 52

n:Besar Sampel

d:Simpangan Dari Proporsi = 0,1

52
𝑛=
1 + 52 (0,1)2
52
𝑛=
1+0,52
52
𝑛=
1,52
𝑛 = 34,21
Dari rumus di atas di dapat sampel berjumlah 35 orang.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan subjektivitas yang

di tentukan oleh peneliti. Sampel berjumlah 35 oranng yang diambil dalam

penelitian ini yaitu mahasiswa prodi S1 Teknik Informatika semester 4 berjumlah

20 orang, semester 6 berjumlah 14 orang dan semester 8 berjumlah 1 orang,

dimana dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian  10 menit dan

dilakukan setelah pelaksanaan UAS semester genap.

Dengan ciri-ciri sebagai berikut

a. Memiliki laptop

b. Intensitas pemakaian laptop aktif lebih dari 1 tahun

c. Mahasiswa aktif di Prodi S1 Teknik Informatika

D. Definisi Operasional

1. Pengetahuan

a. Definisi operasional: Pemahaman mahasiswa tentang karakteristik laptop

ditinjau dari segi ergonomis serta dampak yang timbul

b. Cara pengukuran: Pengukurannya dengan memberikan kuisoner kepada

responden.

c. Alat ukur: lembar kuisioner

d. Parameter :

Baik :Jika responden menjawab benar dengan presentase ≥ 73,60 %

Kurang : Jika responden menjawab benar dengan presentase < 73,60 %

e. Skala : Ordinal
2. Postur tubuh

a. Definisi operasional: Postur tubuh adalah keadaan atau aktivitas tubuh

seseorang pada saat menggunakan laptop. (Puspitasari, 2012 hlm 34)

b. Cara pengukuran: Pengukuran dengan memberikan kuisioner kepada

responden dengan bentuk pertanyaan selalu (SL), sering (S), jarang (J), tidak

pernah (TP) berjumlah 15 soal, skor untuk pertanyaan favorable SL (4), S (3),

J (2), TP (1) dan skor untuk pertanyaan unfavorable SL (1), S (2), J (3), TP

(4).

c. Alat ukur: lembar kuisioner

d. Parameter:

Baik: ≥ Mean (≥ 38,31)

Buruk: < Mean (< 38,31)

(Puspitasari, 2012)

e. Skala : Ordinal

3. Jarak Pandangan

a. Definisi Operasional: Jarak antara mata dengan monitor laptop

b. Cara pengukuran: pengukuran dengan memberikan kuisioner

c. Alat ukur: kuisioner

d. Parameter:

Dekat : ≤ 50 cm

Jauh : > 50 cm

(Sutrianingsih & Anggraini, 2014)

e. Skala: Ordinal
4. Durasi penggunaan

a. Definisi operasional: Lamanya waktu responden memakai laptop

b. Cara pengukuran: Pengukuran dengan memberikan kuisioner dengan pilihan

jawaban ≤ 2 jam dan > 2 jam

c. Alat ukur: kuisioner

d. Parameter:

Rendah: ≤ 2 jam

Tinggi: > 2 jam

(Hendra & Devie, 2012)

e. Skala: Ordinal

5. Frequensi

a. Definisi operasional: Tingkat keseringan responden menggunakan laptop

b. Cara pengukuran: Pengukuran dengan memberikan kuisioner dengan pilihan

jawaban 1-2 hari perminggu tiap hari 1-2 kali pemakaian, 3-5 hari

perminggu tiap hari > 2 kali pemakaian, 6-7 hari perminggu tiap hari 1-2

kali pemakaian dan 6-7 hari perminggu tiap hari > 2 kali pemakaian

c. Alat ukur: kuisioner

d. Parameter:

Rendah: ≤ 5 hari perminggu, tiap hari 1 atau >2 kali pemakaian

Tinggi: > 5 hari perminggu, tiap hari 1 atau >2 kali pemakaian

(Hendra & Devie, 2012)

e. Skala: Ordinal
E. Sumber dan Cara Pengumpulan Data.

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan lembar

kuisioner meliputi, usia, jenis kelamin dan semester.

b. Data Sekunder adalah data yang di dapat tidak langsung dari responden,

didapatkan dengan melihat data mahasiswa yang ada di BAAK prodi S1

Teknik Informatika Universitas Respati Yogyakarta.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Meminta izin terlebih dahulu kepada pihak akademik Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Respati Yogyakarta

2) Memberikan kuisioner secara langsung kepada responden yang sedang

berada di kelas, serta memberi tahu mahasiswa di kelas kalau ingin

melakukan penelitian kepada mahasiswa

3) Memberikan kuisioner kepada responden untuk mendapatkan data

responden, data pengetahuan, postur tubuh, jarak pandang, durasi

pemakaian serta frequensi pemakaian laptop

b. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dengan melihat dan mencatat data pada

buku mahasiswa yang ada di BAAK Program Studi S1 Teknik Informatika

Universitas Respati Yogyakarta


3. Instrumen Penelitian

a. Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner yang dikembangkan peneliti

dari beberapa peneliti sebelumnya. Kuisioner terdiri darI dua bagian, yang

pertama berisi data demografi dan bagian kedua berupa pertanyaan tentang

pengetahuan dan perilaku penggunaan laptop.

Table 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Kuisioner

Indikator pertanyaan Tipe Favorable Tipe Unfavorable Jumlah soal

1. Pengetahuan
- Postur tubuh
2,5,6,7,8,13,14 3,9 11
- Durasi waktu 15,16
- Frequensi
- Jarak 1,4 2
- pandangan
10 1
2. Perilaku 11,12 2
- Postur tubuh

- Durasi waktu
- Frequensi
- Jarak
Pandangan
1,2,3,4 5,6,8,10 15

7,9,11 12,13,14,15

16 - 1

17 - 1

18 - 1

Total 34
Dengan kode pada indikator pertanyaan pengetahuan pertanyaan favorable

benar (1) dan salah (0) serta pertanyaan unfavorable diberi kode benar (0) dan

salah (1), sedangkan pada indikator pertanyaan postur tubuh favorable diberi

kode SL (4), S (3), J (2), TP (1) dan pertanyaan unfavorable diberi kode SL

(1), S (2), J (3), TP (4)

Setelah melakukan uji expert ada penambahan 2 soal di variabel

pengetahuan yaitu soal nomor 15 dan 16 yang ditambahkan oleh expert.

Perhitungan skor pada dengan mengambil nilai rata-rata (mean), apabila skor

lebih dari nilai mean maka perilaku dianggap baik dan apabila skor kurang dari nilai

mean maka perilaku dianggap buruk serta pengetahuan dianggap baik apabila skor

lebih dari nilai mean dan apabila skor kurang dari nilai mean maka pengetahuan

dianggap kurang.

F. Uji Validitas

Uji vadilitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data yang tiak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian ( Sugiyono, 2015 hlm

363 ). Penelitian ini di uji menggunakan uji validitas isi yaitu yang diestimasi lewat

pengujian terhadap isi test dengan analisis rasional lewat professional judgment.

Pengujian validitas ini melihat sejauh mana pertanyan-pertanyaan yang diajukan

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan tepat dan valid untuk diujikan ke

responden ( Sugiyono, 2015 hlm 363 ). Validitas ini diuji oleh 2 orang ahli yang

berkompenten dibidang kesehatan masyarakat terkait dengan materi penelitian yaitu

tentang ergonomi. Dalam uji validitas yang dilakukan oleh 2 orang ahli tersebut,
terdapat penambahan 2 pertanyaan yang terdapat di variabel pertanyaan pengetahuan

yaitu nomor 15 dan 16, serta nilai uji validitas yang didapat dari 2 orang ahli tersebut

berjumlah 87,5 yang menjadikan kuisioner tersebut layak dipakai dalam penelitian ini

serta dinyatakan valid

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010,

hlm 176) sebagai berikut :

a. Editing

Data yang telah terkumpul diperiksa segera mungkin yang mencakup

kelengkapan,kejelasan,relevansi dan konsistensi jawaban

b. Scoring

Memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi penilaian atau

skor

1) Pengetahuan terdiri dari 3 kategori:

a) Baik: Jika responden menjawab benar dengan persentase ≥ 73,60

b) Kurang: Jika responden menjawab benar persentase < 73,60

2) Postur tubuh terdiri dari:

a) Baik: Jika responden menjawab benar dengan jumlah ≥ 38,31

b) Buruk: Jika responden menjawab benar dengan jumlah < 38,31


c. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Dalam penelitian ini coding dilakukan untuk

mengklasifikasikan hasil observasi dan pengukuran kedalam kategori-

kategori. Kategori-kategorinya adalah sebagai berikut :

1) Pengetahuan

a) Baik : diberi kode 2

b) Kurang : diberi kode 1

2) Postur tubuh

a) Baik : diberi kode 2

b) Buruk : diberi kode 1

3) Jarak Pandangan

a) Dekat : diberi kode 1

b) Jauh : diberi kode 2

4) Durasi waktu

a) Rendah : diberi kode 2

b) Tinggi : diberi kode 1

5) Frequensi

a) Rendah : diberi kode 2

b) Tinggi : diberi kode 1

d. Processing

Processing yaitu dengan melakukan tabulating dan entry. Tabulating

adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan peneliti. Entry data adalah memasukkan hasil penelitian kedalam

program komputer.

e. Cleaning data.

Dilakukan untuk melihat kualitas dan konsistensi jawaban dengan membuat

tabel distribusi frekuensi dari dua pertanyaan yang berhubungan. Bila

ditemukan adanya jawaban yang tidak konsistensi dengan pertanyaan

sebelumnya maaka dilakukan perbaikan seperlunya.

2. Analisis data

a. Analisis univariat

Analisis dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frequensi tentang

karakteristik responden dan gambaran variable bebas dan terikat yang diteliti

yaitu pengetahuan tentang penggunaan laptop, postur tubuh, durasi

pemakaian, frequensi pemakaian dan jarak pandangan

b. Analisis bivariate

Analisis Bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas (pengetahuan penggunaan laptop) terhadap variabel terikat

(perilaku penggunaan laptop) yang diduga berhubungan. Hasil uji menyatakan

ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Oleh karena itu untuk pengujian dalam penelitian ini digunakan uji statistik

chi square dengan α = 0,05 karena tidak ada nilai expected yang kurang dari

lima, namun apabila nilai expected nya kurang dari lima ada 50% maka uji

yang digunakan adalah uji alternatifnya, yaitu uji Fisher Exact Test

(Sopiyudin, 2008). Jika p-value < α yang berarti terdapat hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat sedangkan jika p-value > α yang berarti

tidak ada hubungan bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian dapat dilakukan dengan tiga tahap kegiatan, yaitu:

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengajuan proposal setelah

mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing I dan pembimbing II

kemudian peneliti melakukan studi pendahuluan di Program Studi S1 Teknik

Informatika Universitas Respati Yogyakarta, dilanjutkan dengan pembuatan

proposal penelitian, berkoordinasi dengan dosen pembimbing dan dilanjutkan

dengan ujian proposal.

2. Tahap pelaksanaan

Sebelum tahap ini peneliti membuat surat izin dan pengurusan izin

penelitian kepada dekan Fakultas Sains dan Teknologi dan di teruskan ke

Program Studi S1 Teknik Informatika Universitas Universitas Respati

Yogyakarta. Tahap penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner

yaitu suatu daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden

yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi untuk mendapatkan tanggapan,

informasi, jawaban, dan sebagainya. Proses pengambilan responden dengan

cara Purposive sampling. Pada saat penelitian dilakukan kebetulan responden

sedang melaksanakan UAS, sebelumnya peneliti meminta izin ke akademik

terlebih dahulu untuk di sampaikan ke pengawas ujian bahwa setelah ujian

selesai jangan bubar dulu dikarenakan ada teman dari Prodi S1 Kesehatan
Masyarakat ingin melakukan penelitian. Setelah ujian selesai saya masuk ke

ruangan dan langsung menemui responden yang ada diruangan dan meminta

waktu sebentar untuk menjadi responden dalam penelelitian. sebelum

pengisian kuisioner peneliti memberikan penjelasan kepada responden

berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah responden

bersedia dan menandatangani informed consent kemudian peneliti

mempersilahkan responden menjawab pertanyaan yang ada di kuisioner serta

mengatakan kalua ada yang kurang jelas silahkan di tanyakan ke peneliti, saat

semua pertanyaan telah dijawab dan di cek kembali oleh peneliti

3. Tahap Akhir

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data

meliputi editing, scoring, coding, processing, cleaning. Selanjutnya dilakukan

analisa data meliputi univariat dan bivariat kedalam computer dengan

menggunakan program SPSS for windows dengan Uji Chi Square. Data

disusun menjadi sebuah laporan dan dikonsultasikan sampai mendapat Acc

dari pembimbing. Lalu peneliti mengikuti ujian Skripsi. Apabila telah

dinyatakan lulus Skripsi maka laporan hasil penelitian dikumpulkan.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat surat rekomendasi dari

Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Respati Yogyakarta dan permintaan izin

ke Prodi S1 Teknik Informatika, Universitas Respati Yogyakarta. Setelah mendapat

persetujuan peneliti menekakan masalah etika yang meliputi :


1. Lembar persetujuan

Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Jika respondan bersedia untuk diteliti,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak- haknya

2. Confidentiality ( kerahasiaan )

Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja

akan disajikan dan dilaporkan sebagai hasil riset. ( Hidayat, 2014 hlm 95)

Anda mungkin juga menyukai