Anda di halaman 1dari 280

 

21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 1

Pendahuluan : Prasarana & Sarana Pelabuhan

1. Perkembangan Pelabuhan

Pada saat awal,, p


pelabuhan hanya
y suatu tepian
p
tempat kapal-kapal dan perahu-perahu merapat
dan membuang jangkar untuk B/M, menaik-
turunkan penumpang, dll.

Karena perkembangan perdaban, kondisi


pelabuhan
l b h meningkat,
i k t sehingg
hi tterdapat:
d t
•Pelabuhan Khusus Kapal Penumpang dan Barang
•Pelabuhan Ferry
•Pelabuhan Khusus Militer, dll.

1
21/09/2018

2. Pengertian Pelabuhan (1)


Dalam Bahasa Indonesia dikenal 2 istilah
pelabuhan yaitu bandar dan pelabuhan:
pelabuhan,
• Bandar (Harbour), Daerah perairan yang terlindung
terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya
kapal-kapal, atau suatu estuari, teluk, teluk kecil,
selat, tepi pantai yang tenang atau muara sungai
dengan kedalaman air yang memadai dimana kapal
dapat masuk dan terlindung dari angin + gelombang.
gelombang
• Pelabuhan (Port), Daerah perairan yang terlindung
terhadap gelombang, dilengkapi dengan faisilitas
terminal, gudang laut (transito), lapangan
penumpukkan, dan tempat-tempat penyimpanan
barang bongkar muat

2. Pengertian Pelabuhan (2)

Sehingga
S hi pelabuhan
l b h didefinisikan,
did fi i ik
bahwa:
• Pelabuhan, Suatu “harbour” yang
mempunyai fasilitas untuk tambat kapal,
bongkar muat kapal dan penumpang serta
pemindahan
i d h barang
b d
dan penumpang d darii
transportasi darat

2
21/09/2018

2. Pengertian Pelabuhan (3)

Fungsi Dan Peranan Pelabuhan


FUNGSI
„ Interface Adalah Fasilitas dan pelayanan
untuk transfer barang dari kapal ke moda
transportasi lain atau sebaliknya.
„ Link adalah mata rantai dalam system
transportasi
„ Gateway adalah pintu gerbang dari Negara /
daerah.
„ Industri Entity yaitu terhadap industri estate/
industrial zona lengkap dengan jaringan dan
jasa transportasi.

2. Pengertian Pelabuhan (4)

PERANAN
„ Transportasi adalah penunjang dan
dinomisator system antar moda transportasi
baik angkutan laut maupun darat.
„ Perdagangan
{ Akses perdagangan internasional dan domestik.
{ Memberi kesempatan yang lebih luas dalam
menentukan hubungan perdagangan.
„ Industri
Industri transportasi,industri yang
berorientasi export atau bahan bakunya
import industri lain.

3
21/09/2018

2. Pengertian Pelabuhan (5)


TYPOLOGI PELABUHAN
( PP.No.70,
PP.No.70, TH.1996, Ps.4. )

Fungsi Simpul dalam jaringan transportasi di


perairan sesuai dengan hirarki fungsinya.
Pintu gerbang kegiatan perekonomian
Nasional + Internasional.
T
Tempat
t kegiatan
k i t alih
lih moda
d ttransportasi.
t i

Penggunaan Terbuka untuk perdagangan luar negri


Tertutup untuk perdagangan luar negri

3. Pelabuhan di Indonesia (1)

4th Gate Way


y Ports System
y
Gate Way Port
Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan,
Ujung pandang

Regional Collector Port


Teluk Bayur, Palembang, Balikpapan, Dumai,
Lembar, Pontianak, Cirebon, Panjang, Ambon,
Kendari, Lhok Seumawe, Sorong, Bitung,
Semarang

4
21/09/2018

3. Pelabuhan di Indonesia (2)

Trunk Port,, dibedakan menjadi


j 2 kategori:
g

Kategori I
Banjarmasin, Samarinda, Meneng, Cilacap,
Tarakan, Donggala, Tenau, Ternate, Krueng raya,
Sibolga, Jayapura, Gorontalo, Bengkulu dan Batam

Kategori II
Kuala Langsa, Sampit, Benoia, Pekanbaru, Jambi,
Pare--pare, Sintete, Biak, Merauke, Toli
Pare Toli--toli dan
Kalianget

3. Pelabuhan di Indonesia (3)

Feeder Port:

Merupakan pelabuhan kecil dan perintis


yang jumlahnya lebih dari 250 buah
seluruh Indonesia

Pelabuhan perintis untuk membuka


kegiatan ekonomi daerah terpencil,
seperti wilayah Sumatera, NTT, NTB,
kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

5
21/09/2018

4. Macam Pelabuhan (1)

Ditinjau
j dari segi
g penyelenggaraanya:
p y gg y

Pelabuhan Umum,
Umum, pelabuhan diselenggarakan
untuk kepentingan masyarakat umum,
penyelenggaraannya diselenggarakan
pemerintah, pelaksanaannya oleh BUMN

Pelabuhan Khusus,
Khusus, diselenggarakan untuk
kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu, dan tidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum

4. Macam Pelabuhan (2)

Ditinjau
j dari segi
g pengusahaannya:
p g y

Pelabuhan Yang Diusahakan, pelabuhan yang


diusahakan untuk memberikan fasilitas-
fasilitas-
fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang
memasuki pelabuhan untuk B/M, menaik-
menaik-
turunkan penumpang, dll.

Pelabuhan Yang Tidak Diusahakan,


Diusahakan, hanya
digunakan untuk singgah kapal/perahu, tanpa
fasilitas B/M dan lainnya.

6
21/09/2018

4. Macam Pelabuhan (3)

Ditinjau
j dari fungsi
g dalam p
perdagangan:
g g

Pelabuhan Laut, pelabuhan yang bebas


dimasuki oleh kapal-
kapal-kapal berbendera asing
dan disediakan baik untuk perdagangan
nasional maupun internasional

Pelabuhan Pantai,
Pantai, pelabuhan yang disediakan
untuk perdagangan dalam negeri dan oleh
karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal-
kapal-
kapal berbendera asing

4. Macam Pelabuhan (4)

Ditinjau
j dari segi
g penggunaannya:
p gg y

Pelabuhan Ikan

Pelabuhan Minyak
Pelabuhan Barang
Pelabuhan Penumpang

Pelabuhan Campuran

Pelabuhan Militer

7
21/09/2018

4. Macam Pelabuhan (5)

Ditinjau
j menurut Letak Geografisnya:
g y

Pelabuhan Alam Palembang, Belawan, Pontianak, New


York, dll

4. Macam Pelabuhan (6)

Ditinjau
menurut
Letak
Geografisnya:

Pelabuhan
Buatan,
Buatan Tanjung
Priok, Tanjung
Mas

Pelabuhan Semi
Alam, Pelabuhan
Bengkulu

8
21/09/2018

5. Kapal (1)
Sesuai dengan fungsinya kapal dapat
dibedakan menjadi:
menjadi:
1. Kapal Penumpang
2. Kapal Barang
a). Kapal untuk barang satuan:
- Kapal yang membawa peti kemas
- Kapal dengan bongkar muat Horizontal
b). Kapal angkutan barang lepas padat:
- Kapal angkuatan benda cair
- Kapal tanker

Karateristik Kapal : ( meliputi; tenaga ( dwt ), panjang


(m), lebar ( m ) dan dratt ( m )

5. Kapal (2)
Luas daerah yang diperlukan untuk pelabuhan
tergantung dari pada karateristik kapal.
kapal
Bagian-bagian pelabuhan yang harus diperhatikan
adalah :
{ Alur
{ Kolam Putar
{ Penambatan
{ Dermaga
{ Tempat Pembuangan bahan Pengerukan
{ Daerah Daratan Guna Penempatan barang

Luas kolam pelabuhan dan panjang dermaga sangat


dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan
berlabuh.

9
21/09/2018

5. Kapal (3)
Beberapa Istilah Dan Defenisi Yang Berkaitan Dengan
Kapal :
Displacement Tonage, DPL (Ukuran Isi Tolak) :
„ Adalah berat kapal, kadang-kadang juga diartikan sebagai
berat kapal
„ bermuatan, jadi berat kapal dan muatan ( dalam ton ).

Dead Weight Tonage, DWT (Bobot Mati) :


„ Adalah berat total muatan dimana kapal dapat mengangkut
dalam
„ keadaan pelayanan optimal ( draft maksimum ).

Gross Register Tons, GRT (Ukuran Isi Kotor) :


„ Adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 2.83 m3 =
100 ft3)

5. Kapal (4)
Beberapa Istilah Dan Defenisi Yang Berkaitan Dengan
Kapal :
Netto Register Tons, NRT (Ukuran Isi Bersih) :
„ Adalah ruangan yang disediakan untuk muatan dan penumpang, atau
kapasitas muatan ekonomi kapal
Dead Weight Tonage, DWT (Bobot Mati) :
„ Adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan
maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan
(designed load water line) dengan titik terendah kapal
Panjang Total ( length overall ) atau Loa :
„ Adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan ( haluan ) sampai
ujung belakang ( buritan ).
Panjang Garis Air ( length between perpendiculars ) atau Lpp :
„ Adalah panjanag antara kedua ujung “ designed load water line “.
Lebar Kapal ( beam ) :
„ Adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal

10
21/09/2018

5. Kapal (5)

Karakteritik Kapal :

5. Kapal (6)

Beberapa
p Jenis Kapal
p :
„ Kapal Penumpang
„ Kapal Barang
{ Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)
„ B/M secara vertikal lift on/lift off (Lo/Lo)
„ B/M secara horizontal Roll on/Roll off (Ro/Ro)
{ Kapal Barang Curah (Bulk Cargo Ship),Ship)
kapasitas sampai 2.600 DWT
{ Kapal Tanker, kapasitas sampai 555.000 DWT
(panjang 414 M, lebar 63 M, draft 28,5 M)
{ Kapal Khusus (Special Designed Ship)

11
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

12
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 2

Perencanaan Pelabuhan

1. Pendahuluan (1)
Dasar pertimbangan Pembangunan Pelabuhan:
‡ A
Aspek kPPolitik
litik
‡ Pembangunan pelabuhan militer untuk
mendukung keamanan suatu negara
‡ Pembangunan pelabuhan perintis untuk
membuka hubungan ekonomi dan sosial daerah
terpencil
‡ Aspek
A k Ekonomi
Ek i
‡ Pembangunan pelabuhan untuk
melayani/meningkatkan kegiatan ekonomi daerah
hinterland dan untuk menunjang kelancaran
perdagangan antar pulau maupun negara

1
21/09/2018

1. Pendahuluan (2)

Lanjutan
j ……………….

‡ Aspek Teknik
‡ Pembangunan pelabuhan untuk mendukung
kelancaran produksi suatu perusahaan/pabrik,
yang akan melayani pemasaran/pengiriman hasil
produksi ataupun untuk mendatangkan bahan
baku pabrik tersebut.

1. Pendahuluan (3)

Kebutuhan Peningkatan
Infrastruktur Pelabuhan Kegiatan Bongkar
Penunjang Muat Barang &
Ekosusbud Penumpang

STANDARISASI SARANA DAN


PRASARANA KER]A
PEMERINTAHAN DAERAH

Perencanaan Pelabuhan sesuai dengan peraturan dan


standard kepelabuhanan

2
21/09/2018

1. Pendahuluan (4)
Sasaran Kegiatan
„ 0HQ\LDSNDQVDUDQDWDPEDWNDSDOERQJNDUPXDWEDUDQJ
0HQ\LDSNDQVDUDQDWDPEDWNDSDOERQJNDU
GDQSHQXPSDQJ
„ 9ROXPHSHPDVDUDQKDVLOKDVLOSURGXNVL
9ROXPHSHPDVDUDQKDVLO KDVLOSURGXNVLEHUEDJDL
EHUEDJDL
NRPLGLWLVHPDNLQEHUWDPEDK
NRPLGLWL VHPDNLQEHUWDPEDK
„ 0HPSHUPXGDKGDQPHPSHUODQFDUWUDQVSRUWDVLDQWDU
ZLOD\DK
ZLOD\DK
„ 0HQLQJNDWNDQNHJLDWDQSHUHNRQRPLDQGDQ
SHUGDJDQJDQVHKLQJJDGDSDWPHQLQJNDWNDQ
LQFRPHSHQGDSDWDQPDV\DUDNDW
„ 0HQLQJNDWNDQ3HQGDSDWDQ$VOL'DHUDK 3$' 

1. Pendahuluan (5)

Landasan Hukum
„ Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2009
tentang Kepelabuhanan;
„ Peraturan Pemerintah No KM 53 Tahun 2002
tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional;
Nasional;
„ Keputusan
K t Menteri
M t i Perhubungan
P h b No
N KM 54 Tahun
T h
2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
„ Keputusan Menteri Perhubungan No KM 55 Tahun
2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus.
Khusus.

3
21/09/2018

2. Persyaratan dan
Perlengkapan Pelabuhan(1)

Untuk bisa memberikan pelayanan yang baik


d cepat,
dan t maka
k pelabuhan
l b h h harus memenuhi
hi
beberapa persyaratan:
‡ Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan
darat (interkoneksitas moda transportasi).
‡ Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah
hinterland subur dengan populasi penduduk yang cukup
padat.
padat
‡ Harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
‡ Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang
sauh selama menunggu giliran merapat ke dermaga.
‡ Harus mempunyai fasilitas BM dan gudang penyimpanan
‡ Harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal

2. Persyaratan dan
Perlengkapan Pelabuhan(2)
Untuk memenuhi persyaratan tersebut, umumnya pelabuhan
mempunyai bangunan
bangunan-bangunan
bangunan sbb:

1. Pemecah
Gelombang
2. Alur pelayaran
3. Kolam
pelabuhan
4. Dermaga
5. Alat penambat
6. Gudang
7. Gedung
terminal
8. Fasilitas BBM
9. Fasilitas pandu
kapal
10. Peralatan BM

4
21/09/2018

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(1)
Pemilihan lokasi pelabuhan tergantung
b b
beberapa faktor
f kt seperti:
ti
‡ Kondisi tanah dan geologi;
‡ Kedalaman dan luas daerah perairan;
‡ Perlindungan pelabuhan terhadap gelombang;
‡ Arus dan sedimentasi;
‡ Daerah daratan yang cukup luas untuk menampung
barang yang akan dibongkar muat;
‡ Jalan-jalan untuk transportasi, dan
‡ Adanya Daerah industri di kawasan hinterland

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(2)
Faktor yang mempengaruhi
penentuan lokasi pelabuhan:
{ Biaya pembangunan dan perawatan
bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk
pengerukan pertama yang harus dilakukan
{ Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama
pengerukan endapan di alur dan kolam
pelabuhan

5
21/09/2018

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(3)
Beberapa tinjauan yang perlu dilakukan
pada Pemilihan lokasi pelabuhan
seperti:
‡ Topografi
‡ Geologi;
‡ Pelayaran;
‡ Sedimentasi;
‡ Gelombang dan Arus;
‡ Kedalaman air.

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(4)
Contoh
penggunaan
bahan
kerukan
dasar laut
untuk
mereklamasi
daerah rawa

6
21/09/2018

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(5)
Contoh pelabuhan dengan pengaruh sedimentasi

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(6)

Contoh pelabuhan dengan pengaruh sedimentasi

7
21/09/2018

3. Pemilihan Lokasi
Pelabuhan(7)

4. Ukuran dan Bentuk


Pelabuhan (1)

Ukuran p
pelabuhan ditentukan:
Jumlah dan ukuran kapal
kapal--kapal yang akan
menggunakannya, termasuk penggunaan
kapal tunda untuk membantu gerak kapal di
dermaga juga berpengaruh pada ukuran
pelabuhan

Kondisi lapangan, dimana luasan kawasan


perairan pelabuhan yang diperlukan
disamping ruang dermaga juga ditambah
kolam putar (turning basin) yang terletak
didepannya

8
21/09/2018

4. Ukuran dan Bentuk


Pelabuhan (2)
Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal
dan kemudahan gerak berputar kapal, dapat
dib d k dalam
dibedakan d l 4 macam:
Ukuran ruang optimum untuk dapat berputar dengan
mudah,
mudah, diameternya 4 kali panjang kapal yang
menggunakannya
Ukuran menengah ruang putar dengan sedikit kesulitan
dalam berputar,
berputar, diameternya 2 kali panjang kapal yang
menggunakannya
Ruang putaran kecil,
kecil, diameternya kurang dari 2 kali
panjang kapal yang menggunakannya

Ukuran minimum ruang putaran,


putaran, diameternya harus 20%
lebih panjang dari panjang kapal yang menggunakannya

4. Ukuran dan Bentuk


Pelabuhan (3)
Contoh pelabuhan dengan dermaga (pier) tunggal dan kolam putar serta
alur pendekatan yang panjang dan diperlebar pada ujung dekat pantai

9
21/09/2018

4. Ukuran dan Bentuk


Pelabuhan (4)
Contoh pelabuhan dengan daerah perairan pelabuhan kecil

4. Ukuran dan Bentuk


Pelabuhan (5)
Contoh pelabuhan yang panjang dan sempit dengan mulut masuk pelabuhan

10
21/09/2018

5. Pemecah Gelombang (1)


Pemecah gelombang digunakan untuk
melindungi daerah perairan pelabuhan
semi alam dan buatan

Lay out pemecah gelombang tergantung:

Arah gelombang dominan

Bentuk garis pantai


Ukuran minimum pelabuhan yang diperlukan
untuk melayani trafik di pelabuhan tersebut

5. Pemecah Gelombang (2)

Dimensi pemecah gelombang tergantung:

Kedalaman air

Tinggi pasang surut


Tipe pemecah gelombang

Bahan konstruksi pemecah gelombang

11
21/09/2018

5. Pemecah Gelombang (3)


Contoh pemecah gelombang 2 lengan

6. Lokasi dan Lebar Mulut


Pelabuhan (1)
Lebar mulut pelabuhan tergantung pada ukuran
pelabuhan dan kapal-
kapal-kapal yang menggunakan
pelabuhan :
Pelabuhan kecil :
„ Lebar mulut pelabuhan 100 m.
Pelabuhan sedang :
„ Lebar mulut pelabuhan antara 100 m s/d
160 m
Pelabuhan besar :
„ Lebar mulut pelabuhan antara 160 m s/d
260 m

12
21/09/2018

6. Lokasi dan Lebar Mulut


Pelabuhan (2)

Gelombang dari laut dalam akan masuk ke pelabuhan


melalui
l l i mulut
l t pelabuhan,
l b h akan
k menyebabkan
b bk
gelombang di perairan pelabuhan
Dalam perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi
gelombang berkurang secara berangsur-
berangsur-angsur
karena adanya proses difraksi, yaitu menyebarnya
energi gelombang ke seluruh lebar daerah perairan
pelabuhan
Tinggi gelombang sangat mempengaruhi, perlu atau
tidaknya dibangun break water. Tinggi gelombang
tersebut dihitung dengan rumus Stevenson

6. Lokasi dan Lebar Mulut


Pelabuhan (3)

dimana:
Hp = tinggi gelombang di titik P didalam pelabuhan (m)
H = tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m)
b = lebar mulut (m)
B = lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur
lingkaran dengan jari-jari D dan pusat pada titik tengah
mulut (m)
D = jarak dari mulut ke titik P

13
21/09/2018

6. Lokasi dan Lebar Mulut


Pelabuhan (4)
Skema Rumus
Stevenson:

Wassalamualaikum Wr.Wb.

14
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 3

Angin,, Pasang Surut dan Arus


Angin

1. Pendahuluan
Dalam perencanaan Pelabuhan harus memperhatikan
berbagai faktor yang akan berpengaruh pada
bangunan pelabuhan dan kapal yang berlabuh, faktor
tersebut:
• Angin
• Menimbulkan arus dan gelombang
• Menimbulkan tekanan pada kapal dan bangunan
pelabuhan
• Pasang Surut
• Diperlukan untuk menentukan dimensi bangunan
pelabuhan, seperti: pemecah gelombang, dermaga,
pelampung penambat, kedalaman alur pelayaran dan
periaran pelabuhan, dlsb.

1
21/09/2018

1. Pendahuluan
Lanjutan
j ……………….

• Gelombang
• Menyerang bangunan pantai akan menimbulkan
gaya-gaya yang bekerja bangunan tersebut
• Bangunan pelabuhan harus tetap aman terhadap
gaya gelombang
• Berpengaruh juga pada ketenangan perairan
pelabuhan

2. Angin(1)

Angin adalah sirkulasi udara yang sejajar


permukaan
k b
bumii
Pengaruh angin:
• Berpengaruh terhadap pengendalian kapal
terutama pendekatan kapal pada mulut
pelabuhan
• Menimbulkan gaya-gaya horizontal pada
konstruksi
• Menimbulkan gelombang laut, menimbulkan
gaya-gaya

2
21/09/2018

2. Angin(2)
Proses terjadinya angin

Letak Bumi
terhadap Matahari
Perbedaan
berubah--ubah
berubah temperatur
udara

Gerakan udara Perbedaan


(angin ) Dari tekanan
tekanan tinggi ke
rendah
udara

3
21/09/2018

Angin Musim Barat

Angin Musim
Barat

4
21/09/2018

Angin Musim Timur

Angin Musim
Timur

5
21/09/2018

2. Angin(3)
Kecepatan angin diukur dengan anemometer, atau
dapat diperkirakan berdasar keadaan lingkungan
dengan menggunakan skala Beaufort
Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam knot
• Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui
katulistiwa yang ditempuh dalam satu jam
• 1 knot = 1,852 km/jam, atau 1 knot = 1 mil laut/jam
• Data angin dicatat tiap jam,
jam untuk mengetahui kecepatan
angin dengan durasinya, arah angin dan dapat pula dihitung
kecepatan angin rerata harian
• Untuk perencanaan pelabuhan diperlukan data angin jam-
jaman untuk mengetahui arah angin dominan guna peramalan
arah dan tinggi gelombang

6
21/09/2018

7
21/09/2018

Mawar Angin
(win rose )
Skala yang
menunjukan
hubungan antara
arah
arah,
durasi, dan
kecepatan angin
pada suatu tempat
pada suatu periode
(biasanya 5 tahun )

8
21/09/2018

2. Angin(4)

Kecepatan
p Angin
g Akibat Rotasi Bumi
V = P / ( 2Z x U x sin I )

V = Kecepatan angin
P = Tekanan udara
Z = Kecepatan rotasi
ȡ = Kepadatan udara
I = Besaran lintang suatu daerah

9
21/09/2018

2. Angin(4)

Besar tekanan muatan angin

P = V² / 16

„ P = Tekanan tiup (kg/m2)


{ dengan P min = 40

„ V = Kecepatan Angin ( m/dt )


(Buku Peraturan Muatan Indonesia
1970 atau NI 18)

10
21/09/2018

2. Angin(5)
The British Standard Code of Practice No.3

v2
p 1  0 , 06 ( h  s )
600

p = Tekanan ( lbs per sq.ft )


V = Kecepatan angin (diukur pada ketinggian 40 Ft
(mph ))
h = Tinggi bangunan ( Ft )
s = Tinggi rata- rata bangunan penghambat
dengan syarat s = 0.5h ( ft )

2. Angin(6)

Tekanan Statis Angin terhadap Obyek (Hukum


Bernoulli)

P = ½*ȡVo2 + Po = ½*ȡV2

P = Tekanan statis pada titik suatu Obyek


ȇ = Kepadatan udara
Vo = Kecepatan angin bebas
Po = Tekanan statis pada kecepatan angin bebas
V = Kecepatan sepanjang Obyek

11
21/09/2018

2. Angin(7)
Tekanan Angin pada suatu bentuk obyek

2. Angin(8)
Jadi besarnya gaya-gaya dapat dinyatakan sebagai
berikut :

FD = CD* q*A
FL = CL *q* A dimana
Q = ½*p*A
A = Luas permukaan obyek.
FD = Drag force ( gaya // arah angin )
FL = Lift Force ( gaya tegak lurus arah angin )
CD = Koefisien Fo
CL = Koefisien FL
P = Kecepatan udara
V = Kecepatan angin

12
21/09/2018

2. Angin(9)

2. Angin(10)

Konversi kecepatan angin


Pengukuran angin
„ Permukaan laut dengan kapal
„ Di darat ( Bandara )

„ Koreksi pengukuran angin dengan kapal


„ U = 2.16 Us 7/9
„ U = Kecepatan angin terkoreksi ( Knot )
„ Us = Kecepaatan angin yang diukur dengan kapal
(Knot)

13
21/09/2018

2. Angin(11)

Transformasi angin didarat ke permukaan laut


RL = Uw/UL

UL = Kecepatan angin di darat


Uw = Kecepatan angin di laut
Faktor
F kt ttegangan angin
i Pembangkitan
P b kit gelombang
l b
UA = 0.71 U1.23
UA = Faktopr tegangan angin ( wind stress factor )
U = Kecepatan angin ( m/dt )

3. Pasang Surut(1)
Pasut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi
waktu karena adanya gaya tarik benda-benda
benda benda dilangit,
dilangit
terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut
di bumi
Tinggi Pasut adalah jarak vertikal antara air tertinggi
(puncak air pasang) dan air terendah (lembah air
surut) yang berturutan
Periode Pasut adalah waktu yang diperlukan dari
posisi muka air pada muka air rerata ke posisi sama
berikutnya
• Periode pasut tergantung pada tipe pasut, yang waktunya 12
jam 25 menit atau 24 jam 50 menit

14
21/09/2018

3. Pasang Surut(2)
Pasut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi
waktu karena adanya gaya tarik benda-benda
benda benda dilangit,
dilangit
terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut
di bumi
Tinggi Pasut adalah jarak vertikal antara air tertinggi
(puncak air pasang) dan air terendah (lembah air
surut) yang berturutan
Periode Pasut adalah waktu yang diperlukan dari
posisi muka air pada muka air rerata ke posisi sama
berikutnya
• Periode pasut tergantung pada tipe pasut, yang waktunya 12
jam 25 menit atau 24 jam 50 menit

3. Pasang Surut(3)
Beberapa tipe pasang surut:
• Pasang
P surutt h
harian
i ganda
d ((semii di
diurnall tid
tide))
• Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali
air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang
surut terjadi secara berurutan secara teratur
• Periode pasut rata-rata 12 jam 24 menit
• Terjadi di selat Malaka sampai laut Andaman
• Pasang
P surutt h
harian
i ttunggall (di
(diurnall tid
tide))
• Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air
surut
• Periode pasut rata-rata 24 jam 50 menit
• Terjadi di selat Karimata

15
21/09/2018

3. Pasang Surut(4)
Lanjutan…………..

• Pasang surut campuran condong ke harian ganda


(mixed tide prevailing semidiurnal)
• Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali
air surut, dengan tinggi dan periode berbeda
• Banyak terjadi di perairan Indonesia Timur
• Pasang surut campuran condong ke harian
tunggal (mixed tide prevailing diurnal)
• Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air
surut, atau kadang-kadang terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda
• Terjadi di selat Kalimntan dan pantai utara Jawa Barat

16
21/09/2018

17
21/09/2018

3. Pasang Surut(3)

Beberapa definisi elevasi muka air:


1. Muka air tinggi (high water level)
• Muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang
dalam satu siklus pasang surut
2. Muka air rendah (low water level)
• Kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air
surut dalam satu siklus pasang surut
3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL)
• Rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun
4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MHWL)
• Rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun

18
21/09/2018

3. Pasang Surut(3)
Lanjutan ………..

5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL)


• Muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka
air rerata rendah.
• Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di
daratan
6 Muka air tinggi tertinggi (highest high water level,
6. level HHWL)
• Kedudukan muka air tertinggi pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati
7. Muka air rendah terendah (lowest low water level, LLWL)
• Kedudukan muka air terendah pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati

3. Pasang Surut(3)
Lanjutan ………..

8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air
tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe
campuran
9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air
rendah dalam satu hari

19
21/09/2018

3. Pasang Surut(4)

Survey Pasang Surut

3. Pasang Surut(5)

20
21/09/2018

3. Pasang Surut(6)

21
21/09/2018

3. Pasang Surut(7)
„ (OHYDVL
DFXDQ
SDVDQJ VXUXW

4. Arus(1)

22
21/09/2018

4. Arus(2)

Pola Arus Saat Pasang (Neap Tide) di Sekitar Perairan Tarakan dan Sekitarnya

4. Arus(3)

Pola Arus Saat Surut (Spring Tide) di Sekitar Perairan Tarakan dan Sekitarnya

23
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

24
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 4

Gelombang

Gelombang (1)
Gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh:
• Angin (gelombang angin)
• Gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut)
• Letusan gunung berapi atau gempa di laut (tsunami)
• Kapal bergerak, dlsb

Dalam perencanaan Pelabuhan, bentuk gelombang


yang diperhitungkan adalah akibat:
• Angin
g
• Pasang surut

Data gelombang diperlukan dalam merencanakan


bangunan-bangunan pelabuhan, seperti:
• Pemecah gelombang
• Studi ketenangan di pelabuhan, dan
• Fasilitas-fasilitas pelabuhan lainnya

1
21/09/2018

Gelombang (2)
Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan
besar ukuran dan jenis kapal

Ukuran Tinggi
Ukuran Kapal
Gelombang

Kapal : 1.000 DWT Maks. 0,2 M


Maks.
Barang
Kapal : (1.000 - 3.000) DWT Maks.. 0,6 M
Maks
Padat
Kapal : (1.300 - 1.500) DWT Maks.. 0,8 M
Maks
Umum
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks.. 0
Maks 0,22 M

Barang
Kapal Tanker ((uk
uk.. 50.000 DWT) Maks
Maks.. 1,2 M
Cair/Gas
Cair/Gas

LASH (Lighter Aboard Ship)


Barang
Kapal Peti Kemas Maks.. 0,6 M
Maks
Khusus
BACAT (Barge Aboard Catamaran)

Gelombang (3)
Hubungan antara kecepatan angin dengan tinggi gelombang

Waktu Tinggi
Tinggi
Gelom Kecepatan Gelom Lama
Kecepatan Gelom
bang Gelombang bang Fetch*) Gelombang
Gelombang bang
Signifi Signifikan Maksi Minimum Minimum
Rata-rata Signifi
kan mum
kan

(knots) (m/det) (m) (det) (m/det) (m) (km) (jam)


10 5,1 1,22 5,5 8,58 2,19 129 11
20 10,2 2,44 7,3 11,39 4,39 240 17
30 15,3 5,79 12,5 19,50 10,43 1.017 37
40 20,4 14,33 18,0 28,00 25,79 2.590 65
50 25,5 16,77 21,0 32,75 30,19 2.775 100

*) Fetch minimum dan lama angin minimum adalah jarak dan waktu
yang diperlukan merupakan faktor pembatas dalam
pembentukan gelombang

2
21/09/2018

Gelombang (4)
Bermacam-macam teori gelombang:
• Teori Airy
• Teori Stokes
• Teori Gerstner
• Teori Mich
• Teori Knoidal
• Teori Gelombang Tunggal

T
Teori
i gelombang
l b Ai
Airy
• Diperkenalkan Airy tahun 1845
• Lazim dipakai, karena paling sederhana, menganalogikan
gelombang dengan bentuk linier dan amplitudo kecil

3
21/09/2018

1. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(1)

Profil Muka Air merupakan fungsi ruang (x) dan waktu (t) yang
mempunyai bentuk persamaan, sebagai berikut:

H
K xt FRV kx  V t

Profil Muka Air karena adanya gelombang

5. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(2)

Cepat rambat dan panjang gelombang, dihitung dengan


persamaan berikut:
a. Cepat rambat

gT S d gT
C WDQK WDQK kd
S L S
b. Panjang gelombang

gT  S d gT 
L WDQK WDQK kd
S L S
Jika kedalaman air dan periode gelombang diketahui, maka
dengan cara iterasi akan didapat panjang gelombang L

4
21/09/2018

5. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(3)

Klasifikasi gelombang menurut kedalaman relatif:


• Berdasarkan kedalaman relatif
relatif, yaitu perbandingan antara
kedalaman antara air d dan panjang gelombang L, (d/L),
gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Gelombang di laut dangkal jika d/L < 1/20
2. Gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L < ½
3. Gelombang di laut dalam jika d/L < 1/2
Apabila kedalaman relatif d/L adalah lebih besar dari 0,5; nilai
tanh (2Sd/L) = 1,0, maka cepat rambat dan panjang gelombang di
laut dalam:
a. Cepat rambat b. Panjang gelombang

gT gT 
CO  T LO  T 
S S

5. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(4)

Apabila kedalaman relatif d/L kurang dari 1/20, nilai tanh (2Sd/L)
= (2Sd/L), maka cepat
p rambat dan p panjang
j g gelombang
g g di laut
dangkal:
a. Cepat rambat b. Panjang gelombang

C gd L gd T

Di laut transisi
transisi, cepat rambat dan panjang gelombang di laut
laut,
dihitung menggunakan rumus berikut:

a. Cepat rambat b. Panjang gelombang


gT Sd gT gT  Sd gT 
C WDQK WDQK kd L WDQK WDQK kd
S L S S L S

5
21/09/2018

1. Komponen-komponen
perhitungan dalam Teori
Gelombang Airy(5)

Apabila kedalaman relatif d/L kurang dari 1/20, nilai tanh (2Sd/L)
= (2Sd/L
2 d/L),
) maka
k cepat rambat
b d dan panjang
j gelombang
l b di llaut
dangkal:
a. Cepat rambat b. Panjang gelombang

C gd L gd T

Di laut transisi, cepat rambat dan panjang gelombang di laut,


dihitung menggunakan rumus berikut:

a. Cepat rambat b. Panjang gelombang


gT Sd gT gT  Sd gT 
C WDQK WDQK kd L WDQK WDQK kd
S L S S L S

2. Refraksi Gelombang (1)

Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut.


Gambar dibawah menunjukkan contoh refraksi gelombang di daerah
pantai dengan garis kontur dasar laut dan garis pantai tidak teratur

6
21/09/2018

2. Refraksi Gelombang (2)

Refraksi gelombang pada kontur lurus dan sejajar

3.Difraksi
3. Difraksi Gelombang (1
(1))

‰ Apabila gelombang datang terhalang oleh


suatu
t rintangan
i t seperti
ti pemecahh
gelombang atau pulau,
pulau, maka gelombang
tersebut akan membelok di sekitar ujung
rintangan dan masuk di daerah terlindung
dibelakangnya,, fenomena ini dikenal
dibelakangnya
sebagai Difraksi Gelombang
‰ Dalam difraksi gelombang terjadi transfer
energi dalam arah tegak lurus penjalaran
gelombang menuju daerah terlindung

7
21/09/2018

3.Difraksi
3. Difraksi Gelombang (2)
Difraksi Gelombang di belakang rintangan

3.Difraksi
3. Difraksi Gelombang (3
(3))

‰ Apabila terdapat dua pemecah gelombang


d
dengan celaan
l (b
bukaan)
bukaan
k ) di
diantaranya,
diantaranya
t , dan
d
lebar celah sama dengan lima kali panjang
gelombang atau lebih,
lebih, maka difraksi oleh
kedua ujung pemecah gelombang tidak
saling mempengaruhi
‰ Untuk keperluan praktis,
praktis, sudut datang
gelombang diasumsikan dengan
menggunakan proyeksi lebar celah
imaginer

8
21/09/2018

3.Difraksi
3. Difraksi Gelombang (4)

Gelombang datang membentuk sudut terhadap celah

4. Gelombang Laut Dalam


Ekivalen(1)

‰ Analisis transformasi gelombang sering


dil
dilakukan
k k dengan
d k
konsep gelombang
l b l t dalam
laut d l
ekivalen
‰ Pemakaian gelombang ini bertujuan untuk
menetapkan tinggi gelombang yang mengalami
refraksi,, difraksi dan transformasi lainnya
refraksi lainnya,,
sehingga perkiraan transformasi dan deformasi
gelombang
l b d
dapatt dil
dilakukan
k k dengan
d l bih mudah
lebih d h
‰ Konsep tinggi gelombang lau dalam ekivalen
digunkan dalam analisis gelombang pecahpecah,,
kenaikan (runup
runup)) gelombang
gelombang,, limpasan
gelombang dan proses lain

9
21/09/2018

4. Gelombang Laut Dalam


Ekivalen(2)

Tinggi gelombang laut dalam ekivalen dihitung


dengan formula :
H’O = K’ Kr HO
Dengan :
H’O = tinggi
gg gelombang
g g laut dalam ekivalen
HO = tinggi gelombang laut dalam
K’ = koefisien difraksi
Kr = koefisien refraksi

5. Refleksi Gelombang(1)

‰ Gelombang gyyang
g mengenai/
mengenai
g /membentur
suatu bangunan akan dipantulkan sebagian
atau seluruhnya
‰ Refleksi gelombang di dalam pelabuhan
akan menyebabkan ketidaktenangan
didalam perairan pelabuhan
‰ Untuk mendapatkan ketenangan di kolam
pelabuhan maka bangunan-
bangunan-bangunan yang
ada dipelabuhan harus bisa
menyerap
menyerap//menghancurkan gelombang

10
21/09/2018

5. Refleksi Gelombang(2)

‰ Suatu bangunan
g y
yangg mempunyai
p y sisi
miring dan terbuat dari tumpukan batu
akan bisa menyerap energi gelombang
lebih banyak dibanding dengan bangunan
tegak dan masif
‰ Pada bangunan vertikal
vertikal,, halus dan dinding
tidak elastis
elastis,, gelombang akan dipantulkan
seluruhnya

5. Refleksi Gelombang (3)

Profil muka air didepan bangunan vertikal

11
21/09/2018

5. Refleksi Gelombang(4)

‰ Besar kemampuan suatu benda


memantulkan gelombang diberikan oleh
koefisien refleksi (diestimasi berdasarkan
test model), yaitu perbandingan antara
tinggi gelombang refleksi Hr dan tinggi
gelombang datang Hi

H r
X
H i

5. Refleksi Gelombang (3)

Koefisien refleksi

12
21/09/2018

6. Gelombang Pecah(1)

‰ Jika gelombang
g g menjalar
j dari tempat
p yyang
g
dalam menuju tempat yang makin lama makin
dangkal,, pada suatu lokasi tertentu
dangkal
gelombang tersebut akan pecah
‰ Kondisi gelombang pecah tergantung pada
kemiringan dasar pantai dan kecuraman
gelombang
‰ Sudut datang gelombang pecah diukur
berdasarkan gambar refraksi pada
kedalaman dimana terjadi gelombang pecah

6. Gelombang Pecah(2)

‰ Tinggi gelombang pecah dapat dihitung dengan


rumus
rumus::
Hb 

H
o   H
o  L o 
Dengan:
Dengan:
Hb = tinggi gelombang pecah
H’o = tinggi gelombang laut dalam ekivalen
Lo = panjang gelombang di laut dalam

13
21/09/2018

6. Gelombang Pecah(3)

‰ Kedalaman air dimana gelombang pecah dihitung


dengan rumus
rumus::

db 
Hb b  aH b  gT 
Dengan
Dengan::
Hb = tinggi gelombang pecah
db = kedalaman air pada saat gelombang pecah
a, b = fungsi kemiringan pantai
T = perioda gelombang
g = percepatan gravitasi

6. Gelombang Pecah(4)

‰ Notasi a dan b merupakan fungsi kemiringan


t i m, dihit
pantai dihitung dengan
d persamaan berikut
b
berikut:
ik t:

a      e   m

  
b
  e    m

Dengan:
Dengan:
a, b = fungsi kemiringan pantai
m = kemiringan dasar laut

14
21/09/2018

6. Gelombang Pecah(5)

‰ Gelombang pecah dapat dibedakan menjadi spilling,


plunging atau surging yang tergantung pada cara
pecahnya
‰ Spilling terjadi apabila gelombang dengan kemiringan
kecil menuju pada pantai yang sangat datar
‰ Gelombang tipe plunging terjadi apabila kemiringan
gelombang dan dasar laut besar sehingga gelombang
pecah dengan puncak gelombang akan terjun
kedepan
‰ Gelombang pecah tipe surging terjadi pada pantai
dengan kemiringan yang sangat besar seperti yang
terjadi pada pantai berkarang

7. Gelombang Alam(1)

‰ Gelombang yang ada di alam adalah sangat kompleks


yang terdiri dari suatu deretan/
deretan/kelompok gelombang
dimana masing-
masing-masing gelombang di dalam kelompok
tersebut mempunyai tinggi dan periode berbeda
‰ Gambar berikut menunjukkan suatu pencatatan
gelombang sebagai fungsi waktu di suatu tempat

15
21/09/2018

7. Gelombang Alam(2)

‰ Pengukuran gelombang di suatu tempat memberikan


pencatatan muka air sebagai fungsi waktu
‰ Pengukuran dilakukan dalam waktu yang cukup
panjang,
panjang, sehingga data gelombang akan sangat
banyak
‰ Mengingat kekompleksan dan besarnya jumlah data
yang
y g terkumpul
terkumpul,
p , maka g gelombang g alam dianalisa
secara statistik untuk mendapatkan bentuk
gelombang yang bermanfaat
‰ Dalam bidang teknik sipil
sipil,, parameter gelombang yang
banyak digunakan adalah tinggi gelombang

7. Gelombang Alam(3)

‰ Jarak antara kedua titik pada garis nol tersebut adalah periode
gelombang pertama (T1)
‰ Jarak vertikal antara titik tertinggi dan terendah diantara kedua
titik tersebut adalah tinggi gelombang pertama (H1)
‰ Untuk keperluan perencanaan bangunan
bangunan--bangunan pantai perlu
dipilih tinggi dan periode gelombang tunggal yang dapat mewakili
suatu spektrum gelombang
‰ Apabila tinggi gelombang dari suatu pencatatan diurutkan dari
nilai tertinggi ke terendah atau sebaliknya,
sebaliknya, maka akan dapat
ditentukan tinggi Hn yang merupakan rerata dari n persen
gelombang tertinggi
‰ Untuk menentukan periode signifikan
signifikan,, maka diambil tinggi rerata
sebesar 1/3 (H33) dari nilai tertinggi pencatatan gelombang

16
21/09/2018

7. Gelombang Alam(4)

‰ Dalam pengukuran gelombang,


gelombang, ada dua metode untuk menentukan
gelombang yaitu zero upcrosing method dan zero downcrossing method
‰ Penerapan metode ini ini,, dengan menetapkan elevasi rerata dari
permukaan air yang dianggap sebagai garis nol berdasarkan
fluktuasi muka air pada waktu pencatatan
‰ Kemudian kurva gelombang ditelusuri dari awal sampai akhir
‰ Pada metode zero upcrossing
upcrossing,, diberi tanda titik perpotongan
antara kurva naik dan garis nol, nol, dan titik tersebut ditetapkan
sebagai
b i awall dari
d i suatut gelombang
l b
‰ Mengikuti naik
naik--turunnya kurva
kurva,, penelusuran dilanjutkan untuk
mendapatkan perpotongan antara kurva naik dan garis nol
berikutnya
‰ Titik tersebut ditetapkan sebagai akhir dari gelombang pertama
dan awal dari gelombang kedua

8. Pembangkitan Gelombang(1)

‰ Angin yang berhembus diatas permukaan air


yang semula tenang,
tenang, akan menyebabkan
gangguan pada permukaan air , dengan
timbulnya riak gelombang kecil diatas permukaan
air
‰ Apabila kecepatan angin bertambah,
bertambah, riak
tersebut akan menjadi semakin besar
besar,, apabila
angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk
gelombang
‰ Semakin lama dan semakin kuat angin
berhembus,, semakin besar gelombang yang akan
berhembus
terbentuk

17
21/09/2018

8. Pembangkitan Gelombang(2)

‰ Tinggi
gg dan p
perioda ggelombang gy
yang
g dibangkitkan
g
dipengaruhi oleh kecepatan angin U, lama
hembus angin D, dan fecth F yaitu jarak pada
mana angin berhembus
‰ Didalam peramalan gelombang,
gelombang, perlu diketahui
beberapa parameter berikut
berikut::
‰ Kecepatan rerata angin U di permukaan laut
‰ Arah angin
‰ Panjang daerah pembangkitan gelombang,
gelombang, dimana
angin mempunyai kecepatan dan arah angin konstan
(fetch)
‰ Lama hembus angin pada fetch

8. Pembangkitan Gelombang(3)

1. Kecepatan Angin
‰ Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan,
daratan, padahal di dalam
rumus-
rumus-rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan
adalah yang ada di atas permukaan laut
‰ Sehingga diperlukan transformasi dari data angin di atas daratan
yang terdekat dengan lokasi studi ke data angin di atas permukaan
laut
‰ Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan
terdekat diberikan oleh RL = UW/UL
‰ Rumus
Rumus--rumus dan grafik-
grafik-grafik pembangkitan gelombang
mengandung variabel UA, yaitu faktor tegangan angin yang dapat
dihitung dengan kecepatan angin
‰ Kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan
menggunakan persamaan
UA = 0,71 U1,23
dimana U adalah kecepatan angin dalam m/d

18
21/09/2018

8. Pembangkitan Gelombang(4)

‰ Hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat

8. Pembangkitan Gelombang(5)

2. Fetch
‰ Fetch adalah ppanjang
j g daerah p pembangkitan
g gelombang
g g dimana
angin mempunyai kecepatan dan arah konstan
‰ Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut
laut,, fetch dibatasi
oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut
‰ Di daerah pembentukan gelombang , gelombang tidak hanya
dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga
dalam berbagai sudut terhadap arah angin
‰ Fetch rerata efektif diberikan oleh persamaan berikut
¦ Xi cos D
Feff =
¦ cos D
Feff = fetch rerata efektif
Xi = panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung
fetch
D = deviasi pada kedua sisi dari arah angin
angin,, dengan menggunakan pertambahan
6º sampai sudut sebesar 42º pada kedua sisi dari arah angin

19
21/09/2018

8. Pembangkitan
Gelombang
g(4)

‰ Fetch

‰ Fetch

20
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

21
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 5

Alur Pelayaran

$OXU3HOD\DUDQ
„ $OXUSHOD\DUDQGLJXQDNDQXQWXNPHQJDUDKNDQNDSDO
\DQJ DNDQ PDVXN NH NRODP SHODEXKDQ
\DQJDNDQPDVXNNHNRODPSHODEXKDQ
„ 3ULQVLSDOXU
{ &XNXSWHQDQJWHUKDGDSSHQJDUXK*HORPEDQJ $UXV
{ 3HUHQFDQDDQDOXU NRODPSHODEXKDQGLWHQWXNDQROHKNDSDO
WHUEHVDU\DQJPDVXN
{ 7HUJDQWXQJNRQGLVL0HWHRURORJLGDQRVHDQRJUDIL
{ 'LOHQJNDSL EDQJXQDQ SHQFHJDK WHUMDGLQ\D VHGLPHQWDVL
'LOHQJNDSLEDQJXQDQSHQFHJDKWHUMDGLQ\DVHGLPHQWDVL
EHUXSD
„ %DQJXQDQSHOLQGXQJSDQWDLVHSHUWLJURLQGLQGLQJSHQDKDQGVE
„ 5XDQJSHQJHQGDSDQ
„ $ODWSHQJHUXN

1
21/09/2018

„ BAGIAN-BAGIAN ALUR PELAYARAN :


1. Daerah tempat kapal melempar sauh di luar
pelabuhan
2. Daerah pendekatan di luar alur masuk
3. Al masuk
Alur k di
d luar
l pelabuhan
l b h dan
d kemudian
k d dd l
didalam
daerah terlindung
4. Daerah menuju dermaga
5. Daerah kolam putar
„ Daerah pendekatan, alur masuk dan kanal dibedakan
menurut tinggi talud, yyaitu :
{ di daerah pendekatan h=0

{ di alur masuk 0<h<H dan perbandingan h/H = 0,40

{ di saluran h>H

Tampak Alur Pelayaran

2
21/09/2018

„ *DPEDU /D\2XW GDQ WDPSDQJ DOXU SHOD\DUDQ ELVD


GLOLKDW SDGD JDPEDU EHULNXW LQL 

Pemilihan Karakteristik Alur(1)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan


Faktor-
k kt i tik alur
karakteristik l masukk ke
k pelabuhan:
pelabuhan
l b h :
1. Keadaan trafik kapal
2. Keadaan geografi dan meteorologi di daerah alur
3. Sifat--sifat fisik dan variasi dasar saluran
Sifat
4. Fasilitas-
Fasilitas-fasilitas atau bantuan-
bantuan-bantuan yang diberikan
pada pelayaran
5. Karakteristik maksimum kapal kapal--kapal yang menggunakan
pelabuhan
6. Kondisi pasang surutsurut,, arus dan gelombang

3
21/09/2018

Pemilihan Karakteristik Alur(2)

Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam


akan memberikan keuntungan-
keuntungan-keuntungan baik
langsung maupun tidak langsung seperti:
seperti:
1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada
pasang surut akan lebih besar
2. Berkurangnya batasan gerak dari kapal
kapal--kapal yang
mempunyai draft besar
3. Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
4. Mengurani waktu penungguan kapal-
kapal-kapal yang hanya
dapat masuk ke pelabuhan pada waktu air pasang
5. Mengurangi waktu transisto barang-
barang-barang

Gerak Kapal Masuk dan Keluar


Pelabuhan(1)

4
21/09/2018

Gerak Kapal Masuk dan Keluar


Pelabuhan(2)

Gerakan-gerakan kapal tersebut


Gerakan- tersebut,, akan menaikkan kedalaman dan lebar
yang diperlukan dari saluran & tergantung pada :
Ukuran kapal
Gerak gelombang

Syarat ruang kebebasan menurut BUMN :


•Di laut terbuka yang mengalami gelombang besar dan
k
kecepatan
t kapal
k l masih
ih besar
b
besar,, ruang k
kebebasan
b b b t
bruto
adalah 20 % dari draft kapal maksimum
maksimum..
• Di daerah tempat kapal melempar sauh dimana gelombang
besar,
besar, ruang kebebasan bruto adalah 15 % dari draft kapal
kapal..
• Alur diluar kolam pelabuhan dimana gelombang besar,
besar, ruang
kebebasan bruto adalah 15 % dari draft kapal
kapal..
• Alur yang tidak terbuka terhadap gelombang,
gelombang, ruang
kebebasan bruto adalah 10 % dari draft kapal.
p .
kapal
• Kolam pelabuhan yang tidak terlindung dari gelombang,
gelombang,
ruang kebebasan bruto adalah 10 % - 15 % dari draft kapal
kapal..

• Kolam pelabuahan yang tidak terlindung dari gelombang,


gelombang,
ruang kebebasan bruto adalah 7 % dari draft kapal
kapal..

5
21/09/2018

Kedalaman Alur (1)

Kedalaman air total dihitung


g sebagai
g berikut
berikut::
H=d+G+R+P+S+K
H = kedalaman air total
d = draft kapal
G = gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat
R = ruang kebebasan bersih
P = ketelitian pengukuran
S = pengendapan sedimen antara dua pengerukan
K = toleransi pengerukan

Kedalaman Alur (2)

6
21/09/2018

Ruang kebebasan minimum = 0,50 m untuk dasar laut


berpasir dan 1,00 m untuk dasar laut berupa karang
karang..

Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar


laut nominal dengan memperhitungkan beberapa hal
sebagai berikut :

Jumlah endapan yang terjadi diantara dua periode


penegrukan..
penegrukan
Toleransi penegerukan
Ketelitian pengerukan.
pengerukan.

DRAFT KAPAL :
Draft kapal ditentukan oleh karakteristik kapal terbesar yang
menggunakan pelabuhan,
pelabuhan, muatan yang diangkut dan juga
sifat--sifat air seperti berat jenis,
sifat jenis, salinitas dan temperatur

Seperti terlihat pada gambar diatas


diatas,, kecepatan air diisi kapal akan
naik disebabkan karena gerak kapal
kapal..
Berdasarkan hukum BERNOULLI permukaan air akan turun karena
kecepatan bertambah.
bertambah.

Besar squat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :


2
 F
Z  2 ,4 2
r
2
L PP 1  F r

Dimana :
Δ = Volume air yang dipindahkan (m3)
LPP = Panjang garis air (m)
V
Fr = angka Fraude = gh
(tak
(tak berdimensi
berdimensi))
V = kecepatan (m/d)
g = percepatan gravitasi (m/d2)
h = kedalaman air (m)

7
21/09/2018

Gerak Kapal Karena Pengaruh Gelombang

/HEDU$OXU6DWX-DOXU

8
21/09/2018

/HEDU$OXU'XD$OXU

Lebar Alur Menurut OCDI

9
21/09/2018

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


trase alur pelayaran
Sedapat mungkin trase alur harus mengikuti garis lurus
lurus..
Satu garis lengkung akan lebih baik daripada sederetan belokan
kecil dengan interval pendek
pendek..
Garis lurus yang menghubungkan dua kurva lengkung harus
mempunyai panjang minimum 10X panjang kapal terbesarterbesar..
Sedapat mungkin alur tersebut harus mengikuti arah arus
dominan untuk memperkecil arus melintang.
melintang.
Jika mungkin,
mungkin, pada waktu kapal terbesar masuk pada air pasang,
pasang,
arus berlawanan dengan arah kapal yang datang
datang..
Gerakan kapalp akan sulit apabila
p dipengaruhi
p g oleh arus atau angin
g
melintang..
melintang
Pada setiap alur terdapat apa yang disebut titik tidak boleh
kembali dimana kapal tidak boleh berhenti atau berputar,
berputar,
dan mulai dari titik tersebut kapal-
kapal-kapal diharuskan
melanjutkan sampai ke pelabuhan.
pelabuhan.

KONDISI TRASE ALUR PADA BELOKAN :

R > 3L untuk Į < 25 º


R > 5L untuk 25º< Į < 35 O
R > 10L untuk Į > 35º

dimana :

R = jari-
jari-jari belokan
L = panjang kapal
Į = sudut belokan

10
21/09/2018

/XDV.RODP3HODEXKDQ

Luas Kolam Untuk Tambatan Pelampung

11
21/09/2018

Dimensi Kapal

Kedalaman Kolam Pelabuhan

12
21/09/2018

Ketenangan di Pelabuhan

Wassalamualaikum Wr.Wb.

13
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 5

Pemecah Gelombang (1)

1. Pendahuluan (1)
• Pemecah Gelombang
• Bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan dari gangguan gelombang

1
21/09/2018

1. Pendahuluan (2)
• Dimensi Pemecah Gelombang g tergantung
g g
pada banyak faktor, diantaranya:
• Ukuran dan layout perairan pelabuhan
• Kedalaman laut
• Tinggi pasang surut
• Gelombang g
• Ketenangan pelabuhan yang diharapkan
• Transpor sedimen di sekitar lokasi
pelabuhan

2. Tipe Pemecah
Gelombang (1)

Pemecah gelombang dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:


1. Pemecah Gelombang Sisi Miring

2
21/09/2018

2. Tipe Pemecah
Gelombang (2)
2. Pemecah Gelombang Sisi Tegak

2. Tipe Pemecah
Gelombang (3)
3. Pemecah Gelombang Campuran (Sisi Tegak dan Miring)

3
21/09/2018

3. Keuntungan dan Kerugian


Pemecah Gelombang (1)

1. Pemecah Gelombang Sisi Miring

.HXQWXQJDQ .HUXJLDQ
(OHYDVLSXQFDN 'LEXWXKNDQMXPODK
EDQJXQDQUHQGDK PDWHULDOEHVDU
*HORPEDQJUHIOHNVL 3HODNVDQDDQSHNHUMDDQ
NHFLOPHUHGDPHQHUJL ODPD
JHORPEDQJ
.HUXVDNDQEHUDQJVXU
.HUXVDNDQEHUDQJVXU .HPXQJNLQDQ
DQJVXU NHUXVDNDQSDGDZDNWX
3HUEDLNDQPXGDK SHODNVDQDDQEHVDU
0XUDK /HEDUGDVDUEHVDU

3. Keuntungan dan Kerugian


Pemecah Gelombang (2)

2. Pemecah Gelombang Sisi Tegak


Keuntungan Kerugian
1. Pelaksanaan pekerjaan 1. Mahal
cepat 2. Elevasi puncak bangunan
2. Kemungkinan kerusakan tinggi
pada waktu pelaksanaan 3. Tekanan gelombang besar
kecil 4. Diperlukan tempat
3 Luas perairan pelabuhan
3. pembuatan kaison yang
lebih besar luas
4. Sisi dalamnya dapat 5. Kalau rusak sulit
digunakan sebagai diperbaiki
dermaga atau tempat 6. Diperlukan peralatan berat
tambatan
7. Erosi kaki fondasi
5. Biaya perawatan kecil

4
21/09/2018

3. Keuntungan dan Kerugian


Pemecah Gelombang (3)

3. Pemecah Gelombang Campuran

.HXQWXQJDQ .HUXJLDQ
3HODNVDQDDQSHNHUMDDQ 0DKDO
FHSDW
.HPXQJNLQDQ 'LSHUOXNDQSHUDODWDQ
NHUXVDNDQSDGDZDNWX EHUDW
SHODNVDQDDQNHFLO
/XDVSHUDLUDQ 'LSHUOXNDQWHPSDW
SHODEXKDQEHVDU SHPEXDWDQNDLVRQ\DQJ
OXDV

4. Bahan Pemecah
Gelombang (1)

• Bahan Pemecah Gelombang Sisi Miring


• Tumpukan batu alam
• Blok beton
• Gabungan antara batu pecah dan blok
beton
• Batu buatan dari beton dengan bentuk
khusus seperti:
khusus,
• Tetrapod
• Quadripods
• Tribars
• Dolos

5
21/09/2018

4. Bahan Pemecah
Gelombang (2)

• Bahan Pemecah Gelombang Sisi


Tegak
• Dinding blok beton massa yang
disusun secara vertikal
• Kaison beton
• Sel turap baja yang didalamnya
diisi batu
• Dinding turap baja atau beton

4. Bahan Pemecah
Gelombang (3)

• Bahan Pemecah Gelombang g Campuran


p
• Dinding blok beton massa yang disusun
secara vertikal
• Kaison beton
• Tumpukan batu alam
• Blok beton
• Gabungan antara batu pecah dan blok
beton

6
21/09/2018

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (1)
• Pemecah Gelombang Sisi Miring bersifat fleksibel
• Kerusakan akibat serangan gelobang tidak terjadi secara
tiba-tiba (tidak fatal)
• Kerusakan yang terjadi mudah diperbaiki dengan
menambah batu pelindung pada bagian yang rusak

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (2)
• Struktur pemecah gelombang sisi miring disusun
dalam beberapa lapis:
• Lapis terluar (lapis pelindung) terdiri dari batu dengan
ukuran butir besar dan berat (8 s/d 25 T)
• Karena kesulitan mendapatkan batu alam dengan ukuran
berat yang besar, maka dibuat batuan buatan
• Lapis lapis kedua (bagian dalam) terdiri dari batu dengan
ukuran lebih ringan dan bentuk butir lebih kecil (100 Kg s/d
2000 Kg)
• Lapis paling dalam (bagian inti), terdiri dari batu dengan
butir lebih kecil dan berat yang lebih ringan (10 Kg s/d 100
Kg)
• Lapisan inti dapat pula terbentuk dari pasir urug pilihan
yang padat

7
21/09/2018

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (3)
• Beberapa bentuk lapis pelindung

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (4)
• Beberapa bentuk lapis pelindung

8
21/09/2018

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (5)
• Beberapa bentuk lapis pelindung

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (5)
• Beberapa bentuk lapis pelindung

9
21/09/2018

Tetrapod

Quadripod

10
21/09/2018

Hexapod

Tribars

11
21/09/2018

Modified
Cubes

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (6)
• Bentuk pemecah gelombang dengan lapis pelindung tetrapod

12
21/09/2018

5. Pemecah Gelombang
Sisi Miring (7)
• Bentuk pemecah gelombang dengan lapis pelindung kubus beton

6. Stabilitas Batu Lapis


Pelindung

Berat butir batu pelindung dihitung dengan menggunakan rumus Hudson:

Jr H Jr
W Sr
K D S r    FRW T Ja
Dimana:
W = berat butir batu pelindung
Jr = berat jjenis batu
Ja = berat jenis air laut
H = tinggi gelombang rencana
T = sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
KD = koefisien stabilitas yang tergantung bentuk batu pelindung
(batu alam atau buatan), kekasaran permukaan batu,
ketajaman sisi, ikatan antara butir, keadaan pecahnya
gelombang

13
21/09/2018

Koefisien stabilitas KD untuk berbagai jenis butir:

7. Dimensi Pemecah
Gelombang Sisi Miring (1)

Lebar puncak pemecah gelombang dihitung dengan rumus berikut:



ªW º


B n k' « »
¬J r ¼

Dimana:
B = lebar puncak
n = jumlah butir (nminimum = 3)
k' = koefisien lapis
W = berat butir batu pelindung
Jr = berat jenis batu pelindung

14
21/09/2018

Koefisien Lapis
Koefisien Porositas
Batu Pelindung n Penempatan
Lapis (k') P (%)
Batu alam (halus) 2 Random (acak) 1,02 38

Batu alam ((kasar)) 2 Random ((acak)) 1,15


, 37

Batu alam (kasar) 3 Random (acak) 1,10 40

Kubus 2 Random (acak) 1,10 47

Tetrapod 2 Random (acak) 1,04 50

Quadripod 2 Random (acak) 0,95 49

Hexapod 2 Random (acak) 1,15 47

Tribard 2 Random (acak) 1,02 54

Dolos 2 Random (acak) 1,00 63

Tribar 1 Seragam 1,13 47

Batu alam Random (acak) 37

7. Dimensi Pemecah
Gelombang Sisi Miring (2)

Pada puncak pemecah gelombang


dipasang tumpukan batu atau lapis
beton di cor di tempat, berfungsi:
 Memperkuat puncak bangunan
 Menambah tinggi gg puncak
p
gelombang
 Sebagai jalan untuk perawatan

15
21/09/2018

Pemecah Gelombang sisi miring dengan serangan gelombang pada satu sisi

Pemecah gelombang sisi miring dengan serangan gelombang pada kedua sisi

16
21/09/2018

7. Dimensi Pemecah
Gelombang Sisi Miring (3)

Tebal lapis pelindung dan jumlah butir batu tiap satu luasan dihitung
dengan rumus berikut:


ªW º
 


t n k' « » ª P º ªW º
N A n k'  
«  » « J »
¬J r ¼ ¬ ¼¬ r ¼
Dimana:
t = tebal lapis pelindung
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
k' = koefisien lapis
A = luas permukaan
P = porositas rerata lapis pelindung (%)
N = jumlah butir batu untuk satuan luas permukaan A
Jr = berat jenis batu pelindung

8. Runup Gelombang(1)
Pada waktu gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang
tersebut akan naik (runup) pada permukaan bangunan

17
21/09/2018

8. Runup Gelombang(2)

Besar runup gelombang pada bangunan dengan


permukaan miring dapat dihitung dengan fungsi
bilangan Irribaren, sebagai berikut:

tg T
I r  
§ H ·
¨ ¸
© L O ¹

Dimana:
Ir = bilangan Irribaren
T = sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
H = tinggi gelombang di lokasi bangunan
LO = panjang gelombang di laut dalam

18
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

19
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 7

Pemecah Gelombang (2)

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (1)

• Karakteristik Pemecah Gelombang Sisi Tegak


• Ditempatkan di laut dengan kedalaman lebih besar dari
tinggi gelombang.
• Dinding pemecah gelombang sisi tegak berfungsi
memantulkan gelombang datang.
• Superposisi antara gelombang datang dan gelombang
pantul akan menyebabkan terjadinya gelombang stasioner
yang disebut dengan kalpotis.
• Tinggi
Ti i gelombang
l b klapotis
kl ti d
dapatt mencapaii 2 k
kali
li ti
tinggii
gelombang datang.
• Untuk tinggi bangunan pemecah gelombang diatas muka
air pasang tertinggi dipersyaratkan tidak boleh kurang dari
1 1/3 sampai 1,5 tinggi gelombang maksimum.
• Kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan
tidak kurang dari 1, 25 – 2 kali tinggi gelombang

1
21/09/2018

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (2)
Lanjutan ……….

• Kedalaman maksimum pemecah gelombang bisa dibangun


antara 15 – 20 m.
• Lebar bangunan minimal ¾ kali tinggi pemecah gelombang sisi
tegak.
• Pemecah gelombang sisi tegak dibuat apabila tanah dasar
mempunyai daya dukung besar dan tahan terhadap erosi.
• Pada tanah dasar dengan daya dukung kecil, dibuat dasar dari
tumpukan batu untuk menyebarkan beban pada luasan yang
lebih besar.
• Untuk keamanan terhadap gerusan, panjang dasar dari
bangunan minimal ¼ kali panjang gelombang terbesar.
• Pemecah gelombang sisi tegak bisa dibuat dari blok-blok beton
massa yang disusun secara vertikal, kaison beton, turap beton
atau baja yang dipancang, dlsb.

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (3)
• Dalam perencanaan pemecah gelombang sisi
t
tegak
k perlu
l di
diperhatikan
h tik h hal-hal
l h lbberikut:
ik t
• Tinggi gelombang maksimum rencana harus
diperhitungkan stabilitas terhadap faktor
penggulingan.
• Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan
terjadinya klapotis.
klapotis
• Pondasi bangunan harus diuat sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan
dapat membahayakan stabilitas bangunan

2
21/09/2018

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (4)

Pemecah gelombang dari blok-


blok beton massa disusun
secara vertikal
tik l
• Masing-masing blok dikunci
dengan beton bertulang
yang dicor ditempat (cast in
situ)
• Puncak pemecah
gelombang dibuat dinding
beton yang di cor ditempat
(cast in situ)
• Pondasi terbuat dari
tumpukan batu yang diberi
lapis pelindung dari blok
beton

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (5)

Pemecah gelombang bentuk kaison


• Pemecah gelombang dibuat di daratan dan kemudian dibawa ke
lokasi yang telah ditentukan dengan ditarik oleh kapal

3
21/09/2018

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (6)

Teknis penempatan kaison sebagai pemecah gelombang:


• Pengangkutan ke lokasi dilakukan pada waktu air tenang
• Setelah sampai di lokasi kaison tersebut ditenggelamkan kedasar
laut dengan mengisikan air kedalamnya dan kemudian diisi dengan
pasir
• Bagian atasnya kemudian dibuat lantai dan dinding beton

1. Pemecah Gelombang
Sisi Tegak (7)

Pemecah gelombang dari turap


• Pemecah gelombang terdiri
dari turap beton dan tiang
beton yang dipancang
melalui tanah lunak sampai
mencapai tanah keras.
• Bagian atas dari turap dan
tiang terbuat dari blok beton
• Pemecah gelombang tipe
turap dibuat dengan
pertimbangan apabila dasar
laut terdiri dari tanah lunak
yang sangat tebal, sehingga
pergantian tanah lunak
dengan pasir menjadi mahal

4
21/09/2018

2. Gaya Gelombang pada


Dinding Vertikal (1)

Tekanan gelombang pada pemecah gelombang sisi tegak

5
21/09/2018

Tekanan gelombang pada permukaan dinding vertikal pemecah


gelombang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Penjelasan notasi rumus perhitungan tekanan gelombang


sebagai berikut:

6
21/09/2018

Elevasi maksium dimana tekanan gelombang bekerja


dihitung:

T k
Tekanan k
ke atas
t dihit
dihitung:

Gaya dan momen gelombang dihitung:

Dengan:

Gaya angkat dihitung:

7
21/09/2018

Contoh Kasus

Contoh Kasus

8
21/09/2018

9
21/09/2018

10
21/09/2018

11
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

12
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 9
9-11
11

Dermaga

1. Pengertian Dermaga
• Suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan
bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang.
• Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran
kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga
• Di halaman belakang terdapat fasilitas pendukung,
seperti:
• Apron;
• Gudang transit;
• Tempat bongkar muat barang, dan
• Jalan.

1
21/09/2018

Tampak Dermaga Pelabuhan Barang

2. Tipe Dermaga
Ada 2 (dua) tipe dermaga, yakni:
1 Tipe Wharf atau Quai:
1.
• Dermaga yang paralel dengan pantai dan
biasanya berimpit dengan garis pantai
• Berfungsi juga sebagai penahan tanah yang ada
dibelakangnya
2. Tipe Jetty atau pier :
• Dermaga yang menjorok ke laut
• Jetty biasanya diletakkan sejajar dengan pantai
dan dihubungkan dengan daratan oleh jembatan
yang membentuk sudut tegak lurus jetty,
sehingga pier dapat berbentuk T atau L

2
21/09/2018

3. Pemilihan Tipe
Dermaga
1. Tinjauan topografi daerah pantai:
• Perairan dangkal dengan kedalaman yang
cukup agak jauh dari darat, maka
digunakan dermaga tipe jetty.
• Perairan dengan kemiringan dasar cukup
curam, maka pemilihan dermaga tipe
wharf adalah lebih tepat.
2. Jenis kapal yang dilayani
3. Daya dukung tanah

4. Dermaga Tipe Wharf (1)

Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar


pantai dan dapat dibuat berimpit dengan garis
pantai atau agak menjorok ke laut.
Menurut strukturnya, wharf dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
• Dermaga konstruksi terbuka dimana lantai
dermaga didukung oleh tiang
tiang--tiang pancang.
• Dermaga konstruksi tertutup atau solid,
seperti dinding massa, kaison, turap dan
dinding penahan tanah

3
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (2)

Wharf konstruksi terbuka


• Balok dan slab struktur utama berada di bagian bawah yang
didukung tiang-tiang.

4. Dermaga Tipe Wharf (3)

Wharf pelabuhan Tokyo


• Digunakan untuk melayani kapal barang kapasitas 30.000 DWT
• Dermaga terbuat dari balok dan slab dari beton bertulang yang didukung
oleh tiang pancang baja, serta dilengkapi dengan turap baja untuk
menahan tanah dibelakangnya

4
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (4)

Wharf pelabuhan Basra Irak


• Dibuat diatas tiang-tiang pancang beton cast-in-place dengan diameter
bervariasi dari 1,2 sampai 1,6 m dan panjang antara 20 dan 45 m.
• Dermaga terbuat dari balok dan slab beton prategang

4. Dermaga Tipe Wharf (5)

Wharf tipe tertutup yang terbuat dari sel turap baja, digunakan apabila
kedalaman air tidak lebih dari 15m dan tanah dasar mampu mendukung
b
bangunan massa diatasnya
di t

5
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (6)

Beberapa bentuk Wharf dari turap yang dipancang kedalam tanah

Turap penahan
tanah dengan
angker

Turap penahan tanah


dengan tiang miring

4. Dermaga Tipe Wharf (7)

Bentuk Wharf dari kaison dan cara pemasangannya

6
21/09/2018

5. Dermaga Tipe Jetty(1)

Jetty atau Pier bentuk T dan L Jetty bentuk jari (finger)

5. Dermaga Tipe Jetty(2)

Jetty kapal tanker

7
21/09/2018

6. Ukuran Dermaga

8
21/09/2018

9
21/09/2018

7. Gaya
Gaya--gaya yang bekerja
pada Dermaga (1)

a. Gaya benturan kapal

10
21/09/2018

Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling


kapal, dihitung dengan persamaan:

Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan antara energi


sisa dan energi kinetik kapal yang merapat, dihitung dengan
rumus berikut:

11
21/09/2018

12
21/09/2018

b. Gaya akibat angin

c. Gaya akibat arus

13
21/09/2018

d. Gaya tarikan kapal pada dermaga

Contoh Perencanaan Dermaga

14
21/09/2018

15
21/09/2018

Distribusi tekanan air

16
21/09/2018

17
21/09/2018

Distribusi tekanan tanah dalam air

18
21/09/2018

19
21/09/2018

20
21/09/2018

21
21/09/2018

22
21/09/2018

23
21/09/2018

Perencanaan tiang pancang

Perhitungan gaya vertikal dan momen terhadap titik o

24
21/09/2018

Hitungan gaya horisontal dan momen terhadap titik o

25
21/09/2018

26
21/09/2018

Proyeksi vertikal dan horisontal dari gaya dukung tiang

27
21/09/2018

28
21/09/2018

29
21/09/2018

30
21/09/2018

31
21/09/2018

Tampang dermaga hasil perencanaan

32
21/09/2018

33
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

34
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 12
12-13
13

Fender dan Alat Penambat

1. Pendahuluan
• Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan,
b ik k
baik kapall k
kecil
il maupun k
kapall b
besar.
• Pada waktu merapat akan terjadi benturan antara kapal dan
dermaga
• Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga, maka
di depan dermaga dipasang bantalan yang berfungsi sebagai
penyerap nergi benturan
• Bantalan yang ditempatkan di depan dermaga disebut dengan
fender
• Untuk menjaga kapal tetap tenang berada di tempat labuhnya
pada saat melakukan bongkar muat barang, maka kapal harus
diikat pada alat penambat, yang mampu menahan gaya tarik
yang ditimbulkan oleh kapal

1
21/09/2018

2. Fender
• Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan
di depan dermaga
• Fender akan menyerap energi benturan antara kapal
dan dermaga
• Gaya yang harus ditahan oleh dermaga tergantung
pada tipe konstruksi fender dan defleksi dermaga
yang diijinkan
• Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan
letaknya harus sedemikian rupa sehingga dapat
mengenai kapal
• Terdapat beberapa tipe fender yaitu fender kayu,
fender karet dan fender gravitas

3. Fender Kayu (1)


• Fender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang horisontal
atau sejumlah batang kayu vertikal
• Contoh fender kayu yang digantung pada sisi dermaga, berikut ini:

2
21/09/2018

3. Fender Kayu(2)

• Fender tiang pancang


kayu yang ditempatkan
di depan
d d
dermaga
dengan kemiringan 1
(horisontal)
horisontal) : 24
(vertikal)
vertikal) akan
menyerap energi
karena defleksi yang
terjadi pada waktu
dibentur kapal
kapal..
• Penyerapan energi
tidak hanya diperoleh
dari defleksi tiang kayu
kayu,,
tetapi juga dari balok
kayu memanjang
• Bentuk fender sebagai
berikut::
berikut

3. Fender Kayu(3)

• Bentuk fender kayu lainnya adalah fender kayu yang dipasang pada
tiang pancang dari besi profil, sebagai berikut

3
21/09/2018

4. Fender Karet(1)

Wharf pelabuhan Tokyo


• Digunakan untuk melayani kapal barang kapasitas 30.000 DWT
• Dermaga terbuat dari balok dan slab dari beton bertulang yang didukung
oleh tiang pancang baja, serta dilengkapi dengan turap baja untuk
menahan tanah dibelakangnya

4. Dermaga Tipe Wharf (4)

Wharf pelabuhan Basra Irak


• Dibuat diatas tiang-tiang pancang beton cast-in-place dengan diameter
bervariasi dari 1,2 sampai 1,6 m dan panjang antara 20 dan 45 m.
• Dermaga terbuat dari balok dan slab beton prategang

4
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (5)

Wharf tipe tertutup yang terbuat dari sel turap baja, digunakan apabila
kedalaman air tidak lebih dari 15m dan tanah dasar mampu mendukung
b
bangunan massa diatasnya
di t

4. Dermaga Tipe Wharf (6)

Beberapa bentuk Wharf dari turap yang dipancang kedalam tanah

Turap penahan
tanah dengan
angker

Turap penahan tanah


dengan tiang miring

5
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (7)

Bentuk Wharf dari kaison dan cara pemasangannya

5. Dermaga Tipe Jetty(1)

Jetty atau Pier bentuk T dan L Jetty bentuk jari (finger)

6
21/09/2018

5. Dermaga Tipe Jetty(2)

Jetty kapal tanker

6. Ukuran Dermaga

7
21/09/2018

8
21/09/2018

7. Gaya
Gaya--gaya yang bekerja
pada Dermaga (1)

a. Gaya benturan kapal

9
21/09/2018

Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling


kapal, dihitung dengan persamaan:

10
21/09/2018

Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan antara energi


sisa dan energi kinetik kapal yang merapat, dihitung dengan
rumus berikut:

11
21/09/2018

b. Gaya akibat angin

12
21/09/2018

c. Gaya akibat arus

d. Gaya tarikan kapal pada dermaga

13
21/09/2018

Contoh Perencanaan Dermaga

14
21/09/2018

15
21/09/2018

Distribusi tekanan air

16
21/09/2018

17
21/09/2018

Distribusi tekanan tanah dalam air

18
21/09/2018

19
21/09/2018

20
21/09/2018

21
21/09/2018

22
21/09/2018

Perencanaan tiang pancang

23
21/09/2018

Perhitungan gaya vertikal dan momen terhadap titik o

Hitungan gaya horisontal dan momen terhadap titik o

24
21/09/2018

25
21/09/2018

Proyeksi vertikal dan horisontal dari gaya dukung tiang

26
21/09/2018

27
21/09/2018

28
21/09/2018

29
21/09/2018

30
21/09/2018

Tampang dermaga hasil perencanaan

31
21/09/2018

Wassalamualaikum Wr.Wb.

32
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 9
9-11
11

Dermaga

1. Pengertian Dermaga
• Suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan
bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang.
• Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran
kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga
• Di halaman belakang terdapat fasilitas pendukung,
seperti:
• Apron;
• Gudang transit;
• Tempat bongkar muat barang, dan
• Jalan.

1
21/09/2018

Tampak Dermaga Pelabuhan Barang

2. Tipe Dermaga
Ada 2 (dua) tipe dermaga, yakni:
1 Tipe Wharf atau Quai:
1.
• Dermaga yang paralel dengan pantai dan
biasanya berimpit dengan garis pantai
• Berfungsi juga sebagai penahan tanah yang ada
dibelakangnya
2. Tipe Jetty atau pier :
• Dermaga yang menjorok ke laut
• Jetty biasanya diletakkan sejajar dengan pantai
dan dihubungkan dengan daratan oleh jembatan
yang membentuk sudut tegak lurus jetty,
sehingga pier dapat berbentuk T atau L

2
21/09/2018

3. Pemilihan Tipe
Dermaga
1. Tinjauan topografi daerah pantai:
• Perairan dangkal dengan kedalaman yang
cukup agak jauh dari darat, maka
digunakan dermaga tipe jetty.
• Perairan dengan kemiringan dasar cukup
curam, maka pemilihan dermaga tipe
wharf adalah lebih tepat.
2. Jenis kapal yang dilayani
3. Daya dukung tanah

4. Dermaga Tipe Wharf (1)

Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar


pantai dan dapat dibuat berimpit dengan garis
pantai atau agak menjorok ke laut.
Menurut strukturnya, wharf dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
• Dermaga konstruksi terbuka dimana lantai
dermaga didukung oleh tiang
tiang--tiang pancang.
• Dermaga konstruksi tertutup atau solid,
seperti dinding massa, kaison, turap dan
dinding penahan tanah

3
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (2)

Wharf konstruksi terbuka


• Balok dan slab struktur utama berada di bagian bawah yang
didukung tiang-tiang.

4. Dermaga Tipe Wharf (3)

Wharf pelabuhan Tokyo


• Digunakan untuk melayani kapal barang kapasitas 30.000 DWT
• Dermaga terbuat dari balok dan slab dari beton bertulang yang didukung
oleh tiang pancang baja, serta dilengkapi dengan turap baja untuk
menahan tanah dibelakangnya

4
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (4)

Wharf pelabuhan Basra Irak


• Dibuat diatas tiang-tiang pancang beton cast-in-place dengan diameter
bervariasi dari 1,2 sampai 1,6 m dan panjang antara 20 dan 45 m.
• Dermaga terbuat dari balok dan slab beton prategang

4. Dermaga Tipe Wharf (5)

Wharf tipe tertutup yang terbuat dari sel turap baja, digunakan apabila
kedalaman air tidak lebih dari 15m dan tanah dasar mampu mendukung
b
bangunan massa diatasnya
di t

5
21/09/2018

4. Dermaga Tipe Wharf (6)

Beberapa bentuk Wharf dari turap yang dipancang kedalam tanah

Turap penahan
tanah dengan
angker

Turap penahan tanah


dengan tiang miring

4. Dermaga Tipe Wharf (7)

Bentuk Wharf dari kaison dan cara pemasangannya

6
21/09/2018

5. Dermaga Tipe Jetty(1)

Jetty atau Pier bentuk T dan L Jetty bentuk jari (finger)

5. Dermaga Tipe Jetty(2)

Jetty kapal tanker

7
21/09/2018

6. Ukuran Dermaga

8
21/09/2018

9
21/09/2018

7. Gaya
Gaya--gaya yang bekerja
pada Dermaga (1)

a. Gaya benturan kapal

10
21/09/2018

Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling


kapal, dihitung dengan persamaan:

Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan antara energi


sisa dan energi kinetik kapal yang merapat, dihitung dengan
rumus berikut:

11
21/09/2018

12
21/09/2018

b. Gaya akibat angin

c. Gaya akibat arus

13
21/09/2018

d. Gaya tarikan kapal pada dermaga

Contoh Perencanaan Dermaga

14
21/09/2018

15
21/09/2018

Distribusi tekanan air

16
21/09/2018

17
21/09/2018

Distribusi tekanan tanah dalam air

18
21/09/2018

19
21/09/2018

20
21/09/2018

21
21/09/2018

22
21/09/2018

23
21/09/2018

Perencanaan tiang pancang

Perhitungan gaya vertikal dan momen terhadap titik o

24
21/09/2018

Hitungan gaya horisontal dan momen terhadap titik o

25
21/09/2018

26
21/09/2018

Proyeksi vertikal dan horisontal dari gaya dukung tiang

27
21/09/2018

28
21/09/2018

29
21/09/2018

30
21/09/2018

31
21/09/2018

Tampang dermaga hasil perencanaan

Wassalamualaikum Wr.Wb.

32
21/09/2018

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pelabuhan
Kuliah 13

Alat Penambat & Dolphin

1. Alat Penambat
• Alat penambat adalah suatu konstruksi yang
digunakan untuk keperluan:
• Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak
terjadi pergeseran atau gerak kapal yang
disebabkan oleh gelombang, arus dan angin
• Menolong berputarnya kapal.
• Alat penambat bisa diletakkan di dermaga dan
didalam air
• Menurut macam konstruksinya alat penambat
dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
• Bolder pengikat;
• Pelampung penambat, dan
• Dolphin.

1
21/09/2018

a. Bolder / Alat Pengikat


Ada 2 (dua) tipe alat pengikat di dermaga, yakni:
1 Bitt:
1.
• Digunakan sebagai pengikat kapal pada kondisi
cuaca normal
• Bitt dipasang di sepanjang sisi dermaga,
dengan jarak pemasangan sesuai jarak balok
melintang dermaga
2 Bollard (corner mooring post):
2.
• Memiliki ukuran lebih besar dari Bitt
• Dipasang pada kedua ujung dermaga atau
tempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga
• Selain sebagai pengikat, juga dapat digunakan
untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga

Metode pengikatan kapal di Dermaga

2
21/09/2018

Bentuk alat pengikat

Maks 50 CM

Jarak penempatan bitt

Jarak
Jumlah Min
Ukuran Kapal (GRT) Maksimum
/ tambatan
(m)
~ 2.000 10 – 15 4
2.001 – 5.000 20 6
5 001 – 20.000
5.001 20 000 25 6
20.001 – 50.000 35 8
50.001 – 100.000 45 8

3
21/09/2018

b. Pelampung Penambat (mooring


(mooring buoy)
buoy)
 Pelampung
penambat
ditempatkan
di dalam
kolam
pelabuhan
atau di
tengah
g laut

Fungsi Pelampung Penambat


(mooring buoy)
buoy)
 Disamping
sebagai
pengikat untuk
berlabuh,
berlabuh,
pelampung
penambat
dapat juga
berfungsi
sebagai
pembantu
untuk
berputarnya
kapal

4
21/09/2018

Jumlah Pelampung
Penambat
 Jumlah pelampung penambat tergantung
pada:
 Ukuran kapal (kapal desain);
 Angin;
 Arus;
 Gelombang;
 K d
Keadaan ddasar llaut,
t ddan
 Pertimbangan ekonomis.

Berbagai cara penambatan kapal


(1)

5
21/09/2018

Berbagai cara penambatan kapal


(2)

Berbagai cara penambatan kapal


(3)

6
21/09/2018

Berbagai cara penambatan kapal


(4)

Komponen pelampung
penambat
 Komponen pelampung penambat
terdiri dari:
Pelampung penambat
Beton pemberat
Jangkar
Rantai antara jangkar dan
pelampung

7
21/09/2018

Persyaratan penempatan pelampung penambat

 Pelampung penambat tidak boleh hanyut atau berubah


banyak dari tempat yang telah ditentukan
 Pelampung penambat harus diikat dengan rantai dan
dihubungkan dengan dasar laut dengan angker dan blok
pemberat
 Panjang rantai pengikat sama dengan kedalaman air
pasang tinggi tertinggi (HHWL) ditambah jarak
kebebasan
 Panjang rantai dari blok pemberat ke pelampung
minimum 1,5 kali kedalaman air terbesar
 Berat blok pemberat tergantung pada besarnya kapal
yang menambat

Model penempatan pelampung penambat

8
21/09/2018

c. Dolphin
 Konstruksi yang digunakan untuk menambat
kapal tangker berukuran besar
 Dolphin direncanakan dapat menahan gaya
horisontal akibat benturan kapal, tiupan angin
dan dorongan arus pada kapal
 Berdasarkan fungsinya, Dolphin dibedakan 2
(dua) macam:
 Dolphin penahan (breasting
(breasting dolphin)
dolphin)
 Menahan benturan kapal ketika berlabuh dan menahan
tarikan kapal karena pengaruh tiupan angin, arus dan
gelombang
 Dolphin penambat (mooring
(mooring dolphin)
dolphin)
 Hanya berfungsi sebagai penambat

Tipe Dolphin (1)


 Berdasarkan konstruksinya, dolphin dibedakan
menjadi dolphin kaku dan dolphin lentur
 Dolphin lentur, terdiri dari:
 Suatu kelompok tiang dari kayu, besi atau beton
yang diikat dengan kabel baja
 Tiap kelompok bisa terdiri dari 3, 7, 19 atau lebih
tiang
 Dapat juga terdiri dari tiang-
tiang-tiang pancang yang
disusun secara simetris
 Dolphin lentur biasanya hanya digunakan untuk
tambatan kapal-
kapal-kapal kecil (< 5.000 DWT)

9
21/09/2018

Macam-
Macam-macam bentuk dolphin lentur

Dolphin lentur dari kayu

10
21/09/2018

Dolphin lentur dari kelompok tiang baja

11
21/09/2018

Tipe Dolphin (2)


 Dolphin kaku, terdiri dari:
 Dapat juga terdiri dari tiang-
tiang-tiang pancang kayu
kayu,
beton atau sel turap. Tambatan dilengkapi dengan
fender.
 Dolphin kaku digunakan untuk tambatan kapal-
kapal-kapal
besar (9.000 – 17.000 DWT)

Dolphin kaku dari kayu

12
21/09/2018

Dolphin kaku dari sel turap baja

Dolphin kaku dari beton

13
21/09/2018

14
21/09/2018

15
21/09/2018

16
21/09/2018

Grafik gaya defleksi fender karet silinder

17
21/09/2018

Grafik gaya defleksi fender karet silinder

Dimensi dan kapasitas fender karet silinder

18
21/09/2018

19
21/09/2018

20
21/09/2018

Pengaruh gaya horisontal pada tiang miring dan vertikal

21
21/09/2018

Gaya tarikan kapal searah panjang dolphin

22

Anda mungkin juga menyukai