Anda di halaman 1dari 17

Tata Surya : Pengertian, Teori

Terbentuknya, Anggota
AHA BlogWeb Astronomi
A. PENGERTIAN TATA SURYA

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas satu bintang besar yang disebut

dengan matahari, serta seluruh objek-objek yang terikat atau terpengaruh dengan gaya

gravitasinya. Objek-objek itu seperti delapan planet yang sampai saat ini sudah diketahui

dengan orbit berbentuk elips, lima planet kecil, 173 satelit alami, dan jutaan benda langit

lainnya seperti asterioid, meteor, komet, dan lain sebagainya.

Tata surya terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet

bagian luar, dan sabuk Kuiper yang berada di bagian terluar. Awan Oort diperkirakan terletak

di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Planet-lanet delapan itu jika diurutkan berdasarkan jaraknya dari matahari ialah Merkurius

(57,9 juta km), Venus (108 juta Km), Bumi (150 juta Km), Mars (228 juta km), Yupiter (779

juta km), saturnus (1430 juta km), uranus (2880 juta km), dan neptunus (4500 juta km). pada

tahun 2008, para ahli astrnomi mulai mengklasifikasikan lagi 5 objek angkasa masuk ke dalam

planet kecil, yaitu Ceres (415 juta km), pluto (5906 juta km), Haumea (6450 juta km),

Makemake (6850 juta km), dan Eris (10100 juta km).


TATA SURYA
B. TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA

1. Hipotesis Nebula

Hipotesis Nebula pertama sekali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1774 dan

kemudian disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775. Kemudian, hipotesis ini

dikembangkan lagi oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Hipotesis ini mengatakan

bahwasanya awalnya tata surya ini masih berbentuk sebagai kabut raksasa yang terbentuk dari

debu, es dan gas yang disebut nebula, serta gas yang sebagian besar ialah hydrogen. Gaya

gravitasi yang dimiliki membuat kabut raksasa tersebut menyusut dan berputar dengan arah

tertentu, sehingga suhu nya menjadi panas dan terakhir menjadi bintang raksasa (matahari).

Matahari kemudian terus menyusut dan berputar, sehingga terdpaat beberap apartikel yang

terlempar keluar. Partikel yang terlempar keluar itu berkat gaya gravitasi akhirnya memadat

seiring dengan penurunan suhu sehingga terbentuklah planet dalam dan planet luar. Laplace

berpendapat bahwa bentuk orbit tata surya yang berbentuk hampir melingkar merupakan akibat

dari proses pembentukan tersebut.


2. Hipotesis Planetesimal

Thomas C. Chamberlein dan Forest R. Moulton merupakan dua orang pertama yang

mengemukakan teori planetesimal pada tahun 1900. Teori ini berpendapat bahwasanya pada

saat awal matahari terbenutk, terdapat bintang lain yang lewat dengan jarak yang cukup dekat

dengan matahari. Akibatnya, terjadi benjolan pada permukaan matahari. Efek gravitasi bintang

yang ada membuat terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sebagian

materi akan tertarik kembali, sebgaian lainnya akan akan tetap di orbitnya, menjadi dingin dan

memadat, sehingga menjadi objek-objek kecil yang disebut dengan planetesimal, dan beberapa

yang lebih besar disebut dengan protoplanet. Objek-objek itu bertabrakan seiring waktu

sehingga terbentuklah planet dan bulan, sementara sisa lainnya menjadi komet atau asteroid.

3. Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis ini pertama sekali dipaparkan oleh James Jeans pada tahun 1917. Tata surya ini

awalnya terbentuk karena adanya objek lain yang mendekat saat awal pembentukan matahari.

Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari

matahari dan bintang lain tersebut karena gaya pasang surut mereka. Materi tersebut kemudian

terkondensasi menjadi planet. Namun, astronom Henry Norris Runsell mengemukakan ketidak

setujuannya atas teori ini.

4. Hipotesis Kondensasi

G.P Kuiper, seorang astronom asal Belanda pada tahun 1950 mengemukakan teorinya yang

bernama hipotesis kondensasi. Hipotesis ini menjelaskan bahwa tata surya awalnya terbentuk

karena adanya bola kabut raksasa yang berputar dan membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Protoplanet

Teori ini dikemukakan oleh Carl Van Weizsaecker, G.P Kuiper, dan Subrahmanyan

Chandarasekar. Menurut teori ini, di sekitar kabut matahari terdapat kabut gas yang

membentuk gumpalan-gumpalan yang secara perlahan-lahan menjadi gumpalan padat.

Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan dengan protoplanet

6. Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis ini dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956. Hipotesis ini berpendapat

awalnya tata surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan saling berdekatan.

Salah satu dari bintang tersebut meledak dan meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan

tersebut terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak (matahari) dan mulai

mengelilinya.

C. SEJARAH PENEMUAN TATA SURYA

Terdapat lima planet yang terdekat dengan matahari kecuali bumi yang telah diketahui dari

dahulu sejak zaman Romawi Kuno karena kelimanya tampak dilihat oleh mata telanjang, yaitu

Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Perkembangan selanjutnya dari ilmu

astronomi terlaksana setelah Galileo Galilei menemukan teropong refraktor yang berfungsi

untuk melihat objek-objek dengan kejauhan sekalipun, sehingga manusia seudah dapat melihat

benda-benda langit yang sebelumnya belum pernah diamati.

Penemuan teleskop oleh Galileo membuat para peneliti bisa melihat perubahan-perubahan

bentuk dari planet itu sendiri. Contohnya seperti Venus yang didapati bisa berbentuk sabit

ataupun purnama. Hal tersebut dikarenakan perubahan posisi venus terhadap matahari.

Penalaran posisi venus terhadap matahari semkain memperkuat teori heliosentris. Teori ini
mengatakan bahwa matahari sebagai pusat tata surya. Sebelumnya, Nicholas Copernicus

menggagas bumi sebagai pusat tata surya, bukan matahari.

Teleskop Galileo semakin dikembangkan dan disempurnakan oleh para peneliti lain seperti

Christians Huygens. Ia menemukan Titan, yaitu sebuah satelit planet Saturnus, yang berada

hampir dua kali orbit bumi-yupiter.

Penemuan teleskop juga semakin diimbangi dengan perkembangan bidang ilmu lainnya,

seperti penemuan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungannya antara satu dengan

yang lain yang ditemukan oleh Kepler. Lalu, Sir Isaac Newton menemukan hukum gravitasi.

Dengan menggunakan dua teori ini, maka pencarian dan perhitungan benda-benda langit dapat

berkembang.

Kemudian pada tahun 1781, William Herschel menemukan Uranus. Dari hasil perhitungan

orbit Uranus, maka selanjutnya ditemukanlah planet Neptunus pada tahun 1846. Terakhir pada

tahun 1930, ditemukanlah planet Pluto. Namun sekarang, Pluto sudah tidak dianggap sebagai

planet, melainkan sebagai asteroid.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1000 objek kecil lainnya yang letaknya

melampaui Neptunus (disebut objek trans neptunus) yang juga mengelilingi matahari.

Kemudian, pada tahun 2003, telah ditemukan lagi sebuah objek yang memiliki ukuran lebih

besar dari pluto dan juga mempunyai satelit, yang dinamakan dengan Xena.

D. ANGGOTA TATA SURYA

1. Matahari
Matahari merupakan induk dari tata surya dan merupakan komponen utama dalam tata surya.

Dikatakan demikian karena matahari menjadi satu-satunya objek yang dikelilingi oleh berbagai

macam objek langit lainnya (matahari menjadi pusat). Matahari memiliki ukuran 332.830

massa bumi. Massa yang cukup besar ini mendukung kesinambungan fusi nuklir dan

menyemburkan sejumlah energy yang dahsyat. Kebanyakan energy ini dilepaskan ke luar

angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik, termasuk sprektrum optik. Berikut merupakan

beberap afakta mengenai matahari, yaitu :

 Matahari merupakan pusat tata surya dan merupakan sebuah bintang yang tidak berbeda

dengan bintang lainnya

 Matahari di jagad raya merupakan bintang yang berukuran kecil

 Matahari merupakan satu bola gas panas yang memancarkan sendiri sumber energy ke

segala arah

 Energy yang dipancarkan matahari menjadi sumber kehidupan makhluk hidup di bumi

 Ukuran gari stengah matahari mencapai 100 kali lebih besar daripada bumi

2. Merkurius

Merupakan planet dalam yang terkecil dan paling dekat dengan matahari (jarak rata-rata

dengan matahari ialah 58 juta km). Merkurius memiliki garis tengah mencapai 4880 km.

Merkurius tidak mengandung atmosfer, dengan suhu di sekitarnya mencapai 200-400 Celcius.

Gravitasi yang dimilikinya kurang lebih sepertiga bumi.

3. Venus

Planet ini merupakan planet kedua terdekat dengan matahari dan planet yang terdekat dengan

bumi. Ia memiliki garis tengah sepanjang 12.104 km dengan jarak rata-rat ake matahari ialah
106 juta km. periode revolusi Venus ialah 224 hari gravitasinya 2300 dan memiliki tekanan

udara 20 atmosfer (20 kali tekanan udara di bumi). Permukaan Venus ditutupi oleh awan tebal.

Di Venus juga didapati batuan muda dan pegunungan tua dengan atmosfer yang berwujud debu

kering yang meliputi CO2, N, dan O2.

4. Bumi

Merupakan planet ketiga dari matahari dan merupakan satu-satunya planet yang dihuni oleh

makhluk hidup. Komposisi bumi terdiri atas lapisan biosfer yang terdiri dari nikel dan ferum

yang memiliki ketebalan kurang lebih 3470 km. lapisan antara memiliki ketebalan 1700 km

dan terdiri dari batuan meteorit. Lapisan litosfer yang terdiri dari lapisan Sial karen aterdiri dari

SiO2, Al2, dan O3 dan bagian Sima yang terdiri dari SiO2, Mg0, dan Al203. Tebal antara Sial

dan Sima tidak teratur, di pegunungan bisa sangat dalam, sedangkan di laut saling

berhubungan. Bumi memiliki satu buah satelit yang dinamakan dnegan bulan.

5. Mars

Planet ini memiliki jarak dengan matahari berkisar 228 juta Km, berevolusi sekitar 687 hari

dengan waktu rotasi adalah 24 jam 37 menit 21 detik. Mars memilikii dua satelit, yaitu Deimos

(berdimensi 10x12x16 km dan orbit 30,3 hari).

6. Yupiter

Merupakan planet yang terbesar karena memiliki diameter 130.000 km dengan jarak rata-rata

ke matahari mencapai 778 juta km. struktur Yupiter hampir sama dengan struktur matahari,

yang umumnya memiliki hydrogen serta campurannya, yaitu NH3, Amoniak, Helium, dan

Metan.
7. Saturnus

Planet ini merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter yang memiliki jarak rata-rata ke

matahari 1.426 juta km. Revolusi Venus mencapai 29,5 tahun dan rotasinya adalah 10 jam.

Saturnus memiliki 17 satelit seperti Titan, Tethys, Rea, Dione, dan tiga cincin indah. Cincin A

merupakan cincin terluar yang memiliki garis tengah 260.000 km. Cincin B merupakan cincin

tengah yang memiliki diameter 152.000 km, serta cincin C yang memiliki gari stengah 160.000

km.

8. Uranus

Memiliki jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.869 juta km, dan beredar mengelilingi matahari

dalam waktu 84 tahun dengan kecepatan rotasi 11 jam. Planet ini berdiameter 49.700 km. pada

Uranus, ditemukan unsur helium, hydrogen, dan metan. Planet ini juga memiliki 5 satelit, yaitu

Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.

9. Neptunus

Merupakan planet yang terjauh dengan matahari dengan jarak 4.495 juta km. berevolusi dengan

waktu 165 tahun, dengan waktu rotasi 15 jam. Satelit yang dimiliki Neptunus ada dua, yaitu

Triton yang berdiameter 4000 km, memiliki atmosfer dan bentuknya mirip pluto. Satelit kedua

ialah Nereid yang berdiameter 2000 km.

10. Asteroid

Merupakan materi bebatuan yang terletak antara Mars dan Yupiter. Materi ini sebagian gagal

menjadi planet karena gaya gravitasi yupiter yang begitu kuat dan berlangsung secara terus

menerus sehingga menghancurkan materi lainnya. Oleh karena itu, hamparan materi itu

menjadi sabuk asteroid yang sekarang menjadi bongkahan cincin raksasa dan serpihan batuan.
Asteroid pertama sekali ditemukan pada 1 januari 1801. Diantara pecahannya, batuan terbesar

dinamakan ceres yang bergaris tengah 480 mil dan berevolusi selama 4,5 tahun. Asteroid

memiliki ukuran yang kecil, namun jumlahnya mencapai milyaran di dalam tata surya.

ANGGOTA TATA SURYA


11. Komet

Komet merupakan kumpulan bongkahan batuan yang diselimuti oleh kabut berupa gas. Ketika

mendekati matahari, ia mengeluarkan gas yang bercahaya pada bagian kepala, dan semburan

cahaya pada bagian ekornya.diameter komet mencapai 100.000 km. apabila komet semakin

dekat dengan matahari, maka semakin besar pula tekanan matahari yang diterimanya.

Akibatnya, semakin panjang pula ekor komet.


Komet merupakan benda angkasa yang tidak padat terbentuk dari pecahan bahan yang sangat

kecil, yaitu debu, temperature dengan gas yang sangat tipis, sehingga memiliki gaya gravitasi

yang sangat lemah. Terdapat dua jenis komet, yaitu :

a. Komet berekor

Yaitu komet yang lintasannya berbentuk elips, dan apabila dekat dengan matahari akan

mengeluarkan gas yang diserap di daerah dingin untuk membentuk ekor.

b. Komet tak berekor

Merupakan komet yang lintasannya sangat pendek, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk

mengabsorpsi gas di daerah dingin

Sumber http://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Teori-Pembentukan-Penemuan-dan-
Anggota-Tata-Surya-adalah.html
Home Geografi /

Sistem Tata Surya (Teori Terbentuknya &


Anggota Tata Surya)
Ahmad Fathoni 08.00
Tata Surya menjadi kajian favorit penulis pribadi. Dalam mengkaji tata surya, kita di ajak
mempelajari banyak hal seperti bagaimana tata surya terbentuk dan juga mempelajari anggota-
anggota dalam tata surya. Nah melanjutkan artikel sebelumnya yang membahas tentang jagat
raya dan Galaksi, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba menjabarkan tentang
tata surya : teori terbentuknya serta anggota-anggota tata surya seperti matahari, planet,
asteroid, meteor, dan komet. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Jagat raya ini banyak terdapat galaksi, dan bumi kita berada pada salah satu galaksi tersebut
yaitu galaksi Bima Sakti. Dalam galaksi Bima Sakti sendiri, terdapat berjuta-juta bintang,
sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti.
Matahari merupakan pusat tata surya kita. Matahari mempunyai sejumlah anggota diantaranya
planet, asteroid, meteor dan komet yang membentuk suatu susunan yang disebut sistem tata
surya.

A. Teori Terjadinya Tata Surya

Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini
terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran manusia dan sampai sekarang pun belum
diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikian, terdapat beberapa ahli
yang mengungkapkan teori-teori terbentuknya sistem tata surya kita, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Teori Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796.
Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas
hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, karena proses pendinginan
kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat,
selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram.
Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari
sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.

2. Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat
dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga
menyebabkan pasang di bagian gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari
Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak
mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan
kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk
Bumi kita.

3. Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Teori ini mengatakan bahwa planet-planet
terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di
dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa
pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Menurut teori ini, ketika bintang
mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang
berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan mengecil di kedua
ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk sebuah planet.

4. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)


Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang
bernama Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan
bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas
bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya
menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang
mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.

5. Teori Awan Debu


Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas.
Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring.
Ketidakteraturan dalam awan itu menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang
berputar berkumpul menjadi satu. Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah
awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian
menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.

BACA JUGA: ALAM SEMESTA & GALAKSI

B. Anggota Tata Surya

Seperti yang telah kamu ketahui di depan bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat Tata
Surya), planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor, asteorid, komet, dan
satelit alami yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa sifat yang
dimiliki oleh anggota Tata Surya kita.

1. Matahari

Matahari adalah pusat Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih besar
dari Bumi. Sungguh besar, bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari
termasuk bintang yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.

Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut satu satuan
astronomi (1 sa). Waktu yang dibutuhkan oleh sinar Matahari untuk sampai ke Bumi 8,33
menit.
Matahari terdiri atas bagian inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas lapisan
fotosfera, khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang dipancarkan ke segala
penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera. Korona berada pada bagian terluar
Matahari, berupa lidah api yang menyala-nyala.

Seperti halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang sangat
dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada bagian inti menghasilkan panas sebesar
15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh
luar biasa panas, bukan? Oleh karena itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya
berupa

2. Planet

Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan
beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet
yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.

Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-
planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam
suatu sistem tata surya.

Berdasarkan massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:

 Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
 Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Sedangkan berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:

 Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari
lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara
lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet
Dalam adalah Merkurius dan Venus.
 Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari
lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan
bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU)


ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006 telah
memutuskan beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah resolusi 5A yang berisi
mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda angkasa dapat disebut sebagai planet apabila
memiliki syarat-syarat sebagai berikut.

 Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.


 Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid
supaya ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
 Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.

Planet Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah planet
karena Pluto memiliki orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini menunjukkan Pluto
sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.

Lihat penjelasan tentang planet-planet di sistem tata surya kita beserta karakteristiknya, di sini.

3. Asteroid

Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang sangat
banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari.
Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di
antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.

Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter.
Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah
Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan
dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).

4. Meteor

Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya
bergerak cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan
bagian dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak seperti
bola api.

Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika terjadi
hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar
habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar
habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit.
Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk kawah besar seperti kawah Barringer di
wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.

5. Komet

Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan atom-
atom di udara. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan
mil. Oleh karena itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas komet adalah
ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa mencapai 100 juta km. Inti komet disebut
nukleus yang terdiri atas bongkahan es serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa
mencapai 10 km. Ekor merupakan bagian dari komet, berasal dari Coma yang menyelimuti inti
komet. Diameter Coma bisa mencapai 100.000 km.

Anda mungkin juga menyukai