Anda di halaman 1dari 9

Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

PENGEMBANGAN FORMULASI DAN UJI EVALUASI FISIK SEDIAAN PEWARNA RAMBUT


EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI

FORMULATION DEVELOPMENT AND EVALUATION OF PHYSICAL TEST PREPARATIONS HAIR DYE


PINANG SEED EXTRACT (Areca catechu L.) AS NATURAL DYES

Mohammad Zaky1*, Tuwistika Riski Susanti2, Dina Pratiwi3


1,2,3
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, Program Studi Farmasi, Tangerang
*Corresponding Author Email : mzaky12@gmail.co.id

ABSTRAK
Sediaan pewarna rambut adalah kosmetik yang digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai
rambut. Biji pinang mengandung zat penyamak (tanin) dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami
dalam pewarnaan batik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan ekstrak biji
pinang sebagai pewarna alami pada sediaan pewarna rambut dan mengetahui evaluasi fisik sediaan
perwarna rambut dari biji pinang sebagai pewarna rambut alami. Sediaan pewarna rambut dibuat dengan
formula yang terdiri dari berbagai konsentrasi ekstrak biji pinang yaitu 0, 5, 15, 25 dan 35%. Evaluasi fisik
yang dilakukan antara lain uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji stabilitas terhadap rambut, uji
stabilitas terhadap pencucian dan uji stabilitas terhadap sinar matahari. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak biji pinang dapat mempengaruhi warna rambut uban yang diperoleh. Sediaan berupa gel,
pH sediaan pada kisaran 2,6 – 3,8 dan vikositas pada kisaran 8000 – 9600 cps. Pewarnaan rambut dari
rambut uban menjadi warna chocolate brown terjadi pada konsentrasi ekstrak 35%. Hasil uji stabilitas
terhadap pencucian dapat bertahan sampai 7 kali pencucian, uji stabilitas terhadap sinar matahari
menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna pada rambut yang diberi perlakuan.
Kata kunci: ekstrak etanol biji pinang, pewarna rambut.

ABSTRACT
The hair dyes preparation is a cosmetic used in hair makeup for hair coloring. Betel nut tanners contain
substances (tannins) can be utilized as natural dyes in buteeq coloring. The purpose of this study is to
investigate the use of betel nut extract as a natural dye on the hair dye preparation and to knowing the
physical evaluation of natural hair dyes preparation of betel nut as a natural hair dye. Preparations hair
dye made with a formula consisting of various concentrations of betel nut extracts were 0, 5, 15, 25 and
35%. Physical evaluation undertaken include organoleptic test, test the pH, viscosity test, stability test on
the hair, to washing stability test and stability test to sunlight. The results showed that the betel nut
extracts can affect the color of gray hair obtained. Gel dosage form, dosage pH in the range 2.6 to 3.8
and a viscosity in the range of 8000-9600 cps. Hair coloring of gray hair into a chocolate brown color
occurs in 35% concentration of the extract. The results of stability tests to washing can last up to 7 times
washing, test the stability of the sun indicates that no change of color on the hair treated.
Keywords: ethanol extract of betel nut, a hair dye.

PENDAHULUAN
organ genital bagian luar), atau gigi dan
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
membran mukosa mulut, terutama untuk
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
membersihkan, mewangikan, mengubah
tubuh manusia (kulit, rambut, kuku, bibir, dan
Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 35
Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

penampilan, dan atau memperbaiki bau badan 1996; Amudhan, dkk., 2012). Senyawa tersebut
atau melindungi atau memelihara tubuh pada merupakan senyawa yang menghasilkan warna
kondisi baik (Permenkes RI No. pada biji pinang.
1175/MENKES/VIII/2010).

Hasrat dan gairah ingin mewarnai rambut METODE PENELITIAN


memang sudah dikembangkan sejak zaman
Alat
dahulu dalam peradaban kuno. Bahan ramuan
yang dijadikan zat warna waktu itu diperoleh dari Alat yang digunakan dalam penelitian ini
sumber alam, umumnya berasal dari tumbuhan; adalah blander, alat-alat gelas laboratorium
biasanya digunakan dalam bentuk ekstrak. (pyrex, japan), sudip, kertas saring, cawan
Bahkan telah diusahakan pula untuk menyari porselen, mortir, stemper, timbangan analitik
komponen utama bahan warna alam yang (BB Adam®, China), oven (memmert, japan),
kemudiaan disintesis. rotary evaporator (Eyela®, China), pH meter
(MeterLab®, jerman), viskometer (Brookfield RV,
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan USA).
kosmetika yang digunakan dalam tatarias
Bahan
rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk
mengembalikan warna rambut asalnya atau Bahan-bahan yang digunakan dalam
warna lain. Pewarnaan rambut dapat dilakukan penelitian ini adalah biji buah pinang (Areca
dengan berbagai cara, menggunakan berbagai catechu L.), etano 70%, pirogalol, tembaga (II)
jenis zat warna alam maupun sintetik (Depkes sulfat, xanthan gum,purified water (PT. Molex
RI, 1985). Penggunaan pewarna sintesis pada Ayus), rambut uban.
pewarna rambut dapat berbahaya bagi
kesehatan manusia, salah satu contoh zat
warna sintetis yang digunakan dalam kosmetik METODE
adalah rhodamin B. Pewarna rhodamin B secara 1. Determinasi
topikal/luar tubuh, bisa menyebabkan iritasi kulit, Biji pinang (Areca catechu L.) diperoleh
risiko kanker dan dalam konsentrasi tinggi bisa dari Desa Kadu Merak RT/TW 01/01,
menyebabkan kerusakan hati (Yusfinah, dkk. Kelurahan Kadu Merak, Kecamatan Karang
2008). Oleh karena itu, penggunaan pewarna Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Banten..
sintesis dapat digantikan dengan pewarna alami. Determinasi tumbuhan dilakukan di Lembaga
Salah satu tambuhan yang dapat di manfaatkan Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat
adalah pada biji pinang. Penelitian Biologi-LIPI Bogor JL. Raya
Jakarta-Bogor Km.46 Cibinong-Bogor.
Pinang (Areca catechu L.) terutama pada
bagian biji merupakan salah satu tambuhan 2. Pembuatan ekstrak
yang dapat digunakan sebagai pewarna. Langkah awal dengan membuat serbuk
Menurut Heyne (1987), biji pinang dapat simplisia biji pinang kemudian dilakukan
menghasilkan warna merah anggur tua. ekstraksi dengan maserasi menggunakan
Pemanfaatan pinang untuk konsumsi dalam etanol 70%. Hasil ekstrak kemudian
negeri masih sedikit. Selama ini, pinang dipekatkan dengan rotary evaporator, sampai
digunakan sebagai ramuan yang dimakan didapat ekstrak kental.
bersama sirih yang menjadi kebiasaan turun
temurun pada beberapa daerah tertentu di 3. Skrinning fitokimia
Indonesia. Selain itu, pinang digunakan sebagai a. Identifikasi alkaloid
obat tradisional. Penggunaannya sebagai Sebanyak 0,5 gram ekstrak
pewarna telah digunakan bersama gambir dimasukkan kedalam tabung reaksi
menghasilkan warna soga pada batik. Pinang ditambahkan 5 ml HCl 2 N dan
mengandung senyawa golongan polifenol, yaitu dipanaskan pada penangas air, setelah
flavonoid dan tannin (Nonaka, 1989; Ma, dkk., dingin disaring dan filtrat ditambahkan
Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 36
Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

reagen meyer. Terbentuknya endapan anhidrad lalu didinginkan. Setelah dingin,


atau kekeruhan menunjukan adanya ditambahkan dengan H2SO4 pekat. Jika
alkaloid (Farnsworth, 1996). terbentuk warna kemerahan,
b. Identifikasi Flavonoid menunjukan adanya triterpenoid (Mandal
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dan Ghosal, 2012).
dimasukkan ke dalam tabung reaksi e. Steroid
ditambahkan 2 ml etanol 70%, Sebanyak 0,5 gram ekstrak
ditambahkan 0,5 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
magnesium, kemudian ditambahkan ditambahkan dengan 2 ml kloroform
beberapa tetes HCl pekat. Terbentuknya kemudian 2 ml H2SO4 pekat diteteskan
warna orange sampai merah pelan-pelan dari sisi dinding tabung
menunjukan adanya flavon, merah reaksi. Pembentukan cincin warna merah
sampai merah keunguan menunjukan menunjukan adanya steroid (Mandal dan
adanya flavanon (Farnsworth, 1996). Ghosal, 2012).
f. Tanin
Sebanyak 0,5 gram ekstrak
c. Identifikasi Saponin dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
Ekstrak kental etanol 70% biji pinang ditambahkan dengan FeCl3 0,1 %.
(Areca catechu L.) sebanyak 1 g Terbentuknya warna biru-hitam, hijau
ditambahkan dengan air hangat, dikocok atau biru-hijau dan endapan menunjukan
vertikal selama 10 detik kemudian adanya tannin (Farnsworth, 1966).
dibiarkan selama 10 detik. Pembentukan
busa setinggi 1 – 10 cm yang stabil 4. Pembuatan formula
selama tidak kurang dari 10 menit Formula yang dipilih berdasarkan
menunjukan adanya saponin. Pada formula standar yang terdapat pada
penambahan 1 tetes HCl 2 N, busa tidak Formularium Kosmetika Indonesia (1985)
hilang (Depkes RI, 1995). seperti Tabel 1.
d. Triterpenoid Berdasarkan penelitian ini, sediaan
Sebanyak 0,5 gram ekstrak yang akan dibuat adalah sediaan pewarna
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, rambut dengan digunakan formula sebagai
ditambahkan dengan 1 ml kloroform. berikut:
Kemudian ditambahkan 1 ml asetat

Tabel 1. Formula Standar


Komposisi Coklat muda Coklat tua Hitam
Hena, serbuk 30 83 73
Pirogalol 5 10 15
Tembaga (II) sulfat 5 7 12

Tabel 2. Formula Pewarna rambut yang dibuat


Formula (%)
Komposisi
A B C D E
Ekstrak biji pinang 0 5 15 25 35
Pirogalol 1 1 1 1 1
Tembaga (II) sulfat 1 1 1 1 1
Xanthan gum 1 1 1 1 1
Purified water ad (ml) 100 100 100 100 100

Keterangan :
Formula A : konsentrasi ekstrak biji pinang = 0 %
Formula B : konsentrasi ekstrak biji pinang = 5 %

Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 37


Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

Formula C : konsentrasi ekstrak biji pinang = 15 %


Formula D : konsentrasi ekstrak biji pinang = 25 %
Formula E : konsentrasi ekstrak biji pinang = 35 %
Prosedur kerja sediaan selesai dibuat dan penyimpanan
selama 4 minggu.
Dilakukan kalibrasi terhadap beker
gelas 100 ml. Sesuai dengan formula yang
c. Viskositas krim
digunakan, hal pertama yang dilakukan
Pengukuran viskositas dilakukan
mengembangkan xanthan gum dengan
dengan menggunakan viskometer
purified water diaduk sampai terbentuk basis
brookfield yaitu dengan memasang
gel. Campurkan pirogalol, tembaga (II) sulfat,
spindle No.5 pada alat kemudian
dan ekstrak biji pinang kedalam lumpang,
dicelupkan kedalam sediaan sampai
hingga homogen. Ditambahkan purified water
batas tertentu dan atur kecepatan 10 rpm
50 ml kedalam lumpang lalu dicampur hingga
Pada suhu (25°C). tiap masing-masing
homogen. Masukkan campuran pirogalol,
pengukuran dibaca skalanya ketika
tembaga (II) sulfat dan ekstrak biji pinang
jarum merah telah stabil nilai vikositas
kedalam basis gel. Dipindahkan massa
diperoleh dari hasil perkalian dial reading
kedalam beker gelas yang telah dikalibrasi,
dengan faktor koreksi khusus pada
kemudian dicukupkan dengan purified water
masing-masing kecepatan spindle.
sampai batas kalibrasi.
Cuci rambut dengan shampoo dan d. Uji penyimpanan sediaan
keringkan, setelah itu rambut dimasukan Sediaan pewarna rambut ekstrak biji
kedalam campuran bahan pewarna rambut, pinang diuji stabilitasnya dengan
dilakukan perendaman selama 1 sampai 4 memperhatikan bentuk, warna dan bau
jam. Setelah diangkat rambut dicuci lalu selama penyimpanan. Proses
dikeringkan dan amati warna yang terbentuk penyimpanan sediaan pewarna rambut
sesuai dengan waktu perendaman. tersebut dimasukkan pot salep kecil.
Diamati perubahannya setiap seminggu
5. Penentuan Evaluasi Fisik Sediaan Pewarna selama 1 bulan.
Rambut Meliputi:
e. Uji stabilitas warna yang dihasilkan
a. Organoleptis Sejumlah rambut yang telah
disiapkan cuci dengan shampoo lalu
Uji organoleptis dimaksudkan untuk
melihat tampilan fisik sediaan yang dimasukkan kedalam formula pewarna
meliputi bentuk, warna dan aroma. rambut, direndam. Masing-masing
sediaan diamati warna yang terbentuk
b. Uji pH .
Penentuan pH dilakukan dengan f. Uji stabilitas warna terhadap pencucian
menggunakan alat pH meter. Caranya : Rambut yang telah diberikan
alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan sediaan pewarna rambut yang dibuat
larutan dapar standar (pH 7) dan larutan sebelumnya dicuci dengan
menggunakan 1 tetes shampoo dan
dapar pH asam (pH 4) Hingga alat
menunjukan harga pH tersebut. dikeringkan. Pencucian ini dilakukan
Kemudian elektroda dicuci dengan air setiap 2 hari sekali selama satu bulan.
dan keringkan dengan tissue. Elektroda
dicelupkan dalam sediaan yang telah g. Uji stabilitas warna terhadap sinar
dibuat. Biarkan alat menunjukan harga matahari
pH sampai kosntan. Pengukuran Uji ini untuk mengetahui stabilitas
dilakukan sebanyak tiga kali untuk warna yang dihasilkan terhadap
masing-masing sediaan pada saat pengaruh paparan sinar matahari,
dengan prosedur yaitu rambut yang telah
Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 38
Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

direndam dengan pewarna rambut,


dibilas bersih dibiarkan terkena sinar Hasil penapisan fitokimia ekstrak etanol
matahari langsung selama 5 jam mulai 70 % biji pinang menunjukan hasil positif
pukul 10.00 sampai 15.00 WIB setelah alkaloid, saponin, tanin fenolik, flavonoid,
itu diamati perubahan warna. triterpenoid, dan glikosida.

ANALISIS DATA 4. Evaluasi Fisik Sediaan Pewarna Rambut


Meliputi:
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah secara deskritif, dimana
a. Uji organoleptik
metode ini dapat menggambarkan suatu
Uji organoleptik meliputi bau, warna,
keadaan secara obyektif yang disajikan dalam
dan bentuk yang dihasilkan dengan
bentuk tabel, grafik, atau presentasi.
pengamatan visual.
Tabel 4. Hasil uji organoleptik
HASIL DAN PEMBAHASAN Formula Organoleptis
Bentuk Aroma warna
1. Determinasi Semi Khas basis
F1
padat RAL 9005
Hasil determinasi menunjukan bahwa F2 Semi Khas ekstrak
tanaman sampel yang diuji adalah benar padat RAL 9005
tanaman pinang jenis Areca catechu L., suku F3 Semi Khas ekstrak
Arecaceae. RAL 8022
padat
F4 Semi Khas ekstrak
2. Pembuatan ekstrak
padat RAL 8028
Ekstrak kental yang didapat sebanyak F5 Semi Khas ekstrak
299,2 gram dan diperoleh rendemen esktrak padat RAL 8024
sebesar 16,62 %. Nilai rendemen yang tinggi
menunjukan proses ekstraksi zat aktif Berdasarkan hasil yang diperoleh
berlangsung efektif. berupa bentuk setengah padat, warna
sediaan bervariasi sesuai dengan
3. Skrinning Fitokimia penambahan konsentrasi ekstrak biji
pinang dan aroma yang dihasilkan
Hasil skrinning fitokimia ditujukan pada adalah khas ekstrka. Aroma dan warna
Tabel 3. yang dihasilkan pada sediaan tergantung
dari konsentrasi ekstrak yang digunakan.
Tabel 3 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Semakin tinggi konsentrasi ekstrak,
70% Biji Pinang
maka semakin kuat aroma khas ekstrak
Metabolit Hasil biji pinang dan semakin tinggi
sekunder pengujian
konsentrasi ekstrak, maka warna sediaan
Alkaloid +
semakin terang karena sediaan dominan
Saponin +
Tanin + dengan ekstrak biji pinang.
Fenolik +
Flavonoid + b. Uji pH
Triterpenoid + Uji pH bertujuan untuk memastikan
Steroid - bahwa pH pewarna rambut sesuai
Glikosida + persyaratan.
Keterangan : (+) : ada
(−) : tidak ada Tabel 5. Hasil uji pH

Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 39


Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

Hari Formula (pH) Tabel 6. Uji viskositas


ke- F1 F2 F3 F4 F5 Formula Evaluasi viskositas (cps)
1 2,803 2,826 2,943 3,006 3,003
Minggu Minggu Minggu Minggu
3 2,81 2,83 3,02 3,02 3,006
1 2 3 4
5 2,79 2,84 3,016 3,016 3,006
F1 8000 7333,3 6800 6400
7 2,78 2,85 3,067 3,067 3,003
F2 8400 8000 6800 6400
9 2,68 2,74 2,90 2,96 2,96
F3 8800 8000 7200 6800
11 2,70 2,73 2,90 2,97 2,94
F4 9733,3 8800 8400 8000
13 2,73 2,73 2,88 2,97 2,93
F5 9600 9600 8000 8000
15 2,68 2,71 2,87 2,95 2,96
Berdasarkan Hasil Tabel 5. Hasil
Hasil dari penelitian uji viskositas
pengkuran pH pada semua formula
dapat dilihat pada Tabel 6. didapatkan
sediaan tidak sesuai dengan pH kulit
bahwa semakin besar konsentrasi
kepala, karena kadar keasaman atau pH
ekstrak maka semakin besar nilai
formula semuanya dibawah 4,5 - 6,5.
viskositasnya, akan tetapi pada formulasi
setelah penyimpanan 4 minggu pH
5 mengalami penurunan. Hal ini
mengalami penurunan yaitu berkisar
disebabkan oleh temperatur suhu yang
3,003 – 2,68 pH tidak boleh terlalu asam
mengakibatkan nilai viskositas menurun.
karena dapat mengiritasi kulit dan tidak
Kemasan yang kurang kedap juga dapat
boleh terlalu basah karena dapat
menyebabkan sediaan pewarna rambut
membuat kulit menjadi bersisik.
menyerap uap air (higroskopis) dari luar,
Penurunan pH dapat dipengaruhi oleh
sehingga menambah volume air dalam
suhu, kandungan zat lain dalam sediaan
sediaan pewarna rambut. Selain itu
yang ikut bereaksi yang dapat
kelembaban ruangan penyimpanan yang
menggangu (Vasiljevic, 2005).
tidak terkontrol, dapat menyebabkan
sediaan pewarna rambut menyerap uap
Uji pH air dari luar, sehingga viskositas sediaan
3.1
pewarna rambut menurun (Jaelani,
3
2012).
2.9
Nilai pH

F1
2.8
2.7
Uji Viskositas
F2 12000
2.6
2.5 10000
F3
Nilai Viskositas

F1
2.4 8000
F4 F2
6000
F3
4000
F4
2000
Gambar 1. Uji pH F5
0
Minggu 1Minggu 2Minggu 3Minggu 4

Gambar 2. Uji viskositas


c. Uji viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk d. Uji penyimpanan sediaan
mengetahui konsistensi sediaan yang Uji penyimpanan sediaan bertujan
berpengaruh pada penggunaan pewarna untuk mengetahui kestabilan sediaan
rambut. selama waktu penyimpanan.

Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 40


Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

Tabel 7. Uji penyimpanan sediaan kecoklat. Berdasarkan pemeriksaan


Perubahan selama organoleptis selama masa penyimpanan
waktu penyimpanan warna dan aroma tidak mengalami
pengamatan formula
pada minggu ke- perubahan.
1 2 3 4
F1 - - + + e. Uji stabilitas warna yang dihasilkan
F2 - - + + Berdasarkan hasil pengamatan
Bentuk F3 - - + +
terhadap percobaan yang telah
F4 - - + +
F5 - - + + dilakukan, perendaman rambut uban dari
F1 - - - - masing-masing formula yang dibuat
F2 - - - - memberikan perubahan warna pada
Warna F3 - - - - rambut uban seperti Tabel 8.
F4 - - - -
F5 - - - - Tabel 8. Uji stabilita warna yang dihasilkan

F1 - - - - Formu Waktu Perendaman (jam)


F2 - - - - la
Aroma F3 - - - - (warn 1 2 3 4
F4 - - - - a)
F5 - - - -
F1
(0%) RAL RAL RAL RAL
Keterangan
1015 1014 1001 1011
F1 : formula 1 konsentrasi ekstrak biji pinang 0%
F2 : formula 2 konsentrasi ekstrak biji pinang 5%
F3 : formula 3 konsentrasi ekstrak biji pinang 15%. F2
(5%) RAL RAL RAL RAL
F4 : formula 4 konsentrasi ekstrak biji pinang 25%
1015 1001 1011 8024
F5 : formula 5 konsentrasi ekstrak biji pinang 35%
( - ) : tidak ada perubahan
F3
( + ) : ada perubahan RAL1 RAL
(15%) RAL RAL
1001 011 8024 8002
Berdasarkan pemeriksaan stabilitas
sediaan ini menunjukkan bahwa bentuk F4
dari semua formula untuk minggu ke- 1 (25%) RAL RAL RAL RAL
dan 2 tidak terjadi perubahan, setelah 1001 1011 8002 8012
minggu ke- 3 dan 4 terjadi perubahan
pada sediaan pewarna rambut, F5
perubahan sediaan bentuk diakibatkan (35%) RAL RAL RAL RAL
oleh faktor suhu selama masa 1011 8002 8012 8017
penyimpanan mengakibatkan sediaan
menjadi encer. Sedangkan untuk Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan
perbedaan warna pada kelima bahwa semakin besar konsentrasi
konsentrasi sediaan, semakin tinggi ekstrak biji pinang, maka pewarnaan
konsentrasi ekstrak biji pinang warna menjadi lebih gelap. Hal ini disebabkan
yang dihasilkan semakin pekat. Pada karena semakin tinggi jumlah ekstrak biji
konsentrasi 0%, dan 5% tidak memiliki pinang akan memberikan warna yang
perbedaan warna, hal ini dikarenakan lebih dominan dibandingkan formula
perbedaan ekstrak biji pinang yang dengan konsentrasi ekstrak lebih rendah.
digunakan tidak signifikan. Sedangkan Hasil pengamatan secara visual
pada konsentrasi 15%, 25%, dan 35% terhadap perendaman rambut uban
menunjukkan peningkatan warna gelap diperoleh formula yang menghasilkan

Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 41


Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

perubahan warna paling jelas yang dapat menempel lebih kuat pada tangkai
mengarah pada formula 5 yang terdiri rambut (Depkes RI, 1985)
dari ekstrak biji pinang 35%, pirogalol
1%, tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan g. Uji stabilitas warna terhadap sinar
gum 1%. matahari
Uji stabilitas warna terhadap sinar
f. Uji stabilitas warna terhadap pencucian matahari bertujuan untuk mengetahui
Uji stabilita warna terhadap stabilitas warna yang dihasilkan terhadap
pencucian bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan sinar matahari.
pengaruh perbedaan lama pencucian
terhadap warna. Syarat pencucian
pewarna rambut permanen dengan
menggunakan sampo dilakukan minimal
7 kali pencucian.

Tabel 9. Uji stabilitas warna terhadap


pencucian
Pencucia Perubahan warna Tabel 10. Uji stabilitas warna terhadap sinar
n ke- F1 F2 F3 F4 F5 matahari
1 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Lama Formula (warna)
3 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Penjemuran
5 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap F1 F2 F3 F4 F5
(jam)
7 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
9 Pudar Pudar Tetap Pudar Tetap
11 Pudar Pudar Pudar Pudar Pudar 0 RAL RAL RAL RAL RAL
13 Pudar Pudar Pudar Pudar Pudar
1011 8024 8002 8012 8017
15 Pudar Pudar Pudar Pudar Pudar

Berdasarkan uji stabilitas warna 5 RAL RAL RAL RAL RAL


terhadap pencucian diperoleh hasil 1011 8024 8002 8012 8017
bahwa kelima formula memiliki warna
yang tetap sampai dengan 7 kali Berdasarkan Tabel IV.9. terlihat
pencucian dengan shampoo, setelah bahwa sesudah rambut terpapar sinar
melebihi 7 kali pencucian maka rambut matahari langung warna rambut tetap
berlahan – lahan akan memudar tetapi sama. Hal ini dikarenakan zat warna
dalam penelitian ini warna yang dapat menembus kutikula dan masuk
memudar hanya tipis tidak telalu jelas kedalam korteks rambut sehingga warna
perubahannya. Pada rambut yang rambut tidak mudah berubah. Sinar
menggunakan formula ke 3 dan 5 warna matahari dapat mempengaruhi terjadinya
rambut dengan 9 kali pencucian memiliki perubahan warna pada hasil aplikasi
warna tetap, setelah lebih dari 9 kali pewarna rambut terhadap matahari
pencucian warna mulai memudar. Warna diperoleh bahwa semua formula pewarna
rambut uban bias dikatakan stabil rambut yang dihasilkan stabil pada
terhadap pencucian karena adanya paparan sinar matahari selama 5 jam.
pencampuran zat warna alami dengan
zat warna senyawa logam.campuran KESIMPULAN
tersebut dapat memperbaiki daya lekat a. Golongan senyawa yang terkandung di
warna pada rambut sehingga zat warna dalam ekstrak etanol 70% biji pinang
menunjukan hasil positif alkaloid, saponin,

Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 42


Mohammad Zaky, Tuwistika Susanti, Dina Pratiwi 2015

b. tannin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, dan Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia,
glikosida. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, 460
c. Ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dapat – 464.
diformulasikan sebagai sediaan pewarna
Jaelani, A.K. 2012, Formulasi Gel Antijerawat
rambut yang dihasilkan warna light ivory
Ekstrak Etanol Patikan Kebo (Euphorbia
sampai chocolate brown pada rambut.
hirta L.) Dengan Basis HPMC Tipe 2910:
Sediaan pewarna rambut ekstrak biji pinang
Uji Sifat Fisik, Stabilitas Fisik dan
berbentuk gel, beraroma khas, memiliki pH
Aktivitas Antibakteri Terhadap
sediaan 2,6 – 3,8, viskositas pada kisaran
Staphylococcus epidermis. Naskah
6400-9600 cps, stabilitas pencucian rambut
Publikasi. Fakultas Farmasi Universitas
bertahan sampai 7 kali pencucian,
Muhammadiyah Surakarta. 1- 14.
sedangakan untuk stabilitas terhadap sinar
matahari menunjukkan tetap stabil. Ma, Y., Hsu, F., Lan, S.J., dan Chen, C., 1996,
d. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh Tannins from betel nuts, J of the Chinese
bahwa perubahan warna paling jelas yang Chem Soc, 43:77-81.
mengarah pada formula 5 yang terdiri dari Mandal, P., and Ghosal, M., 2012,
ekstrak biji pinang 35%, pirogalol 1%, Phytochemical Screening and
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum
Antioxidant Activities of Two Selected
1% yaitu chocolate brown. ‘Bihi’ Fruits Used as Vegetables in
Darjeeling Himalaya, 73, 300-304.
Nonaka, G., 1989, Isolation and structure
elucidation of tannins, Pure &
DAFTAR PUSTAKA Appl.Chem, 61(3):357 – 360.
Amudhan, M.S., Begum, V.H., Hebbar, K.B., Permenkes, RI.,2010, Peraturan Menteri
2012, A review on phytochemical and Kesehatan Republik Indonesia nomor
pharmacological potential of Areca 1175/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Izin
catechu L. Int J Pharm Sci Res., 3(11); Produksi Kosmetia Dengan Rahmat
4151 – 4157. Tuhan Yang Maha Esa, Menteri
Depkes RI., 1985, Formularium Kosmetika Kesehatan Republik Indonesia, 3
Indonesia, Jakarta: Departemen Vasiljevic, D, Vuleta, G and Primorac, M., 2005,
Kesehatan Republik Indonesia, 208 – The Characterization Of the Semi – solid
223. W/O /W Emulsions with Low
Depkes RI., 1995, Farmakope Indonesia, Edisi Concentration Of the Primary Polymeric
Ke-empat, Jakarta: Departemen Emulsifier, Int J CosmetSci, 88.
Kesehatan Republik Indonesia, 7 – 8, Yusfinah, S., Pardede, M.H., Nababan, K.A.,
1192-1193, 1199. Irma, D., Mahadi, R., 2008, Dermatiti
Farnsworth, N.R., 1966, Biological and Kontak Alergi Karena Cat Rambut,
Phytochemical Screening of Plants, Majalah Kedokteran Nusantara, 41(3):
Journal of Pharmaceutical Sciences, 225 180 – 3.
– 276.

Farmagazine Vol. 2 No. 1 Februari 2015 43

Anda mungkin juga menyukai