Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL DISKUSI

MODUL WHOLE OF GOVERNMENT (WoG)

Pemateri : Dr. Minsya T. Djaling, Drs., Sc., M. Kes.


Widyaiswara Ahli Utama
BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah

Kelompok III

1. Candra Aditya, S.H. 7/ PELDAS-CPNS/I/2018


2. David Frima Negara, S.H. 9/ PELDAS-CPNS/I/2018
3. Harry Ferdinan W. Padang, S.T. 11/ PELDAS-CPNS/I/2018
4. Saut H. Sirait, S.E. 27/ PELDAS-CPNS/I/2018
5. Yogi Arga Unanda, S.Psi. 31/ PELDAS-CPNS/I/2018

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III TAHUN 2018


KERJASAMA
KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KALIMANTAN TENGAH
DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Pelatihan Dasar CPNS Golongan III merupakan amanat dari Undang-Undang


No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil negara yaitu Instansi Pemerintah wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Tujuan dari pelatihan terintegrasi ini
adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat serta motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dengan deimikian UU ASN mengedepankan nilai-nilai dan pengembangan karakter
dalam mencetak ASN.
Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III model baru ini mengacu pada
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III. Materi Pelatihan
Dasar CPNS model baru ini meliputi ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta dengan menerapkan Nilai Manajemen
ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik.
Mata pelatihan Whole of Government ini membekali peserta dengan
pengetahuan tentang sistem pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam
pelayanan melalui pembelajaran konsep Whole of Government (WoG), penerapan WoG,
best practices penerapan WoG dalam pemberian pelayanan yang terintegrasi di
berbagai negara dan implementasi WoG dalam perspektif kebijakan Indonesia.
Sebagai penutup kami mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada
Bapak Dr. Minsya T. Djaling, Drs., Sc., M. Kes. Atas bimbingannya selama ini terkhusus
menjadi pemateri dalam mata diklat Whole of Government. Kami selaku peserta juga
memohon maaf apabila dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Semoga tulisan ini dapat memberikan khazanah baru dalam perkembangan
Reformasi Publik di Indonesia.

Palangka Raya, 29 Agustus 2018

Kelompok III

HASIL DISKUSI MODUL


BAB III Halaman 12

1. Diskusikan dengan peserta contoh penerapan WoG dalam jenis pelayanan


publik lainnya!
No Jenis Pelayanan Instansi Keterangan
WoG
Kementrian Berperan dalam perencanaan
Keuangan penyaluran dan pelaporan
pelaksanaan dana desa
Kementrian Desa Bersentuhan langsung dengan
1 Dana Desa
Pembangunan pelaksanaan mulai dari hulu sampai
daerah Tertinggal dengan hilir.
dan Transmigrasi
BPK, KPK, DPRD, Berperan sebagai pengawas dalam
LSM pelaksanaan kegiatan Dana Desa
POLRI Memiliki fungsi penerbitan STNK
Dinas Menetapkan besarnya Pajak
Pendapatan Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea
2 SAMSAT (Sistem
Daerah Balik Nama Kendaraan Bermotor
Manunggal Satu
(BBN-KB)
Atap)
Jasa Raharja Mengelola Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
(SWDKLLJ)
Pelaksana penyelenggaraan Jaminan
3 BPJS (Badan BPJS sosial (Kesehatan)
Merumuskan kebijakan umum dan
Penyelenggara
DJSN (Dewan sinkronisasi penyelenggaraan
Jaminan Sosial)
Jaminan Sosial program jaminan sosial nasional,
Nasional) usulan kebijakan investasi, usulan
besaran iuran Penerima Bantuan
Iuran Jaminan Kesehatan, usulan
perbaikan/perubahan peraturan
perundangan jaminan sosial.
 BPJS Kesehatan bersama
Kementrian Kementerian Kesehatan
Terkait membangun sistem kesehatan
nasional, integrasi pelayanan
kesehatan perorangan dengan
pelayanan kesehatan
masyarakat, pembangunan mutu
pelayanan kesehatan,
pembangunan sumber daya
manusia kesehatan, penyediaan
dan pemerataan fasilitas
kesehatan dan perbekalan
kesehatan, pengendalian harga
pelayanan kesehatan, harga obat
dan harga alat kesehatan,
penanggulangan bencana,
penanggulangan penyakit
menular , dll.
 BPJS bersama Kementerian
Ketenagakerjaan membangun
kebijakan pengupahan,
keselamatan kerja dan kesehatan
kerja.
 Hubungan BPJS dengan
Kementerian Keuangan
membangun integrasi kebijakan
perpajakan dan jaminan sosial,
serta integrasi data pajak dengan
data jaminan sosial.
 BPJS bersama Kementerian
Sosial menyelenggarakan sistem
perlindungan sosial terintegrasi,
penetapan data terpadu fakir
miskin
 BPJS bersama Kementerian
Pendayagunaan Aparatur
Negara, Kementerian Hankam,
Mabes POLRI membangun
sistem manajemen informasi
kepegawaian dan integrasi data
Pemerintah Hubungan BPJS dengan Pemerintah
Daerah Daerah terjalin antara lain dalam
pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan program jaminan
sosial di era desentralisasi dan
otonomi daerah, integrasi data PNS
Daerah dengan data Kepesertaan
Jaminan Sosial, penyelenggaraan
sistem kesehatan daerah.
Pengawas OJK mengawasi BPJS dalam
Independen mengelola dana jaminan sosial dan
(BPK, OJK) dana BPJS, sedangkan BPK
mengawasi BPJS dalam
menggunakan anggaran belanja dan
pendapatan negara (APBN) yang
dialokasikan bagi penyelenggaraan
program jaminan sosial. BPJS
berhak mendapatkan hasil audit
dari OJK dan BPK.

2. Bandingkan Penerapan WoG pada masing-masing pola 1 sampai dengan 5. Apa


kelebihan dan kekurangan untuk masing-masing pola!

Pola pelayanan publik dapat dibedakan dalam 5 macam pola, yaitu :


1) Pola Pelayanan Teknis Fungsional. Adalah pola pelayanan masyarakat yang
diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya.
2) Pola Pelayanan Satu Pintu. Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan
secaratunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan
wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.
3) Pola Pelayanan Satu Atap. Pola pelayanan disini dilakukan secara terpadu pada
satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.
4) Pola Pelayanan Terpusat. Adalah pola pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh
suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan
instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat
yang bersangkutan.
5) Pola Pelayanan Elektronik. Adalah pola pelayanan yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian
layanan yang bersifat on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan
dan kapasitas pelanggan.
Pola WoG Kelebihan Kekurangan
Pola Pelayanan Teknis  Kesesuaian fungsi,  Monoton, terbatas
Fungsional tugas dan wewenang dan sempit
 Tidak efektif
 Manageable
 Tidak terintegrasi

Pola Pelayanan satu  Terpadu dan  Masih banyak bagian


pintu sederhana (ruangan/sekat)
 Minimalisir praktek
dengan jenis
pungli,
pelayanan berbeda
mempermudah
yang
pengawasan, serta
membingungkan
transparansi
publik

Pola pelayanan satu atap  Efektif, efisien dan  Masih adanya ego
akuntabel sektoral
 Pelimpahan
 Masih panjangnya
wewenang kepada
rantai administrasi /
satu unit
banyak tahapan dan
prosedur

Pola pelayanan terpusat  Integrasi antar  Masih harus datang


instansi dalam satu ke lokasi
unit kerja  Lamanya waktu yang
 mempermudah
diperlukan untuk
pengawasan, serta
melakukan siklus
transparansi
informasi

Pola pelayanan  Cepat, tepat dan  Keterbatasan


elektronik mudah teknologi informasi
 Efektif, efisien dan
 SDM yang belum
akuntabel
menguasai
 Terpadu, terintegrasi
 Masyarakat yang
dan sederhana
awam terhadap
teknologi

Anda mungkin juga menyukai