Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PEMBERIAN OBAT


SECARA TOPIKAL

MK: FARMAKOLOGI
DOSEN: NS. RIVOLTA A. MUSAK, S.KEP., M.KES
KELOMPOK 12
RATU BRENDA SOMPOTAN
RIVALDO LENGKONG
STEVIA BUJUNG
ZEFANYA DEENG

TINGKAT IA

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON


2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga makalah tentang Konsep Pemberian Obat Secara
Topikal ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada banyak kekurangan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati kami mengharapkan pembaca/pengguna makalah
ini dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan membaca buku
atau makalah lainnya dan tidak berpaku pada makalah ini.

Saran dan masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan makalah ini sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu pengguna
sekalian.

Tomohon, Februari 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... 2

BAB I

PENDAHULUAN …………………………………………………………………... 3

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………. 3


B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………. 3
C. TUJUAN ……………………………………………………………..……… 3

BAB II

PEMBAHASAN …………………………………………………………………….. 4

A. PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL ………………………..4


B. TUJUAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL …………………………….... 5
C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI …………………………………… 5
D. TEMPAT PEMBERIAN OBAT TOPIKAL ……………………………… 6
E. PRINSIP PEMBERIAN OBAT ……………………………………..…….. 9

BAB III

PENUTUP …………………………………………………………………………. 13

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………. 13
B. SARAN …………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk
mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam
banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau
berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja
obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan,
memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Oleh
karena itu, pada makalah ini akan di bahas salah satu rute pemberian obat,
yaitu rute pemberian obat secara Topikal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pemberian obat topikal?
2. Apa tujuan dari pemberian obat topikal?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemberian obat topikal?
4. Dimana saja tempat pemberian obat topikal?
5. Apa saja prinsip-prinsip pemberian obat?
C. TUJUAN
1. Apa pengertian dari pemberian obat topikal?
2. Apa tujuan dari pemberian obat topikal?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemberian obat topikal?
4. Dimana saja tempat pemberian obat topikal?
5. Apa saja prinsip-prinsip pemberian obat?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada
kulit atau pada membrane. Pemberian obat topical juga disebut sebagai
pemberian obat luar.
Macam-macam pemberian obat secara topikal adalah:
 Pemberian obat pada kulit
 Pemberian obat mata
 Pemberian obat tetes telinga
 Pemberian obat tetes hidung
 Pemberian obat melalui vagina
Pemberian obat topical juga memiliki keuntungan dan kerugiannya
sendiri, diantaranya:
 Keuntungan
a. Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi
b. Mempunyai vukositas tinggi
c. Pasien merasa nyaman
d. Mempunyai toxisitas rendah
e. Membantu permeabilitas jaringan
f. Efek samping minimal
g. Mencegah first pass effect

 Kerugian
a. Pemberian topical pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu
b. Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit
c. Daya obat berpenetrasi pada kulit

4
B. TUJUAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
Tujuan umum dari pemberian obat topical secara umum adalah untuk
memperoleh reaksi local dari obat tersebut.
1. Pemberian obat melalui mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
2. Pemberian obat tetes telinga
a) Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
b) Menghilangkan nyeri
c) Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
3. Pemberian obat tetes hidung
a) Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
b) Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
4. Pemberian obat melalui vagina
a) Untuk mengobati infeksi pada vagina
b) Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada
vagina
c) Untuk mengurangi peradangan

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Beberapa obat topical umum yang digunakan, yaitu:
a. Emolien
- Istilah “emolien” mencakup beragam produk, termasuk bahan pengganti
sabun, aditif mandi, krim, salep, dan bahkan produk aerosol semprot

5
- Indikasi: pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala
simptomatis.
b. Kortikosteroid topical
- Indikasi: eksim
- Kontraindikasi: infeksi kulit,alergi kontak
c. Retinoid topical
- Indikasi: psoriasis, jerawat, dan photodamage
- Kontraindikasi: deskuamasi kulit dan eritema, menyebabkan dermatitis
iitan ringan
d. Tazarotene
- Indikasi: psoriasis plak yang mempengaruhi sampai 10% dari luas kulit
- Kontraindikasi: iritasi kulit local, eritema, terbakar, photosensivity, dan
memperburuk psoriasis
e. Tretionin dan isotretionin
- Indikasi: jerawat komedonal
- Kontraindikasi: jerawat inflamasi
f. Kalsipotriol
- Indikasi: psoriasis plak ringan sampai sedang
- Kontraindikasi: hiperkalasemia dapat terjadi jika dosis yang dianjurkan
100g/minggu terlampaui, iritasi local, pruritus, dan eritema. Kalsipotriol
merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan tidak boleh digunakan
pada daerah wajah
D. TEMPAT PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
1. PADA KULIT
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit
adalah obat yang berbentuk krim, lotion, sprei atau salep. Hal ini dilakukan
dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan
gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh: lotion). Krim, dapat

6
mengandung zat anti fungal (jamur), kortikosteorid, atau antibiotic yang
dioleskan pada kulit dengan menggunakan kapas lidi steril.
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus
dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan
emolien. Mereka mengandung bahan pengawet untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat
menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak alergi. Krim kurang
berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.
Sedangkan salep, dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi
atau laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin
atau fekal. Salep tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis
minyak yang dapat membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit
yang membantu kulit untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit
yang kering dan bersisik serta meningkatkan penyerapan zat aktif,
dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak
mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan
tubuh yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek
mengeringkan dan mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam
kulit untuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran.
Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat
obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus
mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72 jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
- Untuk mempertahankan hidrasi
- Melindungi permukaan kulit
- Mengurangi iritasi kulit
- Mengatasi infeksi

7
2. PADA MATA
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat
mata atau mengoleskan salep mata. Persiapan pemeriksaan struktur internal
mata dilakukan dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi
lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian dapat juga digunakan
untuk menghilangkan iritasi mata.
Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata
yang dikemas dalam tabung kecil. Karena sifat selaput lendir dan jaringan
mata yang lunak dan responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya
diramu dengan kakuatan yang rendah misalnya 2 %.
3. PADA TELINGA
Pemberian obat pada telinga dilakukan dengan cara memberikan tetes
telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada
gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis eksternal)
dan dapat berupa obat antibiotik.
4. PADA HIDUNG
Pemberian obat pada hidung dilakukan dengan cara memberikan tetes
hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung
(rhinitis) atau nasofaring.
Efek samping sistemik hampir tidak ada, kecuali pada bayi/anak dan
usia lanjut yang lebih peka terhadap efek sistemik. Namun ada efek
samping lain akibat vasokonstriksi lokal secara cepat yaitu, jika pemberian
obat tetes hidung ini dihentikan, dapat terjadi sumbatan hidung yang lebih
berat. Sumbatan sekunder in dapat menyebabkan kerusakan jaringan
setempat dan mengganggu bulu hidung.
Bentuk-bentuknya :

8
a) Tetes hidung (nasal drops). ditujukan untuk bayi, anak-anak dan
dewasa. contohnya Breathy, Alfrin, Iliadin, Otrivin.
b) Semprot hidung (nasal spray). ditujukan untuk orang dewasa.
contohnya Afrin, Iliadin, Otrivin.
c) Semprot hidung dengan dosis terukur (metered-dose nasal spray),
ditujukan untuk anak-anak usia tidak kurang dari 4 tahun dan dewasa.
contohnya Beconase, Flixonase, Nasacort AQ, Nasonex, Rhinocort
Aqua.
E. PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut.
Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki
oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif
jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama
dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat
pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12
benar, yaitu:
1. Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan. Jika

9
labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat
dengan nama dagang yang asing harus diperiksa nama generiknya, bila
perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generik atau
kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus
memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa
obat itu diberikan. Ini membantu perawat mengingat nama obat dan
kerjanya.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan
dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat
cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus,
alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat
benar untuk diberikan kepada pasien.
3. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan
pada pasien.
4. Benar Cara Pemakaian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan
fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan
peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
5. Benar Waktu

10
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
dprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan
standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Pasien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan sebagainya.
8. Benar Hak Klien Untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum
pemberian obat.
10. Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
11. Benar Reaksi Terhadap Makanan

11
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat.
Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c)
untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam
sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar Reaksi Dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada
kulit atau pada membrane. Pemberian obat topical juga disebut sebagai
pemberian obat luar.
Pemberian obat topical juga memiliki keuntungan dan kerugiannya
sendiri, diantaranya:
 Keuntungan
a. Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi
b. Mempunyai vukositas tinggi
c. Pasien merasa nyaman
d. Mempunyai toxisitas rendah
e. Membantu permeabilitas jaringan
f. Efek samping minimal
g. Mencegah first pass effect

 Kerugian
a. Pemberian topical pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu
b. Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit
c. Daya obat berpenetrasi pada kulit

B. SARAN
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita
sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya
tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

 http://yosep22.blogspot.co.id/2012/04/pemberian-obat-topikal.html
 https://safieraputriauliyah.wordpress.com/2015/08/08/makalah-farmakologi-
tentang-prinsip-pemberian-obat/
 https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/06/09/pengetahuan-prinsip-12-
benar-cara-pemberian-obat/
 https://www.scribd.com/doc/39993452/Pemberian-Obat-Secara-Topikal
 http://askep-net.blogspot.co.id/2012/02/pemberian-obat.html
 http://robbysaputrasiakper.blogspot.co.id/2012/04/teknik-pemberian-obat-
luar.html

14

Anda mungkin juga menyukai