Anda di halaman 1dari 6

Apa sih itu PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) ?

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial
dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan
16.6% total listrik dunia dan 70% dari seluruh energi terbarukan,[1] dan diperkirakan akan naik
3.1% per tahun sampai 25 tahun ke depan.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak
hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit
listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir. H. Djuanda memiliki 6 (enam) turbin dengan
kapasitas total daya terpasang sebesar 187 Mega Watt. PLTA Ir. H. Djuanda dapat memproduksi
listrik rata-rata dalam setahun sebesar 900 juta kWh untuk didistribusikan ke PT. PLN (Persero)
serta Industri di sekitar Kawasan Jatiluhur-Purwakarta melalui jaringan transmisi 150 kV dan 70
kV. Sesuai dengan karakteristiknya, PLTA Ir. H. Djuanda juga merupakan PLTA serbaguna,
dimana selain berfungsi sebagai Pembangkit Tenaga Listrik, PLTA ini juga berfungsi untuk
menyediakan air irigasi, pengendalian banjir, perikanan dan pariwisata sehingga dalam
pembangkitan tenaga listriknya perlu dikoordinasikan dengan keperluan irigasi padi.

Bendungan Jatiluhur menggunakan Turbin jenis horizontal/francis. Turbin Francis paling banyak
digunakan di Indonesia.

Gambar 1. Denah Bendungan Jatiluhur


Gambar 2. Pelimpah Bendungan Jatiluhur

Komponen PLTA

PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen utama sebagai berikut :

1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air.
Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.

2. Saluran_saluran air, yang berfungsi menyalurkan air dari bendungan ke turbin penggerak.

3. Turbin, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin
air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar
baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik
yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.

4. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling
turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi
mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator
pembangkit listrik lainnya.

5. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan
pusat industri.
Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah
dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanis. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai
untuk generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang
dapat diperbaharukan.

Berdasarkan letak pemasangan/instalasi Turbin, maka Turbin dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu ;
1. Turbin Vertikal
2. Turbin Horizontal

Untuk Bendungan Jatiluhur sendiri menggunakan turbin jenis Francis. Turbin Francis
(Horizontal) terdapat sebanyak 6 buah di Bendungan Jatiluhur ini. Masing – masing dari turbin
ini menghasilkan kapasitas listrik yang berbeda – beda yaitu untuk turbin no 1 sampai no 5
menghasilkan listrik sebesar 32,5 MW sedangkan untuk turbin yang no 6 menghasilkan listrik
sebesar 25 MW.

Turbin Horizontal/Francis

Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan
melalui proses reaksi sehingga turbin Francis juga disebut sebagai turbin reaksi.
Gambar 3. Turbin Tipe Francis/Turbin Horizontal

Sistem Kerja Turbin Francis


1. Air turun dari penstock dengan ketinggian tertentu
2. Turunnya air mengakibatkan roda pada turbin menjadi berputar.
3. Ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar.. Generator
selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik.
Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur banyaknya
air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat diatur. Di depan
katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup apabila turbin air dihentikan untuk
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan
listrik yang menyebabkan PMT generator trip, maka untuk mencegah turbin berputar terlalu
cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur air yang menuju
ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan menimbulkan gelombang air
membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water hammer (palu air).Water hammer ini
menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas (hulu) yang akhirnya diredam
dalam tabung peredam (surge tank).
Gambar 4. Turbin Francis di Bendungan Jatiluhur

Gambar 5. Terowongan menuju lokasi Turbin


Gambar 6. Turbin Francis di Bendungan Jatiluhur

Anda mungkin juga menyukai