Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM


ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM “PETE-PETE”
DI KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH :
A.BIANNURYAL RANGKUTI (4215210001)
GHAFAR FADHIL KARIMUDIN (4215210046)
IDO DAMAR PERSADA (4215210049)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pete-pete di Makassar terbilang unik, untuk menemukannya tidak sulit, berdiri di pinggir
jalan raya kurang dari 5 menit pasti ada pete-pete yang menghampiri anda. Di Makassar jumlah
pete-pete terbilang banyak hampir setiap jalan di Makassar dilalui rute pete-pete.

Angkutan Umum pete – pete di Makassar jumlahnya terbilang banyak dan penggunanya
pun juga banyak terlebih masyarakat kelas menengah ke bawah. Maka dari itu didasarkan pada
kedua hal tersebut perlu dilakukan suatu kajian atau analisa terhadap angkutan pete – pete itu
sendiri.

Dalam pelayanan suatu angkutan umum dapat dilihat dari efektifitas dan efisiensi suatu
pengoperasian angkutan umum. Segi efektifitas dapat dilihat dengan indikator aksesibilitas,
kerapatan, kecepatan perjalanan rata-rata, dan headway frekuensi. Sedangkan dari segi efisiensi
dilihat dari indicator keterjangkauan, kelayakan, tingkat operasi, load factor (faktor muat
penumpang) dan umur kendaraan.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk mengkaji kinerja angkutan umum pete - pete
di kota Makassar dikarenakan jumlah angkutan ini sendiri tergolong banyak dan penggunanya
pun juga tinggi.
Untuk tujuan dari pembuatan makalah ini sendiri yaitu untuk mengetahui apakah kinerja
angkutan umum yang ada di kota Makassar ini tergolong baik atau buruk.
1.3 Batasan Penulisan
Agar analisa ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka penulis
memandang permasalahan yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Variabel yang kami dapat
yaitu jumlah kendaraan, jumlah penumpang, waktu perjalanan, dan kecepatan.
Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan “Kinerja angkutan umum
Pete – pete di kota Makassar”. Trayek yang kami ambil yaitu trayek B dengan rute Wajo –
Ujung Pandang _ Mariso.
1.4 Metodologi Penelitian
1. Studi Kepustakaan
Mencari serta membaca buku / literatur yang berkaitan dengan “Kinerja Angkutan
Umum” karya Ir.Dra.Erna Savitri.MT yang digunakan sebagai referensi penulisan dan
kami juga mencari jurnal – jurnal di internet (www.google.com)
2. Studi Lapangan
Merupakan metode pengumpulan data berdasarkan kondisi pelaksaanaan dilapangan
untuk mendapatkan bahan atau data yang dianggap mendukung dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menggunakan data dari www.google.com.
Dikarenakan kami tidak melakukan studi di lapangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transportasi


Pengertian transportasi berasal bahasa latin yaitu trans yang berarti seberang atau sebelah
lain dan portare yang berarti mengangkut atau membawa. Dari kata tersebut transportasi adalah
mengangkut atau membawa sesuatu ketempat lain (Morlok, 1985). Dengan kata lain
transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan suatu jasa guna memudahkan seseorang untuk tiba di tempat tujuan.
Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi perpindahan
tempat atas barang atau penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat lain. Kegiatan
transportasi itu membutuhkan tempat yang disebut dengan prasarana transportasi. Ciri utama
transportasi adalah melayani pengguna, bukan berupa barang atau komoditas (Tamin.1997).

2.2 Pengertian Angkutan Umum


Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem
sewa atau bayar (ahmad Munawar, (2001) dalam Tugas Akhir Situmeang, P (2008). Angkutan
kota, menurut Setijowarno dan Frazila (2001:211) dalam Tugas Akhir Situmeang, P (2008),
adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam wilayah suatu kota dengan
menggunakan mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum yang terikat pada trayek
tetap dan teratur.

2.3 Tujuan dan peranan angkutan umum


Tujuan dari angkutan umum atau angkutan kota adalah memberikan pelayanan yang aman,
cepat, nyaman dan murah pada masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi terutama bagi para
pekerja kantoran dalam menjalankan aktifitasnya.
Belakangan ini angkutan umum menjadi sebuah momok sumber kemacetan di kota
Makassar, besarnya jumlah kendaraan angkutan kota di kota Makassar ini tidak sebanding
dengan pengguna angkutan kota disebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan
oleh masyarakat dikarenakan pelayanan dari angkutan kota yang tidak sejalan lagi dari tujuan
utama angkutan kota tersebut.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan. Oleh karena itu unsur-
unsur yang meliputi untuk memaksimalkan pelayanan angkutan umum meliputi:
1. Sarana operasi atau moda angkutan dengan kapasitas tertentu (angkutan kota atau Bus),
yaitu banyaknya orang atau muatan yang dapat diangkut oleh kendaraan tersebut.
Dalam hal ini diperlukan beberapa titik untuk menaik atau menurunkan penumpang
guna menciptakan stabilitas perjalan angkutan kota (halte).
2. Biaya operasi, yaitu banyaknya besaran biaya yang dikeluarkan oleh penumpang untuk
menggerakkan pelayanan sesuai dengan sifat teknis moda yang bersangkutan.
3. Prasarana, yaitu adanya jalan-jalan yang dilewati dan terminal yang merupakan bagian
dari jasa pelayanan.
4. Staf yaitu sumber daya manusia yang mengoperasikan pelayanan angkutan tersebut.

2.4 Peranan Angkutan Umum


Dengan kata lain angkutan umum juga memiliki peranan yang sangat penting sebagai berikut:
1. Melayani kepentingan mobilitas masyarakat.
Peran utama dari angkutan umum adalah melayani kepentingan mobilitas masyarakat
dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.
2. Pengendalian Lalu Lintas
Dengan adanya transportasi massal baik itu berupa bus ataupun angkutan kota maka
laju perkembangan kendaraan di jalan-jalan arteri atau pun kolektor dapat dikurangi
dengan mengangkut sejumlah penumpang atau orang secara bersamaan sehingga
kelancaran lalu lintas dapat tercipta.
3. Penghematan Energi
Pengelolaan dan peningkatan kinerja angkutan umum berkaitan dengan jumlah
penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Upaya peningkatan layanan angkutan umum
sangat perlu ditingkatkan guna memberikan rasa nyaman kepada penumpang sehingga
penggunaan kendaraan pribadi dikurangi digantikan oleh kendaraan angkutan massal
(angkutan umum).

2.5 Standar Pelayanan Angkutan Umum Menurut World Bank 1986


Untuk mengetahui apakah angkutan umum tersebut sudah berjalan dengan baik atau
belum, dapat dievaluasi dengan memakai indicator kendaraan angkutan umum baik dari
standar world bank atau standar yang telah ditetapkan pemerintah. Untuk indicator standar
pelayanan kendaraan umum dapat dilihat pada tabel berikut:
No Indikator Parameter Standar
1 Jumlah penumpang Jumlah penumpang yang diangkut /hari: 1000-1200
- Bus besar kapasitas 50 tempat duduk. 500-600
- Bus sedang kapasitas 26 tempat duduk.
- Mobil penumpang umum kapasitas 14 tempat
duduk. 250-300

210-260
2 Waktu tunggu Waktu rata-rata penumpang menunggu (menit) 5-10
Maksimum (menit)

10-20
3 Waktu perjalanan Waktu perjalanan rata-rata (jam) 1-1,5
Maksimum (jam)
2-3
4 Kec. Perjalanan Daerah kepadatan tinggi (km/jam) 10-12
Daerah kepadatan rendah (km/jam)
25
5 Utilisasi kendaraan Rata-rata Jarak perjalanan yang ditempuh (km/hari) 0.5-1.5
6 Load Factor Rasio penumpang yang terangkut (%) 70%
Sumber: standard world bank 1986

2.6 TEORI SUPPLY DAN DEMAND


Angkutan umum penumpang sebagai sarana untuk melayani kebutuhan transportasi
masyarakat mempunyai peran yang cukup besar dalam sistem transportasi secara keseluruhan.
Bertambahnya kebutuhan (demand) yang tidak seimbang dengan pasokan (supply) terhadap
infrastuktur jalan,merupakan permasalahan transportasi secara umum yang dapat diatasi antara
lain meningkatkan peran angkutan umum.
Hasil analisis supply dan demand akan menjadi standar/ acuan untuk operasioanl angkutan
umum penumpang, dan merupakan bahan untuk perencanaan dan persiapan pelaksanaan
angkutan umum selanjutnya.
2.7 Kinerja Angkutan Umum Penumpang
1. Reabilitas
2. Kenyamanan, keamanan dan keselamatan
3. Panjang trayek
4. Waktu Tempuh
5. Kilometer Kendaraan dan Ritase
6. Nilai Okupansi
7. Faktor muat (Load Factor)
8. Waktu Antara (Headway)
9. Kecepatan
10. Jumlah Armada Angkutan Umum yang dibutuhkan Per jam
2.8 Angkutan Umum Pete - pete

Pete-pete adalah sebutan untuk angkutan umum sejenis angkot dan mikrolet di Makassar,
biasanya berwarna biru muda. Mengenai sejarah hingga disebut pete-pete pun masih simpang
siur, ada yang mengatakan bahwa “Pete-pete” itu adalah istilah untuk uang receh yang waktu
itu berupa koin pecahan Rp 5 dan Rp 10, itu di tahun 1980-an, ada yang mengatakan pete-pete
itu singkatan dari Pengangkutan Terminal, Public Transportation, dan sebagainya.
BAB III
PENGUMPULAN DATA

Hasil dari internet diperoleh data tingkat kepuasan pengguna angkutan umum dan juga
data mengenai kinerja angkutan umum yang mana dimasukkan dalam tabel berikut:
Data yang diperoleh dari internet kami mengambil memilih angkutan pete – pete trayek
B dengan rute Wajo – Ujung Pandang - Mariso

Tabel 3. Data jarak tempuh dan waktu tempuh Angkutan Pete - pete
Jarak Tempuh (km) Waktu tempuh (menit)
Trayek Non Non
Hari kerja Hari kerja
kerja kerja
B 88.689 110.64 391 447
Sumber :
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3215/jurnal%20mulya%20acc.docx?sequence=1

Tabel 4. Waktu Perjalanan Angkutan Umum Pete - pete


Jumlah Rit Waktu Perjalanan (jam)/hari
Trayek Non
Kerja Kerja Non Kerja
Kerja
B 4 5 06.31 07.27
Sumber :
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3215/jurnal%20mulya%20acc.docx?sequence=1

Tabel 5. Data Jumlah armada dan kapasitas tempat duduk angkutan Pete – Pete

Jumlah armada Kapasitas tempat duduk


Trayek
Kerja Non kerja Kerja Non kerja
B 66 63 264 315
Sumber :
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3215/jurnal%20mulya%20acc.docx?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai