Anda di halaman 1dari 4

1.

Pertumbuhan anak usia prasekolah

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh dan adanya perubahan

pada struktur anatomi tubuh karena sel yang bertambah besar dan banyak

(Nursalam, 2008) . Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif.

Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik namun juga ukuran dan struktur

organ-organ tubuh dan otak (Soetjiningsih, 2015). Contohnya seperti ukuran berat

badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2008).

a. Berat Badan

Pola peningkatan berat badan terlihat sama pada semua bayi, meskipun

rata-rata berat badannya berbeda saat mereka dilahirkan. Menurut (Sukamti, et

al., 2009) Anak dengan usia 2-3 tahun berat badan bertambah sekitar 2-3 kg

setiap tahunnya, sedangkan pada anak usia 3-6 tahun berat badan bertambahan

rata-rata tiap tahun 1,8-2,7 kg . Setelah memasuki usia 5 tahun, seorang anak

normal akan memiliki berat badan 5x lipat berat badannya ketika dia lahir.

b. Tinggi Badan

Perubahan tinggi badan anak akan terjadi dengan cepat saat anak berusia

2 tahun. Menurut (Yuniarti, 2015). Masa anak 1-2 tahun kenaikan badan mencapai

6-10 cm sementara tinggi badan anak usia prasekolah mengalami pertambahan

6,75-7,5 cm pertahun.

c. Otot

Kebanyakan manusia akan mengalami kenaikan berat otot 40 kali dari

saat lahir sampai dewasa. Menurut (Kyle & Carman, 2014). Pertumbuhan otot

selama masa prasekolah memberikan tampilan anak yang lebih kuat dan lebih

matang.
2. Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Menurut Santrock Dalam Cristiana Hari Soetjingingsih (2012), perkembangan

adalah pola perubahaan yang di mulai sejak pembuahan dan terus berlanjut di

sepanjang rentang kehidupan individu sebagian besar perkembangan melibatkan

kemunduran/ penuaan. Masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu

yang mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, mengatur

dalam buang air, dan mengenal beberapa hal yang di anggap berbahaya (Mansur &

Budiarti, 2014)

Teori perkembangan psikososial dari Erick Ericson (1963) menyatakan

bahwa anak usia prasekolah berada dalam fase inisiatif vs rasa bersalah. Pada masa

ini anak mulai belajar mengendalikan diri dan lingkungannya. Anak mulai diakui dan

diikutsertakan sebagai individu yang dapat membantu lingkungannya, namun rasa

egois tinggi sehingga diperlukan pengawasan dari orang tua. Tugas utama anak

pada usia ini adalah mengembangkan rasa inisiatif dan menghindari rasa bersalah

(riyadi & sukarmin, 2009). Menurut teori psikoseksual dari Sigmund Freud

menyatakan bahwa anak berada dalam fase phalic dimana anak mulai belajar

mengidentifikasi peran seksual yang memainkan peranan penting dalam membentuk

kepribadian anak. Anak mulai belajar perannya sebagai seorang perempuan atau

laki-laki. Biasanya anak akan lebih dekat dengan orang tua yang berlainan jenis

kelamin dengannya (riyadi & sukarmin, 2009).

3. Aspek Perkembangan Anak

Menurut (Kyle & Carman, 2014) perkembangan anak dibagi menjadi

perkembangan kognitif, motorik, komunikasi dan bahasa serta emosional dan sosial

a. Perkembangan Kognitif

Menurut papalia & Felman dalam Terri kyle & susan carman (2014),

Tahapan kognitif merupakan perkembagan pikiran anak yang tetap bersifat


egosentrik dan mampu mendekati masalah hanya dari satu sudut pandang. Anak

prasekolah muda dapat memahami konsep penghitungan dan mulai terlibat dalam

permaina fantasi. Anak prasekolah yakin bahwa pemikiran ini memiliki kekuatan

hebat. Fantasi yang di alami melalui pemikiran magis memungkinkan anak

prasekolah membuat ruangan dalam dunianya untuk yang aktual ataupun yata.

b. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik berhubungan dengan pergerakan badan melalui

koordinasi otot, saraf pusat dan saraf tepi. Perkembangan motorik anak dibagi

menjadi 2, yaitu:

1) Motorik Kasar

Anak prasekolah tangkas ketika berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Ia

dapat naik dan turun tangga serta berjalan kedepan dan kebelakang dengan

mudah. Berdiri pada ujung jari atau pada satu kaki tetap memerlukan

konsentrasi ekstra. Anak prasekolah tampak berada dalam gerakan konstan.

Ia juga menggunakan tubuh untuk memahami konsep yang baru ( seperti

menggunakan lengan dalam gerakan ketika mendeskripsikan cara roda kereta

bekerja).

2) Motorik Halus

Anak usia 3 tahun dapat menggerakan setiap jari tangannya secara bebas dan

mampu memegang sendok-garpu dan krayon dengan cara seperti orang

dewasa, dengan ibu jari pada satu sisi dan jari lain disisi yang lain. Ia juga dapat

menulis dengan bebas menyalin sebuah lingkaran, menjiplak sebuah kotak,

dan memberi makan dirinya sendiri. Keterampilan ini menjadi halus dalam 2

tahun selanjutnya pada usia 5 tahun, anak dapat menulis angka, memotong

dengan gunting secara lebih akurat, serta mengikat tali sepatu.

c. Perkembangan komunikasi dan bahasa

Pencapaikan bahasa memungkinkan anak prasekolah mengekspresikan

pikiran dan kreativitas. Anak usia 3 sampai 6 tahun mulai mengembangkan


kefasihan (kemampuan untuk menghubungkan suara, suku kata , dan kata-kata

secara lancar/halus ketika berbicara). Bicara dapat terdengar naik turun, atau

anak dapat mengatakan konsonan berulang kali atau “um”. Bicara gagap

biasanya diawali pada usia 2 dan 4 tahun, dan sekitar 75% anak akan pulih dari

kondisi ini tanpa terapi.

d. Perkembangan emosional dan sosial

Anak prasekolah cenderung memiliki emosi yang kuat. Mereka dapat

sangat senang, bahagia, dan gembira di satu waktu kemudian sangat kecewa di

waktu selanjutnya. Anak prasekolah memiliki imajinasi yang hidup, dan ketakutan

yang sangat nyata bagi anak prasekolah. anak diusia ini telah belajar

mengendalikan perilaku. Mereka tahu bahwa mereka menjadi milik keluarga,

komunitas, atau budaya tertentu. Mereka lebih bangga mengunakan kontrol diri

dari pada menyerah pada impuls/rangsangan mereka. Anak prasekolah mampu

membantu membantu orang lain dan terlibat dalam rutinitas dan transisi.

Anda mungkin juga menyukai