BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Defenisi
tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan dalam jumlah
2.1.2 Patofisiologi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektolit (dehidrasi) yang
kebiasana menyuapi balita, pemberian air susu ibu pada balita, umur
balita, jenis kelamin balita, statu gizi balita, tingkat pendidikan ibu
jenis kelamin balita, status gizi balita, kualitas jamban dan sumber air
faktor psikologis.
a. Faktor infeksi
patogenik.
radang tenggorokan.
b. Faktor infeksi
1) Malabsorpsi karbohidrat
2) Malabsorpsi lemak
ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat jadi
c. Faktor makanan
kurang matang.
d. Faktor psikologis
sebagai berikut:
c. Rasa sakit dari anus dan mengejan tak efektif mungkin terjadi
halus
kolitis.
insufisiensi pankreas.
penanganan yaitu:
a. Dehidrasi
cairan seperti ini adalah hal biasa dalam diare. Namun, akibatnya
hilang 5%. Jika cairan yang hilang lebih dari 10% disebut
b. Gangguan pertumbuhan
dengan benar, diare akan menjadi kronis. Pada kondisi ini, obat-
menyebabkan diare.
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Sigmoidoskopi
diagnostik.
antara lain:
b. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit,
dibutuhkan.
16
a. Perilaku Sehat
1) Pemberian ASI
(Maryunani,2012).
diare (Kemenkes,2013).
17
ASI yang disertaI dengan susu botol. Flora normal usus bayi
berikut
kegemukan
susu formula
(Maryunani,2012).
bila mungkin.
mandi anak-anak
mendidih)
4) Mencuci Tangan
5) Menggunakan Jamban
berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula
keluarga:
22
b. Penyehatan Lingkungan
dilaksanakan.
23
2) Pengelolaan Sampah
tidak sedap.
2.2 Balita
2.2.1 Defenisi
awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pengertian balita ini juga
yang pesat. Pada masa ini ibu telah siap menghadapi berbagai
(Proverawati, 2009).
oleh umur, jenis kelamin, kegiatan serta suhu lingkungan. Dari hal-
2.3.1 Defenisi
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan
2014).
2.4.1 Defenisi
dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. Pemberian ASI saja,
Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai
ASI yang disertaI dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang
ASI yang diisap pada menit terakhir. ASI pada menit pertama lebih
cepat encer, dan kemudian akan lebih kental. ASI pada menit
27
terakhir mengandung lemak 4-5 kali dan protein 1,5 kali lebih
2009).
Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-
12 kali dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, anjurkan ibu
untuk memberi ASI nya pada bayi setidaknya setiap 4 jam. Namun,
selama 6-8 jam. Untuk memberi ASI pada bayi setiap atau sesudah 4
tidurnya. Pada jari ketiga setelah lahir, sebagian besar bayi menyusui
Kerangkateori
Pencegahandiare:
Pemberian ASI
Memberikan makanan pendamping ASI
Menggunakan air bersih yang cukup Kejadian diare
Mencuci tangan
Menggunakan jamban sehat
Membuang tinja bayi yang benar
Penyediaan air bersih
Pengelolaan sampah yang baik
Sarana pembuangan air limbah yang
tersedia.