Anda di halaman 1dari 14

PT.

PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

TUJUAN MATA PELAJARAN


Setelah Menyelesaikan Mata Pelajaran Ini Peserta Diharapkan Mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari Kavitasi
2. Memahami Daerah rawan Kavitasi
3. Mengetahui Akibat Kavitasi
4. Menjelaskan Metoda diagnosa vibro –acoustic untuk kavitasi pada Turbin

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 13


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

3. Kavitasi

3.1 PENDAHULUAN

Kavitasi berasal dari kata “ Cavus „ (latin ) yang berati kosong. Kavitasi dimaksudkan suatu
gejala terbentuknya gelembung uap pada aliran fluida kerja .Apabila pada suatu tempat yang dilalui
fluida kerja mempunyai tekanan statik absolut yang kecil dari tekanan uapnya pada temperatur yang
sama ,maka akan terjadi penguapan yang akan menimbulkan gelembung –gelembung uap , pada saat
memaauki daerah tekanan statik u , maka gelembung tersebut akan pecah terjadi kondensasi dari uap
tadi .

Proses kondensasi ini berlangsung sangat ceapat ( t < 0,003 detik ) , sehingga partikel – partikel
cairan akan membentur permukaan dinding dari sudu , pipa atau elemen-elemen lainnya dengan
kecepatan yang sangat tinggi dan menimbulkan getaran pada dinding tersebut.

3.2 DEFENISI KAVITASI

Kavitasi adalah suatu peristiwa terjadinya gelembung – gelembung uap didalam aliran fluida
apabila tekanan pada tempat – tempat tertentu lebih rendah dari tekanan uap fluida yang bersangkutan.
Gelembung tersebut akan terbawa arus, apabila gelembung tersebut kemudian sampai disuatu daerah
dimana tekanannya melebihi tekanan uap maka gelembung tersebut akan pecah secara tiba-tiba.
Pecahnya gelembung – gelembung ini akan menghasilkan tekanan yang sangat tinggi (kadang –
kadang mencapai 100 atm)

Dengan tekanan yang begitu tinggi akan mudah merusak material – material yang dipakai pada
instalasi turbin.

Sebagai akibatnya adalah sebagai berikut :

1. Menimbulkan suara yang sangat bising dan getaran – getaran yang sangat merusak instalasi
turbin.

2. Mengikis bagian dalam pipa – pipa dan permungkaan propeller.

3. Menurunkan effisiensi dan daya turbin.

4. Akibat lebih parah power swing pada jaringan ( tegangan turun naik )

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 14


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,
Kavitasi yang berlebihan dapat mengurangi daya dan efisiensi turbin. Untuk mencegah terjadinya
kavitasi ini, maka perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghindarkan bentuk – bentuk yang tajam serta bergelombang sepanjang saluran instalasi.

2. Pemasangan letak instalasi yang tepat yaitu letak turbin sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan perletakan antara runner dengan draft tube.

Perletakan turbin bergantung pada :

1. Spesifikasi speednya yang berkaiatan dengan instalasi dan faktor thomas (δ)

2. Ketinggian jatuh air

3. Letak ketinggian turbin dari permukaan laut

3. Mempergunakan material yang cukup kuat, pada tempat – tempat dimana diperkirakan
kavitasi bakal terjadi.

4. Memasang turbin pada tempat sebaik-baiknya yaitu memperkecil jarak vertikal antara roda
turbin dan permukaan air bawah (memperkecil tinggi isap)

5. Memperbaiki konstruksi dan mengusahakan agar tidak terjadi belokan-belokan atau bentuk-
bentuk yang tajam.

6. Penambahan udara (air Injection system)

Kerusakan akibat kavitasi dapat dicegah dengan jalan mempergunakan material yang kuat terutama
pada bagian-bagian yang diperkirakan terjadi kavitasi.
Daftar berikut ini dianjurkan memakai bahan-bahan sebagai berikut :

TABLE 3.1 PITTING RESISTANCE OF VARIOS RUNNER MATERIALS.

TYPE MATERIAL RELATIVE RATE LOSS OF

METAL DUE TO CAVITATION

Welded or Cost stainless 18 % Cr 1

8 % Ni steel

Rolled stainless : 18 % Cr, 8 % Ni steel 1,5

Cost stainless : 14 % Cr, 1 % Ni steel 4

0, 33 % Carbon Cost steel 8

Maganese bronze 25

Cost iron 50 to 75

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 15


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Kavitasi adalah raksi deoksidasi alkali dan metal. Sebagai contoh adalah reaksi besi dan air :
2H2O H+ + 2(OH)-
Fe Fe++ + 2e- ( anoda )
2H+ + 2e H2
------------------------------------------------------------------------------------------

Fe + 2H2O Fe++ + 2(OH)- + H2 (katode)


Fe++ (OH)-2
Jika oksigen didalam
2Fe + 2H2O + 3O2 2 Fe+4 (OH)-3 + 2H2O (oksidasi)
Jika oksigen banyak sekali didalam
4Ne + 2H2O + 3O2 2Fe O3H2O (reduksi)

Kavitasi terjadi ketika air mendidih di dalam saluran turbin. Pendidihan ini terjadi karena tekanan air
di tempat tersebut adalah sangat rendah sehingga pada temperatur misalnya 25 derajat Celcius,
air mendidih pada tekanan uapnya. Gelembung-gelembung uap air (Gambar 7.1) yang ditimbulkan
mempunyai energi yang cukup besar sehingga ketika pecah membentur permukaan, energinya
dapat mengikis permukaan sudu-sudu turbin.

Tekanan di sisi air keluar turbin akan sangat rendah sehingga kavitasi akan muncul. Di turbin
Francis dan Kaplan, kavitasi terjadi di permukaan sudusudu yang bertekanan rendah yang
menghadap draft tube, spiral case dan permukaan draft tube itu sendiri. Efek kavitasi adalah berisik,
erosi permukaan, unbalance, dan daya dan efisiensi turbin dapat turun. Turbin sebaiknya
dioperasikan dalam kisaran yang baik dari kondisi kavitasi yang dapat diterima.

(a) (b)
Gambar 3.1: Kavitasi pada turbin

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 16


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

3.3 DAERAH YANG RAWAN KAVITASI

Pada daerah aliran dalam pipa yang tidak rata atau bersudut, bercabang akan akan terjadi
turbolensi dan dapat terjadi kavitasi, contoh gambar dibawah ini.

Gambar 3.2

Pada daerah runner , sudu-sudu (guide vane ) dan darft tube , kondisi yang cenderung terjadi
kavitasi , maka bahan gude vane dan runner terbuat dari bahan yang keras dan tidak berkarat,serta
draft tube dilapisi dengan cat anti karat.

Gambar 3.3 Instantaneous pressure distribution for a certain time step

Gambar 3.4 Instantaneous velocity distribution in the tandem cascade

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 17


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Gambar 3.5 Geometry and computational grid of the turbine

Gambar 3.6 Perencanaan dari Casing, guide vene, runner dan draft tube akan menetukan besar
dan kecil dampak dari kavitasi.

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 18


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

3.4 AKIBAT KAVITASI


Kavitasi dapat mengakibatkan kerusakan pada material , sehingga umur material menjadi
pendek ,berdampak kepada keandalan dan peningkatan biaya operasi dan pemeliharaan. Contoh
kerusakan akibat kavitasi:

Gambar 3.7 contoh kerusakan akibat kavitasi


Faktor kavitasi dari Thoma adalah umu dipakai dan angka indeks bertambahnya kavitasi :
T = ( HA - HV - HS ) / H
Dimana :
H = Tinggi jatuh air
HA = Tekanan Atmosfer
HV = Tekanan Uap air sebelah bawah sudu rotor atau pada bagian atas pipa lepas
Hs = Tinggi isap
Faktor Kavitasi dimana kavitasi bertambah sangat besar dan efisiensi turbin tiba-tiba menjadi
sangat turun disebut faktor kavitasi kritis TC
Faktor kavitasi akan berubah bila kecepatan jenis berubah (ns)
Faktor kavitasi instaklasi ( pemasangan ) TP pada waktu turbin berjalan dalam keadaan normal
hendaknya mempunyai kelonggaran yang cukup terhadap TC

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 19


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,
Hubungan antara kecepatan jenis (ns) dan δ dapat dilihat pada gambar berikut :

Tekanan Barometer berpengaruh dengan posisi tempat pengukuran tinggi rendahnya dari
permukaan laut istilahnya biasa disebut elevansi (DPL)

5. METODA DIAGNOSA VIBRO-ACOUSTIC UNTUK KAVITASI PADA TURBIN


Salah satu metoda untuk menganalisis kavitasi pada turbin berdasarkan perubahan nois
( kebisingan )e, prosess signal analisis dan alat prosesing dengan data yang jelas dan tidak jelas
( tersembunyi ), dibawah ini menunjukan sebuah contoh frekuensi kebisingan.

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 20


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Fig 8. Noise sensed in a cavitating turbin decomposed into two components


generated by two distinet cavitation mechanisme. The mechanisme are
found to be independent, this noise power components are additive.
The mechanisme spectra are very different and have very little overlap.

Gambar 3.9. Vibra – acoustic placed sensor dalam 12 lokasi mengelilingi perputaran capitasi turbin
kaplan

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 21


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Gambar 3.10. Analisa sebuah noise didalam posisi angular di sebuah perputaran.

Fig 11. Result froms a `synthetic’ sensor: noise power sensed in 12


points around the runner averaged over these points.

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 22


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Gambar 3.12.10 milidetik contoh sebuah terhadap respon isolasi cavitasi pulsa oleh empat tipe vibra-
acoustic.

Gambar 3.13.Analisa presentase bermacam-macam frekuensi

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 23


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Gambar 3.14.Sebuah spektrum normal yang dimiliki oleh empat type sensor yielded.

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 24


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Gambar 3.15. Kurva penterjemah sebuah modulasi yang diperlihatkan pada gambar 6a, gambar 6b
menunjukan kurva yang asli.

Gambar 3.16. Fungsi densiti probability sebuah puncak faktor π, perkiraan antara beberapa kekuatan
katup turbin.

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 25


PT.PLN (Persero)
UDIKLAT PADANG
Kavitasi,

Gambar 3.17. Menunjukan puncak spektrum pilihan (kiri) dan spektrum perkiraan (Kanan)

Pemeliharaan Turbin Air Lanjutan 1 (level 2) 26

Anda mungkin juga menyukai