Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik berdasarkan Pedometer terhadap Kebugaran

Fisik Dinilai dengan ACSM’s Health Related Physical Fitness Assesment


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas fisik mengacu pada semua gerakan yang dihasilkan oleh otot
skeletal yang meningkatkan pengeluaran energy sehingga pengeluaran energy
berada di atas level istirahat (ACSM 2013). Orang-orang yang secara fisik tidak
aktif memiliki risiko lebih tinggi terhadap beberapa penyakit tidak menular
(NCD) dan mortalitas (Haskell et al 2007; Lee et al 2012). Pada tahun 2009,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti pentingnya ketidak aktifan fisik
dan mengidentifikasi aktivitas fisik sebagai factor risiko utama keempat untuk
kematian global (WHO 2010). Lee dkk. (2012) melaporkan bahwa 9,4% kematian
akibat sebab apapun disebabkan oleh aktivitas fisik. Ketidak aktifan fisik
menyebabkan 6% beban penyakit akibat penyakit jantung koroner, 7% diabetes
tipe 2, 10% kanker payudara, dan 10% kanker usus besar di seluruh dunia.
Selama paruh terakhir abad ke-20, aktivitas fisik diakui sebagai perilaku
yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan. Namun, tren aktivitas fisik global
saat ini menunjukkan bahwa lebih dari 30% orang dewasa secara fisik tidak aktif
(Hallal et al 2012). Dengan demikian, mempromosikan aktivitas fisik telah
menjadi prioritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia (WHO 2010), dan
banyak panduan aktivitas fisik telah diterbitkan oleh badan pemerintah, organisasi
profesi, dan asosiasi untuk memberikan informasi dan panduan mengenai jenis
dan jumlah aktivitas fisik yang cukup untuk ditawarkan manfaat kesehatan yang
substansial (Haskell et al 2007; WHO 2010; Tremblay et al 2011).
Menurut Riskesdas 2013, kriteria aktivitas fisik aktif adalah individu yang
melakukan aktivitas fisik berat atau sedang atau keduanya, sedangkan criteria
kurang aktif (sedentari) adalah individu yang tidak melakukan aktivitas fisik
sedang ataupun berat. Pada data proporsi penduduk umur ≥10 tahun sesuai jenis

1
2

aktivitas fisik menurut provinsi Riskesdas tahun 2013, proporsi aktivitas fisik
tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1 persen. Terdapat 22 provinsi
dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif berada diatas rata-rata
Indonesia. Lima tertinggi adalah provinsi penduduk DKI Jakarta (44,2%), Papua
(38,9%), Papua Barat (37,8%), Sulawesi Tenggara dan Aceh (masing-masing
37,2%). Pada Provinsi Sumatera Selatan, 26,7 % dari populasi penduduk umur
≥10 tahun tergolong kurang aktif.
Meskipun angka populasi tergolong kurang aktif cukup tinggi di
masyarakat, namun untuk saat ini penelitian yang telah dilakukan mengenai
dampak dari kurang aktifitas fisik secara umum. Penelitian yang mencoba
mengidentifikasi akibat ketidakaktifan fisik secara khusus terhadap kebugaran
tubuh masih terbatas. Hingga saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang
mengidentifikasi akibat ketidakaktifan fisik secara khusus terhadap kebugaran
tubuh. Maka dari itu perlu dilakukan lebih banyak lagi penelitian mengenai
dampak apa saja yang terkait secara spesifik dengan ketidakaktifan fisik.
Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui manfaat kesehatan dari aktifitas
fisik pada para mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja pengaruh aktifitas fisik terhadap kebugaran fisik pada para
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 TujuanUmum
Mengidentifikasi hubungan aktifitas fisik terhadap kebugaran fisiik
para mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui karakteristik sosio demografi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
1.3.2.2 Mengidentifikasi hubungan aktifitas fisik terhadap
kebugaran fisik para mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
3

1.3.2.3 Menganalisis hubungan aktifitas fisik terhadap kebugaran


fisik para mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan landasan
teori untuk mengidentifikasi hubungan aktifitas fisik terhadap kebugaran
fisik para mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk masyarakat, diharapkan dapat digunakan dalam
mengidentifikasi hubungan aktifitas fisik terhadap kebugaran fisik para
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai