PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Wand dan Brown, "evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu" Selain itu, Rasyid dan Mansur
(2008: 3) mendefinisikan evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk
mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Dengan evaluasi, guru akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa. Yang lebih penting lagi, hasil
evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan
mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik. Jadi, evaluasi memberikan
informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Guru sebagai evaluator hendaknya mengetahui dan memahami hakikat
teknik-teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam mengukur dan menilai hasil
belajar. Karena melalui mengukur, seorang guru akan memperoleh data kuantitatif
terhadap hasil belajar siswa. Hasil tersebut dapat diketahui melalui angka-angka
yang diperoleh dalam pengukuran masing-masing siswa dengan berpatokan pada
suatu ukuran. Selain itu, juga dapat dilakukan melalui sebuah penilaian, yaitu
siswa dinilai berdasarkan angka-angka yang diperolehnya; bersifat kualitatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut.
C. Tujuan
Dalam tujuan penulisan makalah ini diharapkan dapat mengetahui dan
memahami:
1. prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar;
2. ciri-ciri evaluasi hasil belajar;
3. ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik sebagai obyek
evaluasi hasil belajar;
4. langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar; dan
5. teknik-teknik evaluasi hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah suatu proses menentukan nilai
prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program
pengajaran disamping tujuan intruksional dan materi serta metode
pengajaran yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu, perencanaan
evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan
pengajaran sehingga dapat di sesuaikan secara harmonis dengan tujuan
intruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA ( Cara
Belajar Siswa aktif ) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif,
untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan
belajar-mengajar yang di jalaninya secara aktif.
Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus
berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah di sajikan dan sesuai
dengan ranah kemampuan yang hendak di ukur.
Pedagogih
Di tinjau dari segi pedagogih, evaluasi merupakan terapan sebagai
upaya perbaikan sikap dan tingkah laku. Evaluasi dan hasilnya hendaknya
dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
Akuntabilitas
Merupakan laporan pertanggungjawaban keberhasilan program
pengajaran yang perlu disampaikan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan di dalam pendidikan. Seperti lembaga pendidikan.
a. Ranah Kognitif
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat
kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama,
istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya.
Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi
uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-
metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-
bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan
di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan
faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat
lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan
dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur
secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang
sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada
jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari
jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis
karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana
telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam
ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi
disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide,
misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik
sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
b. Ranah afektif
minat,
konsep diri,
nilai
sikap
dan moral
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari
hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar
afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan berperilaku). Hasi belajar kognitif dan hasil belajar
afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik
telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif
dengan materi kedisiplinan menurut agama Islam sebagaimana
telah dikemukakan pada pembiraan terdahulu
2. Pengumpulan data
3. Persifikasi data
4. Pengolahan data
5. Penafsiran data
Langkaah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari
data yang telah diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang
overstatement maupun penafsiran understatement.
Istilah teknik dapat juga diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah
teknik evaluasi hasil belajar terkandung arti alat–alat (yang digunakan
dalam rangka melakukan) evaluasi hasil belajar.
Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil
belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah cara yang
digunakan oleh guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar.
1. Pengertian Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau
sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku
atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang
dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan
(Nurkancana dan Sunartana, 1990: 34).
Maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara, prosedur,
atau alat yang sistematis dan objektif untuk mengevaluasi tingkah laku
(kognitif, afektif, dan psikomotor) siswa atau sekelompok siswa
berdasarkan nilai standar yang telah ditetapkan.
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar,
tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:
untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat
materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan
tertentu
untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam
kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan
pembelajaran tertentu.
2. Bentuk Tes
Tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai
berikut.
a. Tes Lisan ( Oral Test )
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut jawaban dari
peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan
mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan
pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Tes lisan dapat digunakan
untuk mengetahui taraf peserta didik untuk masalah yang berkaitan
dengan kognitif, yaitu pengetahuan dan pemahaman. Tes lisan dapat
berupa individual dan kelompok. Tes individual, yaitu suatu tes yang
diberikan kepada seorang siswa, sedangkan tes kelompok, yaitu suatu
tes yang diberikan kepada sekolompok siswa
1. Wawancara
Wawancara suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang
hendak digali.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa
kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi
menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner
langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang
diminta jawabannya. Sedangkan kuesioner tidak langsung dijawab
oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si
penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban
adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak,
tetangga atau anggota keluarganya.
3. Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai sikap, minat, perhatian,
dan sebagainya, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai
oleh responden dan hasilnya dalam bentung rentangan nilai sesuai
dengan kriteria yang ditentukan.
4. Observasi
Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengukur
tingkah laku siswa atau sekelompok siswa. Melalui pengamatan dapat
diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang
dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses
kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh
dari kegiatannya.
Ada tiga jenis observasi, yaitu (a) observasi langsung, (b) observasi
dengan alat (tidak langsung), dan (c) observasi partisipasi. Observasi
langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau
proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung
diamati oleh pengamat. Observasi tidak langsung adalah pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan alat pengamatan. Observasi
partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan melibatkan diri
dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang
diamati.
5. Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk memperoleh data mengenai
pribadi siswa secara mendalam dalam kurun waktu tertentu. data yang
dikumpulkan merupakan kasus yang dialami oleh siswa. Pada
umumnya kasus-kasus yang menjadi permasalahan, yaitu kegagalan
belajar, tidak dapat menyesuaikan diri, gangguan emosional, frustasi,
dan sering membolos serta kelainan-kelainan perilaku siswa. Data
hasil penilaian melalui alat-alat penilaian tersebut sangat bermanfaat,
baik bagi guru maupun bagi siswa, dalam upaya memperbaiki proses
dan hasil belajar-mengajar di sekolah.
6. Sosiometri
Sosiometri digunakan untuk memperoleh data mengenai hubungan
sosial siswa di kelasnya atau dalam kelompoknya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
\
DAFTAR PUSTAKA