PENDAHULUAN
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan
karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang
biasa. Sifatnya stabil dan dapat diprediksi. Kepribadian tiap individu
mempengaruhi tingkah laku dan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Kepribadian menurut Lukas Mangindaan bersifat stabil dan dapat
diprediksi. Namun, ada kalanya kepribadian yang mulanya stabil dapat bersifat
labil dan terganggu yang mengakibatkan distress dan disabilitas.1
1
Pada seorang individu dengan tindakan kriminal, penyalahgunaan zat,
pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, perceraian, problem pemeliharaan anak,
sering datang ke klinik gawat darurat. Terkadang gangguan kepribadian berkaitan
dengan gangguan jiwa yang lain antara depresi, panik, dll.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
perempuan, seringkali ditemukan pada anak yang tertua. Banyak juga ditemukan
dalam keluarga derajat pertama. Seringkali dilatarbelakangi oleh pendidikan yang
berdisiplin keras semasa kecil. Teori Freud bahwa gangguan ini timbul karena
kesulitan semasa fase anal (umumnya sekitar usia 2 tahun) tidak terbukti oleh
banyak penelitian. Pada beberapa kasus dapat timbul gangguan obsesif -
kompulsif. Mereka sering berprestasi baik bila pekerjaannya bersifat metodologik
deduktif atau yang rinci, akan tetapi bila terjadi perubahan mendadak, ia sangat
3
rentan. Kehidupan pribadinya seringkali gersang, dapat timbul gangguan depresi
menjelang usia tua.1
2.1.3 Etiologi
1. Faktor Genetika
4
2. Faktor Temperamental
3. Faktor Biologis
a. Hormon
b. Neurotransmitter
c. Elektrofisiologi
4. Faktor Psikoanalitik
fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium
anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat
5
2.1.4 Diagnosis
1. Anamnesis
5. manifestasi diatas selalu muncul pada kanak – kanak atau remaja dan
berlangsung hingga usia dewasa;
6
6. gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi (personal distress) yang
cukup berarti, tetapi baru menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut;
7
1. Sibuk dengan rincian, peraturan, daftar, urutan organisasi, atau jadwal
sejauh bahwa poin utama dan aktivitas ini hilang.
2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas
(misalnya, tidak dapat menyelesaikan proyek karena standar yang
terlalu ketat kepada dirinya sendiri yang tidak dapat dipenuhi).
3. Kerja secara berlebihan yang ditujukan untuk produktivitas dengan
mengesampingkan kegiatan rekreasi dan persahabatan (tidak
diperhitungkan oleh kebutuhan ekonomi yang jelas)
4. Terlalu teliti, cermat, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas,
etika, atau nilai-nilai (tidak diperhitungkan oleh identifikasi budaya
atau agama)
5. Tidak dapat membuang benda yang sudah usang atau benda tak
berharga bahkan ketika mereka tidak memiliki nilai yang sentimental
6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang
lain kecuali mereka tunduk persis kepada dirinya caranya dalam
melakukan sesuatu
7. Mengadopsi gaya belanja kikir baik terhadap diri dan orang lain, uang
dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana di masa
depan
8. Menunjukkan kekakuan dan keras kepala
a. Gangguan Obsesif-kompulsif
8
Obsesi adalah aktifitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang
berulang dan intrusif. Kompulsi adalah pola perilaku tertentu yang berulang dan
disadari seperti menghitung, memeriksa, dan menghindar. Tindakan kompulsi
merupakan usaha untuk meredakan kecemasan yang berhubungan dengan obsesi
dan kompulsi tidak beralasan sehingga bersifat egodistonik.1
1. Kontaminasi
Pola yang paling sering adalah obsesi tentang kontaminasi, yang diikuti
oleh perilaku mencuci dan membersihkan atau menghindari objek yang dicurigai
terkontaminasi.
Pola kedua yang sering terjadi adalah obsesi tentang ragu-ragu yang
diikuti dengan perilaku kompulsi mengecek/memeriksa. Tema obsesi tentang
9
situasi berbahaya atau kekerasan (seperti lupa mematikan kompor atau tidak
mengunci pintu rumah).
Pola yang jarang adalah pikiran yang intrusif tidak disertai kompulsi,
biasanya pikiran berulang tentang seksual atau tindakan yang bersifat agresif.
4. Simetri
2.1.6 Penatalaksanaan
a. farmakoterapi
- Efek samping obat anti obsesif kompulsif, sama seperti obat Antidepresi
trisiklik,
10
- Efek anti-histaminergik (sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun, dll)
b. Terapi Non-Farmakologi
11
2.1.7 Prognosis
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14