Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Perilaku Kekerasan

B. Proses Terjadinya Masalahnya


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995 dalam
Fitria, 2012). Sedangkan (Yosep, 2013) berpendapat Perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah
berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak
terkontrol.
2. Tanda dan Gejala
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
f. Memukul jika tidak senang
3. Rentang Respon
Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal
adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut :
(Keliat, 1997, dalam Fitria, 2012).
a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan
orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk
mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama
dari orang lain
e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.
4. Penyebab
a. Factor predisposisi
1) Psikologis
a) Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi sampai
timbul agresif atau amuk.
b) Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak,
dihina, dianiaya atau saksi penganiayaan.
2) Perilaku
a) Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan.
b) Sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah sehingga
menstimulus individu mengadopsi PK.
3) Sosial budaya
a) Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif-agresif).
b) Kontrol sosial yang tidak pasti terhadap PK yang akan menciptakan
seolah- olah PK diterima (Permisive).
4) Bioneurologis
Adanya kerusakan system limbik, lobus fronta (temporal) dan ketidak
seimbangan neurotransmiter berperan terjadinya PK.
b. Faktor presipitasi
1) Klien
a) Kelemahan fisik atau penyakit fisik.
b) Keputusasaan.
c) Ketidakberdayaan.
d) Percaya diri yang kurang.
2) Lingkungan
a) Situasi lingkungan yang ribut dan padat.
b) Kritikan yang mengarah pada penghinaan.
c) Kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan.
3) Interaksi dengan orang lain
Interaksi sosial yang provokatif dan konflik.
5. Sumber Koping
Menurut Stearen kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu
yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya
harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
a. Frustasi, sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai
tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi.
Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa
frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan
sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
b. Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan
yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya
individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani
bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.Kebutuhan
akan status dan prestise ; Manusia pada umumnya mempunyai keinginan
untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya.
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang biasa digunakan adalah:
a. Sublimasi, yaitu melampiaskan masalah pada objek lain.
b. Proyeksi, yaitu menyatakan orang lain mengenal kesukaan/
keinginan tidak baik.
c. Represif, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan dengan melebihkan sikap/ perilaku yang
berlawanan.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan dengan melebihkan sikap perilaku yang berlawanan.
e. Displecement, yaitu melepaskan perasaan tertekan dengan
bermusuhan pada objek yang berbahaya.

C. Pohon Masalah
Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain, Lingkungan

Perilaku Kekerasan

Gangguan Konsep Diri: HDR

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


Perilaku kekerasan

E. Data yang Perlu Dikaji


Data subjektif : Mengancam, mengupat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan
nada keras, kasar.

Data objektif : Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat, klien sering memaksakan kehendak: merampas
makanan, memukul jika tidak senang.
F. Diagnosis Keperawatan
Perilaku kekerasan

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tindakan keperawatan untuk klien
Tujuan:
a) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
c) Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang
pernah dilakukannya.
d) Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya.
e) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
f) Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, sosial dan
dengan terapi psikofarmaka.
Tindakan:
a) Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan petugas.
Tindakan yang harus perawat lakukan adalah mengucapkan salam terpeutik,
berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi serta membuat kontrak topik,
waktu dan tempat setiap kali bertemu klien.
b) Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di masa
lalu dan saat ini.
c) Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
d) Diskusikan bersama klien mengnai tanda dan gejala kekerasan, baik
kekerasan fisik, psikologis, sosial, spiritual maupun intelektual.
e) Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang bisa dilakukan pada
saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
f) Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan
baik secara fisik (pukul kasur atau bantal serta tarik nafas dalam), obat-
obatan, sosial atau verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya secara
asertif), ataupun spiritual.
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan : Keluarga dapat merawat klien di rumah.
Tindakan :
a) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan meliputi penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul, serta akibat dari perilaku tersebut.
b) Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan.
1) Anjurkan keluarga untuk selalu memotifikasi klien agar
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila anggota
keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut dengan tepat.
3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila klien
menunjukan gejala-gejala perilaku kekerasan.
c) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi klien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul orang
lain.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

I. Masalah
Perilaku kekerasan

II. Pertemuan : ke – 1 ( pertama )


A. Proses keperawatan
1. Kondisi
Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat,
klien sering memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.
2. Diagnosis
Perilaku kekerasan
3. Strategi pelaksanaan

Diagnosa Klien Keluarga

Perilaku SP I SP I
kekerasan 1. Mengidentifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah
2. Mengidentifikasi tanda gejala PK yang dirasakan keluarga
3. Mengidentifikasi akibat PK dalam merawat klien
4. Menyebutkan cara mengontrol PK dengan PK
5. Membantuklien mempraktekkan 2. Menjelaskan pengertian
latihan cara mengontrol fisik I (tarik PK, tanda gejala, serta
nafas dalam) proses terjadi nya PK
6. Menganjurkan klien memasukan 3. Menjelaskan cara merawat
dalam kegiatan harian klien dengan PK
SP II SP II
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga
harian klien mempraktekkan cara
2. Melatih klien mengontrol PK merawat klien dengan PK
dengan cara fisik II (pukul kasur 2. Melatih
dan bantal) keluarga melakukan cara
3. Menganjurkan klien untuk merawat langsung kepada
memasukan dalam buku kegiatan klien PK
harian
SP III SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu
harian klien keluarga membuat
2. Melatih klien mengontrol PK jadwal aktifitas dirumah
dengan cara verbal (menolak dan termasuk minum obat
meminta dengan baik, 2. Menjelaskan follow up
mengungkapkan perasaan dengan klien setelah pulang
baik)
3. Menganjurkan klien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
SP IV
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK
dengan cara spiritual (sholat dan
berdoa)
3. Menganjurkan klien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
SP V
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
2. Menjelaskan cara mengontrol PK
dengan cara patuh minum obat
(latih klien minum obat secara
teratur dengan prinsip lima benar:
benar nama, benar obat, benar
waktu, benar dosis dan benar cara
serta menjelaskan akibat
berhenti minum obat)
3. Menganjurkan klien untuk
memasukan dalam kegiatan harian

B. Evaluasi objektif

SP I

a. Mengidentifikasi penyebab PK
b. Mengidentifikasi tanda gejala PK
c. Mengidentifikasi akibat PK
d. Menyebutkan cara mengontrol PK
e. Membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I (tarik nafas
dalam)
f. Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian

C. Rencana Tindak Lanjut

SP II

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik II (pukul kasur dan bantal)
c. Menganjurkan klien untuk memasukan dalam buku kegiatan harian

D. Kontrak

1. Topic : Melanjutkan rencana tindak lanjut SP II perilaku kekerasan


2. Tempat : Didalam ruang yang telah disepakati
3. Waktu : Dari Jam 08.00 – 14.00 wita

Anda mungkin juga menyukai